Professional Documents
Culture Documents
Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Medikal Bedah Tahap Profesi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Disusun Oleh:
Tatik Handayani
03/167077/EIK/00301
DEFINISI
Hepatitis kronik adalah suatu sindrom klinik dan patologis yang disebabkan
oleh bermacam-macam etiologi, ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan
nekrosis pada hati yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam paling
sedikit 6 bulan.
Sirosis hati merupakan stadium akhir hepatitis kronik dan irreversible yang
ditandai oleh fibrosis yang luas dan menyeluruh pada pada jaringan hati disertai
dengan pembentukan nodulus sehinggga gambaran arsitektur jaringan hati yang
normal menjadi sukar dikenal kembali
KLASIFIKASI
Pada klasifikasi klasik yang diklasifikasikan berdasar histopatologis (gambaran
morfologis) dibagi :
1. Hepatitis Kronik Persisten ditandai dengan sebukan sel-sel radang bulat di
daerah portal. Arsitektur lobular tetap tetap normal , tidak ada atau hanya
sedikit fibrosis. Limiting plate pada hapatosit antara daerah portal dan
kelompok hepatosit tetap utuh. Tidak terjadi piece meal necrosis.
2. Hepatitis kronik Lobuler sering disebut hepatitis akut berkepanjangan karena
perjalanan penyakit lebih dari dari 3 bulan. Pada tipe ini ditemukan hanya ada
peradangan dan daerah-daerah nekrosis di dalam lobulus hati.
3. Hepatitis kronik Aktif ditandai dengan adanya sebukan sel-sel radang bulat
terutama limfosit dan sel plasma didaerah portal yang menyebar dan
mengadaakan infiltrasi ke dalam lobulus hati sehinggga menyebabkan erosi
limiting plate dan menimbulkan piecemeal necrosis.
Hepatitis Kronik tipe berat ialah ditemukan septa jaringan ikat
menyebar ke kolom-kolom hepatosit sehinggga mengakibatkan
kelompokan hepatosit yang terisolasi menimbulkan gambaran seperti
bentuk rossete. Tampak pula intra hepatic bridging antara portal
dengan sentral atau portal dengan portal.
Hepatitis Kronik tipe Ringan : ditemukan erosi ringan pada limiting
plate dan juga piecemeal necrosis yang ringan saja tanpa adanya
bridging atau pembentukan rossete.
Hepatitis kronis persisten biasanya tidak berkembang menjadi sirosis hati,
sedangkan hepatitis kronis lobuler mungkin akan mengalami progresif terapi
lamban. Hepatitis aktif bentuk ringan secara perlahan dapat berkembang manjadi
sirosis hati. Hepatitis aktif bentuk berat secara cepat berkembang menjadi sirosis.
PATOFISIOLOGI
Pada hepatitis virus dapat terjadi cedera dan kematian hepatosit dengan secara
langsung membunuh sel dan merangsang reaksi peradangan dan imun yang
mencederai atau menghancurkan hepatosit. Reaksi peradangan melibatkan melibatkan
degranulasi sel mast dan pelepasan histamin, pengaktifan komplemen, lisis sel-sel
terinfeksi dan sel-sel sekitarnya, serta edema dan pembengkakan intestinum. Respon
imun yang timbul kemudian mendukung respon peradangan. Peradangan komplemen
dan lisis sel serta serangan antibody langsung terhadap antigen-antigen virus
menyebabkan destruksi sel-sel terinfeksi. Hepar menjadi edematosa sehinggga
kapiler-kapiler kolaps dan aliran darah berkurang dan menyebabkan hipoksia
jaringan. Akhirnya terbentuk jaringan hati dan fibrosa.
HEPATITIS A
Patogenesis :
Infeksi banyak terjadi pada daerah dengan sanitasi yang buruk
Masa inkubasi HAV adalah 3-5 minggu, kemudian menyebar melalui fecal
sampai terjadi icterus
Penularan melalui rute faecal oral (diekresi melalui feses sampai minggu
sebelum ikterik )
Gambaran Klinik :
Kejadian fulminan jarang terjadi
Kadang terjadi prlonged kholestasis
Gejala lain yang nampak adalah :
- Nausea
- Vomitus
- Diare
- Anoreksia
- Sakit kepala
- Malaise
- Jaundice(setelah 14 hari )
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Laborat : serologi
- dengan menunjukkan Ab Ig M pada virus
- Ig G Ab mengidentifikasi infeksi yang telah lalu
- Liver test : AST dan nALT meningkat
- Protrombine Time penting pada penyakit yang Berat
- G anti HAV + yang pernah hepatitis
Penatalaksanaan :
Istirahat yang cukup dan membatasi aktifitas fisik
Diit tinggi kalori
Pemberian kalori utama pada pagi hari karena banyak pasien nausea pada
malam hari
Pemberian makanan secara IV bagi pasien yang muntah dan tidak
mempertahankan asupan peroral
Menghindari obat yang dimetabolisme oleh hati
Prognosa
Sebenarnya semua pasien yang sebelumnya sehat dangan hepatitis A pulih
sempurna tanpa gejala klinik
HEPATITIS B
Patogenesis :
- Masa inkubasi HBV 1 – 4 bulan
- Tunas : 1 – 6 bulan
Gejala Klinik :
- Nausea
- Vomitus
- Diare
- Anorexia
- Sakit kepala
- Malaise
- Jaundice
Pemeriksaan Laborat :
- Liver function test :AST dan ALT naik
- Immunologi :Hbs AG, HBC Ag, Hbe Ag
- Histopatologi : Sirosis, groud glassnuklei
Penatalaksanaan :
- Support treatment adalah pendidikan pada pasien tentang sexual dan
aktifitas sosial
- Spesifik treatment - Drug treatment untuk interferon alfa
- Profilaksis dengan vaksinasi
Prognosa :
10- 20 % adalah kronik dimana 20 % -nya berkembang menjadi sirosis
dan yang lanjut akan menjadi karsinoma hati.
Infeksi hepatitis B
Hepatitis Kronis
Cronik Cronik Sirosis Hepatocellulare Ca
Persisten aktif
Hepatitis hepatitis
HEPATITIS C
Pemeriksaan Laboratorium :
- Hematologi : tidak ada perubahan spesifik
- Biokimia : ELISA dan PCR untuk mendeteksi Viral RNA
- Immunologiserologi anti Anti HCV
-
Penatalaksanaan
Tidak ada terapi standart untuk hepatitis C akut meskipun interferon alfa
sering digunakan
Infeksi HCV
Asimtomatis Jaundice
Infeksi kronik
Hepatoma
GAMBARAN KLINIK
Gambaran klinik hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatis sampai
penyakit yang mencolok, kegagalan hati dan kematian. Terdapat tiga stadium jenis
hepatitis stadium prodromal, stadium ikterik, dan periode konvalensi ( pemulihan )
1. Stadium prodormal
Disebut periode pra ikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus selesai
dan klien mulai menampakkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini berlangsung
1 – 2 minggu dan ditandai oleh :
Malaise umum
Rasa lelah
Mialgia
Gejala-gejala infeksi saluran nafas
Anoreksia
2. Stadium ikterus merupakan kedua hepatitis virus dapat berlangsung 2 – 3
mingggu atau lebih. Pada bagian besar orang stadium ini ditandai dengan
timbulnya ikterus. Manifestasi lain :
Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal
Hepatomegali dan nyeri tekan hepar
Splenomegali
Mungkin gatal di kulit
3. Merupakan stadium ketiga hepatitis virus dan biasanya timbul dalam 4 bulan
untuk hepatitis B dan C, dan dalam 2 – 3 bulan untuk hepatitis A. Selama
periode ini : gejala-gejala mereda, termasuk ikterus, nafsu makan pulih
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laborat :
ALT dan AST : awalnya meningkat dapat meningkat 1 – 2 mingggu
sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
Serum albumin menurun
Lekopenia dan trombositopenia mungkin ada akibat splenomegali
Differensial darah lengkap : lekositosis, monositosis, limphosit atipikal
dan sel plasma
Alkali Fostatase : agak meningkat { kecuali ada cholestasis berat)
Gula darah : hiperglikemia transien?hiperglikemia akibat gangguan
fungsi hati
Anti HAV IGM positif pada tipe A
Tes fungsi hati : Abnormal ( 4 – 10 kali dari normal )
HbsAg dapat positif ( tipe B ) atau negatif tipe A merupakan
diagnostik sebelum terjadi gejala klinik
Masa Protrombin mungkin memanjang ( disfungsi hati )
Serum bilirubin. Diatas 2,5 mg/dl ( bila diatas 200 mg prognose
buruk, mungkin berhubungan dengan proses nekrosw seluler )
Anti HAV IgM positif pada tipe A
2. Biopsi hati : menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrose
3. Scan hati : membantu dalam memperkirakan beratnya
4. Urinalisis : peningkatan kadar bilirubin, protein dan hematuri
5. Feses warna seperti tanah liat, steatorea akibat penurunan fungsi hati
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pasien hepatitis kronis biasanya didasarkan
1. Pada gejala yang ada, sebagai contoh :
Antasid diberikan untuk mengurangi distress lambung dan meminimalkan
terjadi kemungkinan perdarahan gastrointestinal
Vitamin dan dsn suplemen nutrisi akan meningkatkan proses
penyembuhan pada sel-sel hati yang rusak dan memperbaiki status gizi
pasien
Pemberian preparat diuretik yang mempertahankan kalium (spirolakton)
mungkin diperlukan untuk mengurangi asites
Asupan protein dan kalori yang adekuat
2. Istirahat
PENGKAJIAN
Dengan
mengetahui
perilaku non
verbal dapat
diketahui skala
nyeri dan dapat
- Observasi ekspresi menentukan
nyeri secara tindakan yang
nonverbal seharusnya
dilakukan
Dengan
mengajarkan
tehnik tersebut,
- Ajari penggunaan diharapkan klien
tehnik non tidak tergantung
farmakologi untuk pada farmakologi
mengurangi nyeri terapi, mencoba
mengatasi dan
mengurangi nyreri
dengan alami
pada saat nyeri
ringan.
3. Managemen
pengobatan
- Kaji obat yang
dibutuhkan sesuai
5 protocol
Cemas - Monitoe efektifitas Dengan
berhubungan obat mengetahui
dengan perubahan - Monitor tanda dan karakteristik tsb,
status kesehatan gejala keracunan diharapkan dapat
obat menentukan
4. Kelola Analgesik penanganan dan
- Tentukan dosis terapi yang
5 lokasi,karakteristik tepat
dan kualitas nyeri
sebelum
pengobatan
a. Energi manajemen
NOC : - menentukan batas
Kontrol fisik minimun
Kecemasan pasien
Koping - Menentukan
persepsi dan
KRITERIA OUT tanda-tanda lain
COME yang
Pasien bisa menyebabkan
mengidentifikasi kelelahan
dan - Menentukan
mengungkapkan penyebab
gejala cemas kelelahan ( spt
Resiko infeksi Pasien bisa perawatan, nyeri
berhubungan mendemontrasikan dan medikasi)
dengan prosedur tehnik mengontrol - Menentukan apa
invasive kecemasan dan seberapa
banyak aktifitas
yang dibutuhkan
untuk ketahanan
tubuh
- Monitor intake
energi untuk
menjamin
sumber energi
adequate
- Monitor respon
cardio respirasi
terhadap
aktifitas spt
tachicardi,dispne
u dan respirasi,
diaporesis,
tekanan
hemodinamik
- Tingkatkan
bedrest dan
NOC : batasi aktifitas
Daya tahan atau - Lakukan latihan
tingkat energi ROM aktif dan
yang digunakan pasif
seseorang untuk - Bantu pasien
menyokong dalam Meminimalkan
Kerusakan aktifitas menentukan invansi
Integritas kulit b.d mencukupi jadwal istirahat mikroorganisme
Defisit Immunologi Kriteria Outcome : - Merndorong penyebab infeksi
- Tanda- aktifitas fisik ke dalam tubuh
tanda - Monitor respon pasien
vital O2 pada pasien
terhadap
Hipertermia b. d tindakan
penyakit. perawatan diri
akan aktifitas
Ketidakseimbangan perawatan
Nutrisi : kurang b. Terapi Aktifitas
dari kebutuhan o
tubuh b.d. Kolaborasi
ketidakmampuan dengan ahli terapi Mencegah adanya
dalam pemasukan ocupasi,fisik dan infeksi lanjutan
makanan monitor program
aktifitas
o
Menentukan Observasi dan
komitmen pasien laporan tanda-
untuk tanda infeksi
meneingkatkan merupakan sebab
frekuensi dan respon yang
atau jarak dalam efektif terhadap
beraktifitas inflamasi dan
o Bantu infeksi akan
pasien dan terganggu bila
keluarga terdapat kenaikan
beradaptasi suhu diatas 38
dengan derajat celcius
lingkungan yang sebanyak 3x
mendukung untuk dalam 24 jam,
beraktifitas yang merupakan
o Fasilitasi awal dari proses
aktifitas infeksi.
penggganti ketika
pasien terbatas
dalam energi atau
gerakan
o Bantu
aktifitas fisik
dengan tetap
( ambulasi,
berpindah dan
perawatan diri
a. Kontrol infeksi
- Batasi
pengunjung
- Pertahankan
kebersihan
lingkungan
- - Anjurkan klien
tehnik cuci
tangan
- Cuci tangan
sebelum dan
sesudah kontak
dengan klien
- Lakukan
perawatan luka
dengan tehnik
steril
- Pertahankan
intake nutrisi
adequate
- Kelola
antibiotika
sesuai program
- Jelaskan gejala
dan tanda
infeksi
b. Pencegahan infeksi
- Monitor tanda-
tanda infeksi
- Monitor hasil Lab
WBC
- Jelaskan pada
pasien cara
pencegahan
NOC : infeksi
Status imun - Pertahankan
Kontrol Infeksi istirahat tidur
Kontrol resiko yang adeguat
KLIEN a. Monitoring
OUTCOME vital Sign
: tanda-tanda
in feksi
Sel darah Putih
dalam batas
normal
DAFTAR PUSTAKA
Berg Dale, MD (2000) Referensi Praktis Ilmu Penyakit Dalam, Lippincott Company.
Brunner dan Suddart (2001) Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Vol 1 Penerbit
Buku Kedokteran, EGC, Jakarta
Jeanne C. Mc Closkey, Gloria. M Bulechets (1996) Nursing Intervention
Classification ( NIC) Mosby Year-Book, ST Louis.
Larraine m Wilson, Syliva A PIERE (1994) Patofisiologi Konsep Klinik Proses-
proses Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran,EGC,Jakarta
Marion Johnson dkk(2000) Nursing Outcome Clasisification (NOC) Mosby, Year
BOOK, St Louis
NANDA (2005) Nursing Diagnosis Defenition dan Classification 2005-2006,
NANDA
Syaifaullah Noer (1996) Buku Ilmu Penyakit Dalam, Bali Penerbit, FKUI, Jakarta.