You are on page 1of 9

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam
pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data
yang diperoleh.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Warsito (1992: 49), populasi adalah keseluruhan objek
penelitian yang dapat terdiri dari mausia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes,
atau peristiwa, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu
dalam suatu penelitian (undip.ac.id).
Populasi yang penulis gunakan sebagai objek penelitian adalah perawat
di ruang melati lantai III RSUD dr.Soekardjo Tasikmalaya sebanyak 20 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, (Arikunto,
2002: 29109) (undip.ac.id). Penetapan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan jenis metode purposive sampel. Teknik
sampling ini dilihat atas pertimbangan tertentu.
Berdasarkan perhitungan rumus Sukidjo dalam menghitung sampel
terhitung sebanyak 19 perawat pelaksana yang berada di ruang melati lantai
III RSUD dr.Soekarjo Tasikamlaya sebagai sampel yang akan diteliti.

C. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan
dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian
ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir
formulir yang berisi pertanyaa-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada
seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau
tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66)
Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioer, daftar pertanyaannya
dibuat secara 28 berstruktur denan bentuk pertanyaan pilihan berganda
(multiple choice questions) dan pertanyaan terbuka (open question). Metode
ini digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi desain interior dari
responden. (undip.ac.id/)
2. Metode Observasi
Metode observasi (pengamatan langsung) adalah metode pengumpulan data
dengan mengamati secara langsung di lapangan. Mengamati bukan hanya
melihat, melainkan juga merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat
kejadian-kejadian yang ada. Jadi, peneliti melakukan pengamatan langsung
terhadap objek yang diteliti yaitu perawat. Metode ini digunakan untuk
memperoleh data apakah semua perawat pelaksana melakukan komunikasi
terapeutik sesuai tahapan orientasi,kerja, dan terminasi.

D. Instrumen
Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa
angket atau kuisioner dan pedoman observasi yang dibuat sendiri oleh peneliti.
Sugiyono (2014: 92) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu
alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati”. Dengan demikian, penggunaan instrumen penelitian yaitu
untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena
alam maupun sosial. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk menghasilkan data yang akurat yaitu dengan menggunakan
skala Likert. Sugiyono (2014: 134) menyatakan bahwa “Skala Likert
digunakan untuk mengukur suatu sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial” (eprints.rclis.org). Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan jenis instrumen angket atau kuesioner
dengan pemberian nilai sebagai berikut :
1. Sl : Selalu Diberi Skor 4
2. Sr: Sering Diberi Skor 3
3. Kd: Kadang-kadang Diberi Skor 2
4. TP: Tidak Pernah Diberi Skor 1
Agar mendapatkan sebuah hasil penelitian yang memuaskan, peneliti
menyusun rancangan kisi-kisi instrumen penelitian. Arikunto (2006: 162)
menyatakan bahwa “Kisi-kisi bertujuan untuk menunjukkan keterkaitan antara
variabel yang diteliti dengan sumber data atau teori yang diambil”
(eprints.rclis.org). Dalam penelitian ini, dari variabel yang ada akan diberikan
penejelasan, selanjutnya menentukan indikator yang akan diukur, hingga
menjadi item pernyataan, seperti terlihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner Penelitian
Variabel Aspek yang dinilai Jumlah item
Pelaksanaan
komunikasi terapeutik
pada pasien: 2
- Pre conference / cek laporan
a. Tahap orientasi atau status pasien
- Hadir saat overan pada
pergantian
Shift

b. Tahap orientasi - Salam terapeutik 10


- Perkenalan
- Evaluasi dan validasi
- Kontrak pertemuan
- Tujuan tindakan
- Persetujuan klien
2
- Melakukan tindakan
c. Tahap kerja
- Re-inforcement

d. Tahap terminasi - Melakukan tindakan 5


- Re-inforcement
- Evaluasi subjektif
- Evaluasi objektif
- Re-inforcement
- Rencana Tindak Lanjut (RTL)
- Kontrak yang akan datang
Format Kuesioner

Hari / Tanggal :
Inisial Responden :
Umur Responden :
Jenis Kelamin Responden :
Tingkat Pendidikan :
1. Tahap Pra Interaksi
Tabel 3.2
Kadang- Tidak
No Tindakan Selalu Sering
kadang pernah
1 Perawat hadir pada saat pre
conference atau cek laporan /
status pasien.
2 Perawat mengikuti overan
pada saat pergantian shift

Kadang- Tidak
No Tindakan Selalu Sering
kadang pernah
1 Memberi salam
2 Memperkenalkan diri jika
pertemuan pertama dengan
pasien
3 Memastikan identitas pasien
4 Mengevaluasi kondisi pasien
5 Memvalidasi kondisi pasien.
6 Memberitahu pasien dan
menjelaskan dengan tindakan
apa yang akan dilakukan
7 Kontrak waktu
8 Kontrak tempat
9 Menjelaskan tujuan tindakan
10 Menanyakan kesediaan pasien
2. Tahap Orientasi
Tabel 3.3
3. Tahap Kerja
Tabel 3.4
Kadang- Tidak
No Tindakan Selalu Sering
kadang pernah
1 Melakukan tindakan sesuai
dengan kontrak
sebelumnya dengan pasien
2 Tujuan tindakan tercapai.
3 Memberikan re-inforcement
pada pasien.

4. Tahap Terminasi
Tabel 3.5
Kadang- Tidak
No Tindakan Selalu Sering
kadang pernah
1 Melakukan evaluasi subjektif
pada pasien
2 Melakukan evaluasi objektif
pada pasien
3 Memberikan re-inforcement
pada pasien
4 Memberikan rencana tindak
lanjut.
5 Melakukan kontrak yang akan
datang (waktu, topik,tempat).

Pedoman Observasi
1. Persiapan
- Klien: diberi tahu
- Jaga privasi jika perlu
- Lingkungan yang nyaman dan aman
2. Pelaksanaan
a. Tahap pra interaksi:
1) Melakukan pre conference atau cek laporan / status pasien
2) Mengikuti overan pada saat pergantian shift
b. Tahap Orientasi
1) Memberi salam kepada pasien
2) Memperkenalkan diri jika pertemuan pertama dengan pasien
3) Memastikan identitas pasien
4) Mengevaluasi kondisi pasien
5) Memvalidasi kondisi pasien
6) Memberitahu pasien dan menjelaskan dengan tindakan apa yang
akan dilakukan
7) Melakukan kontrak waktu tempat
8) Menjelaskan tujuan tindakan
9) Menanyakan kesediaan pasien
c. Tahap Kerja
1) Melakukan tindakan sesuai dengan kontrak sebelumnya dengan
pasien
2) Menjelaskan maksud dan tujuan
3) Memberikan re-inforcement pada pasien
d. Tahap Terminasi
1) Melakukan evaluasi subjektif pada pasien
2) Melakukan evaluasi objektif pada pasien
3) Memberikan re-inforcement pada pasien
4) Memberikan rencana tindak lanjut
5) Melakukan kontrak yang akan datang (waktu, topik,tempat).
e. Dokumentasi
E. Uji Instrumen
Uji validitas instrumen dilakukan untuk menunjukan keabsahan dari
instrumen yang akan dipakai pada penelitian. Menurut Arikunto (2006, hlm.
168) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan
kesahihan suatu instrumen”. Pengertian validitas tersebut menunjukan
ketepatan dan kesesuaian alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel.
Alat ukur dapat dikatakan valid jika benar - benar sesuai dan menjawab secara
cermat tentang variabel yang akan diukur. Validitas juga menunjukkan sejauh
mana ketepatan pernyataan dengan apa yang dinyatakan sesuai dengan
koefisien validitas (eprints.rclis.org).

F. Rencana Pengolahan dan Analis


DATA OLAH ANALISIS

SPSS
UNIVARIAT
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Pelaksanaan komunikasi Segala sesuatu yang diamati pada petugas Kuesioner Observasi Baik jika nilainya ≥60 % Ordinal
Terapeutik pada pasien, keperawatan tentang pelaksanaan komunikasi Kurang baik jika nilainya ≤ 60%
meliputi: terapeutik dengan tahapan komunikasi lengkap.

a. Tahap pra interaksi Segala sesuatu yang diamati pada petugas


keperawatan tentang pelaksanaan komunikasi Kuesioner Observasi Baik jika nilainya ≥60 % Ordinal
terapeutik tahap pra interaksi, meliputi: pre Kurang baik jika nilainya ≤ 60%
conference / cek laporan atau status pasien dan
hadir saat overan pada pergantian shift
Baik jika nilainya ≥60 %
b.Tahap orientasi
Segala sesuatu yang diamati pada petugas Kuesioner Observasi Kurang baik jika nilainya ≤ 60%
keperawatan tentang pelaksanaan komunikas Ordinal
terapeutik tahap orientasi, meliputi: salam
terapeutik,perkenalan,evaluasi dan validasi,
kontrak pertemuan, tujuan tindakan, persetujuan
klien, melakukan tindakan

c.Tahap Kerja Sesuatu yang diamati pada petugas keperawatan


Kuesioner Observasi Baik jika nilainya ≥60 % Ordinal
tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik tahap
Kurang baik jika nilainya ≤ 60%
kerja, meliputi: melakukan tindakan danre
inforcement

d. Tahap Terminasi Segala sesuatu yang diamati pada petugas Kuesioner Observasi Ordinal
keperawatan tentang pelaksanaan komunikasi Baik jika nilainya ≥60 %
terapeutik tahap terminasi, meliputi: evaluasi Kurang baik jika nilainya ≤ 60%
subjektif, evaluasi objektif, reinforcement,
Rencana Tindak Lanjut (RTL), kontrak yang
akan
Datang
G. Definisi Operasional
Tabel 3.

You might also like