ANALISIS PENGELOLAAN DISTRIBUSI PAKAIAN BEKAS IMPOR
(ROMBENG) DI PASAR SEKETENG KABUPATEN SUMBAWA Oleh : Oni Saputra
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana pengelolaan
retribusi penjualan pakaian bekas inport (Rombeng) di Pasar Seketeng Kabupaten Sumbawa serta apa faktor pendukung dan penghambat pengelolaan retribusi penjualan pakaian bekas import (Rombeng) tersebut. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan analisa kuantitatif. Penelitian deskriptif dilakukan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat dan keadaan, ejala atau perkembangan gejala dalam hubungannya antara penelitian dengan gejala kemasyarakatan lainnya. Lokasi penelitian ini adalah pasar Kabupaten Sumbawa yaitu Pasar Seketeng. Situs penelitian yaitu kios-kios atau lapak-lapak penjualan pakaian bekas import di Pasar Seketeng Kabupaten Sumbawa. Jenis data yang dipergunakan adalah data primer dan data sekunder. Sumber data terdiri dari : informan dan dokumen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan obserfasi. Teknik analisis data adalah dengan reduksi data, pengkajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Pada prinsipnya pemerintah telah melarang mengimpor dan menjual pakaian bekas, sehingga untuk mengetahui pengelolaan retribusi penjualan pakaian bekas import tersebut di Pasar Seketeng Kabupaten Sumbawa. Faktor yang menyebabkan slitnya pemerintah ntuk melakukan pengelolaan retribusi tersebut, karena pakaian bekas import masuk ke Pasar Seketeng tidak melalui pelabuhan-pelabuhan resmi atau yang dikenal dengan nama pelabuhan tikus, yang jumlahnya sangat banyak di seluruh Indonesia. Faktor yang mendukung pengelolaan retribusi penjualan pakaian bekas import adalah adanya lokasi khusus yang disiapkan oleh pemerintah bagi pedagang pakaian bekas di Pasar Seketeng, pemerintah dapat menghitung dan menentukan dengan jelas berapa besar uang yang dapat ditarik pada setiap lapak yang menjual pakaian. Selain itu masih tingginya keinginan para pedagang menjual sedangkan faktor penghambatnya adalah adanya pelarangan import dan penjualan pakaianbekas oleh pemerintah, memuat para penjual pakaian bekas import semakin sedikit, karena takut dengan ancaman sanksi yang berat yang dikeluarkan oleh, sehinga sejumlah penjual pakaian bekas lebih memilih menghentikan penjualan dari pada dikenakan hukuman yang sangat berat tersebut.
Kata Kunci : Pengelolaan, Retribusi Pakaian Bekas, Import