You are on page 1of 9

ARTIKEL PENELITIAN

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembesaran Jantung Kiri (LVH) pada


Mahasiswa Pria Peserta Kepanitraan Klinik Madya Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi

Factors Effects Left Ventricular Hypertrophy on Male Students Participants


for their Clinical Associated Medical School Sam Ratulangi University

Ribka L. Wowor 1) G. D. Kandou 2) J. M. L Umboh 3)


1)
Program Pascasarna Universitas Sam Ratulangi Manado
2)
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
3)
Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

Abstrak role in the occurrence of heart failure. Cardiac


enlargement (LVH) is actually a state that can be
Hipertrofi Ventrikel Kiri sebagai faktor resiko prevented when risk factors are controlled. Some
indipenden, juga berperan penting dalam terjadinya risk factors that encourage the emergence of LVH
gagal jantung. Pembesaran jantung kiri (LVH) include obesity, especially central obesity,
sebenarnya merupakan keadaan yang dapat dicegah inflammatory disorders, hypertension,
bila faktor risiko dikendalikan. Beberapa faktor hyperuricemia, and lifestyle such as smoking, lack
risiko yang mendorong timbulnya LVH antara lain of physical activity. The aim of this study was to
obesitas, terutama obesitas sentral, keadaan determine the factors that influence the occurrence
inflamasi, hipertensi, hiperurisemia, dan pola of LVH in the male student participants Clinical
hidup seperti merokok, kurangnya aktivitas fisik. Associate Registrar of the Faculty of Medicine,
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah University of Sam Ratulangi. This type of research
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang is quantitative research analytical method using a
mempengaruhi terjadinya LVH pada mahasiswa case-control design. The experiment was conducted
pria peserta Kepaniteraan Klinik Madya Fakultas at Hospital Cardiology Section Prof. dr. RD
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Kandou Manado starting from November 2014 to
Jenis penelitian ini ialah penelitian kuantitatif January 2015. The independent variables are
metode analitik dengan menggunakan rancangan central obesity, hypertension, hyperuricaemia,
case-control. Penelitian dilaksanakan di Bagian smoking, lack of physical activity while the
Kardiologi RSU Prof dr. RD Kandou Manado dependent variable is the Enlarged Heart Left. To
dimulai dari Nopember 2014 sampai Januari 2015. determine the relationship between
Variabel bebas ialah Obesitas Sentral, Hipertensi, prehypertension history, smoking, central obesity,
Hiperurisemia, Merokok, Kurang Aktivitas Fisik lack of physical activity, and hyperuricemia with
sedangkan variabel terikat adalah Pembesaran Left Heart Enlargement using the chi squared test.
Jantung Kiri. Untuk mengetahui hubungan antara The results showed that there is a relationship
riwayat prehipertensi, merokok, obesitas sentral, between prehypertension history, central obesity,
kurang aktivitas fisik, dan hiperurisemia dengan lack of physical activity, and hyperuricemia with
Pembesaran Jantung Kiri dengan menggunakan uji Left Heart enlargement.
statistik chi kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada hubungan antara riwayat prehipertensi, Keywords: LVH, Hypertension, Central Obesity,
obesitas sentral, kurang aktivitas fisik, dan Hyperuricaemia, Physical Activity
hiperurisemia dengan Pembesaran Jantung Kiri.

Kata Kunci : LVH, Hipertensi, Obesitas Sentral,


Hiperurisemia, Aktivitas Fisik. Pendahuluan
Bangsa Indonesia menghadapi beban
Abstract ganda (double burden) di bidang kesehatan
pada saat ini. Di satu sisi masih terdapat
Left Ventricular Hypertrophy as an
penyakit infeksi menular yang diderita
independent risk factor, also plays an important

54
Wowor, Umboh dan Rattu, Faktor-faktor yang Mempengaruhi

masyarakat, namun pada saat yang umum, namun pada pasien hipertensi
bersamaan, terjadi peningkatan penyakit sekitar 50% di antaranya telah mengalami
tidak menular, di antaranya penyakit LVH (Horrower, 1998).
jantung dan pembuluh darah. Menurut Hipertrofi Ventrikel Kiri sebagai faktor
RISKESDAS 2013, prevalensi penyakit resiko indipenden, juga berperan penting
jantung koroner (PJK) di Indonesia sebesar dalam terjadinya gagal jantung (Congestif
0,5 persen dan gagal jantung sebesar 0,3 Heart Failure, CHF). Prevalensi gagal
persen. Prevalensi PJK berdasarkan jantung berdasarkan yang terdiagnosis
terdiagnosis dokter, tertinggi di Sulawesi dokter atau gejala sebesar 0,3 persen,
Tengah (0,8%) diikuti Sulawesi Utara, dimana prevalensi gagal jantung
DKI Jakarta, Aceh masing-masing 0,7 berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi
persen (Depkes, 2013). DI Yogyakarta (0,25%), disusul Jawa
Pembesaran jantung kiri (left Timur (0,19%), dan Jawa Tengah (0,18%).
ventricular hypertrophy/LVH) merupakan Pasien CHF umumnya nanti terdiagnosis
salah satu prediktor kematian independen. pada umur 50-an dan biasanya telah
Sejak lebih dari 40 tahun lalu, disertai dengan manifestasi klinis yang
Framingham Heart Study telah agak berat (Depkes, 2013).
membuktikan bahwa LVH yang Pembesaran jantung kiri (LVH)
didiagnosis dengan EKG (Elektro sebenarnya merupakan keadaan yang
Kardiografi) berhubungan erat dengan dapat dicegah bila faktor risiko
resiko sudden cardiac death (SCD), PJK, dikendalikan. Beberapa faktor risiko yang
dan resiko cardiovascular disease (CVD) mendorong timbulnya LVH antara lain
lainnya. Penelitian dengan ekokardiografi obesitas, terutama obesitas sentral,
juga telah membuktikan hal tersebut keadaan inflamasi, hipertensi,
dimana untuk setiap peningkatan massa hiperurisemia, dan pola hidup seperti
ventrikel sebesar 50gr/m2, maka resiko merokok, kurangnya aktivitas fisik
relatif untuk terjadinya morbiditas dan (Hotamisligil, 1995).
mortalitas CVD sebesar 1.73 pada laki-
‐laki dan 2.12 pada perempuan (Koren, Prevalensi obesitas mengalami
1991). peningkatan pesat di seluruh dunia,
terutama pada anak-anak dan usia dewasa
Left ventricular hypertrophy (LVH) muda. Jumlahnya mengalami peningkatan
adalah suatu keadaan dimana otot di dua kali lipat dibandingkan dua-tiga
daerah ventrikel kiri jantung menebal dekade yang lalu dan telah menjadi
(hipertrofi). Di bidang sports medicine perhatian utama di bidang kesehatan
dikenal suatu keadaan yang disebut masyarakat (Anderson 2006; Sorof and
Athlete’s heart yang mengacu pada Daniels, 2002).
peningkatan ringan massa jantung, lebih
khusus pada perubahan khusus bentuk / Keadaan obesitas erat hubungannya
morfologis jantung yang menunjukkan dengan abnormalitas jantung seperti LVH
terjadinya penyesuaian yang fisiologis dan gagal jantung kongestif. Berdasarkan
akibat latihan fisik tertentu (Maron and beberapa hasil penelitian dilaporkan
Pelliccia, 2006). bahwa obesitas merupakan faktor resiko
terhadap LVH namun sebagian besar
Prevalensi LVH pada populasi di penelitian tersebut dilakukan pada orang-
Amerika Serikat antara 15-20 %, dimana orang dewasa (Alpert, 2001). Pada
lebih sering terdapat pada laki-laki, orang penelitian yang dilakukan di Bandung
lanjut usia, hipertensi dan obesitas. Di dengan subjek remaja obes berusia 12-15
Indonesia sendiri belum terdapat data tahun terdapat 6% yang mengalami LVH
mengenai jumlah LVH pada populasi (Shinta, 2011). Selain itu penelitian yang

55
JIKMU, Vol, 5. No, 1 Januari 2015

dilakukan oleh Lefrandt dkk di Manado persen perokok umur 10-14 tahun, 9,9
juga menemukan pada remaja pria dengan persen perokok pada kelompok tidak
obesitas sentral, kurang lebih 30% di bekerja, dan 32,3 persen pada kelompok
antaranya juga telah mengalami LVH kuintil indeks kepemilikan terendah.
(Lefrandt, 2012). Sedangkan rerata jumlah batang rokok
yang dihisap adalah sekitar 12,3 batang,
Berdasarkan laporan hasil Riset
bervariasi dari yang terendah 10 batang di
Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013,
DI Yogyakarta dan tertinggi di Bangka
prevalensi obesitas sentral secara nasional
Belitung (18,3 batang). (Depkes, 2013)
mencapai 26,6%. Pada laporan ini
terdapat 18 provinsi yang memiliki Faktor protektif yang dapat mencegah
prevalensi obesitas sentral paling tinggi terjadinya LVH adalah aktivitas fisik
dan di atas prevalensi obesitas nasional, moderat. Aktivitas fisik moderat telah
dimana provinsi Sulawesi Utara diteliti ternyata dapat menurunkan massa
menempati peringkat kedua dengan 37,5% ventrikel kiri pada orang-orang yang telah
di bawah DKI dengan 39,7% (Depkes, mengalami LVH (Kokkinos, 2007);
2013). sebaliknya, kurangnya aktivitas fisik dapat
menyebabkan terjadinya LVH. Di dalam
Peningkatan tekanan darah juga telah
suatu penelitian didapati bahwa duduk
sejak lama dihubungkan dengan LVH.
terus-menerus selama lebih dari 2 jam
Pada analisa survei First National Health
dapat memicu terjadinya inflamasi pada
and Nutrition Examination diperoleh hasil
tubuh manusia. Inflamasi inilah yang akan
bahwa seorang dengan hipertensi beresiko
berperan dalam terjadinya LVH
1,4 kali mengalami LVH dibandingkan
(Hotamisligil, 1995). Menurut data
dengan normotensi. Hipertensi masuk
Riskesdas 2013, proporsi aktivitas fisik
pada daftar 10 penyakit menonjol
tergolong kurang aktif secara umum
berdasarkan surveilans terpadu penyakit
sebesar 26,1% sedangkan di Sulawesi
berbasis Puskesmas di Provinsi Sulawesi
Utara sebesar 31,7%. Penelitian di
Utara dengan jumlah kasus 20.202
Amerika Serikat tentang perilaku sedentari
penderita (Dinkes Sulut, 2012).
(kurang aktivitas fisik) yang menggunakan
Inflamasi juga dapat menyebabkan cut off points <3 jam, 3-5,9 jam, ≥6jam,
seorang perokok mengalami LVH. Saat menunjukkan bahwa pengurangan
ini semakin banyak remaja pria yang aktivitas sedentari sampai dengan <3 jam
merokok sejak SMA padahal di dalam per hari dapat meningkatkan umur harapan
rokok terkandung nikotin yang merupakan hidup sebesar 2 tahun (Katzmarzyk and
zat adiktif. Kandungan nikotin dalam Lee, 2012).
rokok ternyata berhubungan dengan LVH
Penelitian pendahuluan pada
pada penelitian menggunakan hewan
mahasiswa pria peserta KKM di Bagian
percobaan (Nilsen, 2002). Apabila
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
perilaku merokok dimulai sejak usia
Universitas Sam Ratulangi (FK UNSRAT)
remaja, merokok dapat berhubungan
didapati 10-15 % dengan obesitas sentral,
dengan tingkat arterosclerosis (Bustan,
dan lebih dari separuhnya (70%)
2007).
mengalami peningkatan tekanan darah.
Perilaku merokok penduduk Indonesia Sekitar 10% dari mahasiswa pria dengan
yang berumur 15 tahun ke atas cenderung obesitas sentral didiagnosis dengan
meningkat dari 34,2 persen tahun 2007 hipertrofi ventrikel kiri (Panda, 2013).
menjadi 36,3 persen tahun 2013. Pada Sampel pada penelitian pendahuluan ini
tahun 2013, 64,9 persen laki-laki dan 2,1 adalah mahasiswa pria dengan obesitas
persen perempuan masih menghisap sentral berusia 20-35 tahun dengan
rokok. Di samping itu, ditemukan pula 1,4 menggunakan pendekatan potong lintang,

56
Wowor, Umboh dan Rattu, Faktor-faktor yang Mempengaruhi

sedangkan penelitian ini menggunakan sampai Januari 2015. Populasi adalah


metode case-control, LVH dan non LVH Mahasiswa Pria Peserta Kepaniteraan
dengan umur 18-30 tahun. Klinik Madya (KKM) Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi di
Pada fase permulaan, pembesaran
RSU Prof dr. RD Kandou Manado yang
jantung kiri masih reversibel (bisa kembali
berusia antara 18-30 tahun. Sampel
normal) apabila belum disertai gejala gagal
minimal 35 kelompok kasus dan 35
jantung. Penurunan berat badan dan
kelompok kontrol. Variabel bebas ialah
lingkar perut akan menurunkan kadar
Obesitas Sentral, Hipertensi,
inflamasi dalam tubuh sehingga terjadi
Hiperurisemia, Merokok, Kurang Aktivitas
regresi massa jantung kembali normal
Fisik sedangkan variabel terikat adalah
(Zahorska, 2000). Hal ini menunjukkan
Pembesaran Jantung Kiri. Untuk
bahwa penting untuk melakukan deteksi
menjelaskan atau mendeskripsikan
dini LVH pada orang-orang yang memiliki
karakteristik sampel berdasarkan data
faktor resiko.
distribusi frekuensi. Untuk mengetahui
Tujuan yang ingin dicapai dari hubungan antara riwayat prehipertensi,
penelitian ini adalah mengetahui faktor- merokok, obesitas sentral, kurang aktivitas
faktor apa saja yang mempengaruhi fisik, dan hiperurisemia dengan
terjadinya LVH pada mahasiswa pria Pembesaran Jantung Kiri dengan
peserta Kepaniteraan Klinik Madya menggunakan uji statistik chi kuadrat.
Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado.

Hasil dan Pembahasan


Metode Penelitian
1. Analisis Bivariat
Jenis penelitian ini ialah penelitian
kuantitatif metode analitik dengan Analisis bivariat dilakukan dengan uji
menggunakan rancangan case-control. Chi-square dan perhitungan Odd Ratio
Penelitian dilaksanakan di Bagian (OR) pada interval kepercayaan 95%
Kardiologi RSU Prof dr. RD Kandou terhadap masing-masing variabel bebas.
Manado. Penelitian dilaksanakan selama 3
(tiga) bulan, yaitu dari Nopember 2014

Tabel 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hipertrofi Ventrikel Kiri (LVH) pada Mahasiswa
Pria Peserta KKM FK UNSRAT Manado

Kejadian LVH
Obesitas sentral Kasus % Kontrol % N % p OR 95% CI
Ya 36 45,00 18 22,5 54 67,5 0,000 11,00 3,292-
Tidak 4 5,00 22 27,5 26 32,5 36,751
Total 40 50 40 50 80 100
Hipertensi
Ya 21 26,3 5 6,3 26 32,5 0,000 7,737 2,515 -
Tidak 19 23,7 35 43,7 54 67,5 23,805
Total 40 50 35 50 80 100
Hiperurisemia
Ya 18 22,5 8 10,0 26 32,5 0,031 3,273 1,211 -
Tidak 22 27,5 32 40,0 54 67,5 8,844
Total 40 50 40 50 80 100

57
JIKMU, Vol, 5. No, 1 Januari 2015

Merokok
Ya 5 6,3 2 2,5 7 8,8 0,432 2,714 0,494 -
Tidak 35 43,7 38 47,5 73 91,2 14,901
Total 40 50 40 50 80 100
Kurang Aktivitas
Ya 38 47,5 30 37,5 68 85,0 0,025 6,333 1,289 -
Tidak 2 2,5 10 12,5 12 15,0 31,115
Total 40 50 40 50 80 100

a. Hubungan antara Obesitas Sentral berikatan dengan reseptornya di miokard,


dengan Hipertrofi Ventrikel Kiri dan memicu serangkaian reaksi apoptosis
miosit, fibrosis, dengan hasil akhir LVH.
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 80 (Alpert, 2001)
responden terdapat 54 responden (67,5%)
dengan obesitas sentral, dimana 36 (45%)
di antaranya terdapat pada kelompok kasus b. Hubungan antara Hipertensi dengan
sedangkan 18 responden (22,5%) terdapat Hipertrofi Ventrikel Kiri
pada kelompok kontrol.Berdasarkan hasil
analisis dengan menggunakan uji Chi Hasil pengolahan data untuk hipertensi
square terdapat hubungan yang bermakna menunjukkan bahwa terdapat 26 sampel
antara obesitas sentral dengan hipertrofi (32,5%) dengan hipertensi, 21 di antaranya
ventrikel kiri pada mahasiswa pria peserta (26,3%) terdapat pada kelompok kasus
KKM di FK UNSRAT, yang dibuktikan yang mengalami hipertrofi ventrikel kiri.
dengan nilai p=0,000; OR=11,0 (95% CI : Hasil analisis bivariat dengan
3,292-36,751) Jika dilihat dari nilai menggunakan uji chi-square membuktikan
OR=11,0, maka obesitas sentral bahwa ada hubungan yang bermakna
merupakan faktor resiko terhadap kejadian antara hipertensi dengan kejadian
hipertrofi ventrikel kiri, dimana mahasiswa hipertrofi ventrikel kiri yang dibuktikan
pria peserta KKM dengan obesitas sentral dengan nilai p=0,000; OR=7,737 (95% CI
beresiko sebesar 11 kali mendapatkan : 2,515-23,805). Jika dilihat dari nilai OR
hipertrofi ventrikel kiri dibandingkan = 7,737 maka hipertensi merupakan faktor
dengan mahasiswa pria yang tidak obesitas resiko terhadap kejadian hipertrofi
sentral. ventrikel kiri dimana mahasiswa pria
dengan hipertensi beresiko sebesar 7,737
Studi-studi sebelumnya menunjukkan
kali mendapatkan LVH dibandingkan
bahwa IL-6 dan TNF alfa berperan
dengan mahasiswa pria yang normotensi.
terhadap disfungsi ventrikel kiri yang
progresif, remodeling ventrikel kiri, Pada pemeriksaan ekokardiografi
hipertrofi miosit, dan apoptosis miosit. menunjukan bahwa LVH terjadi pada lebih
Mekanisme yang diajukan berupa aktivasi dari 50% penderita hipertensi sedang dan
sistem imun, biosintesis miokard, hingga hampir pada semua penderita yang dirawat
aktivasi neurohormonal (Baumgarten and karena hipertensi berat, sedangkan dengan
Mann, 2000). Penelitian terbaru berhasil EKG, LVH didapatkan 15 – 20% penderita
menemukan adanya reseptor TNF alfa di hipertensi. (Horrower, 1998).
otot jantung. Hal ini menjelaskan Jantung mengalami hipertrofi dalam
mengapa obesitas dapat langsung usaha kompensasi akibat beban tekanan
menyebabkan LVH tanpa melalui jalur (pressure over load) atau beban volume
hipertensi. Pada obesitas, TNF alfa (volume overload) yang mengakibatkan
meningkat akibat peningkatan sekresi oleh peningkatan tegangan dinding otot
sel-sel lemak. Selanjutnya, TNF alfa akan jantung. Hipertrofi Ventrikel Kiri dimulai

58
Wowor, Umboh dan Rattu, Faktor-faktor yang Mempengaruhi

dengan peningkatan kontraktilitas miokard chemoattractant protein-1) pada otot polos


yang dipengaruhi oleh sistem saraf tikus. Caranya adalah dengan
adrenergik sebagai respon neurohumoral, mengaktivasi p38 MAP kinase, faktor
kemudian diikuti dengan peningkatan transkripsi nuklear, NF-KB, dan AP-1.
aliran darah balik vena karena MCP-1 sendiri merupakan kemokin yang
vasokontriksi dipembuluh darah perifer berperan penting dalam penyakit vaskular
dan retensi cairan oleh ginjal. dan atherosclerosis. Akibat dari
Bertambahnya volume darah dalam mekanisme tersebut adalah peningkatan
vaskuler akan meningkatkan beban kerja produksi sitokin proinflamasi seperti TNF-
jantung, kontraksi otot jantung akan α, IL-1β, dan IL-6. Selanjutnya, TNF alfa
menurun karena suplai aliran darah yang akan berikatan dengan reseptornya di
menurun dari aliran koroner akibat miokard, dan memicu serangkaian reaksi
arteriosclerosis dan berkurangnya apoptosis miosit, fibrosis, dengan hasil
cadangan aliran pembuluh darah koroner. akhir LVH.
Dengan peningkatan tahanan perifer dan
beban sistolik ventrikel kiri, jantung d. Hubungan antara Aktivitas Fisik
mengalami hipertrofi karena aktifasi dengan Hipertrofi Ventrikel Kiri
simpatis untuk meningkatkan kontraksi
miokard (Malik, 2000) Tabel 1 juga menunjukkan bahwa hasil
pengolahan data untuk responden dengan
aktivitas fisik ringan sebanyak 68
c. Hubungan antara Hiperurisemia
responden (85%) dimana sebagian besar
dengan Hipertrofi Ventrikel Kiri
terdapat pada kelompok kasus, yaitu 38
responden (47,5%). Hasil analisis bivariat
Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil
dengan menggunakan uji chi square
pengolahan data untuk responden dengan
menunjuukan terdapat hubungan yang
hiperurisemia sebanyak 26 responden
bermakna antara kurangnya aktivitas fisik
(33,5%) dengan 18 (22,5%) di antaranya
dengan kejadian hipertrofi ventrikel kiri
terdapat pada kelompok kasus dan 8
pada mahasiswa pria peserta KKM di FK
responden (10%) pada kelompok kontrol.
UNSRAT, dengan nilai p=0,025; OR =
Hasil analisis bivariat dengan
6,333 (95% CI : 1,289-31,115). Ini berarti
menggunakan uji chi square dimana ada
bahwa mahasiswa pria dengan aktivitas
hubungan yang bermakna antara
fisik yang kurang beresiko sebesar 6,333
hiperurisemia dengan kejadian hipertrofi
kali mendapatkan LVH dibandingkan
ventrikel kiri pada mahasiswa pria peserta
dengan mahasiswa pria yang beraktivitas
KKM di FK UNSRAT, dengan nilai p =
fisik sedang.
0,031; OR = 3,273 (95% CI : 1,211-
8,844). Ini berarti bahwa mahasiswa pria Merokok merupakan salah satu faktor
dengan hiperurisemia beresiko 3,273 kali yang berhubungan dengan hipertensi,
mendapatkan LVH dibandingkan dengan sebab rokok mengandung nikotin.
mahasiswa pria yang tidak hiperurisemia Menghisap rokok menyebabkan nikotin
terserap oleh pembuluh darah kecil dalam
Asam urat menyebabkan akumulasi
paru-paru dan kemudian akan diedarkan
kristal urat di sekitar plak atherosklerosis
hingga ke otak. Di otak, nikotin akan
yang telah terbentuk. Kristal urat tersebut
memberikan sinyal pada kelenjar adrenal
dapat mengaktifkan komplemen melalui
untuk melepas epinefrin atau adrenalin
jalur klasik. Aktivasi komplemen
yang akan menyempitkan pembuluh darah
mengakibatkan berbagai efek biologis
dan memaksa jantung untuk bekerja lebih
seperti inflamasi, kemotaksis, opsonisasi,
berat karena tekanan darah yang lebih
dan aktivitas sitolitik. Asam urat juga akan
tinggi
menstimulasi sintesis MCP-1 (monocyte

59
JIKMU, Vol, 5. No, 1 Januari 2015

pasien hipertensi yang telah mengalami


e. Hubungan antara Merokok dengan LVH. Mekanisme yang menyebabkan
Hipertrofi Ventrikel Kiri terjadinya regresi atau pengurangan massa
ventrikel kiri belum sepenuhnya dipahami
Hasil pengolahan data untuk merokok secara pasti, namun terdapat peranan dari
menunjukkan bahwa terdapat 7 sampel penurunan tekanan darah akibat aktivitas
(8,8%) yang memiliki kebiasaan merokok, fisik moderat. Faktor-faktor lain yang
5 di antaranya (6,3%) terdapat pada turut berperan adalah penurunan kadar
kelompok kasus yang mengalami plasma katekolamin yang disebabkan oleh
hipertrofi ventrikel kiri. Hasil analisis aktivitas fisik.
bivariat dengan menggunakan uji chi-
square membuktikan bahwa tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara kebiasaan 2. Analisis Multivariat Variabel
merokok dengan kejadian hipertrofi Penelitian
ventrikel kiri yang dibuktikan dengan nilai
p = 0,432; OR = 2,714 (95% CI : 0,494- Hasil analisis multivariate dapat
14,901). dilihat pada Tabel 2
Aktivitas fisik bahkan dapat
mengurangi massa ventrikel kiri pada

Tabel 2. Hasil Uji Regresi Logistik

Variabel p-value OR 95% CI


Obesitas Sentral 0,004 8,848 2,016 - 38,835
Hipertensi 0,011 4,750 1,424 – 15,847
Aktivitas Kurang 0,636 1,628 0,216 – 12,296
Merokok 0,181 3,989 0,526 – 30,230

Jika dilihat dari uji regresi logistik, (hipertrofi) sel-sel lemak yang ada. Sel-sel
variabel Obesitas Sentral memiliki nilai lemak tersebut akan mensekresi MCP-1
OR paling besar (8,848). Hal ini berarti yang kemudian menarik makrofag masuk
bahwa variabel yang dominan berpengaruh ke dalam jaringan lemak di perut.
terhadap LVH adalah Variabel Obesitas Terjadilah suasana inflamasi (peradangan)
Sentral. Jadi responden dengan Obesitas di jaringan lemak abdomen. Interaksi
Sentral akan mengalami LVH sebesar 8 antara makrofag dan sel-sel lemak ini akan
kali lebih tinggi dibandingkan responden mensekresi sitokin pro inflamasi TNF alfa
tanpa Obesitas Sentral setelah dikontrol dan Interleukin-6 dalam jumlah yang
oleh Hipertensi, Aktivitas Kurang dan banyak. Sitokin TNF alfa akan berikatan
Merokok. dengan reseptornya di otot jantung dan
menimbulkan serangkaian reaksi dengan
Obesitas sentral dapat secara langsung
hasil akhir hipertrofi ventrikel kiri.
mengakibatkan hipertrofi ventrikel kiri
tanpa melalui hipertensi atau diabetes Hasil Riset Kesehatan Dasar
melitus. Mekanismenya melalui (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa
peningkatan sitokin pro inflamasi seperti prevalensi penduduk umur 15 tahun ke
TNF alfa, hsCRP, dan Interleukin-6. atas yang mengalami obesitas sentral
Peningkatan lingkar perut pada obesitas secara nasional adalah 26,6%. Prevalensi
sentral diakibatkan bertambahnya sel-sel obesitas sentral di Sulawesi Utara
lemak di daerah perut dan pembesaran menduduki peringkat kedua (37,5%), di

60
Wowor, Umboh dan Rattu, Faktor-faktor yang Mempengaruhi

bawah DKI Jakarta (39,7%). Hal tersebut


menunjukkan bahwa jumlah penduduk
Saran
pria di atas 15 tahun dengan obesitas
sentral di Sulawesi Utara lebih banyak Berdasarkan hasil yang diperoleh
dibandingkan dengan prevalensi secara dari penelitian ini, maka peneliti
nasional. Terjadi peningkatan prevalensi menyarankan sebagai berikut :
obesitas sentral dibandingkan Riskesdas 1. Pelayanan Kesehatan (Dinas
2007 dimana prevalensi nasional adalah Kesehatan dan Puskesmas)
18,8% sedangkan Sulawesi Utara adalah a. Aktif melakukan penyuluhan
30,5%. (Depkes, 2013). tentang bahaya LVH dan faktor-
faktor yang berhubungan dengan
kejadian LVH
Kesimpulan b. Upaya promotif dan preventif bisa
Berdasarkan hasil analisis dan dilakukan melalui penyebaran
pembahasan pada bab sebelumnya, maka leaflet dan poster tentang faktor-
dapat disimpulkan sebagai berikut : faktor resiko LVH.
2. Masyarakat
1. Terdapat hubungan yang bermakna
a. Rajin memeriksakan tekanan
antara obesitas sentral dengan kejadian
darah, lingkar perut, dan asam urat
hipertrofi ventrikel kiri pada
yang merupakan faktor-faktor
mahasiswa pria peserta KKM di FK
resiko terjadinya LVH.
UNSRAT Manado.
b. Rajin berolahraga sehingga dapat
2. Terdapat hubungan yang bermakna menurunkan lingkar perut yang
antara hipertensi dengan kejadian merupakan salah faktor resiko
hipertrofi ventrikel kiri pada LVH.
mahasiswa pria peserta KKM di FK c. Berhenti merokok
UNSRAT Manado. d. Teratur meminum obat bagi yang
3. Terdapat hubungan yang bermakna telah hipertensi dan rajin kontrol ke
antara hiperurisemia dengan kejadian Rumah Sakit atau Puskesmas
hipertrofi ventrikel kiri pada terdekat.
mahasiswa pria peserta KKM di FK 3. Institusi Perguruan Tinggi
UNSRAT Manado. a. Melakukan penapisan faktor-faktor
resiko LVH terhadap mahasiswa
4. Tidak terdapat hubungan antara dengan obesitas sentral
kebiasaan merokok dengan kejadian b. Memasyarakatkan olahraga di
hipertrofi ventrikel kiri pada kampus dan mengolahragakan
mahasiswa pria peserta KKM di FK masyarakat kampus.
UNSRAT Manado.
5. Terdapat hubungan yang bermakna Daftar Pustaka
antara aktivitas fisik ringan dengan
kejadian hipertrofi ventrikel kiri pada
mahasiswa pria peserta KKM di FK Alpert, M.A. 2001. Obesity
UNSRAT Manado. cardiomyopathy: pathophysiology and
6. Obesitas sentral merupakan faktor evolution of the clinical syndrome.
yang paling dominan terhadap kejadian Am J Med Sci; 321:225-36
hipertrofi ventrikel kiri pada Anderson, P.M. and Butcher KE, 2006.
mahasiswa pria peserta KKM di FK Childhood obesity: trends and
UNSRAT Manado. potential causes. Future Child 16:19-
45

61
JIKMU, Vol, 5. No, 1 Januari 2015

Maron, B.J. and Pelliccia, A, 2006. The


Heart of Trained Athletes: Cardiac
Baumgarten, G., Knuefermann, P., and
Remodeling and the Risks of Sports,
Mann, D.L., 2000. Cytokines as
Including Sudden Death. Circulation;
emerging targets in the treatment of
114:1633-1644
heart failure. Trends Cardiovasc Med;
10:216-23 Riskesdas. (2010). Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Badan Penelitian
Depkes RI. (2013). Kementrian Kesehatan
dan Pengembangan Kesehatan. Riset
Republik Indonesia. Badan Penelitian
Kesehatan Dasar 2010.
Dan Pengembangan Kesehatan. Riset
Kesehatan Dasar 2013 Sorof, J., Daniels, S., 2002. Obesity
hypertension in children: a problem of
Horrower, A. and Mc Farlane, G., 1998.
epidemic proportions. Hypertension;
Left ventricular hypertrophy in hyper -
40:441-7
tension. Am J Med;(S)1B:89-91
Wantania, F.E., Lefrandt, R.L., and Panda,
Hotamisligil, G.S., Arner, P., Caro, J.F.,
A.L., 2013. Correlation of TNF-alfa
and Atkinson, R.L., 1995. Increased
with the Left Venticular Hypertrophy
adipose tissue expression of tumor
and Prehypertension in Non Diabetes
necrosis factor-alpha in human obesity
Male Abdominal Obesity. Annual
and insulin resistance. J Clin Invest;
Scientific Meeting of Indonesian Heart
95:2409-15
Association 2013
Koren, M.J., Devereux, R.B., Casale, P.N.,
Zahorska, B., Janowska, J., Olszanecka,
et al, 1991. Relation of left ventricular
M., and Zurakowski, A., 2000. Serum
mass and geometry to morbidity and
concentrations of TNF-alpha and
mortality in uncomplicated essential
soluble TNF-alpha receptors in
hypertension. Ann Intern
obesity. International Journal of
Med;114:345.
Obesity 2000; 24:1392-5

62

You might also like