You are on page 1of 12

SASBEL

L.I. 1 MM Sistem Vaskular Jaringan

L.O. 1.1 Definisi Kapiler Darah

(Kamus Kedokteran Dorland. Hal, 181. Jakarta : EGC)

Kapiler adalah setiap pembuluh halus yang menghubungkan arteriol dan venul,
dindingnya berfungsi sebagai membran semipermeabel untuk pertukaran berbagai
substansi antara darah dan cairan jaringan.

L.O.1.2 Struktur

( Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Lauralee Sherwood. Hal, 385. Jakarta : EGC,
Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Evelyn C. Pearce. Hal, 145-146. Jakarta :
PT. Gramedia, Mengungkapkan Pengobatan Penyakit Jantung Koroner. Prof.Dr. Peter
Kabo. Hal, 22. Jakarta : PT. Gramedia, Buku Ajar Biologi Reproduksi dan
Perkembangan. Rika Andriyani dkk. Hal, 96. Jakarta : deepublish)

Kapiler, tempat pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan, bercabang-
cabang secara ekstensif untuk membawa darah agar dapat dijangkau oleh setiap sel.
Dinding kapiler sangat tipis (ketebalan 1𝜇m) dan hanya terdiri dari satu lapisan sel
endotel gepeng. Sel endotel ditopang oleh membran basal yang tipis. Materi yang
memasuki atau meninggalkan kapiler berdifusi secara bebas melewati membran basal.
Kapiler juga memiliki pori tempat materi yang terlarut air dapat melewatinya. Ukuran
dan jumlah pori kapiler bervariasi, bergantung pada jaringannya. Karena diameter
kapiler sangat sempit (diameter 7 𝜇m) sehingga sel darah merah harus melalui
pembuluh kapiler satu per satu. Oleh karena itu, isi sel plasma dapat berkontak
langsung dengan bagian dalam dinding kapiler atau hanya terpisah oleh jarak difusi
yang pendek.

Struktur arteriol, setiap pembuluh arteri terdiri dari tiga lapisan :

1. Lapisan adventisia : lapisan paling luar dari pembuluh arteri. Lapisan ini
terutama terdiri dari jaringan ikat dan berfungsi sebagai penunjang.
2. Lapisan media : lapisan tengah ini terdiri dari otot polos berfungsi
mengadakan kontraksi dan relaksasi. Kontraksi otot polos arteri menyebabkan
penyempitan lumen pembuluh darah, meningkatkan resistensi terhadap aliran
darah dan peningkatan tekanan darah. Sebaliknya relaksasi otot polos arteri
menurunkan resistensi dan menurunkan tekanan darah.
3. Lapisan intima (terdiri dari susunan sel endotel) : endotel merupakan deretan
sel-sel yang melapisi permukaan dalam dari lumen pembuluh darah. Endotel
juga merupakan komponen yang membentuk pembuluh paling kecil yang
disebut kapiler.

Struktur venula. Vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan
tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastik
daripada arteri. Oleh karena darah pada anggota gerak berjalan melawan gaya berat,
maka vena mempunyai katup yang disusun sedemikian sehingga darah dapat mengalir
ke jantung tanpa jatuh kembali ke arah sebaliknya. Katupnya berbentuk lipatan
setengah bulan terbuat atas lapisan dalam vena yaitu, endotelium, yang diperkuat oleh
sedikit jaringan fibrus. Lipatan-lipatan itu satu sama lain berhadapan; pinggiran yang
bebas menghadap ke arah darah mengalir. Bila vena mengembang karena penuh
dengan darah maka vena itu seolah-olah diikat di beberapa tempat.

Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih
banyak katup. Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler
darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai
jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam
jaringan berbagai organ.

L.O.1.3 Fungsi

Fungsi kapiler :

 Menghubungkan arteriol dan venul


 Pertukaran oksigen dan karbon dioksida, nutrien,dan cairan antara darah dan cairan
jaringan di sekeliling sel
 Alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena
 Tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan cairan jaringan
 Mengambil hasil-hasil dari kelenjar
 Menyerap zat makanan yang terdapat di usus
 Menyaring darah yang terdapat di ginjal

L.O.1.4 Mekanisme
(Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Lauralee Sherwood. Hal, 389-391. Jakarta :
EGC)

 Difusi melalui membran kapiler


Sebagian besar dinding kapiler tidak memiliki sistem transpor yang diperantarai oleh
pembawa, zat-zat terlarut menyebrang terutama dengan difusi menuruni gradien
konsentrasinya. Komposisi kimiawi darah arteri diatur secara cermat untuk
mempertahankan konsentrasi tiap-tiap zat terlarut di tingkat yang akan mendorong
perpindahan tiap-tiap zat terlarut dalam arah yang benar menembus dinding kapiler.
Karena dinding kapiler tidak membatasi lewatnya semua konstituen kecuali protein
plasma, tingkat pertukaran tiap-tiap zat terlarut secara independen ditentukan oleh
besar gradien konsentrasi antara darah dan sel di sekitarnya.
 Bulk flow
Cara kedua pertukaran menembus dinding kapiler adalah dengan bulk flow.
Sebenarnya terjadi filtrasi suatu volume plasma bebas protein keluar kapiler, yang
kemudian bercampur dengan cairan interstisum, dan kemudian direabsorpsi. Proses
ini disebut bulk flow karena berbagai konstituen cairan cair dan semua terlarut
berpindah bersama-sama, atau sebagai suatu kesatuan, berbeda dari difusi diskret
masing-masing zat terlarut menuruni gradien konsentrasi. Dinding kapiler berfungsu
sebagai penyaring, dengan cairan mengalir melalui pori berisi air. Ketika tekanan di
dalam kapiler melebihi tekanan di luar, cairan terdorong keluar melalui pori dalam
suatu proses yang dikenal sebagai ultrafiltrasi. Sebagian protein plasma tertahan di
bagian dalam selama proses ini karena efek filtrasi pori, meskipun beberapa tetap
lolos. Karena semua konstituen lain dalam plasma terseret bersama-sama sehingga
satu kesatuan dengan volume cairan yang meninggalkan kapiler, filtrat pada
hakikatnya adalah suatu plasma bebas protein. Ketika tekanan yang mengalir ke
dalam melebihi tekanan keluar, terjadi perpindahan netto cairan masuk dari cairan
interstisium ke dalam kapiler melalui pori, suatu proses yang dikenal sebagai
reabsorpsi.

L.O.1.5 Faktor yang mempengaruhi


(Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Lauralee Sherwood. Hal, 390. Jakarta : EGC)

Gaya yang mempengaruhi Bulk Flow


Bulk flow terjadi karena perbedaan tekanan hidrostatik dan osmotik koloid antara
plasma dan cairan interstisium. Empat gaya mempengaruhi perpindahan cairan
melewati dinding kapiler.
1. Tekanan darah kapiler adalah tekanan cairan atau hidrostatik yang dihasilkan oleh
darah pada bagian dalam dinding kapiler. Tekanan ini cenderung mendorong cairan
keluar dari kapiler ke dalam cairan interstisium.
2. Tekanan osmotik koloid plasma, juga dikenal sebagai tekanan onkotik, adalah gaya
yang disebabkan oleh dispersi koloidal protein-protein plasma; tekanan ini
mendorong perpindahan cairan ke dalam kapiler. Karena protein plasma tetap berada
di plasma dan tidak masuk ke cairan interstisium, terbentuk perbedaan konsentrasi
protein antara plasma dan cairan interstisium. Karenanya, juga terjadi perbedaan
konsentrasi air antara kedua bagian ini. Plasma memiliki konsentrasi protein yang
lebih tiggi dan konsentrasi air yang lebih rendah daripada cairan interstisium.
Perbedaan ini menimbulkan efek osmotik yang cenderung memindahkan air dari
daerah dengan konsentrasi air tinggi di cairan interstisium ke daerah dengan
konsentrasi air rendah di plasma. Konstituen-konstituen plasma lainnya tidak
memiliki efek osmotik karena mudah menembus dinding kapiler sehingga konsentrasi
mereka di plasma dan cairan interstisium setara.
3. Tekanan hidrostatik cairan interstisium adalah tekanan cairan yang terjadi pada
bagian luar dinding kapiler oleh cairan interstisium. Tekanan ini cenderung
mendorong cairan masuk ke dalam kapiler.
4. Tekanan koloid cairan interstisium adalah gaya lain yang secara normal tidak
berperan signifikan dalam bulk flow. Sebagian kecil protein plasma yang bocor
menembus dinding kapiler ke dalam cairan interstisium normalnya dikembalikan ke
darah melalui sistem limfe. Karena itu, konsentrasi protein di cairan interstisium
sangat rendah, dan tekanan osmotik koloid cairan interstisium mendekati nol.
Karena itu, dua tekanan yang cenderung mendorong cairan keluar kapiler mendorong
cairan keluar kapiler adalah tekanan darah kapiler dan tekanan osmotik koloid cairan
interstisium.

L.I. 2 MM Aspek Fisiologi dan Biokimia dari Kelebihan Cairan

L.O. 2.1 Metabolisme Cairan di dalam Tubuh

(Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa. Hal, 32. Jakarta : Badan


Penerbit FKUI)

Jumlah cairan tubuh total kurang lebih 55-60% dari BB dan persentase ini
berhubungan dengan jumlah lemak dalam tubuh, jenis kelamin dan umur. Di dalam
tubuh, air terdapat dalam dua kompartemen besar, yaitu intrasel dan ekstrasel.

Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Volume cairan
intrasel lebih kurang 33% BB atau 60% dari jumlah air tubuh total; merupakan air
yang terdapat di dalam sel. Kandungan air di intrasel lebih banyak dibandingkan di
ekstrasel. Sedangkan cairan ekstrasel adalah cairan yang terdapat di luar sel tubuh.
Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisium (cairan antar sel), cairan intravaskular
(berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian dari plasma darah) dan cairan
trans-sel (berada dalam rongga-rongga khusus).

L.O. 2.2 Faktor yang mempengaruhi metabolisme cairan

(Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa. Hal, 39-44. Jakarta : Badan


Penerbit FKUI)

Faktor yang mempengaruhi metabolisme cairan diantaranya :

 Solut (Zat terlarut)


Terdapat dua jenis solut, yaitu solut permeabel dan impermeabel.
Solut impermeabel adalah solut di dalam tubuh yang bersifat inefektif dalam
mempertahankan tekanan osmosis. Solut permeabel bebas melintasi seluruh membran
sel, namun tidak efektif memengaruhi tekanan osmotik dan tidak menyebabkan
perpindahan air. Solut permeabel mudah melintasi membran sel, menyebar pada
seluruh cairan tubuh, tidak mempunyai kontribusi pada tonisitas, pada pergerakan air
sel, hanya mempunyai kontribusi pada osmolalitas tetapi tidak berpengaruh terhadap
tekanan osmotik. Solut impermeabel adalah zat terlarut atau solut di dalam tubuh
yang bersifat efektif, tidak bebas melintas membran sel, namun efektif memengaruhi
tekanan osmotik dan dapat menyebabkan perpindahan air.
 Osmolalitas
Osmolalitas adalah jumlah solut permeabel dan impermeabel.
 Tonisitas
Tonisitas atau osmolalitas plasma efektif adalah jumlah konsentrasi solut
impermeabel. Tonisitas atau disebut juga sebagai osmolalitas plasma efektif adalah
kemampuan solut menghasilkan tekanan osmotik yang menyebabkan pergerakan air
dari satu kompartemen ke kompartemen lain.

L.O. 2.3 HubunganTekanan Hidrostatik dan Tekanan Koloid Plasma


(Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa. Hal, 44-45. Jakarta : Badan
Penerbit FKUI)

Pergerakan cairan antara kapiler dan jaringan tubuh terutama ditentukan oleh tekanan
hidrostatik dan osmotik koloid plasma (onkotik). Tekanan onkotik relatif stabil
25mmHg. Filtrasi cairan di awal kapiler disebabkan oleh tekanan hidrostatik yang
melebihi tekanan onkotik. Air di dorong dari plasma ke dalam cairan interstisium
sehingga terjadi filtrasi secara terus menerus dari kapiler ke interstisium. Sebagian
besar cairan yang difiltrasi di kapiler bagian proksimal kembali ke darah di kapiler
bagian distal karena tarikan tekanan onkotik. Cairan yang tertinggal, yang akan
disalurkan melalui saluran limfe. Protein di dalam darah memberikan tekanan osmotik
koloid yang menarik air ke dalam kapiler, melawan tekanan filtrasi. Filtrasi cairan di
kapiler bagian proksimal disebabkan tekanan filtrasi atau tekanan hidrostatik yang
melebihi tekanan onkotik.

Tekanan hidrostatik

(Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Lauralee Sherwood. Hal, 390. Jakarta : EGC)

Tekanan hidrostatik cairan adalah tekanan cairan yang terjadi pada bagian luar
dinding kapiler oleh cairan interstisium. Tekanan ini cenderung mendorong cairan
masuk ke dalam kapiler.

Tekanan osmotik

(Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Guyton and Hall. Hal, 196-197. Jakarta : EGC)

Tekanan osmotik koloid plasma

Protein dalam plasma menyebabkan tekanan osmotik koloid. Karena protein


merupakan satu-satunya bahan terlarut dalam plasma dan cairan interstisium yang
tidak dapat melalui melalui pori-pori kapiler dengan mudah, protein plasma dan
protein cairan interstisium bertanggung jawab atas terbentuknya tekanan osmotik
pada kedua sisi membran kapiler.

Tekanan osmotik koloid cairan interstisium

Walaupun ukuran pori-pori kapiler yang biasa lebih kecil daripada ukuran molekul
protein plasma, hal ini tidak berlaku untuk semua pori-pori. Oleh karena itu, sejumlah
kecil protein plasma besar melalui pori-pori masuk ke dalam ruang interstisium.
Konsentrasi protein rata-rata dalam cairan interstisium biasanya hanya 40% dari yang
terdapat dalam plasma.

L.I.3 MM Gangguan Akibat Kelebihan Cairan Tubuh (Edema dan Asites)

L.O. 3.1 Edema

3.1.1 Definisi

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Aru W. Sudoyo dkk. Hal, 2061. Jakarta : Interna
Publisher)

Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan di antara sel-sel tubuh


atau di dalam berbagai rongga tubuh, keadaan ini sering dijumpai pada praktik klinik
sehari-hari yang terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan faktor-faktor yang
mengontrol perpindahan cairan tubuh, antara lain gangguan hemodinamik sistem
kapiler yang menyebabkan retensi natrium dan air, penyakit ginjal serta berpindahnya
air dari intravaskular ke interstitium.

3.1.2 Penyebab

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Aru W. Sudoyo dkk. Hal, 2062. Jakarta : Interna
Publisher dan Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa. Hal, 116.
Jakarta : Badan Penerbit FKUI)

Akumulasi cairan di jaringan interstisium dapat dideteksi secara klinis sebagai


suatu pembengkakan. Tergantung penyebabnya, pembengkakan akibat akumulasi
cairan ini disertai atau tanpa terjadi penurunan volume intravaskular (sirkulasi).
Penyebabnya antara lain adalah kegagalan jantung dalam menjalankan fungsinya,
kegagalan ginjal dalam menjalankan fungsi ekskresi, kegagalan atau kelainan sistem
pembuluh limfatik, dan gangguan permeabilitas kapiler (syok luka bakar, dengue
shock syndrome) dan hipoproteinemia berat yang menyebabkan gangguan tekanan
osmotik koloid.

Penyebab umum edema :

1. Penurunan tekanan osmotik


- sindrom nefrotik
- sirosis hepatis
- malnutrisi
2. Peningkatan permeabilitas vaskular terhadap protein
- angioneurotik edema
3. Peningkatan tekanan hidrostatik
- gagal jantung kongestif
- sirosis hepatis
4. Obstruksi aliran limfe
- gagal jantung kongestif
5. Retensi air dan natrium
- gagal ginjal
- sindrom nefrotik

3.1.3 Jenis

Edema terbagi atas :

 Edema lokal (hanya terbatas pada organ tertentu). Misalnya pada edema yang terjadi
pada ekstremitas (unilateral), pada vena atau pembuluh darah limfe, ekstremitas
(bilateral), biasanya pada ekstremitas bawah, muka (facial edema), asites (cairan di
rongga peritoneal), hidrotoraks (cairan di rongga pleura).
 Edema generalisata (terjadi pada seluruh tubuh). Misalnya gagal jantung, sirosis
hepatis, gangguan ekskresi, gangguan nefrotik, malnutrisi.
 Edema ekstrasel yaitu, kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisium
dengan melintasi dan kapiler dan kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan
interstisium ke dalam darah.
 Edema intrasel, yaitu depresi sistem metabolik jaringan dan tidak adanya nutrisi sel
yang adekuat.

3.1.4 Manifestasi Klinis

(http://www.pdrhealth.com/diseases/swelling/symptoms.website:http://www.pdrhealt
h.com. Swelling symptoms. Diakses :20 februari 2016 12:30,
http://www.webmd.com/brain/brain-swelling-brain-edema-intracranial-
pressure?page=3. website : http://www.webmd.com. Brain swelling. Diakses : 20
februari 2016 12:45, http://www.medicalnewstoday.com/articles/167533.php.
website: http://www.medicalnewstoday.com . Pulmonary Edema: Causes, Symptoms
and Treatment. Diakses: 20 februari 2016 12:49)
Gejala edema bergantung pada lokasi pembengkakan. Untuk sebagian besar jenis
edema , cairan menumpuk di bawah kulit menyebabkan pembengkakan dan membuat
daerah atasnya meregang.

Gejala edema pada tangan dan kaki :


- Tangan dan kaki terasa berat
- Timbul bengkak
- Ketika bagian yang bengkak ditekan maka timbul lekukan
- Kulit terasa meregang
- Sulit bergerak dan fleksibilitas berkurang
- Nyeri di bagian yang bengkak

Gejala edema pada otak :


- Sakit kepala
- Nyeri dan kaku pada bagian leher
- Mual dan muntah
- Penglihatan berkurang
- Lupa ingatan
- Kesulitan berjalan
- Pingsan
- Kejang
- Hilang kesadaran

Gejala edema paru-paru :


- Kesulitan bernapas
- Batuk
- Keringat berlebih
- Gelisah
- Pucat
- Keluarnya sputum

3.1.5 Pemeriksaan

Pemeriksaan Fisis
Inspeksi : pemeriksaan dilakukan dengan melihat pada daerah edema
Palpasi: menekan dengan ibu jari bagian yang bengkak dan di amati waktu
pengembaliannya (pitting non pitting)

Derajat I : kedalamannya 1- 3 mm dengan waktu kembali 3 detik


Derajat I I : kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik
Derajat III : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik
Derajat IV : kedalamannya 7 mm dengan waktu kembali 7 detik

Pemeriksaan Penunjang :
Kadar kalium serum, EKG, rontgen toraks

3.1.6 Patofisiologi
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Aru W. Sudoyo dkk. Hal, 2062. Jakarta : Interna
Publisher)

Edema terjadi pada kondisi di mana terjadi peningkatan tekanan hidrostatik kapiler,
peningkatan permeabilitas kapiler atau peningkatan tekanan osmotik interstitial, atau
penurunan tekanan osmotik plasma. Ginjal mempunyai peran sentral dalam
mempertahankan homeostasis cairan tubuh dengan kontrol volume cairan
ekstraseluler melalui pengaturan ekskresi natrium dan air. Hormon antidiuretik
disekresikan sebagai respons terhadap perubahan dalam volume darah, tonisitas dan
tekanan darah untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.

Konsep Volume Darah Arteri Efektif (VDAE) merupakan hal penting dalam
memahami mengapa ginjal menahan natrium dan air. VDAE didefinisakn sebagai
volume darah arteri yang adekuat untuk mengisi keseluruhan kapasitas pembuluh
darah arteri. VDAE yang normal terjadi pada kondisi di mana rasio curah jantung
terhadap resistensi pembuluh darah perifer seimbang. VDAE dapat berkurang pada
kondisi terjadi pengurangan volume darah arteri (perdarahan, dehidrasi), penurunan
curah jantung, atau peningkatan pembuluh darah arteri sehingga VDAE dapat
berkurang dalam keadaan volume darah aktual yang rendah, normal atau tinggi. Pada
orang normal, pembebanan natrium akan meningkatkan volume ekstraseluler dan
VDAE yang secara cepat merangsang natriuresis untuk memulihkan volume tubuh
normal. Jika VDAE berkurang maka ginjal akan memicu retensi natrium dan air.

3.1.7 Penanganan

(Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa. Hal, 133. Jakarta : Badan


Penerbit FKUI)

Penanggulangan edema yang dilakukan meliputi : (1) memperbaiki penyakit


dasar bila mungkin, (2) mengurangi asupan natrium untuk meminimalisasi retensi air,
(3) pemberian diuretik.

Prinsip Terapi Edema :

1. Penanganan penyakit yang mendasari


2. Mengurangi asupan natrium dan air, baik dari diet maupun intravena
3. Meningkatkan pengeluaran natrium dan air
4. Hindari faktor yang memperburuk penyakit dasar

3.1.7 Laboratorium

-
L.O.3.2 Asites

3.2.1 Definisi

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Aru W. Sudoyo dkk. Hal, 1986. Jakarta : Interna
Publisher dan Kamus Saku Kedokteran Dorland. Hal, 112. Jakarta : EGC)

 Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritoneum.


 Asites adalah efusi dan pengumpulan cairan serosa di rongga abdomen

3.2.2 Penyebab
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Aru W. Sudoyo dkk. Hal, 1986. Jakarta : Interna
Publisher)

Asites dapat disebabkan oleh banyak penyakit. Pada dasarnya penimbunan cairan di
rongga peritoneum dapat terjadi melalui dua mekanisme dasar yakni transudasi dan
eksudasi. Asites yang ada hubungannya dengan sirosis hati dan hipertensi porta
adalah salah satu contoh penimbunan cairan di rongga peritoneum yang terjadi
melalui mekanisme transudasi.

Menurut teori underfilling asites dimulai dari volume cairan plasma yang menurun
akibat hipertensi porta dan hipoalbuminemia. Hipertensi porta akan meningkatkan
tekanan hidrostatik ditambah hipoalbuminemia akan menyebabkan transudasi,
sehingga volume cairan intravaskular menurun. Akibat volume cairan intravaskular
menurun, ginjal akan bereaksi dengan melakukan reabsorpsi air dan garam melalui
mekanisme neurohormonal.

3.2.3 Gejala
(https://www.pancan.org/section-facing-pancreatic-cancer/learn-about-pan-
cancer/symptoms/symptoms-ascites/ . website : https://www.pancan.org . Ascites.
Diakses : 21 Februari 2016 6:38, http://www.cancerresearchuk.org/about-
cancer/coping-with-cancer/coping-physically/fluid-in-the-abdomen-ascites/about-
fluid-in-abdomen . website : http://www.cancerresearchuk.org . About Fluid in The
Abdomen. Diakses : 21 Februari 2016, http://www.cancer.ca/en/cancer-
information/diagnosis-and-treatment/managing-side-effects/ascites/?region=on .
website : http://www.cancer.ca . Ascites. Diakses : 21 Februari 2016 6:41)

 Perut membengkak
 Kesulitan bernafas dan sesak
 Nafsu makan turun dan terasa kenyang
 Sakit di bagian punggung
 Gangguan pencernaan
 Sembelit
 Pembengkakan pada tangan atau kaki
 Kenaikan berat badan
 Kelelahan
 Mual dan muntah
 Kenaikan berat badan
 Kembung

3.2.4 Penanganan

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Aru W. Sudoyo dkk. Hal, 1988. Jakarta : Interna
Publisher)

 Tirah baring. Tidur terlentang, kaki sedikit diangkat, selama beberapa jam setelah
minum obat diuretika
 Diet. Diet rendah garam ringan sampai sedang dapat membantu diuresis. Konsumsi
garam (NaCl) perhari sebaiknya dibatasi hingga 40-60 mEq/hari. Hiponatremia ringan
sampai sedang bukan merupakan kontraindikasi untuk memberikan diet rendah
garam.
 Diuretika. Diuretika yang dianjurkan adalah diuretika yang bekerja sebagai
antialdosteron, misalnya sprinolakton.
 Pengobatan terhadap penyakit yang mendasari. Asites sebagai komplikasi penyakit-
penyakit yang dapat diobati, dengan menyembuhkan oenyakit yang mendasari akan
dapat menghilangkan asites.

3.2.5 Laboratorium

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Aru W. Sudoyo dkk. Hal, 1987. Jakarta : Interna
Publisher)

Pemeriksaan cairan asites dapat memberikan informasi yang amat penting untuk
pengelolaan selanjutnya, misalnya : 1) Gambaran makroskopik.Cairan asites hemoragik,
sering dihubungkan dengan keganasan. Warna kemerahan dapat juga dijumpai pada asites
karena sirosis hati. 2) Gradien nilai albumin serum dan asites. Pemeriksaan ini sangat
penting untuk membedakan asites yang ada hubungannya dengan hipertensi porta.
Disepakati bahwa gradien dikatakan tinggi bila nilainya >1.1 gram/dl. Kurang dari nilai
itu disebut rendah.

You might also like