You are on page 1of 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN HIV ( AIDS)

Oleh
Kelompok : 4

Dedi Fatrida (07122030)


Roza Meilinda (07122024)
Silvia Roza ( 07122025)
Uspia Naspita.ND ( 07122027)

Dosen :
Etriyanti,SKP

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG


PRODI B S1 KEPERAWATAN
2008

ASUHAN KEPERAWATAN HIV / AIDS

1. DEFENISI
AIDS adalah singkatan dari Aquired Immune Deficiensy Syndrom yaitu :
menurunnya daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit karena adanya infeksi
virus HIV (Human Imunologi Deficiensy Virus ).(Sjaifoellah Noer : 543).
AIDS adalah sebagai bentuk dari keadaan sakit terus menerus yang
baerkaitan dengan infeksi kuman Imuno Deficiensy Virus ( HIV ).( Brunner and
Suddarth ).
AIDS adalah stadium akhir dari serangkaian abnormalitas kekebalan dan
klinis yang dikenal sebagai spectrum infeksi HIV .Spektrum ini dimulai ketika
terjadi transmisi dan orang menjadi terinfeksi . (Sylvia.A.Price).
AIDS adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system
kekebalan tubuh secara bertahap yang disebabkan oleh infeksi Kuman Imuno
Deficiensy Virus (HIV ).penyakit ini dirincikan dengan timbulnya berbagai
penyakit infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus yang bersifat oportunistik atau
keganasan seperti sarcoma kaposi dan limpoma primer diotak.(Arif Mansjoer ).

2. ETIOLOGI
Infeksi kuman Imuno Deficiensy Virus (HIV).
(Sylvia .A.Price: 224)

3.CARA PENULARAN
A. Hubungan seksual , resiko penularan 0,1 – 1 % tiap hubungan seksual baik secara
vagina atau oral / anal.
B. Melalui darah
- Transfusi darah / produk darah yang tercemar HIV.
Resiko penularan 90-98 %.
-Pemakaian jarum tidak steril atau pemakaian bersama jarum suntik dan
tempatnya pada para pencandu narkotik suntik.
Resiko penularannya 0,5 – 1%.
-Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
C. Secara vertikal
Dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya , saat persalinan melalui air susu
ibu . (Sajaifoellah noer ).

4.ANATOMI FISIOLOGI
Respon imundiperlukan untuk
a. Pertahanan
b. Pengaturan
c. Pengawasan

Sistem imun ada 2:


1. Non spesifik
Adalah pertahanan tubuh terdepan dalam meghadap rangsangan berbagai
rangsangan mikroorganisme.

Komponen- komponen non spesifik :


 Pertahanan fisik atau mekanik
Mencegah masuknya berbagai kuman patogen kedalam tubuh :

 Kulit rusak oleh luka baker


 Selaput lendir rusak oleh asap rokok akan meninggikan resiko infeksi.

 Pertahan biokimia
Bahan yang disekresi oleh :
 Mukosa saluran nafas
 Kelenjar sebaseus kulit ,telinga
 Spermin bulu semen
Pertahanan tubuh secara biokimia :
 As hidroklorida bulu lambung
 Lisotim bulu keringat
 Ludah
 Air mata
 Air susu

Liktoferin dan as neuromik mempunyai sifat antibacterial terhadap E.coli dan


stapilokokus lisosim yang dilepa oleh makrofas –menghancurkan bakteri ( - ).
Laktoferindan tranferin dalam serum mengikat zat besi yang oleh pseudomonas

 Pertahanan humoral
Bahan :
a. Komplemen , kerjanya
- komplemen menghancurkan membrane sel ( lisis )
- komplemen dapat melepas bahan kemotaktik yang menarik
makrofag ketempat baktrri
- komplemen dapat mengendap pada permukaan bakteri sehinga
makrofag mudah mengenal , kemudian difasositosis ( opsinasasi)
b. intervero
c. C reaktief protein ( crp) , dibentuk saat infeksi peran sebagai opsonin lim

2.spesifik
Adalah membutuhkan waktu untuk mengenal antigen terlebih dahulu sebelum
dapat memberikan responya terhadap mikroorganismi tertentu
a. Sistim imun spesifik humoral ( limfosit B/ sel B)
Limfosit bertanggung jawab pada produksi antibodi dan pengenalan antigen .
Antibody / imunoglubulin ( ig )
- produksi → limfosit B disimpan dalam nodus limfatikus
- defenisi → golongan protein dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari
proliferasi sel B akibat adanya kontak dengan antigen
- struktur → mempuyai empat rantai polipeptida : → rantai berat → ringan
mempunyai ikatan disulfida , FAB → mengikat antigen Fc → mudah
dikristalkan
ig G
BM:150.000 ,dapat menembus placenta
Kadar meningkat → infeksi kronis, penyakit autoimun
mengaktifkan sistim komplemen
ig A
BM :170.000 , dapat menetralisasi toksin / virus
Kadar meningkat , inveksi saluran nafas dan cerna
ig M
BM : 890.000 , 19 pertama kali yang dihasilkan sebagai reaksi
terhadap inveksi bakteri dan virus
ig D
BM :150.000 , terdapat dengan jumlah yang sangat kecil dalam
serum
ig E
kadar meningkat pada alergi,infeksi ,cacing ,ekistosoniasis.
b. sistim imun spesifik seluler ( sel T )
reaksi seluler dimulai oleh pengikat antigen dan permukaan sel T .

Ada 2 klasifikasi utama sel T efektor :


- Sel NK , adalah sel limfoit yang ditemukan dalam sikulasi dapat membunuh
langsung mikroorganisme penginfasi dan menghasilkan sitoksin
- Limfa nul adalah sub papulasi limfosit yang kurang mengandung ciri2 khas sel T
,akan mengancerkan antigen yang sudah tersalur oleh antibody ( brunner &
suddarth 1668 )
5. POTOFISIOLOGI
Tiga cara utama penularan HIV /AIDS adalah kontak dengan darah, kontak
seksual dan kontak ibu dan bayi. HIV mempunyai target sel utama yaitu sel limfosit
T4 yang mempunyai reseptor CD4. Sel yang mempunyai CD4 adalah sel monosit, sel
makrofas. Sel foliker dendrite, sel retina, sel leher rahim dan sel langgerhands.
Protein selubung HIV Gt 120 akan bersentuhan dan terikat pada reseptor CD4 sel
pejamu. Lalu selubung akan mengalami fusi dengan membrane sel pejamu dengan
mendesak inti HIV masuk kedalam cytoplasma sel pejamu. Dalam hal ini terlihat
protein selubung HIV yang lain, yaitu Sp 41 dalam sitoplasma akan konversi menjadi
blum oleh 6 RT ase disebut DNA provirus. DNA provirus masuk kedalam inti sel
dengan enzim intekrase. Intekrase materi genetic akan terjadi dalam 2-10 jam.
Selanjutnya replikasi usus dimulai dengan adanya produksi RNA provirus yang sama
sehingga akan terbentuk virus baru, suatu virus HIV yang siap menginfeksi sel target
yang lain. HIV yang baru dibentuk, kemudian dilepas kedalam plasma darah dan
menginfeksi sel CD4 lainnya. Infeksi monosit dan makrofag tampak berlangsung
peresisten dan tidak mengakibatkan kelemahan sel yang bermakana. Teatapi sel ini
menjadi resefoir bagi HIV sehingga virus tersebut dapat tersembunyi dari system
imun dan terangkat keseluruh tubuh lewat system untuk menginfeksi berbagai
jaringan tubuh.
6.MANIFESTSI KLINIK
1. Keganasan
Disebut juga sarcoma kaposi (KS) adalah manifestasi proliferasi berlebihan
sel-sel gelondong yang diperkirakan berasal dari system vaskuler dengan memiliki
kesamaan gambaran dengan sel endotel dan sel otot polos.
a. KS pada kulit
Lesi berupa bercak-bercak ungu kemerahan nampak pada kulit, tapi
warnanya dapat bervariasi dari ungu, ungu tua, merah muda, merah dan coklat
kemerahan. Umumnya tidak terasa gatal atau sakit jika tidak menembus organ
atau saraf
b. KS pada gastrointestinal, kelenjar getah bening dan paru
Adalah yang dapat menyebabkan kerusakan structural dan sensional :
limfedema dan malabsorbsi.
c. KS pada SSP
Nyeri kepala, berkurangnya ingatan jangka pendek, kumpulan saraf
kranialis, hemiparesis dan perubshsn kepribadian.
Gejala-gejala akibat keganasan :
Demam menggigil
Intoleransi olah raga
Batuk kering
Rasa lemah
Sesak napas
Diare
Kejang perut
Limfa denofasi
Kekeringan dan filtrasi mulut
Berkeringat
Mual muntah
Penurunan badan
Depresi sum-sum tulang
Lesi kulit (Sylvia A Price)
7. KOMPLIKASI
 Gagal napas
 Carsinoma serviks
 Kematian

8.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Bukti adanya antibody (Ad) atau antigen (Ag) HIV
 Enzimelinked imunasarbernt assay (elisa)
Bereaksi terhadap adanya antibody dalam serum dengan
memperlihatkan warna yang lebih jelas apabila terdeteksi antibody virus
dalam jumlah besar.
 Western blor
2. Pemeriksaan status imunitas
 Hb menurun : anemia
 Jumlah leukosit : leukepenia
 Jumlah trombosit : trombositopenia
 Limfosit : limfopenia
 Sum-sum tulang
 Jumlah limfosit T, limfosit D, sel limfosit CD 4 dan CD 8 terjadi
penurunan.

9.PENCEGAHAN
a) Kontak seksual harus dihindari dengan orang yang diketahui menderita
AIDS dan orang yang sering menggunakan obat bius secara IV.
b) Mitra seksual multiple / hubungan seksual dan orang yang mempunyai
teman kencan seksual.
c) Melarang penggunaan dari suntik bersama .
d) Semua orang yang tergolong beresiko tinggi AIDS seharusnya tidak
menjadi donor.
e) Para dokter dan perawat harus ketat mengenali indikasi medis transfuse
darah yang dianjurkan untuk dipakai.( Prof.Dr.adhil Djuanda)

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A.PENGKAJIAN
1.Identitas klien
a) Nama : ny A
b) Umur : 23 th
c) Jenis kelamin : perempuan
d) Keluhan
 Badan lemas
 Demam
 Diare kronik
 Nyeri perut
 Kaki lemas dan susah digerakan
2.Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu
pasian mengaku bahwa sebelumnya mempunyai pergaulan yang bebas dan
menggunakan sabu-sabu.
b) Riwayat kesehatan sekarang
klien mengeluhkan badan lemas, demam, diare kronik, nyeri perut, kaki
lemas dan susah digerakkan, BB menurun, candidiasis oral.
c) Riwayat kesehatan keluarga
suami klien juga mengalami penyakit yang sama.
3.Pemeriksaan fisik
a) Vital sing
 Suhu 38,4°C
 Nadi 127x/menit
 Pernafasan 24x/menit
 Tekanan darah 93/70mmHg
Berdasarkan pemeriksan fisik didapatkan bekas popular pruritic eruption
(PPE) ditangan dan dikaki, candidiasis oral, badan kurus lemas dan sulit
digerakan.
4.Pemeriksaan penunjang
Menunjukan pasien anemia kronik disease dan terdapat peningkatan enzim
transaminase.
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko tinggi terhadap penularan infeksi b/d pertahanan primer tidak efektif.
Kekurangan volume cairan b/d diare.
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual/muntah, gangguan
intestinal.
Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penyakit paru obstrugunik.
Intoleransi aktifitas b/d kelemahan.

Analisa data etiologi Masalah keperawatan


Ds : HIV masuk kedalam tubuh Resiko infeksi

Reaksi imun tubuh humoral dan


selular

HIV mengifeksi limfosit CD4 +


destruksi sel

Memburuknya system imun


secara progresif
Kekurangan volume cairan
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Bersihan nafas tidak efektif
Intoleransi aktifitas

You might also like