Professional Documents
Culture Documents
A. Pengkajian
1. Keadaan umum
2. Riwayat :
a) Identitas anak: nama, usia, alamat, telp, tingkat pendidikan, dll.
b) Riwayat kesehatan yang lalu: pernahkah sebelumnya anak sakit seperti ini?
c) Riwayat kelahiran, tumbuh kembang, penyakit anak yang sering dialami, imunisasi,
hospitalisasi sebelumnya, alergi dan pengobatan.
d) Pola kebiasaan sehari–hari : pola makan dan minum, pola kebersihan, pola istirahat
tidur, aktivitas atau bermain, dan pola eliminasi.
4. Pengkajian sistem
a) Pengkajian umum : TTV, BB, TB, lingkar kepala, lingkar dada (terkait dgn edema ).
b) Sistem kardiovaskuler : irama dan kualitas nadi, bunyi jantung, ada tidaknya cyanosis,
diaphoresis.
c) Sistem pernafasan : kaji pola bernafas, adakah wheezing atau ronki, retraksi dada,
cuping hidung.
d) Sistem persarafan : tingkat kesadaran, tingkah laku ( mood, kemampuan
intelektual,proses pikir ), sesuaikah dgn tumbang? Kaji pula fungsi sensori, fungsi
pergerakan dan fungsi pupil.
e) Sistem gastrointestinal : auskultasi bising usus, palpasi adanya hepatomegali /
splenomegali, adakah mual, muntah. Kaji kebiasaan buang air besar.
f) Sistem perkemihan : kaji frekuensi buang air kecil, warna dan jumlahnya.
5. Pengkajian keluarga
a) Anggota keluarga
b) Pola komunikasi
c) Pola interaksi
d) Pendidikan dan pekerjaan
e) Kebudayaan dan keyakinan
f) Fungsi keluarga dan hubungan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit b/d edema dan menurunnya sirkulasi.
2. Resiko infeksi b/d terapi immunosuppresivedan hilangnya gama globulin.
3. Resiko kurangnya volume cairan (intravaskuler) b/d proteinuria, edema dan efek diuretik.
4. Resiko kelebihan volume cairan b/d retensi sodium dan air.
5.Kecemasan pada anak dan keluarga b/d hospitalisasi pada anak.
C. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit b/d edema dan menurunnya sirkulasi.
a. Tujuan : integritas kulit terjaga.
b. KH : Tidak ada tanda kemerahan, lecet dan tidak terjadi tenderness bila disentuh.
c. Intervensi :
a) Mengatur atau merubah posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi.
R/: untuk mencegah terjadinya penekanan terlalu lama dan terjadi decubitus
b) Pertahankan kebersihan tubuh anak setiap hari dan pengalas tempat tidur.
R/: untuk mencegah terjadainya resiko terinfeksi atau terkontaminasi
c) Gunakan lotion bila kulit kering.
R/: memberikan kelembapan pada kulit
d) Kaji area kulit : kemerahan, tenderness dan lecet.
R/: untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda peradangan pada kulit
e) Support daerah yang edema dengan bantal.
R/: agar tidak terjadi penekanan
f) Lakukan aktifitas fisik sesuai dengan kondisi anak.
R/: mencegah terjadinya cidera
c. Intervensi :
a) Mencuci tangan setiap akan kontak dengan anak
R/: mencegah terjadinya terkontaminasi
b) Kaji tanda–tanda infeksi
R/: untuk merencanakan intervensi selanjutnya
c) Monitor tanda–tanda vital
R/: mengetahui perkembangan dan keadaan umum klien.
d) Monitor pemeriksaan laboratorium Kolaborasi medis untuk pemberian antibiotik
R/: untuk menngetahui kadar atau nilai yang menandakan terjadinya infeksi, dan
untuk mencegah terjadinya infeksi.
3. Resiko kurangnya volume cairan (intravaskuler) b/d proteinuria, edema dan efek diuretik
a. Tujuan : cairan tubuh seimbang
b. Kriteria hasil :
- Mukosa mulut lembab
- Tanda vital stabil
c. Intervensi :
- Monitor intake dan output ( pada anak < 1ml/kg/jam)
R/: untuk mengetahui batasan masukan yang masuk dan pengeluaran dari tubuh klien
- Monitor tanda-tanda vital
R/: untuk menegetahui perkembangan dan keadaan umum klien
- Monitor pemeriksaan laboratorium (elektrolit)
R/: untuk mengetahui status cairan yang dibutuhkan klien.
- Kaji membran mukosa mulut dan elastisitas turgor kulit
R/: untuk mengetahui tanda-tanda terjadinya dehidrasi
- Kaji pengisian kembali kapiler (capilarry Refill)
R/: untuk mengetahui apakah ada kelaianan yang lain yang terjadi pada klien.
4. Resiko kelebihan cairan b/d retensio sodium dan air
a. Tujuan : Volume cairan tubuh seimbang
b. Kriteria hasil :
- BB stabil
- tanda vital dbn dan tidak ada edema
c. Intervensi :
- Monitor intake dan output, dan timbang BB setiap hari
R/: uintuk mengetahui status cairan tubuh klien
- Monitor tekanan darah
R/: sebagai acuan untuk mengetahui apakah ada penekanan atau penambahan kerja jantung
klien
- Mengkaji status pernafasan termasuk bunyi nafas
R/: untuk mengetahui peninggkatan RR
- Pemberian deuretik sesuai program
R/: mencegah terjadinya demam
- Ukur dan catat ukuran lilitan abdomen
R/: untuk mengetahui status klien, untuk menentukan intervensi selanjutnya, dan apakah ada
tanda-tanda terjadinya asites
5. Kecemasan pada anak atau keluarga b/d hospitalisasi pada anak
a. Tujuan : kecemasan hilang
b. Kriterai hasil :
- Orang tua tampak lebih santai
- Orang tua berpartisipasi dalam perawatan dan memahami kondisi anak
c. Intervensi :
- Anjurkan orang tua dan anak untuk mengekspresikan rasa takut dan cemas
R/: membina hubungan saling percaya baik pada pasien maupun keluarga
- Berikan penjelasan tentang penyakit Sindrom Nefrotik, perawatan dan pengobatannya
R/: untuk meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga
- Ajarkan pada orang tua untuk membantu perawatan pada anaknya
R/: membuat sautu kepercayaan agar keluarga agar merasa keluarga dianggap ada disamping
klien
- Berikan aktivitas bermain yang sesuai dgn tumbang anak dan kondisinya.
R/: membuat suasana seperti berada dirumah
Sindroma Nefrotik pada anak
Seorang anak laki-laki 3,5 tahun datang ke RSUD Setjonegoro Wonosobo diantar keluarga.
pada tanggal 21 Juli 2009 dengan keluhan
Pasien datang dengan keluhan tubuh bengkak mulai dari wajah sampai kaki sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit, tidak demam, tidak sesak nafas, pilek(+), penyakit kulit (-).
BAK sedikit + 1/8 gelas belimbing, warna kuning kecoklatan pekat, tidak nyeri saat BAK
9 HSMRS: pasien batuk pilek, tidak demam, pasien berobat ke puskemas dan diberi obat
sirup dan puyer 3 x 1, obat diminum sampai habis, tidak dimuntahkan, setelah minum obat
keluhan batuk pileknya berkurang, tapi setelah obatnya habis, batuk pileknya kambuh lagi
6 HSMRS pasien masih batuk pilek, tidak demam, pasien berobat kembali ke puskesmas
diberi lagi obat sirup dan puyer 3 x 1, obat dihabiskan.
3 HSMRS tubuh pasien mulai bengkak mulai dari wajah sampai kaki, tidak demam, masih
pilek, tidak sesak nafas, Muntah (-), sakit kepala (-), kelainan kulit (-), BAB tidak ada
keluhan (-) , BAK sedikit, warna kuning kecoklatan pekat, tidak nyeri saat BAK
- Pasien pernah dirawat di RS dengan keluhan serupa, bengkak di wajah dan seluruh tubuh
pada umur 2 tahun
Riwayat Penyakit Dahulu : Umur 2 tahun pernah mondok dengan keluhan Bengkak di
wajah dengan riwayat sebelumnya batuk pilek yang tidak sembuh-sembuh. Mondok di RS
dengan pengobatan yang lama
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa
Vaksinasi : Menurut pengakuan ibu vaksinasi sudah lengkap menurut KMS sampai 9 bulan,
KMS tidak dibawa
Riwayat Sosial, ekonomi dan lingkungan : Kesimpulan: pasien berasal dari keluarga
dengan sosial ekonomi rendah dan sanitasi buruk
PEMERIKSAAN FISIK
Vital sign :
N =120x/menit, nadi teraba kuat, irama teratur, isi dan tegangan cukup
TD =130/90
Status gizi :
Lingkar kepala: 50 cm
Lingkar dada : 63 cm
Thoraks:
Abdomen
Perkusi : timpani
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan Darah
HT : 37,39 % (30-40%)
1 jam : 82 mm/l
Warna : kuning
Kejernihan: jernih
pH:7
protein : +3
Glukosa : -
Urobilin: +
Bilirubin: -
Sedimen
Epitel: 2-3
Lekosit: 0-2
Eritrosit: 1-2
Kristal: -
DAFTAR MASALAH
• Masalah aktif :
– Riwayat mondok dengan keluhan bengkak pada seluruh tubuh dan menjalani pengobatan
dalam jangka waktu lama
– Anak pilek
Masalah inaktif :
DIAGNOSA BANDING
Observasi Udem
Udem Nutrisional
Udem Hepatal
DIAGNOSA
- Dx Penyerta: ISPA
TERAPI
1. Medikamentosa
Pada anak ini diberikan prednison 30 mg setiap hari selama 4 minggu, Bila terjadi remisi
pengobatan dilanjutkan prednison 20 mg pagi hari selang sehari selama 4 minggu (alternating
dose)
2. Supportif
4. Edukatif :
Mencegah kemungkinan terjadinya infeksi lain pada anak akibatmenurunnya sistem imun
akibat penggunaan steroid.
PROGNOSIS
• Que ad vitam : dubia, dapat kambuh lagi jika obat tidak diminum dan dihabiskan sesuai
aturan
• Que ad sanam : dubia, baik jika udem dapat diatasi dan mencegah terjadinya komplikasi
• Que ad fungsionam : dubia, baik jika sembuh dan kualitas dan kuantitas gizi diperbaiki