You are on page 1of 2

1 BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan data-data yang didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang dapat disimpulkan pasien menderita paralisis periodik hipokalemi.

Paralisis periodik hipokalemik adalah kelainan yang ditandai kelemahan otot akut karena

hipokalemia yang terjadi secara episodic. Paralisis periodik hipokalemik adalah kelainan yang

ditandai dengan kadar kalium yang rendah (kurang dari 3.5 mmol/L) pada saat serangan,

disertai riwayat episode kelemahan sampai kelumpuhan otot skeletal.

Hipokalemia dapat terjadi karena adanya faktor pencetus tertentu misalnya makanan

dengan kadar karbohidrat tinggi, istirahat sesudah latihan fisik, perjalanan jauh, pemberian obat

tertentu, operasi, menstruasi, konsumsi alkohol, muntah diare dan lain-lain.

Dari anamnesis Psaien datang Ke IGD RSUD Kudungga Sangatta, rujukan dari

Puskesmas Kongbeng dengan keluhan kedua kaki tidak bisa digerakan sejak ± 1 minggu yang

lalu . Pasien juga mengeluh mual dan muntah selama 1 minggu yang lalu. Muntah dalam 1 hari

≥ 5x muntah berisi cairan dan makanan. Pasien pernah memiliki keluhan yang serupa

sebelumnya terjadi pada tahun 2012. Pasien sudah sering mengalami keluhan seperti dalam 1

tahun dapat timbul 3 x namun kadang membaik sendiri dan Pasien memiliki riwayat maag.

Pada pemeriksaan fisik dijumpai adanya bising usus yang menurun, tonus otot

menurun, refleks fiologis - dan kelemahan kekuatan motorik pada ekstremitas bagian bawah.

Selain itu pemeriksaan penunjang berupa darah rutin, kadar gula darah sewaktu yang normal.

Pada pemeriksaan EKG tampak adanya gambar gel U. pada permeriksaan Elektrolit nilai

Kalium adalah 1.6 mEq/L


Kalium serum merupakan pemeriksaan laboratorium yang paling penting. Diantara

serangan paralisis, kalium serum abnormal pada tipe paralisis periodik sekunder, tetapi

biasanya normal pada paralisis periodik primer. Selama serangan kadar kalium serum dapat

tinggi, rendah, atau di atas batas normal dan bisa di bawah batas normal. Pemeriksaan secara

random kadar kalium serum dapat menunjukan fluktuasi yang periodik pada paralisis periodik

normokalemik. Konsentrasi kalium serum pada 3,0-3,5 mEq/L berhubungan dengan suatu

keadaan klinis seperti kelemahan otot ringan, fatigue, dan mialgia. Pada konsentrasi serum

kalium 2,5-3,0 mEq/L kelemahan otot menjadi lebih berat terutama pada bagian proximal dari

tungkai. Ketika serum kalium turun hingga dibawah dari 2,5 mEq/L maka dapat terjadi

kerusakan struktural dari otot, termasuk rhabdomiolisisdan miogobinuria.

Pengobatan sering dibutuhkan untuk serangan akut paralisis hipokalemia tetapi jarang

untuk hiperkalemik. Pengobatan profilaksis dibutuhkan ketika serangan semakin sering

kambuh. Hipokalemik periodik paralisis.Selama serangan, suplemen oral kalsium lebih baik

dari suplemen IV. Pasien di berikan INF RL 28 tts/mnt. Diberikan mecobalamin sebagai terapi

neuropati perifer serta diberi KSR pada di rawat di RS dan pada saat pulang. Sehingga di

harapkan tubuh dapat meningkatkan kadar kalium di darah dan menghilangkan dampak dari

hipokalemia.

You might also like