You are on page 1of 3

HUKUM, KEBIJAKAN DAN KEBIJAKSANAAN

Pengertian dan konsekuensi pertanggunggungjawabannya

Dalam realitas di masyarakat, seringkali terjadi kerancuan dalam memahami kesamaan dan
perbedaan antara hukum, kebijakan dan kebijaksanaan. Hukum dipahami/diartikan dengan
kebijakan, kebijakan dipandang sama dengan kebijaksanaan, bahkan yang paling rancu seringkali ada
kebijakan atau kebijaksanaan dipandang sebagai hukum. Penulis mencoba mendiskripsikan
pemahaman tentang ketiga istilah tersebut dalam konteks hukum baik teori maupun praktek.

Hukum.

Sampai saat ini, belum ada kesepahaman yang sama dikalangan intelektual hukum tentang
pengertian hukum, namun secara umum telah disepakati bahwa ada karakteristik yang menjadi
syarat mutlak dari ketentuan yang kemudian bisa dikatagorikan sebagai sebuah produk hukum, yaitu
:

Adanya unsur perintah dan atau larangan;

Adanya unsur memaksa (pemberian sanksi bagi pelanggarnya)

Adanya unsur untuk ketertiban, dan

Adanya kewenangan dari pembuat aturan.

Apabila terdapat suatu ketentuan yang tidak mengandung unsur-unsur sebagaimana tersebut diatas
maka pantas diragukan apabila produk tersebut dapat disebut sebagai hukum.

Contoh hukum adalah, “barang siapa yang telah mengakibatkan kerugian bagi orang lain, maka
terhadap kerugian tersebut bagi pembuatnya diwajibkan memberikan ganti kerugian”. Terdapat
unsur (larangan) membuat kerugian, bagi pembuat diharuskan (unsur memaksa) memberikan ganti
kerugian, maksud larangan dan pemberian ganti kerugian untuk adanya ketertiban.

Kebijakan

Kebijakan atau biasa disebut dengan policy, sangat erat kaitannya dengan kewenangan, kebijakan
muncul karena adanya kewenangan, kewenangan berkaitan dengan jabatan, kebijakan hanya dapat
dilakukan oleh karena adanya kewenangan yang melekat pada seseorang.

Orang yang tidak mempunyai kewenangan tidak dapat menerbitkan kebijakan. Kebijakan merupakan
ketetapan yang diambil pihak yang mempunyai kewenangan dikarenakan adanya suatu
keadaan/permasalah/perubahan tertentu.

Contoh dari kebijakan diantaranya Intruksi Presiden (INPRES), INPRES merupakan kebijakan, bukan
hukum, didalam INPRES tidak terdapat unsur larangan dan sanksi, hanya unsur instruksi/perintah,
selain itu proses munculnya INPRES tidak melalui proseses legislasi tetapi berdasarkan kewenangan
yang melekat pada presiden.

Kebijaksanaan.
Kebijaksanaan merupakan suatu bentuk pengenyampingan terhadap aturan, diumpamakan dalam
suatu hal telah ada ketentuan tentang larangan untuk melakukan atau dilakukan sesuatu, tetapi
kemudian terdapat pengenyampingan aturan tersebut bahwa sesuatu atau dapat dilakukan atau
boleh melakukan sesuatu yang telah dilarang, diperkenankannya melakukan atau dilakukan sesuatu
yang dilarang tersebut disertai dengan syarat.

Kebijaksanaan berkaitan erat dengan syarat yang harus dipenuhi oleh pihak yang mendapatkan
kebijaksanaan, calon penerima kebijaksanaan harus melakukan/memberikan/membuat sesuau agar
kebijaksanaan dapat dikeluarkan, apabila syarat untuk dikeluarkannya kebijaksanaan tidak dipenuhi,
maka kebijaksanaan tersebut tidak dapat dikeluarkan oleh pihak yang mempunyai kewenangan
untuk mengeluarkan kebijaksanaan.

Contoh dari kebijaksanaan diantaranya adalah didalam aturan ketenagakerjaan pada umumnya,
bahwa terhadap karyawan yang tidak masuk bekerja selama 5 (lima) hari berturut-turut maka dapat
dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) apabila tidak ada pemberitahuan/ijin yang disertai
alasan pendukung yang kuat. Pada prinsipnya aturan melarang karyawan tidak masuk 5 (lima) hari
berturut-turut dan konsekuensinya dapat di PHK, tetapi terdapat kebijaksanaan bahwa PHK tidak
akan dilakukan apabila atas tidak masuk kerja tersebut disertai adanya alasan tidak masuk (ijin).

Contoh lain dari kebijaksanaan adalah, adanya larangan membuang limbah industri cair ke sungai,
namun dapat diberikan kebijaksanaan untuk diperbolehkan (dapat ijin) membuang limbah ke sungai
dengan syarat kondisi limbah yang akan dibuang harus diolah terlebih dahulu sehingga tidak
mengganggu baku mutu air.

Akibat Hukum

Dari ketiga permasalah diatas, sangat berbeda konsekwensi hukum yang dihasilkan baik bagi subyek
maupun obyeknya, karena memang prosedur terbitnya juga berbeda.

Karena hukum bersifat memaksa dan dibuat oleh lembaga yang berwenang, maka bagi pelanggar
hukum berdampak pada akan diterimanya hukuman, hukuman tersebut merupakan upaya untuk
memberikan keseimbangan alam atas ketidakseimbangan yang muncul karena dilanggarnya hukum.

`Sedangkan kebijakan, maka terhadap konskwensi hukum yang muncul sebagai akibat diterbitkannya
kebijakan merupakan tanggung jawab dari pengambil kebijakan, sedangkan bagi pelaksana
kebijakan, selama dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari kebijakan yang ada maka tidak
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum atas akibat dari pelaksanaan kebijakan. Namun apabila
dalam pelaksanaan kebijakan ada penyimpangan dan berdampak hukum maka pelaksana kebijakan
yang menyimpang bertanggung jawab secara pribadi (Ultra Vires) atas dampak yang muncul.

Untuk kebijaksanaan, maka apabila pemohon kebijaksanaan tidak memenuhi klausula/syarat


diberikannya kebijaksanaan, maka pihak yang berwenang memberi kebijaksanaan tentu tidak dapat
mengeluarkan kebijaksanaannya, sebaliknya apabila syarat tidak dipenuhi sementara pengambil
kebijaksanaan tetap mengeluarkan kebijaksanaan maka pengambil kebijaksanaan dapat dimintai
pertanggung jawaban hukum/sanksi atas tindakannya. Sedangkan apabila apabila syarat tidak
terpenuhi sementara kebijaksanaan tetap dikeluarkan maka pengambil kebijaksanaan dapat
dianggap telah melakukan perbuatan melawan hukum.
PENUTUP

Dari deskripsi diatas maka dapat ditarik resume secara sederhana bahwa :

Hukum, kebijakan dan kebijaksanaan sangat berbeda, baik menyangkut proses terbit, pelaksanaan
maupun akibat hukumnya.

Hukum terbit dari proses legislasi yang bertujuan untuk ketertiban dan menghukum bagi
pelanggarnya.

Kebijakan terbit karena adanya kewenangan untuk menyelesaikan permasalahan tertentu.

Kebijaksanaan terbit karena adanya syarat yang dipenuhi untuk dapat dilakukan pengenyampingan
terhadap keadaan yang tidak diperkenankan oleh ketentuan.

You might also like