You are on page 1of 57

Asuhan Keperawatan Pada Tn.

B Dengan Gangguan Sistem Pernafasan


“TB Paru”

D
I
S
U
S
U
N
Oleh

Nama : Ramses.panjaitan
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Tapanuli Utara

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Tinjauan Teoritis Medis

1. Defenisi
Tuberculosis(TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru.(KMB I. Brunner dan Suddarth
Vol.I,2002,hal 584)
Tuberkulosis adalah infeksi penyakit yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi
( Kapita selekta kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. 2001)
Tuberkulosis paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah sangat lama dikenal manusia ( IPD Jilid II. 2006)

2. Anatomi dan Fisiologi


Saluran penghantar udara yang membawa udara kedalam paru adalah hidung,faring, laring,trakea,bronkus dan brankiolus.
Ketika masuk rongga hidung,udara disaring,dihangatkan dan dilembabkan.Gerakan silia mendorong lapisan mukus ke posterior
didalam rongga hidung,dan ke superior didalam sistem pernafasan bagian bawah menuju ke faring.Udara inspirasi telah disesuaikan
sedemikian rupa sehingga udara yang mencapai faring hampir bebas debu,bersuhu mendekati suhu tubuh,dan kelembabannya
mencapai 100%.
Udara mengalir dari faring menuju laring atau kotak udara.Laring terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan
oleh otot-otot dan mengandung pita suara (glotis).Glotis merupakan pemisah antara saluran pernafasan bagian atas dan bawah.Pada
waktu menelan,gerakan laring ke atas,penutupan glotis,dan fungsi seperti pintu dari epiglotis yang berbentuk daun pada pintu masuk
laring,berperan untuk mengarahkan makanan dan cairan masuk ke dalam esofagus.
Trakea disokong oleh cincin tulang rawan berbentuk seperti sepatu kuda yang panjangnya +12,5cm (5 inci).Tempat trakea
bercabang menjadi bronkus utama kiri dan kanan dikenal sebagai karina.Bronkus utama kanan lebih pendek dan lebih lebar
dibandingkan dengan bronkus utama kiri dan merupakan kelanjutan dari trakea yang arahnya hampir vertikal.
Cabang utama bronkus utama kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan kemudian bronkus
segmentalis.Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkus yang ukurannya semakin kecil sampai akhirnya menjadi bronkiolus
terminalis,yaitu saluran udara terkecil yang tak mengandung alveoli (kantong udara).Setelah bronkiolus terminalis terdapat asinus
yang merupakan unit fungsional paru,yaitu tempat pertukaran gas.Asinus terdiri dari :bronkiolus respiratorius,duktus alveolaris,sakus
alveolaris terminalis alveolus (dalam kelompok sakus alveolaris menyerupai anggur,yang membentuk sakus terminalis) dipisahkan
dari alveolus didekatnya oleh dinding tipis adalah septum,lubang kecil pada dinding ini dinamakan pori-pori Gehn.
Alveolus dilapisi oleh zat lipoprotein disebut surfaktan yang dapat mengurangi tegangan permukaan dan mengurangi resistensi
terhadap pengembangan pada waktu inspirasi, dan mencegah kolaps alveolus pada waktu ekspirasi.
Paru-paru ada dua,merupakan alat pernafasan utama.Lobus paru-paru bibagi menjadi beberapa belahan oleh fisura,paru kanan
mempunyai 3 lobus dan paru kiri 2 lobus.
Fungsi paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida.Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan
externa.Oksigen dipungut melalui hidung dan mulut,pada waktu bernafas, oksigen masuk melalui trakhea dan pipa bronkhial ke
alveoli.Didalam paru-paru karbondioksida merupakan hasil buangan metabolisme setelah melalui pipa bronkhial dan
trakhea,dinafaskan keluar melalui hidung dan mulut.

Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernafasan externa :
a. Ventilasi pulmoner atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.
b. Arus darah melalui paru-paru.
c. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya dapat mencapai semua bagian tubuh.
d. Difusi gas yang menembus membran pemisah alveoli dan kapiler.CO2 lebih mudah berdifusi dari pada oksigen.
Gambar 1. Saluran pernafasan
Gambar Tampilan anterior trakea dan lobus paru
3. Etiologi
Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosae, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/µm dan
tebal 0,3-0,6/µm.Yang tergolong dalam kuman Mycobacterium tuberculosae complex adalah:
a. Mycobacterium tuberculosae
b. Varian Asian
c. Varian African I
d. Varian African II
e. Mycobacterium bovis
Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak (lipid), inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam sehinggga
disebut bakteri tahan asam. Ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis,kuman dapat hidup pada udara yang kering maupun
dalam keadaan dingin.Sifat lain kuman ini adalah aerob,sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi
kandungan oksigennya.
4 .Patofisiologi
Mycobacterium tuberculosae

Tubuh Manusia

Saluran pernapasan

Orang sehat terinfeksi

TBC-Primer
Basil tuberkel berimplantasi

Permukaan alveolus bagian bawah atau bagian atas lobus

Proses peradangan

Alveoli berkonsolidasi(sarang primer)

Timbul gejala
Demam Sesak napas Nyeri dada Malaise Batuk

TBC Paru

( sumber : keperawatan medikal bedah, Vol 1, hal 584. 2002 )

5. Manifestasi Klinis

yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat bermacam-macam atau malah banyak Keluhan pasien ditemukan Tb paru tanpa
keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan.keluhan yang banyak atau yang utama pada Tb paru:
a. Demam .
Biasanya subfebris menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya
infeksi kuman tuberkulosis yang masuk.
b. Batuk /batuk darah
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus,keadaan yang lanjut berupa batuk darah karena ada pembuluh darah yang pecah.
c. Sesak napas .
Sesak nafas ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut yang infiltrasinya meliputi setengah bagian paru-paru.
d. Nyeri dada
Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang Sudah sampai ke pleura disebut pleuritis.
e. Malaise :
Gejala malaise berupa anoreksia,tidak ada nafsu makan,berat badan turun.
(Ilmu Penyakit Dalam Edisi II ,2001 hal.824)
Pasien TB.paru juga menampakkan gejala klinis yaitu :
a. Tahap asimptomatis.
b. Gejala TB.paru yang khas,kemudian stagnasi dan regresi.
c. Eksaserbasi yang memburuk.
d. Gejala berulang dan menjadi kronik.

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda :


a. Tanda –tanda infiltrat (redup,bronkial,ronki basah).
b. Tanda-tanda penarikan paru,diafragma dan mediastinum.
c. Sekret disaluran napas dan ronki.
d. Suara nafas amforik karena adanya kavitas yang berhubungan langsung dengan bronkus.
(kapita selecta kedokteran, edisi IV ,2001,hal.472)

6. Komplikasi
Penyakit tuberkulosis paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi dibagi atas komplikasi dini dan
komplikasi lanjut.
a. Komplikasi dini :
1) pleuritis
2) Efusi pleura
3) Empiema
4) Laringitis
5) Menjalar ke organ lain : usus
6) Poncet`s arthropathy
b. Komplikasi lanjut
1) Obstruksi jalan nafas : SOPT (Sindrom obstruksi pasca tuberculosis)
2) Kerusakan parenkim berat : SOPT/Fibrosis paru,kor pulmonal
3) Amiloidosis
4) Karsinoma paru
5) Sindrom gagal nafas dewasa (ARDS)

7. Pemeriksaan penunjang
Deteksi dan diagnosis TB dicapai dengan tes objectif dan temuan pengkajian subjectif.Perawat dan tenaga kesehatan lainnya
harus tetap mempertahankan indeks kecurigaan yang tinggi terhadap TB bagi kelompok yang berisiko tinggi.Infeksi TB primer sering
tidak diketahui karena biasanya infeksi ini asimptomatis.Lesi pengapuran dan tes kulit positif sering kali merupakan satu-satunya
indikasi infeksi TB primer telah terjadi. Pemeriksaan diagnostik berikut biasanya dilakukan untuk menegakkan infeksi TB.
a. Kultur sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk menemukan adanya kuman BTA.Pemeriksaan ini positif untuk M.tuberculosa pada tahap aktif
penyakit kriteria sputum BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTA pada satu sediaan.
b. Ziehl-Neelsen(Pewarnaan tahan asam)
Positif untuk basil tahan asam.
c. Tes kulit mantoux (PPD,DT)
Pemeriksaan ini membantu menegakkan diagnosis tuberkulosis pada anak-anak.Biasanya dipakai tes mantoux dengan menyuntikkan 0,1cc
tuberkulin PPD (Purified Protein Derivative) Intrakutan.Reaksi yang signifikan pada individu yang sehat biasanya menunjukkan TB
dorman atau infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium yang berbeda.
d. Rontgen dada
Menunjukkan iritasi kecil lesi dini pada bidang atas paru,deposit kalsium dari lesi primer yang telah menyembuh,atau cairan dari suatu
efusi.Perubahan yang menandakan TB lebih lanjut mencakup kavitasi,area fibrosa.
e. Biopsi jarum jaringan paru. Positif untuk granuloma TB.adanya sel-sel raksasa menunjukkan nekrosis.
f. Analisa gas darah
g. Pemeriksaan fungsi pulmonal
Penurunan kapasitas vital,peningkatan ruang rugi,peningkatan rasio udara residual terhadap kapasitas paru total,dan penurunan
saturasi oksigen sekunder akibat infiltrasi/Fibrosis parenkim.

8 . Penatalaksanaan medic

Pengobatan pasien dengan tuberculosis harus dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dan berpengalaman dalam penanganan
ini.Hal ini penting terutama dalam kasus tuberculosis yang resisten terhadap pengobatan.
a. Rawat inap
Rawat inap biasanya tidak diperlukan pada penanganan awal tuberculosis.Rawat inap pada pasien dengan tuberculosis aktif
memerlukan ruang khusus dengan ventilasi yang baik sampai pasien terbukti negatif apusan sputumnya.
b. Terapi obat
Pada tahun 1994 CDC (Centers For Disease dan ATS) mempublikasikan petunjuk baru untuk pengobatan penyakit dan infeksi TB,
yaitu:
1) Regimen obat 6 bulan yang terdiri dari : isoniazid (tridrazida asam isonikotinat), INH,Rifampisin,dan pirazinamid,diberikan selama 2
bulan,kemudian diikuti dengan INH dan Rifampisin selama 4 bulan adalah regiment yang dirokomedasikan untuk terapi awal TB pada
pasien yang organismenya sensitif terhadap pengobatan.
2) INH dan rifampisin regimen 9 bulan sensitif pada orang yang tidak boleh atau tidak bisa mengkonsumsi pirazinamid.
3) Mengobati semua pasien dengan OAT adalah rekomendasi utama.
4) TB resisten banyak obat yang resisten terhadap INH dan rifampisin sulit untuk diobati.
5) Anak-anak harus diberikan regimen yang sama dengan orang dewasa,dengan dosis obat yang disesuaikan.
6) INH dan rifampisin regimen 4 bulan,lebih cocok bila ditambah dengan pirazinamid untuk 2 bulan pertama,regimen ini
direkomendasikan untuk orang dewasa dengan TB aktif dan untuk orang dengan pulasan dan biakan negatif,bila terdapat sedikit
kemungkinan resistensi obat.
c. Terapi preventif
Isoniazid profilaksi (300mg/hari untuk orang dewasa selama 12 bulan) pada pasien semacam ini dapat menurunkan insidensi
reaktivasi tuberkulosis sebanyak 93%.
d. Vaksin
Vaksin BCG diindikasikan hanya bila kemoprofilaksi isoniazid tidak dapat digunakan.Vaksinasi BCG tampak efektif dalam
menurunkan resiko tuberkulosis dalam populasi tertentu.
TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN
1. Data Pengkajian
Dasar data pengkajian pasien.

Aktivitas / Istirahat
Gejala : - Kelelahan umum dan kelemahan.
- Nafas pendek karena kerja.
- Kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam hari, menggigil dan atau berkeringat, mimpi buruk.
Tanda : - Takikardia, takipnea / dispnea pada kerja.
- Kelelahan otot, nyeri dan sesak (tahap lanjut)

Integritas Ego
Gejala : - Adanya / faktor stres lama
- Masalah keuangan, rumah.
- Perasaan tidak berdaya / tak ada harapan.
- Populasi budaya/ etnik : Amerika asli atau imigran dan Amerika Tengah, Asia Tenggara, Indian anak Benua.
Tanda : - Menyangkal (khususnya selama tahap dini)
- Ansietas, ketakutan, mudah terangsang.

Makanan/Cairan
Gejala : - Kehilangan nafsu makan.
- Tak dapat mencerna
- Penurunan berat badan
Tanda : - Turgor kulit buruk / kering / kulit bersisik.
- Kehilangan otot, hilang lemak subkutan.

Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : - Berhati-hati pada area yang sakit.
- Perilaku distraksi, gelisah.

Pernafasan
Gejala : - Batuk produktif atau tidak produktif.
- Napas pendek.
- Riwayat tuberkulosis/ terpajan
Tanda : - Peningkatan frekuensi pernafasan (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru atau pleura)
- Pengembangan penrnafasan tak simetris (effusi pleural)
- Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural). Bunyi napas menurun/ tak ada suara bilateral atau
unilateral (effusi fleural/ pneumothorax). Bunyi napas tubelar dan (atau bisikan pektoral di atas lesi luas). Krekels tercatat di atas
aspek paru selama inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels positussic)
- Karakteristik sputum : hijau/ purulen/ mukoid kuning atau bercak darah.
- Deviasi trakeal (penyebaran brakogenik)
- Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap lanjut).

Keamanan
Gejala : - Adanya kondisi penekanan imun, contoh : AIDS, kanker
- Tes HIV positif
Tanda : Demam rendah atau sakit panas akut.

Interaksi Sosial
Gejala : - Perasaan Isolasi / penolakan karena penyakit menular.
- Perubahan pola elesa dalam tanggung jawab/ perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran.

Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : - Riwayat keluarga TB
- Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk.
- Gagal untuk membaik / kambuhnya TB.
- Tidak berpartisipasi dalam terapi.
ngan : Orang menunjukkan rerata lama dirawat 6,6 hari
pemulangan : Memerlukan bantuan dengan/ gangguan dalam terapi obat dan bantuan perawatan diri dan pemeliharaan/ perawatan rumah.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko tinggi infeksi, penyebaran/ aktivitas ulang berhubungan dengan pertahanan primer tak adekuat, penurunan kerja silia/ status
sekret, kerusakan jaringan/ tambahan infeksi. Penurunan pertahanan/penekanan proses inflamasi, malnutrisi, terpajan lingkungan
ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala membuat diagnosa aktual.
b. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk edema trakoal/
faringeal ditandai dengan frekuensi pernapasan, irama, kedalaman tak normal, bunyi napas tidak normal (ronki, mengi) stider, dispnea.
c. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan permukaan efektif paru, atelektasis, kerusakan
membran alveolar-kapiler sekret kental, tetal, edema bronkial ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat
diagnosa aktual.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan, sering batuk/ produksi sputum, dispnea, anoreksia,
ketidakcukupan sumber keuangan, berat badan di bawah 10%-20% ideal untuk bentuk tubuh dan berat kurang tertarik pada makanan,
gangguan sensasi pengecap tonus otot buruk.
e. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan berhubungan dengan kurang terpajan
pada/ salah interpretasi informasi, keterbatasan kognitif tak akurat/ tak lengkap informasi yang ada, kurang atau tak akurat mengikuri
instruksi/ perilaku menunjukkan atau memperlihatkan perasaan terancam.

3. Perencanaan Keperawatan
a Keperawatan 1 :
Resiko tinggi infeksi, penyebaran/ aktivitas ulang berhubungan dengan pertahanan primer tak adekuat, penurunan kerja silia/ status
sekret, kerusakan jaringan/ tambahan infeksi, penurunan pertahanan/ penekanan proses inflamasi, malnutrisi, terpajan lingksungan
ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.
: Infeksi tidak terjadi
aluasi : - Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah menurunkan resiko penyebaran infeksi.
- Menunjukkan tehnik/ melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang aman.

dan Rasionalisasi
a. Kaji patologik (aktif/ fase tidak aktif, diseminasi infeksi melalui bronkus untuk membatasi jaringan atau melalui aliran darah/ sistem
limfatik) dan potensial penyebaran infeksi melalui droplet udara selama batuk, bersin, meludah, bicara, tertawa, menyanyi.
Rasionalisasi: Membantu pasien menyadari / menerima perlunya mematuhi program pengobatan untuk mencegah penyakitnya
berulang /komplikasi. Pemahaman bagaimana penyakit disebabkan dan kesadaran kemungkinan tranmisi membantu pasien/ orang
terdekat untuk mengambil langkah untuk mencegah infeksi ke organ lain.
b. Identifikasi orang lain yang beresiko contoh anggota rumah / sahabat dekat.
Rasionalisasi: Orang-orang yang terpajan ini perlu pengobatan untuk pencegahan infeksi / penyebaran infeksi.
c. Anjurkan klien untuk batuk bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari meludah, kaji pembuangan tissue sekali pakai dan
tehnik mencuci tangan yang tepat. Dorong untuk mengulangi demonstrasi.
Rasionalisasi: Perilaku yang diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi.
d. Kaji tindakan kontrol infeksi sementara contoh : masker atau isolasi pernafasan.
Rasionalisasi: Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien dan membuang stigma sosial sesuai dengan penyakit menular.
e. Awasi suhu sesuai dengan indikasi.
Rasionalisasi: Reaksi demam indikator adanya infeksi lanjut.
f. Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulang tuberculosis contoh tahanan bawah (alkeholisme, malnutrisi/ bedah
by pasi intestinal) gunakan obat penekanan imun/ kortikosteroid, adanya diabetes melitus, kanker, kalium.
Rasionalisasi: Pengetahuan tentang faktor ini membantu pasien untuk mengubah pola hidup dan menghindari/ menurunkan insiden
eksaserbasi.
g. Tekankan tentang pentingnya tidak menghentikan terapi obat.
Rasionalisasi: Periode singkat berakhir 2 – 3 hari setelah kemoterapi awal, tetapi pada adanya rongga atau penyakit luas sedang,
resiko penyebaran infeksi dapat berlanjut sampai 3 bulan.
h. Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara periodik terhadap sputum untuk lamanya terapi.
Rasionalisasi: Alat dalam pengawasan efek dan keefektifan obat dan respon klien terhadap terapi.
i. Dorong memilih mengencerkan makanan seimbang, berikan makan sering kecil, makanan kecil pada jumlah makanan yang besar
yang tepat.
Rasionalisasi: Adanya anoreksia / mal nutrisi sebelumnya merendahkan tahanan terhadap proses infeksi dan mengganggu
penyembuhan. Makan kecil dapat meningkatkan pemasukan semua.
j. Kolaborasi :kolaborasi dalam pemberian obat-obatan, agen mukolitik
k. Berikan agen anti infeksi sesuai dengan indikasi, contoh : Isoniazid (INH), entambutol (menyambuton), rifampin grup (rifadin).
Rasionalisasi: Kombinasi agen infeksi digunakan, contoh : 2 obat primer atau 1 obat primer tambah 1 dan obat sekunder, INH
biasanya obat pilihan untuk pasien infeksi dan pada resiko terjadinya TB. Kemoterapi INH dan refampin tangan pernah (selama 9
bulan) dengan entambutol (selama 2 bulan pertama) pengobatan cukup untuk TB Paru. Entambutol harus diberikan bila sistem saraf
pusat atau tak terkomplikasi. Penyakit diseminata terjadi atau bila dicurigai resisten INH. Tetapi luas (sampai 24 bulan) diindikasikan
untuk kasus reaktivasi, reaktivasi TB ekstrapulmonal, atau adanya masalah medik lain, contoh diabetes melitus atau silikosis
protilaksis dengan INH selama 12 bulan harus dipertimbangkan dengan HIV positif dengan PPh positif.
l. Pirazinamid (PZA/ aldinamiole) : para-amino saliksik (PAS) aktoskrin (serangan), streptomyan (styan).
Rasionalisasi: Obat ini sekunder diperlukan bila infeksi resisten terhadap atau tidak toleran obat primer.
m. Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh hasil usap sputum.
Rasionalisasi: Pasien yang mengalami 3 usapan negatif (memerlukan 3-5 bulan) perlu mentaati program obat dan asimtomatik akan
diklasifikasikan tak menyebar.
n. AST/ ALT
Rasionalisasi: Efek merugikan terapi obat termasuk hepatitis.
o. Laporkan ke departemen kesehatan lokal.
Rasionalisasi: Membantu mengidentifikasikan lembaga yang dapat dihubungi untuk menurunkan penyebaran infeksi.

a Keperawatan 2 :
Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekret kental, sekret bercampur darah, upaya batuk buruk, edema trakeal/
faringeal ditandai dengan frekuensi pernafasan, irama, kedalaman tak normal, bunyi nafas tak normal (ronki, mengi) strider, dispnea.
: Bersihan nafas kembali efektif.
aluasi : - Mempertahankan jalan nafas pasien
- Mengeluarkan sekret tanpa bantuan
- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki/ mempertahankan bersihan jalan nafas
- Berpartisipasi dalam program pengobatan, dalam tingkat kemampuan/ situasi
- Mengidentifikasi potensi komplikasi dan melakukan tindakan tepat.
dan Rasionalisasi
a. Kaji fungsi pernafasan, contoh : bunyi nafas/kecepatan, irama dan kedalaman dan penggunaan otot aksesori.
Rasionalisasi : Penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan aseletaksis, ronki, mengi menunjukkan akumulasi sekret/ketidakmampuan
untuk membersihkan dalam nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot aksesori pernafasan dan meningkatkan kerja pernafasan.
Mandiri :
b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif. Catat karakteristik, jumlah sputum, adanya hemoptisis.
Rasionalisasi : Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal, sputum berdarah kental atau darah cerah diakibatkan oleh kerusakan
(kautasi) paru atau luka bronkial dan dapat memerlukan evaluasi/ intervensi lanjut.
c. Berikan pasien posisi semi Fowler atau Fowler tinggi, bantu pasien untuk batuk, dan latihan nafas dalam.
Rasionalisasi : Posisi dapat memaksimalkan fungsi paru dan menurunkan upaya pernafasan. Ventilasi maksimal membuka area
atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret ke dalam jalan nafas besar untuk dikeluarkan.
d. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea, penghisapan sesuai dengan keperluan.
Rasionalisasi : Mencegah obstruksi / aspirasi, diperlukan jika pasien tidak mampu mengeluarkan sekret.
e. Pertahankan masukan cairan membantu untuk mengencerkan sekret, membuatnya mudah dikeluarkan.
Rasionalisasi : Pemasukan tinggi cairan membantu untuk mengencerkan sekret, sehingga mudah dikeluarkan.

Kolaborasi :
f. Lembabkan udara / inspirasi oksigen.
Rasionalisasi : Mencegah pengeringan membran mukosa, membantu untuk mengencerkan sekret.
g. Beri obat-obatan sesuai indikasi.
1) Agen mukolitik, contoh Asestilsistern (mucomysil)
2) Bronkadilator, contoh : Okstrifillin (choledyl), Teofillin (theo-elur)
3) Karbikosteroid, contoh : Predmson.
Rasionalisasi :
1) Agen mukolitik menurunkan kekentalan dan perlengketan sekret paru untuk memudahkan pembersihan.
2) Bronkodilator meningkatkan ukuran lumen percabangan trakeobronkial, sehingga menurunkan tahanan terhadap aliran udara.
3) Berguna pada adanya keterlibatan luas dengan hipoksemia dan bila respons inflamasi mengancam hidup.
h. Bersiap untuk membantu inhalasi darurat.
Rasionalisasi : Inhalasi diperlukan pada kasus karang bronkogenik TB dengan edema laring atau perdarahan paru akut.

a Keperawatan 3 :
Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan sekret penurunan permukaan efektif paru, atelektasis, kerusakan
membran alveolar, sekret kental, tebal edema bronkial ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa
aktual.
: Kerusakan pertukaran gas tidak terjadi
aluasi :
Melaporkan tidak adanya/ penurunan dispnea
- Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenisasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal.
- Bebas dari gejala distres pernafasan.

dan Rasionalisasi
a. Kaji dispnea, tachipnea, tak normal / menurunnya bunyi nafas, peningkatan upaya pernafasan, terbatasnya ekspansi dinding dada dan
kelemahan.
Rasionalisasi : TB Paru menyebabkan efek luas pada paru dari bagian kecil bronko pneumonin sampai inflamasi difus luas, nekrosis
efusi pleura dan fibrosis luas, efek pernafasan dapat dari ringan sampai dispnea berat sapai distres pernafasan.
b. Evaluasi perubahan pada tingkat kesadaran, catat sianosis atau perubahan pada warna kulit termasuk membran mukosa dan kuku.
Rasionalisasi : Akumulasi sekret / pengaruh jalan nafas dapat mengganggu oksigenisasi organ vital dan jaringan dan jaringan (rujuk
ke dinas kesehatan : bersihkan jalan nafas).
c. Tunjukkan / dorong bernafas bibir selama ekshalasi, khususnya untuk pasien dengan fibrosis atau kerusakan parenkim.
Rasionalisasi : Membuat tahanan melawan udara luar untuk mencegah kolaps / penyempitan jalan nafas sehingga membantu
menyebarkan udara melalui paru dan menurunkan nafas pendek.
d. Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan bantu aktivitas perawatan diri sesuai keperluan.
Rasionalisasi : Menurunkan konsumsi oksigen / kebutuhan selama periode penurunan pernafasan dapat menurunkan beratnya
gejala.

Kolaborasi :
e. : Awasi seri GDA / nadi oksigen.
Rasionalisasi : Penurunan kandungan oksigen (Pa O2) atau saturasi peningkatan Pa CO2 menunjukkan kebutuhan untuk
intervensi / perubahan program terapi.
f. Berikan oksigen tambahan yang sesuai.
Rasionalisasi : Alat dalam memperbaiki hipoksemia yang dapat terjadi sekunder terhadap penurunan ventilasi / menurunnya
permukaan alveolar paru.

a Keperawatan 4 :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan, sering batuk/ produksi sputum, dispnea, anoreksia,
ketidakcukupan sumber keuangan, ditandai dengan berat badan di bawah 10%-20% idean untuk bentuk tubuh dan berat, melaporkan
kurang tertarik pada makanan, gangguan sensasi pengecap tonus otot buruk.
: Nutrisi dapat terpenuhi.
Evaluasi : Menunjukkan berat badan meningkatkan mencapai tujuan dengan mual laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi.

Intervensi dan Rasionalisasi :


a. Catat status nutrisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, BB dan derajat kekurangan berat badan, integritas mukosa oral,
kemampuan/ ketidakmampuan menelan, adanya tonus usus, riwayat mual/ muntah atau diare.
Rasionalisasi : Berguna dalam mengidentifikasi derajat / luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat.
b. Pastikan pola diet biasa pasien disukai atau tidak disukai.
Rasionalisasi : Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan/ kekuatan khusus, pertimbangan keinginan individu dapat
memperbaiki masukan diet.
c. Awasi masukan / pengeluaran dan berat badan secara periodik.
Rasionalisasi : Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan.
d. Selidiki anoreksia, mual dan muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan obat. Awasi frekuensi, volume, konsistensi stres.
Rasionalisasi : Dapat mempengaruhi pilihan diet dan mengidentifikasi area pemecahan masalah untuk meningkatkan pemasukan/
penggunaan nutrisi.
e. Dorong dan berikan periode istirahat sering
Rasionalisasi : Membantu menghemat energi, khususnya bila kebutuhan metabolik meningkat saat demam.
f. Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernafasan.
Rasionalisasi : Menurunkan rasa tak enak karena sisa sputum atau obat untuk perobatan respirasi yang merangsang pusat muntah.
g. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan TKTP.
Rasionalisasi : Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tak perlu/ kebutuhan energi dari makan makanan banyak
dan menurunkan iritasi gaster.
h. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan pasien kecuali kontraindikasi.
Rasionalisasi : Membuat lingkungan sosial lebih normal selama makan dan membantu memenuhi kebutuhan personal dan kultural.
Kolaborasi :
i. Rujuk ke ahli diet untuk menetukan komposisi diet.
Rasionalisasi : Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan metabolik diet.
j. Konsul dengan terapi pernapasan untuk jadwal pengobatan 1-2 jam sebelum/ setelah makan.
Rasionalisasi : Dapat membantu menurunkan insiden mual dan muntah sehubungan dengan obat atau efek pengobatan pernapasan
pada perut yang penuh.
k. Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh protein serum dan albumin.
Rasionalisasi : Nilai rendah menunjukkan malnutrisi dan menunujukkan kebutuhan intervensi/ perubahan program terapi.
l. Berikan antipiretik tepat
Rasionalisasi : Demam meningkatkan kebutuhan metabolik dan juga konsumsi kalori.

erawatan 5
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, aturan tindakan dan perencanaan berhubungan dengan kurang terpajan
pada/ salah interpretasi informasi keterbatasan kognitif tak akurat/ tak lengkap informasi yang ada ditandai dengan informasi
menunjukkan kesalahan konsep tentang status kesehatan kurang atau tak akurat mengikuti instruksi/ perilaku menunjukkan atau
memperlihatkan perasaan terancam.
: Proses penyakit/ prognosis dan program pengobatan dipahami.
sil : - Menyatakan pemahaman proses penyakit/ prognosis dan kebutuhan.
- Melakukan perilaku/ perubahan pola hidup untuk memperbaiki kesehatan umum dan menurunkan resiko pengaktifan ulang TB paru.
- Mengidentifikasi gejala yang memerlukan evaluasi/intervensi
- Menggambarkan rencana untuk menerima perawatan kesehatan adekuat.

dan rasionalisasi :
a. Kaji kemampuan pasien untuk belajar, contoh tingkat takut, masalah, kelemahan, tingkat partisipasi, lingkungan terbaik dimana pasien
dapat belajar, seberapa banyak isi, media terbaik, siapa yang terlibat.
Rasionalisasi : Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan individu.
b. Identifikasi masalah/ gejala yang harus dilaporkan ke perawat, contoh hemoptisis, nyeri dada, demam, kesulitan bernapas, kehilangan
pendengaran, vertigo.
Rasionalisasi : Dapat menunjukkan kemajuan atau pengaktifan ulang penyakit atau efek obat yang memerlukan evaluasi lanjut.
c. Tekankan pentingnya mempertahankan protein tinggi dan diet karbohidrat dan pemasukan cairan yang adekuat (rujuk ke ahli diet)
Rasionalisasi : Memenuhi kebutuhan metabolik membantu meminimalkan kelemahan dan meningkatkan penyembuhan, cairan
dapat mengencerkan/ mengeluarkan sekret.
d. Berikan instruksi dan informasi tertulis khusus pada pasien untuk rujukan contoh jadwal obat.
Rasionalisasi : Informasi tertulis menurunkan hambatan pasien untuk mengingat sejumlah besar informasi. Pengulangan
menguatkan belajar.
e. Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan pengobatan lama. Kaji potensial interaksi dengan obat/
substansi lain.
Rasionalisasi : Meningkatkan kerjasama dalam program pengobatan dan mencegah penghentian obat sesuai perbaikan kondisi
pasien.
f. Kaji potensial efek samping pengobatan (contoh mulut kering, konstipasi, gangguan penglihatan, sakit kepala, hipertensi ortostatik)
dan pemecahan masalah.
Rasionalisasi : Mencegah/ menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan terapi dan meningkatkan kerjasama dalam program.
g. Tekankan kebutuhan untuk tidak minum alkohol sementara minum INH
Rasionalisasi : Kombinasi INH dan alkohol telah menunjukkan peningkatan insiden hepatitis.
h. Rujuk untuk pemeriksaan mata setelah memulai dan kemudian tiap bulan selama minum etambutol.
Rasionalisasi : Efek samping utama menurunkan penglihatan; tanda awal menurunnya kemampuan untuk melihat warna hijau.
i. Dorong pasien/ orang terdekat untuk menyatakan takut/ masalah. Jawab pertanyaan secara nyata. Catat lamanya penggunaan
penyangkalan.
Rasionalisasi : Memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan konsepsi/ peningkatan ansietas. Ketidakadekuatan
keuangan/ penyangkalan lama dapat mempengaruhi koping dengan manajemen tugas untuk meningkatkan/ mempertahankan
kesehatan.
j. Evaluasi kerja pada pengecoran logam/ tambang gunung, semburan pasir.
Rasionalisasi : Terdalam pada debu silikon berlebihan meningkatkan resiko silikosis, yang dapat secara negatif mempengaruhi
fungsi pernapasan/ bronkitis
k. Dorong untuk tidak merokok.
Rasionalisasi : Meskipun merokok tidak merangsang berulangnya TB tetapi meningkatkan disfungsi pernapasan/ eronkitis
l. Kaji bagaimana TB ditularkan (misal: khususnya dengan inhalasi organisme udara tetapi dapat juga menyebar melalui faeses atau
urine bila infeksi pada pada saluran/ sistem ini) dan bahaya reath viler.
Rasionalisasi : Pengetahuan dapat menurunkan resiko penularan/ rekativitas ulang, komplikasi sehubungan dengan reaktivitas
termasuk kavitasi. Pembentukan abses, emfisema destraktif, pneumotorak spontan, firosis interstinal, luka GI, fistula bronkopleural,
laringitis tuberkolosis, dan penyebaran miliari.
1. asi ke ahli gizi untuk menentukan komposisi diid.
2. R/ : Memberikan bantuan dalam pemberian diid dengan nutrisi yang adekua
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Biodata
1) Identitas Klien
Nama : Tn. MR
Jenis Kelamin : Laki- laki
Umur : 38 Tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dusun IV Jl. Perintis Kemerdekaan
Tanggal masuk RS : 26-10-2012
Nomor Register : 51.90.25
Ruangan : RA III (Pulmo)
Diagnosa Medis : TB.Paru
Tanggal pengkajian : 28-10-2012

2) Penanggung Jawab Klien


Nama : Ny. N
Pekerjaan : PNS
Hubungan Keluarga : Istri
Alamat : Dusun IV Jl. Perintis Kemerdekaan

b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Penyakit ini dialami pasien 2,5 bulan yang lalu. Awalnya pasien merasa kesakitan selama 1,5 tahun ini. Kedua tungkai semakin hari
semakin membesar. Hingga akhirnya pasien susah berdiri. Kemudian keluarga membawa pasien ke Rumah Sakit Adam Malik pada
tanggal 26 Agustus 2012.
Keluhan Utama :
Lemas pada kedua tungkai
Vital sign :
TD : 130/80 mmHg, RR : 136 x / i, HR : 30 x/i. SUHU : 36,5oC
2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Keluarga klien mengatakan penyakit yang pernah dialami klien adalah DM Tipe II dan dirawat di Rumah Sakit Adam Malik Medan
selama kurang lebih 3 bulan, alergi tidak ada, immuninsasi tidak diketahui dan obat-obatan klien tidak ingat.

3) Riwayat Kesehatan Keluarga


Keterangan :

= Perempuan = Perempuan meninggal


= Laki-laki = Laki-laki meninggal

= Klien
= Tinggal serumah
Kesimpulan : Dari genogram diatas tidak ada ditemukan bahwa adanya penyakit menurun pada keluarga tersebut. Dan pasien tinggal serumah
dengan anak dan istrinya.
c. Kebutuhan Dasar Fisiologis
1) Pernafasan
a) Data Subyektif
Keluhan sesak nafas disertai batuk bercampur sputum, terutama saat cuaca dingin dan bila beraktivitas. Riwat merokok gudang garam
2 bungkus/ hari.Pemajanan terhadap polusi udara ada karena pasien tinggal di pinggir jalan.
b) Data Objektif
- Inspeksi
Frekuensi pernafasan 30 x/i, bentuk dada simetris kanan dan kiri, jenis pernafasan yaitu pernafasan perut, pola pernafasan tachipnoea,
pergerakan rongga dada simetris kiri dan kanan, cyanosis tidak ada , tidak ada clubbing finger , menggunakan otot bantu pernafasan
yaitu retraksi dada , batuk berdahak warna kuning, oksigen terpasang 5 liter/ menit
- Palpasi : vokal premitus dada bagian sinistra terdengar redup
- Perkusi paru : Hypersonor
- Auskultasi :Suara nafas ronchi basah

2) Cardiovasculer
a) Data Subyektif
Nyeri dada ada, tidak menyebar dan sesak, tidak ada jantung berdebar-debar.
Data Obyektif
- Inspeksi
Pada ictus cordis normal, tidak ada pembengkakan vena jugularis, pengisian kapiler 2 detik dan tidak ada varises.
- Palpasi
Heart Rate (HR) 30 x/i, getaran/thrill tidak ada.
- Perkusi
Batas jantung tidak teraba
- Auskultasi
Bunyi jantung normal,bunyi jantung I dan bunyi jantung II , irama jantung teratur , tidak ada suara jantung tambahan
3) Saluran Pencernaan
a) Status Nutrisi
1. Data Subyektif
Sebelum masuk rumah sakit :
Kebiasaan makan 3 x 1 hari,mual dan nyeri abdomen tidak ada, BB 50 kg, TB 160 cm, tidak ada masalah mengunyah/menelan.
Setelah masuk rumah sakit : frekuensi makan 3 x 1 hari, tidak ada mual, tidak ada nyeriabdomen, BB 49 kg, tidak ada masalah
mengunyah/menelan
2. Data Obyektif
Porsi yang disediakan habis ¼ porsi, diet MII, tidak ada muntah,
Saat dilakukan pengkajian, gigi lengkap

3212 2122
2212 2112
tidak ada peradangan pada rongga mulut dan tidak ada pembengkakan pada tonsil
Pemeriksaan Fisik Abdomen
- Inspeksi
Warna kulit abdomen kuning langsat, pembuluh darah abdomen tidak ada pembesaran, striae tidak ada, dan lesi abdomen tidak ada.
- Palpasi
Setelah dilakukan palpasi tidak ada ditemukan nyeri tekan dan pembesaran pada hati tidak ada, asites dan distensi/ pemapanan tidak
ada.
- Perkusi
Suara perkusi pekak.
- Auskultasi
Bising usus 30 x/i.

b) Status Eliminasi BAB


1. Data Subyektif
Kebiasan BAB 1 x 1 hari, konsistensi lembek, bau khas, warna kuning kecoklatan, tidak ada nyeri waktu BAB dan tidak ada
konstipasi.
Di Rumah sakit , BAB 1 x 1 hari, warna kuning kecoklatan, bau khas dan konsistensi lembek
2. Data Obyektif
frekuensi BAB 1 x 1 hari, bau khas, warna kecoklatan, konsistensi lembek, tidak ada haemorhoid dan tidak memakai alat bantu
4. Perkemihan
a) Data Subyektif
Kebiasaan eliminasi BAK 6-7 x/ hari dan tidak ada masalah BAK
b) Data Obyektif
Kebiasaan eliminasi BAK 7-8 x/ hari warna kuning pekat, tidak memakai alat bantu, tidak ada masalah BAK.

Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi
Pada inspeksi tidak dijumpai adanya peradangan pada meatus uretra
- Palpasi
Pada palpasi batas ginjal tidak teraba
- Perkusi
Pada perkusi ginjal tidak ada nyeri

4) Neurosensori
a) Persyarafan
1] Data Subyektif
tidak ada sakit kepala,pusing, kebas/ kesemutan, kejang
2] Data Obyektif
Tingkat kesadaran compos mentis, RM : 6, RV : 5, RMM :4, GCS : 15, klien dapat mengetahui waktu dan mengenal tempat. Klien
dapat mengingat kejadian yang telah berlalu

b) Mata/ Penglihatan
1] Data Subyektif
Tidak ada gangguan penglihatan
2] Data Obyektif
Bentuk mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva berwarna merah muda, bersih dan bebas eritema, oedema tidak ada pada palpebra,
sklera tidak ada ikterik, dan pupil berwarna hitam isokor kiri dan kanan , ketajaman penglihatan 6/6

c) Telinga/ Pendengaran
1] Data Subyektif
fungsi pendengaran baik, tidak pernah memeriksakan telinga
2] Data Obyektif
Tanda peradangan/ perdarahan tidak ada, cairan/sekret tidak ada dan pemakaian alat bantu pendengaran tidak ada.
d) Hidung / Penciuman
1] Data Subyektif
penciuman baik, mampu membedakan aroma wangi-wangian
2] Data Obyektif
dapat membedakan aroma wangi-wangan, tidak ada tanda peradangan.
e) Kulit/Perabaan
1] Data Subyektif
Tidak ada gangguan terhadap rasa
2] Data Obyektif
fungsi kulit normal dapat membedakan sensasi
f) Nyeri
1] Data Subyektif
Nyeri ada pada daerah dada
2] Data Objektif
Respon terhadap nyeri normal, skala nyeri 4

5) Istirahat/Tidur
a) Data Subjektif
klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit, klien tidur siang 1 jam, malam 4 jam, masalah tidur adalah karena sesak dan batuk,
tidak ada riwayat pemakaian obat tidur, kebiasaan sebelum menonton televisi dan setelah masuk rumah sakit klien tampak kebiasaan
tidur siang ½ jam dan tidur malam 3 jam, masalah tidur insomnia karena sesak dan batuk , tidak ada memakai obat tidur
b) Data objektif
Klien tampak sering menguap, mata merah dan tampak lemah

6) Muskuloskletal
a) Data Subjektif
Klien mengatakan dalam melakukan aktivitas dibantu oleh orang lain
b) Data Objektif
Dalam melakukan aktivitas sehari- hari seperti makan, mandi, pakaian, BAB, BAK, ambulasi dibantu oleh perawat dan keluarga.
Tingkat ketergantungan 2 ( dengan bantuan orang lain )
Kekuatan otot :

Tangan Kanan tangan kiri


3 3
kaki kanan kaki kiri
3 3

ROM dalam batas normal dan tidak ada kontraktur, Tidak ada fraktur, tidak memakai alat bantu
7) Personal Hyegiene
a) Data Subjektif
klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit, klien mandi 1 x 1 hari, pakai sabun dan pada saat mandi klien menggosok gigi 2 x 1
hari, mencuci rambut 1 sehari memakai sabun
Di rumah sakit kuku kurang bersih dan panjang, pakaian kotor dan tidak rapi
b) Data Objektif
Kuku kotor dan panjang, mulut tidak bersih (ada sisa makanan) dan lidah tampak kotor, rambut kurang bersih dan berketombe,
genitalia kurang bersih dan pakaian kotor

8) Cairan
a) Data Subjektif
Klien sering merasa haus, jumlah minum 2 liter/ hari dan minuman kesukaan adalah air putih
b) Data Objektif
Turgor kulit normal, pada cubit kubiti kembali cepat ( 1 detik ) ada pemberian cairan parenteral NaCl 0,9 % dengan 20 tts/i, keadaan
mukosa mulut lembab dan tidak ada oedema, serta tidak ada diaporesis

9) Integumen
a) Data Subjektif
Tidak ada rasa gatal dan nyeri
b) Data Objektif
Tidak ada ditemukan tanda peradangan dan luka, kelembaban kulit baik, tekstur kulit halus, lembut, lentur

10) Reproduksi/ Seksualitas


Klien mengatakan bahwa mereka tidak aktif melakukan hubungan seksual selama di Rumah Sakit, tidak ada penggunaan alat
kontrasepsi.

11) Psikologis
Klien yakin akan kesembuhan penyakinya, emosi dalam keadaan stabil, klien beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit, klien
menanyakan tentang penyakitnya yang sering kambuh dan dapat menerima perubahan dirinya. Klien tampak bingung.
Gambaran diri : klien menyukai rambutnya
Identitas diri : klien bekerja sebagai wiraswasta
n diri : klien adalah kepala keluarga dan sebagai pengambil keputusan dan rumahtangganya
diri : agar cepat sembuh dapat bekerja kembali
a diri : Interaksi dengan orang lain baik
12) Interaksi Sosial
Menggunakan bahasa Indonesia, berbicara jelas, hubungan keluarga harmonis dan orang terdekat bagi klien adalah istrinya.
13) Spiritual
Sebelum masuk rumah sakit klien rajin sholat, dan dirumah sakit klien berdoa ditempat tidur.

d. Pemeriksaan Penunjang
1) Photo thorax : terdapat fibrosis pada lobus atas kanan
2) Pemeriksaan laboratorium
Tanggal 9 Juni 2009
Pemeriksaan Hasil Normal
Hb 10,7 gr/ dl 14 – 17,4 gr/ dl
Leukosit 10 5 – 10 . 10 3 / mm3
Trombosit 376 150 – 450 .10 3 / mm3
Eritrosit 3,7 4,2 – 5,4 . 10 6 / mm3
LED 10 mm/ jam 0 – 15 mm/ jam
Hematokrit 33 % 42 – 52%
8
MCV 91 fu 82-98 fu
1.
MCH 28 26-34
MCHC 31 gr/ dl 31-37
KGD 239 mg/ dl 140-160 mg/ dl
Program terapi medik
Injeksi : Cefotaxime 1 gr/ 12 jam
Ranitidine 1 amp/ 8 jam
Oral : Rifampicin 600 mg 1x1
INH 400 mg 1 x 1
Ethambutol 500 mg 1 x1
PZA 500 mg 3x1
IVFD : NaCl 0,9 % : 20 tetes/ menit

2. Analisa Data
NO TGL SIMTOM ETIOLOGI PROBLEM
1 29/10/2012 Ds: Daya tahan tubuh Resiko tinggi
 klien mengatakan tubuh menurun infeksi
terasa lemah dan harus
dibantu melakukan
aktivitas
DO:
 pasien tampak lemah
 aktivitas dibantu oleh
orang lain atau keluarga
2 29/10/2012
DS : Produksi sekret Bersihan
 klien mengatakan sulit kental jalan napas
bernapas tidak efektif
 klien mengatakan sesak
bila bernapas
DO :
 pasien tampak sesak
 frekuensi pernapasan 30
x/i
 pasien memakai oksigen
3 29/10/2012
DS: Klien mengatakan tidak Penyakit dan Kurang
mengerti akan penyakitnya pengobatan pengetahuan
DO :
 adanyaungkapan
ketidaktahuan tentang
penyakit dan
pengobatannya
 klien tampak bertanya
tentangpengobatannya
 klien bertanya tentang
kesembuhan penyakitnya

3. Prioritas masalah
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
b. Resiko tinggi infeksi
c. Kurang pengetahuan

B. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan produksi sekret kental
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakit dan pengobatan
C. RENCANA KEPERAWATAN
N Tangga DIAGNOSA PERENCANAAN
O l KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
1 Bersihan jalan nafas tak Bersihan jalan  Menurunkan bunyi napas indikasi etelektasis
1. Kaji fungsi pernapasan, bunyi napas,
efektif berhubungan nafas efektif kecepatan, irama, dan kedalaman  Mengeluarkan sekret dengan mudah
dengan produksi sekret dengan kriteria :  Meningkatkan ekspansi paru
kental yang ditandai  Klien tidak  Mencegah obstruksi/ aspirasi
dengan  Menurunkan kekentalan sekret
kesulitan bernapas2. Catat kemampuan untuk mengeluarkan
DS :  Frekuensi sekret atau batuk efektif
 klien mengatakan sulit pernapasan dalam
bernafas 3. Berikan pasien posisi semifowler atau
batas normal 16-24
 Klien mengatakan x/i fowler
sesak bila bernapas  Klien
DO : tidakmemakai
 Pasien tampak sesak oksigen
 Frekuensi pernapasan
30x/i 4. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea
suction bila perlu
 Pasien memakai oksigen

5. Berikan obat agen mukolitik,


bronkodilator, kortikosteroid sesuai
indikasi

2 29/10/2 Resiko tinggi infeksi Perilaku/ 


pola 1. Kaji patologi penyakit, penyebaran Membantu pasien agar mau mengerti dan
012 berhubungan dengan hidup berubah infeksi melalui bronkus pada jaringan menerima
daya tahan tubuh untuk mencegah sekitarnya  Mencegah penyebaran infeksi terhadap orang-
menurun yang ditandai penyebaran infeksi, orang yang beresiko perlu program terapi obat
dengan : dengan kriteria  Mencegah terjadinya penularan infeksi
DS : hasil: 2. Identifikasi orang-orang yang
 Mengurangi resiko infeksi
Pasien mengatakan tubuh - Menurunkan beresiko terkena infeksi seperti
terasa lemah dan harus resiko penyebaran anggota keluarga dan teman
dibantu melakukan infeksi
aktivitas - Menunjukkan/ 3. Anjurkan pasien untuk batuk/ bersin
DO : melakukan pada tisu dan menghindari meludah
 Pasien tampak lemah perubahan pola
 Aktivitas dibantu oleh hidup untuk
keluarga atau perawat meningkatkan 4. Gunakan masker setiap melakukan
lingkungan yang tindakan
aman

3 29/10/2 Kurang pengetahuan Pemahaman 1. Identifikasi tanda-tanda yang dapat Mengidentifikasi perkembangan penyakit atau
012 berhubungan dengan tentang proses dilaporkan kepada dokter seperti nyeri efek samping obats
penyakit dan penyakit/prognosis dada, demam, kesulitan bernapas,
pengobatan, yang dan perubahan kehilangan pendengaran.
ditandai dengan : perilaku untuk
2. Berikan informasi yang spesifik dalam
DS : memperbaiki bentuk tulisan misalnya jadwal minum
 Pasien mengatakan tidak kesehatan, dengan obat  Tertulis dapat membantu mengingatkan pasien
mengerti akan kriteria 3. Jelaskan tentang efeksamping obat,
penyakitnya - Menyatakan mulut kering, konstipasi gangguan
DO: pemahaman penglihatan
 Adanya ungkapan tentang proses 4. Dorong pasien dan keluarga untuk
ketidaktahuan tentang penyakit/ prognosis mengungkapakan kecemasan  Mencegah keraguan terhadap pengobatan
penyakit dan dan kebutuhan  Menurunkan kecemasan
pengobatan pengobatan 5. Berikan gambaran tentang pekerjaan Debu silikon beresiko keracunan silikon yang
 Pasien tampak bertanya- Melakukan yang beresiko terhadap penyakitnya mengganggu fungsi paru/ bronkus
tentang pengobatannya perubahan perilaku misalnya bekerja di pengecoran
 Pasien bertanya tentang dan pola hidup logam, pertambangan dan pengecatan.
kesembuhan untuk memperbaiki
penyakitnya kesehatan
- Menerima
perawatan
kesehatan adekuat
- Pemahaman
tentang proses
penyakit
D. IMPLEMENTASI
HARI/ NO
PELAKSANAAN EVALUASI
TGL DX
29/10/2012 1 08.30 WIB 12.00 WIB
- Mengkaji fungsi pernapasan bunyi napas, kecepatan,S :
irama dan kedalaman - klien mengatakan sulit
ET : pasien tampak sesak bernafas dan sesak
08.40 WIB
- Mencatat kemampuan untuk mengeluarkan sekret O :
atau batuk efektif - pasien tampak sesak
ET : pasien belum mampu batuk efektif - Oksigen masih terpasang
09.20 WIB - Vital sign : tekanan darah :
- Membersihkan sekret dari mulut dan trakea suction 130/80 mmHg, HR : 30 x/
bila perlu menit, RR : 136 x / menit,
o
ET : pasien merasa dada terasa longgar Temp : 36,5 C
09.30 WIB A : Inefektif bersihan jalan nafas
- Memberikan obat agen mukolitik, bronkodilator, teratasi sebagian
kortikosteroid sesuai indikasi P: Lanjutkan tindakan keperawatan
ET : Pasien mau dikasi obat

29/10/2012 2 09.45 WIB 18.00 WIB


- mengkaji patologi penyakit, penyebaran infeksi
S : Klien mengatakan mulai merasa
melelui bronkus pada jaringan sekitarnya tenang dan bisa tidur
ET : mengetahui penyebaran infeksi O:
10.00 WIB  Pasien tampak mengerti
- 
mengidentifikasi orang-orang yang beresiko terkena Pasien tampak melakukan apa
infeksi seperti anggotakeluarga dan teman kata perawat
ET : pasien tampak mengerti A : masalah teratasi sebagian
10.20 WIB P: lanjutkan intervensi keperawatan
- menganjurkan pasien untuk batuk/ bersin pada tisu
dan menghindari meludah
- ET : pasien tampak mau melakukan apa yang
dikatakan perawat
10.30 WIB
- Menggunakan masker setiap melakukan tindakan
- ET : pasien tampak memakai masker
29/10/2012 3 10.40 WIB 13.00 WIB
- Mengidentifikasi tanda-tanda yang dapat dilaporkan
S : klien mengatakan masih belum
kepada dokter seperti nyeri dada, demam, kesulitan mengerti keseluruhan
bernapas penjelasan perawat dan dokter
ET : nyeri berkurang, sesak napas berkurang O:
10.50 WIB  Pasien tampak mengerti
- Memberikan informasi yang spesifik dalam bentuk sebagian
tulisan misalnya jadwal obat  Pasien tampak melakukan apa
ET : pasien tampak bisa melakukan apa yang yang dianjurkan perawat
dikatakan dokter  Nyeri berkurang
11.00 WIB A: masalah teratasi sebagian
- Menjelaskan tentang efek samping obat, mulut
P: lanjutkan intervensi keperawatan
kering, konstipasi, gangguan penglihatan
ET : pasien belum mengerti
11.20
- Mendorong pasien dan keluarga untuk
mengungkapkan kecemasan
ET: pasien tampak menjelaskan kecemasannya
Catatan Perkembangan I
HARI/ NO
PELAKSANAAN EVALUASI
TGL DX
30/10/2012 1 09.00 WIB 12.20 WIB
- Mengkaji fungsi pernapasan, bunyi napas,S :
kecepatan, irama, dan kedalaman - klien mengatakan sesak mulai
ET : pasien tampak tidak sesak lagi berkurang
09.30 WIB O:
- Mencatat kemampuan untuk mengeluarkan sekret
- pasien tampak mulai tidak
atau batuk efektif sesak lagi
ET : pasien sudah mampu batuk efektif - pasien sudah mampu batuk
efektif
A : masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan tindakan keperawatan
30/10/2012 2 10.15 WIB 13.00 WIB
- mengkaji patologi penyakit, penyebaran infeksi
S : Klien mengatakan batuk sudah
melalui bronkus pada jaringan sekitarnya berkurang
O:
10.19 WIB  Batuk tampak berkurang
- Menganjurkan pasien untuk batuk/ bersin pada tisu
dan menghindari meludah A : masalah teratasi sebagian
ET: batuk tampak berkurang P: lanjutkan intervensi
keperawatan
30/10/2012 3 11.20 WIB 13.20 WIB
- Mengidentifikasi tanda-tanda yang dapat dilaporkan
S : klien mengatakan masih sudah
kepada dokter seperti nyeri dada, demam, kesulitan mengerti penjelasan dari dokter
bernapas ataupun perawat
ET : nyeri dada berkurang, sesak napas berkurang O:
11.30 WIB  Pasien tampak suadah mengerti
- Menjelaskan tentang efek samping obat, mulut
A: masalah teratasi sebagian
kering, konstipasi, gangguan penglihatan P: lanjutkan intervensi keperawatan
ET : pasien tampak mengerti

Catatan Perkembangan II
HARI/ NO
PELAKSANAAN EVALUASI
TGL DX
31/10/2012 1 09.05 WIB 12.20 WIB
- Mengkaji fungsi pernapasan, bunyi napas,S :
kecepatan, irama, dan kedalaman - klien mengatakan sesak mulai
ET : pasien tampak tidak sesak lagi berkurang
09.30 WIB O:
- Mencatat kemampuan untuk mengeluarkan sekret
- pasien tampak mulai tidak
atau batuk efektif sesak lagi
ET : pasien sudah mampu batuk efektif - pasien sudah mampu batuk
efektif
A : masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan tindakan keperawatan
31/10/2012 2 10.25 WIB 13.00 WIB
- mengkaji patologi penyakit, penyebaran infeksi
S : Klien mengatakan batuk sudah
melalui bronkus pada jaringan sekitarnya berkurang
O:
10.30 WIB  Batuk tampak berkurang
- Menganjurkan pasien untuk batuk/ bersin pada tisu
dan menghindari meludah A : masalah teratasi sebagian
ET: batuk tampak berkurang P: lanjutkan intervensi
keperawatan
31/10/2012 3 11.25 WIB 13.20 WIB
- Mengidentifikasi tanda-tanda yang dapat dilaporkan
S : klien mengatakan masih sudah
kepada dokter seperti nyeri dada, demam, kesulitan mengerti penjelasan dari dokter
bernapas ataupun perawat
ET : nyeri dada berkurang, sesak napas berkurang O:
11.30 WIB  Pasien tampak suadah mengerti
- Menjelaskan tentang efek samping obat, mulut
A: masalah teratasi sebagian
kering, konstipasi, gangguan penglihatan P: lanjutkan intervensi keperawatan
ET : pasien tampak mengerti

Diposkan oleh Ramses_zaits di 21.25


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
2 komentar:

1.

Ace Maxs9 Juni 2015 01.06

informasi yang sangat bermanfaat, terimakasih banyak..

http://landongobatherbal.com/obat-herbal-penyakit-tipes/

Balas

2.

Julio Aryana16 Juni 2016 00.44

OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK

OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK

OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK

Balas

You might also like