You are on page 1of 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

HIPEREMESIS GRAVIDUM PADA IBU HAMIL


DI PUSKESMAS KURANJI PADANG

Pokok Bahasan : Hiperemesis Gravidum Pada Ibu Hamil


Hari / Tanggal : Kamis/ 26 Oktober 2017
Waktu : 08.00 s/d 08.30 WIB
Tempat : Puskesmas Kuranji Padang

A. Latar belakang
Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita, dimana proses
ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan seperti perubahan fisik dan
mental. Proses kehamilan yang normal terjadi selama 40 minggu, dimana kehamilan
biasanya terbagi kedalam 3 fase atau yang lebih dikenal dengan sebutan trimester
(Bobak, Jensen, and Lowdermilk, 2005). Hiperemesis Gravidarum didefinisikan sebagai
kejadian mual dan muntah yang mengakibatkan penurunan berat badan lebih dari 5%,
asupan cairan dan nutrisi abnormal, ketidakseimbangan elektrolit, dehidrasi, ketonuria
serta memiliki konsekuensi yang merugikan janin. Mual dan muntah merupakan gangguan
yang paling sering ditemui pada kehamilan tremister I, yaitu pada minggu 1 sampai minggu
ke 12 selama masa kehamilan (Runiari, 2010). Menurut Sandven (2010) mengatakan
bahwa Hiperemesis Gravidarum juga bisa terjadi sebelum akhir minggu ke 22
kehamilan atau pada trimester II kehamilan.
Menurut WHO sebagai badan PBB yang menangani masalah bidang kesehatan,
mengatakan bahwa Hiperemesis Gravidarum terjadi diseluruh dunia, diantaranya negara-
negara di benua Amerika dengan angka kejadian yang beragam. Sementara itu,
kejadian Hiperemesis
Gravidarum juga banyak terjadi terjadi di Asia contohnya di Pakistan, Turki dan
Malaysia. Sementara itu, angka kejadian Hiperemesis Gravidarum di Indonesia adalah
mulai dari 1% sampai 3% dari seluruh kehamilan (Aril., et al, 2010).
Prevalensi Hiperemesis Gravidarum yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (2009), menjelaskan bahwa lebih dari 80% wanita hamil di
Indonesia mengalami mual dan muntah yang berlebihan. Menurut Vikanes, et al (2013)
insidensi terjadinya kasus Hiperemesis Gravidarum sebesar 0,8 sampai 3,2% dari seluruh
kehamilan atau sekitar 8 sampai 32 kasus per 1.000 kehamilan di negara Norwegia.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Savira (2014), data yang didapatkan di
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul periode 1 Januari 2011 sampai
30 November 2013, terdapat 5.683 ibu hamil dan yang mengalami Hiperemesis
Gravidarum sebanyak 120 (2,1%) ibu hamil atau sekitar 21 kasus per 1.000 kehamilan, 101
(84,2%) diantaranya harus dirawat di Rumah Sakit karena kejadian Hiperemesis
Gravidarum.
Berdasarkan data Rekamedis di Puskesmas Kuranji jumlah ibu hamil dari bulan Mei
sampai Agustus 2016 dari 120 ibu hamil yaitu 37 (30,8%) ibu yang mengalami hiperemesis
gravidarum. Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian
pada ibu dan janin jika tidak tertangani dengan baik. Pada janin dengan ibu yang menderita
hiperemesis gravidarum yang berkepanjangan dapat menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat bahkan kematian (Wiknjosastro,2010).
Berdasarkan angka kejadian Hiperemesis Gravidarum di atas di Puskesmas Kuranji
tinggi maka kami melakukan SAP ( Satuan Acara Penyuluhan ) tentang Hiperemesis
Gravidarum pada ibu hamil.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat di Puskesmas Kuranji mengetahui
Hiperemesis Gravidum Pada Ibu Hamil secara spesifik.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan masyarakat di Puskesmas Kuranji , diharapkan
mampu:
a. Menyebutkan dan memahami pengertian Hiperemesis Gravidum pada ibu hamil
b. Menyebutkan dan memahami tanda gejala Hiperemesis Gravidum pada ibu hamil
c. Menyebutkan dan memahami penyebab Hiperemesis Gravidum pada ibu hamil
d. Menyebutkan dan memahami Komplikasi Hiperemesis Gravidum pada ibu hamil
e. Menyebutkan dan memahami pencegahan Hiperemesis Gravidum pada ibu hamil

3. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Menerapkan pendidikan dan teori sebagai wahana dalam menambah pengetahuan
dan wawasan mahasiswa.
b. Bagi Puskesmas
Penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan masukan serta
sumbangan pemikiran bagi petugas Puskesmas Kuranji Padang, dalam memberikan
perawatan dan pendidikan kesehatan pada Hiperemesis Gravidum pada ibu hamil
c. Bagi Masyarakat
Penyuluhan ini dapat menjadi informasi untuk menambah pengetahuan kepada
wanita baru menikah dan ibu hamil muda tentang Hiperemesis Gravidum.
C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik
Hiperemesis Gravidum pada ibu hamil
2. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian Hiperemesis Gravidum pada ibu hamil
b. Tanda gejala Hiperemesis Gravidum pada ibu hamil
c. Penyebab Hiperemesis Gravidum pada ibu hamil
d. Komplikasi Hiperemesis Gravidum pada ibu hamil
e. Pencegahan Hiperemesis Gravidum pada ibu hamil

3. Sasaran dan target


Masyarakat terutama untuk wanita baru menikah dan ibu hamil yang mempunyai
anak dan target mengikuti penyuluhan ini sebanyak 30 orang.
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
5. Media dan alat
a. Alat
1) LCD / Flip chart
2) Leaflet
6. Waktu dan tempat
Hari / Tanggal : Kamis/ 26 Oktober 2017
Jam : 08.00 - 08.30 wib
Waktu Pertemuan : 30 Menit
Tempat : Di Puskesmas Kuranji Padang
D. Materi (terlampir)

E. Pengorganisasian
1. Moderator : Diana Yulanda
2. Observer : Devina Jusmulia
3. Presenter : Hafizah Sri Devi
4. Fasilitator : Nabila Amatullah
Silvia Jenesa
Indrialisty
M. Almusawi

F. Uraian Tugas
1. Tugas Moderator
a. Memperkenalkan diri,anggota kelompok, dan pembimbing
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan
c. Membuka dan menutup kegiatan
d. Menjelaskan topik, kontrak waktu dan tujuan kegiatan
e. Mengarahkan jalannya kegiatan
f. Memberi kesempatan audience untuk bertanya dan mengemukakan pendapat
g. Menyimpulkan kegiatan
2. Tugas presenter
a. Menyusun rencana kegiatan SAP
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. Menjelaskan dan mendemonstrasikan kegiatan yang dilakukan kepada audience
d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan memberikan umpan balik
3. Tugas Fasilitator
a. Memotivasi audience agar berperan aktif selama kegiatan
b. Memfasilitasi dalam kegiatan
c. Membuat dan menjalankan absensi kegiatan
4. Tugas Observer
a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
c. Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan
G. Pengaturan Tempat

O P Media M

K
K
K

K
K
K
K

K K K K

Keterangan :

M : Moderator
P : Presenter

K
: Klien / Peserta

: Fasilitator

O : Observer

Media : Media / Model


H. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
dan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Pendahuluan  Mengucapkan salam  Menjawab salam
( 5 menit )  Memperkenalkan diri, anggota  Mendengarkan dan
kelompok dan pembimbing memperhatikan
 Menjelaskan topik penyuluhan
 Membuat kontrak waktu dan  Mendengarkan
bahasa
 Menjelaskan tujuan kegiatan  Menyetujui kontrak waktu
 Mendengarkan dan
memperhatikan

Pelaksanaan  Menggali pengetahuan  Mengemukakan pendapat


( 20 menit ) audiens tentang pengertian
Hiperemesis Gravidum pada
ibu hamil
 Mendengarkan dan
 Memberi reinforcemen positif
memperhatikan
pada audiens atas pendapat
audiens
 Menjelaskan materi tentang
 Mendengarkan dan
pengertian Hiperemesis
memperhatikan
Gravidum pada ibu hamil

 Menggali pengetahuan  Mengemukakan pendapat


audiens tentang tanda gejala
Hiperemesis Gravidum pada
ibu hamil
 Memberi reinforcemen positif  Mendengarkan dan
pada audiens atas pendapat memperhatikan
audiens
 Menjelaskan materi  Mendengarkan dan
penyuluhan tentang : tanda memperhatikan
gejala Hiperemesis Gravidum
pada ibu hamil
 Menggali pengetahuan audiens  Mengemukakan pendapat
tentang penyebab Hiperemesis
Gravidum pada ibu hamil

 Memberi reinforcemen positif


 Mendengarkan dan
pada audiens atas pendapat
memperhatikan
audiens
 Menjelaskan materi
 Mendengarkan dan
penyuluhan tentang :
memperhatikan
penyebab Hiperemesis
Gravidum pada ibu hamil
 Menggali pengetahuan
 Mengemukakan pendapat
audiens tentang komplikasi
Hiperemesis Gravidum pada
ibu hamil
 Memberi reinforcemen positif
 Mendengarkan dan
pada audiens atas pendapat
memperhatikan
audiens
 Menjelaskan materi
 Mendengarkan dan
penyuluhan tentang :
memperhatikan
komplikasi Hiperemesis
Gravidum pada ibu hamil
 Menggali pengetahuan
 Mengemukakan pendapat
audiens tentang pencegahan
Hiperemesis Gravidum pada
ibu hamil

 Memberi reinforcemen positif  Mendengarkan dan


pada audiens atas pendapat memperhatikan
audiens
 Menjelaskan materi  Mendengarkan dan
penyuluhan tentang : memperhatikan
pencegahan Hiperemesis
Gravidum pada ibu hamil

Penutup  Memberikan kesempatan pada  Memberikan pertanyaan


( 5 menit ) audien untuk bertanya  Mendengarkan dan
 Memberi reinforcement pada memperhatikan
audiens atas pertanyaan
audiens  Mengemukakan pendapat
 Memberikan kesempatan
audiens lain untuk memberi  Mendengarkan dan
pendapat memperhatikan
 Melengkapi atau memberikan
penjelasan atas pertanyaan  Mendengarkan dan
audiens memperhatikan serta ikut
 Mengevaluasi dan menyimpulkan
menyimpulkan materi
penyuluhan yang telah  Menjawab salam
disampaikan
 Salam penutup

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan
b. Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan
c. Tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. Waktu sesuai dengan yang direncana
c. Selama proses berlangsung diharapkan audiens dapat mengikuti seluruh kegiatan
penyuluhan/tidak ada yang meninggalkan ruangan
d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audiens berperan aktif
3. Evaluasi Hasil
a. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan pengertian Hiperemesis
Gravidum pada ibu hamil dengan bahasa sendiri
b. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan tanda gejala Hiperemesis
Gravidum pada ibu hamil dengan bahasa sendiri.
c. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan penyebab Hiperemesis
Gravidum pada ibu hamil dengan bahasa sendiri
d. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan komplikasi Hiperemesis
Gravidum pada ibu hamil dengan bahasa sendiri
e. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan pencegahan Hiperemesis
Gravidum pada ibu hamil dengan bahasa sendiri
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa hamil. Muntah
yang membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang umum dialami
wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama
trimester pertama kehamilan (Varney, 2006).
Hiperemesis gravidarum adalah morning sickness dengan gejala muntah terus menerus,
makan sangat kurang sehingga menyebabkan gangguan suasana kehidupan sehari-hari
(Nugroho, 2010).
Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang berlebihan dan merupakan
salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling menyebabkan stres yang dikaitkan
dengan kehamilan (Tiran, 2008).
Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang wajar dan sering kedapatan
pada kehamilan trimester pertama, mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro,
2007).
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah
berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga menggganggu
kesehatan dan pekerjaan sehari – hari (Arief. B., 2009).
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum sehingga berat
badannya sangat turun, turgor kulit berkurang , dieresis berkurang dan timbul asetonuri,
keadaan ini di sebut hiperemesis gravidarum (Sastrowinata, 2004).
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama
masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi
nutrisi, dan kehilangan berat badan (Lowdermilk, 2004).
Jadi Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang dapat
mengganggu aktivitas sehari – hari yang tidak terkendali selama masa hamil yang
menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit atau defisiensi nutrisi dan kehilangan
berat badan.
B. Tanda gejala Hiperemesis Gravidum
Tanda gejala Hiperemesis gravidarum adalah
1. Mual muntah yang berlebihan dan merupakan salah satu gejala paling awal, paling
umum dan paling menyebabkan stres yang dikaitkan dengan kehamilan (tiran, 2008).
2. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam
hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (wiknjosastro, 2007).
3. Mual dan muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat,
sehingga menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari – hari (arief. B., 2009).
4. Memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum sehingga berat badannya
sangat turun, turgor kulit berkurang , dieresis berkurang dan timbul asetonuri,
keadaan ini di sebut hiperemesis gravidarum (sastrowinata, 2004).
5. Vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang
menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan
kehilangan berat badan (lowdermilk, 2004).
C. Penyebab Hiperemesis Gravidum
Menurut Wiknjosastro (2007), penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara
pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik. Juga tidak
ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati
dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inasisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis
sebagai berikut :
1. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi yang sering dikemukan adalah primigravida, mola hidatidosa

dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan

ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada

kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

2. Faktor organik

Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat

hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini

merupakan faktor organik.


3. Faktor alergi

Sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai

salah satu faktor organik.

4. Faktor psikologik

Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga

yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut

terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang

dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap

keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

D. Komplikasi

Hiperemesis gravidarum yang terjadi terus-menerus dapat menyebabkan Dehidrasi


pada penderita. Dehidrasi muncul pada keadaan ini akibat kekurangan cairan yang
dikonsumsi dan kehilangan cairan karena muntah.
Selain dehidrasi, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan ketidakseimbangan
elektrolit. Ketidakseimbangan elektrolit muncul akibat cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Hiperemesis gravidum juga dapat mengakibatkan berkurangnya asupan
nutrisi ke dalam tubuh ibu. Hal ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak
dalam tubuh ibu habis terpakai untuk keperluan pemenuhan kebutuhan energi jaringan.
Dampak keadaan ini terhadap kesehatan janin adalah berkurangnya asupan nutrisi bagi
janin. Risiko bagi janin adalah pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu.
Frekuensi muntah yang terlalu sering dapat menyebabkan terjadinya robekan pada
selaput jaringan esofagus dan lambung.
Keadaan ini dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal. Hiperemesis
gravidarum juga dapat mengakibatkan komplikasi yang mengancam jiwa, meliputi:
1. Rupture esophagus
2. Perdarahan retina
3. Kerusakan ginjal
4. Kematian janin
5. Prognosis
Dengan penangan yang baik prognosis hiperemisis gravidarum sangat memuaskan.
Penyakit ini dapat membatasisi diri namun pada tingkatan yang berat penyakit ini
dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

E. Pencegahan

1. Pencegahan primer

Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan


memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh
hangat.Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan
dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin
2. Pencegahan sekunder
Apabila telah Hiperemesis Gravidum berat maka segera bawa ibu hamil ke
pelayanan kesehatan.
 Untuk keluhan hiperemesis yang berat pasien dianjurkan untuk dirawat di rumah
sakit dan membatasi pegunjung.
 Penghentian pemberian makanan per oral 24 –48 jam.
 Penggantian cairan dan pemberian antiemetik jika dibutuhkan. Larutan normal
saline atau ringer laktatdapat digunakan dalam kondisi itu.
 Penambahan glukosa, multivitamin, magnesium, pyridoxine, dan atau tiamin
dapat dipertimbangkan. Untuk pasien dengan defisiensi vitamin, tiamin 100 mg
dapat diberikan sebelum pemberian cairan dekstrosa.
 Lanjutkan penatalaksanaan sampai pasien dapat mentoleransi cairan per oral dan
sampai hasil uji menunjukkan jumlah keton urin hilang atau sedikit.
Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan dengan vitamin B6 atau
vitamin B6 ditambah doxylamine sangataman dan efektif serta dapat digunakan
sebagai terapi farmakologis lini pertama ( American College of Obstetricians and
Gynecologists, 2004 )
3. Pencegahan tersier
Agar tidak terjadinya hiperemesis Gravidum atau meminimalisir Hiperemesis agar
tidak terjadi gangguan pada janin maka ibu hamil harus lakukan untuk
meringankan gejala hiperemesis gravidarum, di antaranya:

 Menghindarkan diri dari aroma-aroma, suara bising, dan kedipan cahaya


berlebih yang dapat memicu mual.
 Banyak istirahat dan kurangi gerak.
 Menggunakan pakaian longgar.
 Minum air jahe atau soda ketika merasa mual.
 Mengonsumsi kudapan kering (misalnya biskuit) secara berkala.
 Mengonsumsi makanan dengan kandungan karbohidrat tinggi namun rendah
lemak.

.
DAFTAR PUSTAKA

Tiran, Denise, (2008). Mual dan muntah kehamilan. Jakarta : EGC.

Varney, Helen, (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Wiknjosastro, Hanifa, (2007). Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Yeyeh, Rukiyah Al, (2009). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : TIM.

https://id.scribd.com/doc/228437637/Askep-Hiperemesis-Gravidarum-Nanda-Nic-Noc
Diakses pada tanggal 3 Oktober 2017
http://sasing.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-fitarianah-5363-2-babii.pdf Diakses
pada tanggal 3 Oktober 2017

You might also like