You are on page 1of 8

Rangkuman untuk UAS Metpen

1. Penentuan Judul
- Tidak memerlukan lokasi dan waktu
2. Populasi target
- Karakteristik klinis dan demografi
- Ex: bayi baru lahir, pasien karsinoma paru berumur di bawah 40 tahun, remaja
pengguna narkoba, perempuan pasca menopause..............

Populasi terjangkau

- Populasi target yang dibatasi tempat dan waktu


- Ex: pasien karsinoma paru berumur di bawah 40 tahun yang berobat ke RSCM
selama tahun 1996-2000

Sampel

- pasien karsinoma paru berumur di bawah 40 tahun yang berobat ke RSCM


selama tahun 1996-2000 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
3. Jenis penelitian
- analitik (eksplanasi) eksperimental (diberi perlakuan) atau observasional (tanpa
perlakuan)
4. Rancangan penelitian & Bagan

Analitik observasional Analitik eksperimental


- cohort - uji klinis
- case control
- cross sectional

1
COHORT STUDY (risiko relatif / rasio risiko)

- COHORT PROSPEKTIF : subyek sama sekali belum terpajan oleh faktor risiko dan
belum mengalami efek, subyek diikuti secara alamiah, sebagian dari mereka
kemudian terpajan faktor risiko (kelompok terpajan) dan sebagian lagi tidak terpajan
(kelompok kontrol), kemudian difollow up selama waktu yang ditentukan.
- Bagan cohort prospektif
Saat ini Masa depan
Efek +

Faktor risiko + (BBLR +)

(pre eklamsia +)
Efek -
Subyek tanpa
(BBLR -)
faktor risiko dan
tanpa efek
Efek +
(Ibu hamil)
Faktor risiko - (BBLR +)

(pre eklamsia -)
Efek -

(BBLR -)

- COHORT RETROSPEKTIF: faktor risiko dan efek telah terjadi pada masa yang lalu
- Bagan cohort retrospektif
Masa lampau Saat ini
Efek +

Faktor risiko + (BBLR +)

(pre eklamsia +)
Efek -
Subyek tanpa
(BBLR -)
faktor risiko dan
tanpa efek
Efek +
(Ibu hamil)
Faktor risiko - (BBLR +)

(pre eklamsia -)
Efek -

(BBLR -)

2
- STUDI COHORT GANDA DAN KONTROL EKSTERNAL:
a. Memiliki 2 sampel atau lebih dari populasi yang berbeda
b. Sering digunakan untuk studi kesehatan dalam bidang “occupational and
environmental medicine” untuk meneliti faktor risiko yang jarang terjadi atau
yang dianggap berbahaya bagi lingkungan hidup.
c. Dapat prospektif atau retrospektif
d. Misal : pengaruh radiasi sebagai faktor risiko terhadap angka kematian pada
ketiga kelompok profesi. Dimana menyokong hipotesis bahwa radiasi merupakan
faktor risiko yang berpotensi meningkatkan mortalitas.
e. Data yang digunakan sebagai Kelompok kontrol (kontrol eksternal) berasal dari
sensus atau statistik kesehatan regional maupun nasional

- NESTED CASE CONTROL :


a. varian dari case-cohort study (studi case control yang dilakukan di dalam cohort)
b. data yang digunakan dari studi cohort
c. setiap subyek yang mengalami efek dicari pasangannya (match) satu atau lebih
dari sisa cohort yang tidak mengalami efek.
d. contoh:
Perumusan masalah : Apakah kadar vit. A & E yang rendah dalam darah
meningkatkan resiko kanker
Tahapan
+ Mencari studi kohort dengan sampel yang cukup : Peneliti mohon ijin meneliti
studi kohort hipertensi dengan 10.940 subyek yang serumnya pada awal
dibekukan
+ Identifikasi kasus pada akhir follow-up : Dari rekam medik dan sertifikat
kematian didapatkan 111 penderita kanker setelah follow up 20 tahun
+ Pemilihan kontrol : Diambil 210 kontrol yang “matched” dalam umur, kelamin,
dan suku.
+Pengukuran prediktor pada sampel “baseline” pada kasus dan kontrol : Diukur
kadar vit. A & E dari serum beku.

- Contoh penelitian studi cohort:


a. Pengaruh trauma lahir terhadap kejadian hiperbilirubinemia pada bayi yang baru
lahir
b. Pengaruh merokok terhadap BBLR
- Kelebihan studi cohort:
a. Desain terbaik dalam menentukan insiden dan perjalanan penyakit atau efek
yang diteliti
b. Desain terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan temporal antara faktor
risiko dengan efek
c. Desain terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan progresif

3
d. Dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu faktor risiko
tertentu
- Kekurangan Studi cohort:
a. Memerlukan waktu yang lama
b. Sarana dan biaya biasanya mahal
c. Seringkali rumit
d. Kurang efisien dari segi waktu dan biaya untuk meneliti kasus jarang
e. Terancam drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau faktor
risiko dapat mengganggu analisis hasil
f. Pada keadaan tertentu dapat menimbulkan masalah etika karena peneliti
membiarkan subyek terkena pajanan yang dicurigai atau dianggap dapat
merugikan subyek
- Bias studi cohort :
a. ASSEMBLY BIAS: terjadi jika kriteria inklusi pasien dalam sebuah studi tidak
menjamin keseragaman individu
b. MIGRATION BIAS: ketika pasien meninggalkan studi
c. MEASUREMENT BIAS: standar pengukuran kejadian klinis tidak dapat
dipertahankan
d. SELECTION BIAS

CASE CONTROL (odds ratio) : dimulai dengan identifikasi pasien dengan efek atau penyakit
tertentu (case) dan kelompok tanpa efek (control), secara retrospektif ditelusuri faktor risiko
yang dapat menerangkan kenapa kasus terkena efek, sedangkan kontrol tidak.

- Bagan
Lampau atau saat ini Saat ini

Faktor risiko +

(Pre eklamsia +)
BBLR +
Faktor risiko -

(pre eklamsia -)

Faktor risiko +

(Pre eklamsia +) BBLR -


Faktor risiko -

(pre eklamsia -)

4
- Contoh penelitian
a. Pengaruh penggunaan kontrasepsi oral terhadap kejadian infark miokard
b. Pengaruh abortus terhadap kejadian plasenta previa pada kehamilan selanjutnya
- Kelebihan
a. Case control dapat atau kadang bahkan merupakan satu-satunya cara untuk
meneliti kasus yang jarang atau yang masa latennya panjang
b. Hasil dapat diperoleh dengan cepat
c. Biaya yang diperlukan relatif murah
d. Subyek penelitian lebih sedikit
e. Dapat untuk mengidentifikasi pelbagai faktor risiko sekaligus dalam satu
penelitian
- Kekurangan
a. Data mengenai pajanan terhadap faktor risiko diperoleh dengan mengandalkan
daya ingat atau rekam medis. Daya ingat responden ini menyebabkan recall bias,
karena responden yang mengalami efek cenderung lebih mengingat pajanan
terhadap faktor risiko daripada responden yang tidak mengalami efek. Rekam
medis juga tidak begitu akurat.
b. Validasi mengenai informasi kadang – kadang sukar diperoleh.
c. Oleh karena kasus maupun kontrol dipilih oleh peneliti maka sukar untuk
meyakinkan bahwa kedua kelompok tersebut benar sebanding dalam pelbagai
faktor eksternal sumber bias lainnya.
d. Tidak dapat memberikan insidens rate
e. Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari 1 variabel dependen, hanya
berkaitan dengan satu penyakit atau efek.
- Bias = kesalahan sistematis yang menyebabkan hasil penelitian tidak sesuai dengan
kenyataan
a. Bias seleksi (kesalahan sistematik dalam pemilihan subyek)
Ex: bias berkson = karakteristik pasien yang berobat ke rumah sakit mungkin
berbeda dengan karakteristik pasien yang tidak berobat ke rumah sakit
b. Bias informasi (Kesalahan sistematis dalam : mengamati, memilih instrumen,
mengukur, membuat klasifikasi,mencatat informasi, dan membuat interpretasi
tentang paparan maupun penyakit).
EX: recall bias, karena responden yang mengalami efek cenderung lebih
mengingat pajanan terhadap faktor risiko daripada responden yang tidak
mengalami efek
c. Bias perancu
- Data yang diperoleh dapat dari:
a. Catatan medis
b. Catatan kantor wilayah kesehatan
c. Kontak dengan subyek penelitian (langsung, telepon, surat)

5
CROSS SECTIONAL (rasio prevalens): pengukuran variabel – variabel dilakukan 1 kali, pada 1 saat

- Bagan
Pengukuran faktor risiko dan efek dilakukan sekaligus

Efek + (Ca paru +)

Faktor risiko +

(merokok) Efek – (Ca Paru - )

Subjek
Efek + (Ca Paru +)

Faktor risiko –

(tdk merokok)
Efek – (Ca Paru -)

- Contoh Penelitian
a. Hubungan antara penggunaan obat nyamuk semprot dengan batuk kronik
berulang pada balita
b. Peran kadar kolesterol terhadap tekanan darah diastolik
c. Peran kadar trigliserida terhadap kejadian gangren diabetikum
- Kelebihan
a. Desain ini relatif mudah, murah dan hasilnya cepat dapat diperoleh
b. Memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak hanya pasien
yang mencari pengobatan, dengan demikian maka generalisasinya cukup
memadai
c. Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus
d. Jarang terancam drop out
e. Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau
eksperimen, tanpa atau dengan sedikit menambah biaya
f. Dapat dipakai untuk penelitian selanjutnya yang bersifat konklusif
- Kekurangan
a. Sulit untuk menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data risiko dan
efek dilakukan pada satu saat yang bersamaan.
b. Studi prevalens lebih banyak menjaring subyek dengan masa sakit yang panjang
daripada yang mempunyai masa sakit pendek, karena individu yang cepat
sembuh atau cepat meninggal mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk
6
terjaring. Bila karakteristik pasien yang cepat sembuh atau meninggal berbeda
dengan yang mempunyai masa sakit panjang, dapat terjadi bias, yakni salah
interpretasi hasil penelitian.
c. Dibutuhkan jumlah subyek yang cukup banyak, terutama bila variabel yang
diteliti banyak
d. Tidak menggambarkan perjalan penyakit, insidens, maupun prognosis
e. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang
f. Mungkin terjadi bias prevalens atau bias insiden karena efek suatu faktor risiko
selama periode tertentu dapat disalahtafsirkan sebagai efek penyakit. Misalnya
didapatkan frekuensi HLA A2 yang tinggi pada pasien leukemi, memberi kesan
pasien dg HLA A2 mempunyai faktor risiko lebih besar untuk menderita
leukemia. Namun dalam penelitian lain terbukti bahwa HLA A2 memiliki
prognosis lebih baik, yakni umur pasien lebih panjang.

UJI KLINIS (CLINICAL TRIALS) : penelitian eksperimental terencana yang dilakukan pada
manusia. Baku emas uji klinis  RCT (masking, blinding, randomisasi)

- Bagan

Efek +

Kelompok perlakuan
Efek -

Subyek yang
memenuhi
kriteria
R Efek +

Kelompok kontrol

Efek -

7
TEKHNIK SAMPLING

SIMPLE RANDOM SAMPLING

(Scr acak sederhana: mis dg komputer)

SISTEMATIK SAMPLING

(Tersistem, mis diurutkan, kemudian


PROBABILITAS diambil setiap urutan ke 5)

STRATIFIED SAMPLING

SAMPLING (strata mis sesuai jenis kelamin, ras, stauts


gizi, tempat penelitian multisenter)

CLUSTER SAMPLING

(per KODYA/kelurahan/kecamatan.dll)

CONSECUTIVE SAMPLING

(Semua subyek yg dtg scr berurutan dan


memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan
dalam penelitian sampai jumlah subyek
yang diperlukan terpenuhi)

CONVENIENT SAMPLING (paling jelek, jadi


NONPROBABILITAS
ga usah dijelaskan ya)

JUDGEMENTAL SAMPLING

(brdsrkan judgment peneliti, peneliti


memilih responden brdsrkan
pertimbangan subyektif dan praktis)

You might also like