Professional Documents
Culture Documents
Kapiler adalah setiap pembuluh halus yang menghubungkan arteriol dan venul,
dindingnya berfungsi sebagai membran semipermeabel untuk pertukaran berbagai
substansi antara darah dan cairan jaringan.
L.O.1.2 Struktur
( Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Lauralee Sherwood. Hal, 385. Jakarta : EGC,
Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Evelyn C. Pearce. Hal, 145-146. Jakarta :
PT. Gramedia, Mengungkapkan Pengobatan Penyakit Jantung Koroner. Prof.Dr. Peter
Kabo. Hal, 22. Jakarta : PT. Gramedia, Buku Ajar Biologi Reproduksi dan
Perkembangan. Rika Andriyani dkk. Hal, 96. Jakarta : deepublish)
Kapiler, tempat pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan, bercabang-
cabang secara ekstensif untuk membawa darah agar dapat dijangkau oleh setiap sel.
Dinding kapiler sangat tipis (ketebalan 1𝜇m) dan hanya terdiri dari satu lapisan sel
endotel gepeng. Sel endotel ditopang oleh membran basal yang tipis. Materi yang
memasuki atau meninggalkan kapiler berdifusi secara bebas melewati membran basal.
Kapiler juga memiliki pori tempat materi yang terlarut air dapat melewatinya. Ukuran
dan jumlah pori kapiler bervariasi, bergantung pada jaringannya. Karena diameter
kapiler sangat sempit (diameter 7 𝜇m) sehingga sel darah merah harus melalui
pembuluh kapiler satu per satu. Oleh karena itu, isi sel plasma dapat berkontak
langsung dengan bagian dalam dinding kapiler atau hanya terpisah oleh jarak difusi
yang pendek.
1. Lapisan adventisia : lapisan paling luar dari pembuluh arteri. Lapisan ini
terutama terdiri dari jaringan ikat dan berfungsi sebagai penunjang.
2. Lapisan media : lapisan tengah ini terdiri dari otot polos berfungsi
mengadakan kontraksi dan relaksasi. Kontraksi otot polos arteri menyebabkan
penyempitan lumen pembuluh darah, meningkatkan resistensi terhadap aliran
darah dan peningkatan tekanan darah. Sebaliknya relaksasi otot polos arteri
menurunkan resistensi dan menurunkan tekanan darah.
3. Lapisan intima (terdiri dari susunan sel endotel) : endotel merupakan deretan
sel-sel yang melapisi permukaan dalam dari lumen pembuluh darah. Endotel
juga merupakan komponen yang membentuk pembuluh paling kecil yang
disebut kapiler.
Struktur venula. Vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan
tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastik
daripada arteri. Oleh karena darah pada anggota gerak berjalan melawan gaya berat,
maka vena mempunyai katup yang disusun sedemikian sehingga darah dapat mengalir
ke jantung tanpa jatuh kembali ke arah sebaliknya. Katupnya berbentuk lipatan
setengah bulan terbuat atas lapisan dalam vena yaitu, endotelium, yang diperkuat oleh
sedikit jaringan fibrus. Lipatan-lipatan itu satu sama lain berhadapan; pinggiran yang
bebas menghadap ke arah darah mengalir. Bila vena mengembang karena penuh
dengan darah maka vena itu seolah-olah diikat di beberapa tempat.
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih
banyak katup. Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler
darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai
jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam
jaringan berbagai organ.
L.O.1.3 Fungsi
Fungsi kapiler :
L.O.1.4 Mekanisme
(Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Lauralee Sherwood. Hal, 389-391. Jakarta :
EGC)
Jumlah cairan tubuh total kurang lebih 55-60% dari BB dan persentase ini
berhubungan dengan jumlah lemak dalam tubuh, jenis kelamin dan umur. Di dalam
tubuh, air terdapat dalam dua kompartemen besar, yaitu intrasel dan ekstrasel.
Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Volume cairan
intrasel lebih kurang 33% BB atau 60% dari jumlah air tubuh total; merupakan air
yang terdapat di dalam sel. Kandungan air di intrasel lebih banyak dibandingkan di
ekstrasel. Sedangkan cairan ekstrasel adalah cairan yang terdapat di luar sel tubuh.
Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisium (cairan antar sel), cairan intravaskular
(berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian dari plasma darah) dan cairan
trans-sel (berada dalam rongga-rongga khusus).
Pergerakan cairan antara kapiler dan jaringan tubuh terutama ditentukan oleh tekanan
hidrostatik dan osmotik koloid plasma (onkotik). Tekanan onkotik relatif stabil
25mmHg. Filtrasi cairan di awal kapiler disebabkan oleh tekanan hidrostatik yang
melebihi tekanan onkotik. Air di dorong dari plasma ke dalam cairan interstisium
sehingga terjadi filtrasi secara terus menerus dari kapiler ke interstisium. Sebagian
besar cairan yang difiltrasi di kapiler bagian proksimal kembali ke darah di kapiler
bagian distal karena tarikan tekanan onkotik. Cairan yang tertinggal, yang akan
disalurkan melalui saluran limfe. Protein di dalam darah memberikan tekanan osmotik
koloid yang menarik air ke dalam kapiler, melawan tekanan filtrasi. Filtrasi cairan di
kapiler bagian proksimal disebabkan tekanan filtrasi atau tekanan hidrostatik yang
melebihi tekanan onkotik.
Tekanan hidrostatik
(Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Lauralee Sherwood. Hal, 390. Jakarta : EGC)
Tekanan hidrostatik cairan adalah tekanan cairan yang terjadi pada bagian luar
dinding kapiler oleh cairan interstisium. Tekanan ini cenderung mendorong cairan
masuk ke dalam kapiler.
Tekanan osmotik
(Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Guyton and Hall. Hal, 196-197. Jakarta : EGC)
Walaupun ukuran pori-pori kapiler yang biasa lebih kecil daripada ukuran molekul
protein plasma, hal ini tidak berlaku untuk semua pori-pori. Oleh karena itu, sejumlah
kecil protein plasma besar melalui pori-pori masuk ke dalam ruang interstisium.
Konsentrasi protein rata-rata dalam cairan interstisium biasanya hanya 40% dari yang
terdapat dalam plasma.
3.1.1 Definisi
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Aru W. Sudoyo dkk. Hal, 2061. Jakarta : Interna
Publisher)
3.1.2 Penyebab
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Aru W. Sudoyo dkk. Hal, 2062. Jakarta : Interna
Publisher dan Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa. Hal, 116.
Jakarta : Badan Penerbit FKUI)
3.1.3 Jenis
Edema lokal (hanya terbatas pada organ tertentu). Misalnya pada edema yang terjadi
pada ekstremitas (unilateral), pada vena atau pembuluh darah limfe, ekstremitas
(bilateral), biasanya pada ekstremitas bawah, muka (facial edema), asites (cairan di
rongga peritoneal), hidrotoraks (cairan di rongga pleura).
Edema generalisata (terjadi pada seluruh tubuh). Misalnya gagal jantung, sirosis
hepatis, gangguan ekskresi, gangguan nefrotik, malnutrisi.
Edema ekstrasel yaitu, kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisium
dengan melintasi dan kapiler dan kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan
interstisium ke dalam darah.
Edema intrasel, yaitu depresi sistem metabolik jaringan dan tidak adanya nutrisi sel
yang adekuat.
(http://www.pdrhealth.com/diseases/swelling/symptoms.website:http://www.pdrhealt
h.com. Swelling symptoms. Diakses :20 februari 2016 12:30,
http://www.webmd.com/brain/brain-swelling-brain-edema-intracranial-
pressure?page=3. website : http://www.webmd.com. Brain swelling. Diakses : 20
februari 2016 12:45, http://www.medicalnewstoday.com/articles/167533.php.
website: http://www.medicalnewstoday.com . Pulmonary Edema: Causes, Symptoms
and Treatment. Diakses: 20 februari 2016 12:49)
Gejala edema bergantung pada lokasi pembengkakan. Untuk sebagian besar jenis
edema , cairan menumpuk di bawah kulit menyebabkan pembengkakan dan membuat
daerah atasnya meregang.
3.1.5 Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisis
Inspeksi : pemeriksaan dilakukan dengan melihat pada daerah edema
Palpasi: menekan dengan ibu jari bagian yang bengkak dan di amati waktu
pengembaliannya (pitting non pitting)
Pemeriksaan Penunjang :
Kadar kalium serum, EKG, rontgen toraks
3.1.6 Patofisiologi
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Aru W. Sudoyo dkk. Hal, 2062. Jakarta : Interna
Publisher)
Edema terjadi pada kondisi di mana terjadi peningkatan tekanan hidrostatik kapiler,
peningkatan permeabilitas kapiler atau peningkatan tekanan osmotik interstitial, atau
penurunan tekanan osmotik plasma. Ginjal mempunyai peran sentral dalam
mempertahankan homeostasis cairan tubuh dengan kontrol volume cairan
ekstraseluler melalui pengaturan ekskresi natrium dan air. Hormon antidiuretik
disekresikan sebagai respons terhadap perubahan dalam volume darah, tonisitas dan
tekanan darah untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
Konsep Volume Darah Arteri Efektif (VDAE) merupakan hal penting dalam
memahami mengapa ginjal menahan natrium dan air. VDAE didefinisakn sebagai
volume darah arteri yang adekuat untuk mengisi keseluruhan kapasitas pembuluh
darah arteri. VDAE yang normal terjadi pada kondisi di mana rasio curah jantung
terhadap resistensi pembuluh darah perifer seimbang. VDAE dapat berkurang pada
kondisi terjadi pengurangan volume darah arteri (perdarahan, dehidrasi), penurunan
curah jantung, atau peningkatan pembuluh darah arteri sehingga VDAE dapat
berkurang dalam keadaan volume darah aktual yang rendah, normal atau tinggi. Pada
orang normal, pembebanan natrium akan meningkatkan volume ekstraseluler dan
VDAE yang secara cepat merangsang natriuresis untuk memulihkan volume tubuh
normal. Jika VDAE berkurang maka ginjal akan memicu retensi natrium dan air.
3.1.7 Penanganan
3.1.7 Laboratorium
-
L.O.3.2 Asites
3.2.1 Definisi
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Aru W. Sudoyo dkk. Hal, 1986. Jakarta : Interna
Publisher dan Kamus Saku Kedokteran Dorland. Hal, 112. Jakarta : EGC)
3.2.2 Penyebab
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Aru W. Sudoyo dkk. Hal, 1986. Jakarta : Interna
Publisher)
Asites dapat disebabkan oleh banyak penyakit. Pada dasarnya penimbunan cairan di
rongga peritoneum dapat terjadi melalui dua mekanisme dasar yakni transudasi dan
eksudasi. Asites yang ada hubungannya dengan sirosis hati dan hipertensi porta
adalah salah satu contoh penimbunan cairan di rongga peritoneum yang terjadi
melalui mekanisme transudasi.
Menurut teori underfilling asites dimulai dari volume cairan plasma yang menurun
akibat hipertensi porta dan hipoalbuminemia. Hipertensi porta akan meningkatkan
tekanan hidrostatik ditambah hipoalbuminemia akan menyebabkan transudasi,
sehingga volume cairan intravaskular menurun. Akibat volume cairan intravaskular
menurun, ginjal akan bereaksi dengan melakukan reabsorpsi air dan garam melalui
mekanisme neurohormonal.
3.2.3 Gejala
(https://www.pancan.org/section-facing-pancreatic-cancer/learn-about-pan-
cancer/symptoms/symptoms-ascites/ . website : https://www.pancan.org . Ascites.
Diakses : 21 Februari 2016 6:38, http://www.cancerresearchuk.org/about-
cancer/coping-with-cancer/coping-physically/fluid-in-the-abdomen-ascites/about-
fluid-in-abdomen . website : http://www.cancerresearchuk.org . About Fluid in The
Abdomen. Diakses : 21 Februari 2016, http://www.cancer.ca/en/cancer-
information/diagnosis-and-treatment/managing-side-effects/ascites/?region=on .
website : http://www.cancer.ca . Ascites. Diakses : 21 Februari 2016 6:41)
Perut membengkak
Kesulitan bernafas dan sesak
Nafsu makan turun dan terasa kenyang
Sakit di bagian punggung
Gangguan pencernaan
Sembelit
Pembengkakan pada tangan atau kaki
Kenaikan berat badan
Kelelahan
Mual dan muntah
Kenaikan berat badan
Kembung
3.2.4 Penanganan
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Aru W. Sudoyo dkk. Hal, 1988. Jakarta : Interna
Publisher)
Tirah baring. Tidur terlentang, kaki sedikit diangkat, selama beberapa jam setelah
minum obat diuretika
Diet. Diet rendah garam ringan sampai sedang dapat membantu diuresis. Konsumsi
garam (NaCl) perhari sebaiknya dibatasi hingga 40-60 mEq/hari. Hiponatremia ringan
sampai sedang bukan merupakan kontraindikasi untuk memberikan diet rendah
garam.
Diuretika. Diuretika yang dianjurkan adalah diuretika yang bekerja sebagai
antialdosteron, misalnya sprinolakton.
Pengobatan terhadap penyakit yang mendasari. Asites sebagai komplikasi penyakit-
penyakit yang dapat diobati, dengan menyembuhkan oenyakit yang mendasari akan
dapat menghilangkan asites.
3.2.5 Laboratorium
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Aru W. Sudoyo dkk. Hal, 1987. Jakarta : Interna
Publisher)
Pemeriksaan cairan asites dapat memberikan informasi yang amat penting untuk
pengelolaan selanjutnya, misalnya : 1) Gambaran makroskopik.Cairan asites hemoragik,
sering dihubungkan dengan keganasan. Warna kemerahan dapat juga dijumpai pada asites
karena sirosis hati. 2) Gradien nilai albumin serum dan asites. Pemeriksaan ini sangat
penting untuk membedakan asites yang ada hubungannya dengan hipertensi porta.
Disepakati bahwa gradien dikatakan tinggi bila nilainya >1.1 gram/dl. Kurang dari nilai
itu disebut rendah.