Professional Documents
Culture Documents
M
DENGAN HIDROCEPHALUS DI RUANG NEONATUS RSUD DR.
SOETOMO SURABAYA
DISUSUN OLEH
SUBHAN
010030170 B
PENYUSUN
SUBHAN
NIM. 010030170 B
2.1 Pengertian
Hidrocephalus adalah kelainan dimana terjadi peningkatan jumlah cairan
cerebrospinal dalam rongga otak dan atau spinal. (Staf pengajar IKA UI)
2.2 Etiologi
Kelainan Bawaan (Congenital Defect)
Infeksi
Neoplasma
Perdarahan intracranial
2.3 Patofisiologi
Kejang
2.5 Penatalaksanaan
- Istirahat mutlak
- Cegah resiko / gejala peningkatan Tekanan Intra Kranial
- Cegah resiko injuri/cidera
- Cegah gangguan neurologis
Bebapa teknik pengobatan yang telah dkembangkan meliputi pengurangan
produksi LCS dengan merusak sebagian fleksus (Choroidalis)
Pengobatan dengan Azetazolamid (Diamox) untuk inhibisi LCS
Memperbaiki hubungan tempat poduksi (Fleksus Choroidalis) dengan tempat
reabsorbsi
Pengeluaran LCS ke organ ekstrakranial :
- Drainase Ventrico-Peritonial
- Drainase Lombo – Peritoneal
- Drainase Ventriculo – Pleural
- Drainase dari antrum mastoid
- Drainase dalam jantung/Vena Jugularis
Berikan obat antikonvulsi bila perlu Pemberian obat antikonvulsan lebih utama
sesuai prosedur pengobatan diberikan pada kecenderungan kejang yang
sering
Berikan cairan sesuai kebutuhan Cairan rumatan dan cairan koreksi diperlukan
untuk meningkatkan status cairan tubuh
Kaji tanda-tanda dini adanya Hiperventilasi dan diaporesis dapat tidak
dehidrasi terkontrol; tetapi beresiko menimbulkan
dehidrasi
Ajarkan pada keluarga untuk Motivasi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
memberikan cukup minum pada cairan / elektrolit bagi anak
anak
Koreksi/evaluasi pemberian cairan Pemeriksaan kadar Na dan K merupakan
minimal 3 hari sekali dengan indikator penting status cairan tubuh
pemeriksaan elektrolit
Potensial Komplikasi : Peningkatan Tekanan Intrakranial
Tujuan : Tidak terjadi peningkatan tekanan intrakranial
Kriteria hasil :
- Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK : muntah, kejang, reflek pupil
menurun
- Lingkar kepala tetap/menurun bertahap
Intervensi Rasional
Kaji adanya tanda-tanda Peninkatan Tekanan Intrakranial
peningkatan tekanan intrakranial mengakibatkan muntah, nyeri kepala, dan
gangguan pupil.
Hindari manipulasi berlebih pada Hidrocepalus yang dikibatkan oleh obstruksi/
daerah kepala, punggung dan leher neoplasma dapat menjadi lebih buruk akibat
perubahan posisi yang tidak menguntungkan
Posisikan tulang belakang klien Hiperfleksi/hiperekstensi kepala dapat
dalam kondisi lurus; hindari memprofokasi peningkatan TIK
hiperfleksi/hiperekstensi kepala
Kaji efek steroid bila ada indikasi Efek steroid terhadap peningkatan Tekanan
penggunaan steroid Intrakranial dapat terjadi dengan berlahan/tiba-
tiba
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 8 Mei 2001 Jam Masuk : 10.30 WIB
Ruang : Neonatus (Isolasi I) No. Reg. Med : 10042316
Pengkajian : 28 Mei 2001
1.1 Identitas
Nama Klien : By. M Nama Orang Tua : Tn. S
Tgl Lahir : 7 Mei 2001 Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan :- pendidikan : SLTA
Pekerjaan :- Pekerjaan : Swasta
Alamat : Simolawang III Sby
GENOGRAM
POLA-POLA KESEHATAN
1. Pola Manajemen Kesehatan
Ibu mengatakan bahwa baru saat ini klien dibawa berobat, dari Rumah Sakit
AURI klien segara dirujuk ke RS Dr. Sutomo.
Kulit :
Turgor elastis, hiper/hipopigmentasi tidak ada, cyanosis tidak ada, icterus tidak
ada, tumor dan oedema tidak ditemukan. Terdapat lesi pada telinga kiri dn ruam
pada pipi kiri serta terdapat luka tertutup kassa pada punggung, abdomen dan
kepala bagian parietal kanan. Keadaan balutan cukup bersih.
Kepala :
Bentuk kepala relatif simertis, sutura belum menutup. Bentuk tulang kepala
cenderung melebar pipih pada tulng parietal (ship shape). Tidak ada hematoma,
moulage relatif. Tidak ada caput succadeum maupun cephal hematoma. Kulit kepala
tidak tegang dan cenderung berkerut. Teraba shunt pada sisi kanan kepala (parietal)
menuju ke leher dan abdomen.
Mata :
Posisi simetris, ditemukan sunset sign, kornea jernih, iris simetris ukuran 10 mm,
reflek pupil positif simetris, conjungtiva ananemis, sclera anicteric, hifema tidak
ditemukan, ptosis, nigtagmus tidak ditemukan. Koordinasi gerak bola mata
simetris dan mampu mengikuti pergerakan benda secara terbatas. Visus tidak
diketahui.
Hidung :
Simetris, bersih, Conchae tidak membesar, tidak ada pernafasan cuping hidung,
terdapat sedikit lendir pada hidung
Telinga :
Simetris, bersih, tidak ada tanda radang telinga/mastoid. Membrana timphani
utuh. Refleks terhadap suara kurang (blink refleks negatif)
Mulut :
Bibir tidak cyanosis, mukosa mulut lembab, bibir tremor tidak ditemukan, tonsil
tidak membesar, oropharing tidak hiperemis. Suara tangisan lemah hampir tak
terdengar.
Leher :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thiroid dan kelenjar submandibular. Tidak
ditemukan distensi vena jugularis.teraba shunt
Dada :
Inspeksi : Lingkar dana 37 Cm, bentuk simetris, trhill apex tidak ditemukan,
Palpasi : Gerak dada simetris, focal fremitus simetris, teraba shunt
Perkusi : Tidak ditemukan pekak abnormal
Auskultasi : Suara napas lapang paru vesikuler tanpa wheezing dan ronchii. Suara
jantung S1S2 tanpa split/ suara jantung tambahan.
Perut :
Bentuk simetris, tidak ditemukan massa, kulit supel, distensi vena abdominal
tidak ditemukan, nyeri tekan tidak terindikasi, Bising usus tidak meningkat,
abdominal bruits tidak ditemukan, Tidak ditemukan pembesaran limfe / hepar.
Ekstremitas
Lingkar lengan kiri 8 Cm, bentuk simetris tanpa ada lesi/bekas lesi. Tidak
ditemukan deformitas, krepitasi.
Genital
Testis sudah turun, simetris, tidak terdapat pembesaran abnormal, tidak terdapat
fimosis.
Anus
Lubang anus ada, posisi simetris
Refleks :
Refleks morro : positif
Refleks Plantar : baik, simetris
Sucking refleks : positif, kuat
Rooting refleks : positif
Pemeriksaan Penunjang :
Radiologi : Gambaran Scanning menunjukkan tidak adanya massa/tumor dan
terjadi pembesaran pada ventrikel III
LCS
Sel : 43 (0 – 5)
Monomuchlear : 88%
PMN : 12 %
Pemeriksaan gram: (-)
Pemeriksaan kultur : (-)/E. Colli
Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS:- Gangguan kongenital, infeksi, Resiko tinggi
DO: neoplasma, perdarahan peningkatan TIK
Pembesara relatif
kepala (lingk. Kpl 44 Peningkatan relatif LCS
cm)
Sutura belum menutup Penekanan jaringan otak (internal) dan
Terdapt shunt tulang tengkorak (eksternal)
Peningkatan TIK
Atur posisi klien Injuri dapat terjadi akibat gestur yang tidak
tepat
Diagnosa II : Gangguan Integritas kulit b.d mobilisasi fisik minimal, prosedur operasi
Data Tindakan Evaluasi
-Mengkai kondisi luka S:-
DS : - -Membedakan luka O :
DO : operatif dengan luka -Luka kering bagian kepala, luka
Terdapat luka tekanan basah (shore wound) bagian telinga
operasi -mengkaji kondisi kulit dan ruam pipi kmerahan
Terdapat ruam di yang beresiko luka -Kondisi luka bersih, diberi salep
pipi -merawat luka di antibiotik
Terdapat luka di bagian kepala, telinga -Luka operasi tertutup, penutup
telinga dan pipi bersih dan kering
-Memberi salep -Klien posisi miring
antibiotika sesuai A; Gangguan integritas kulit masih
kebutuhan dan advis terjadi
dokter P : Intervensi dilanjutkan dan KIE
-mengubah posisi klien ibu untuk membersihkan sisa ASI di
mulut dengan baik
Diagnosa III : Resiko tinggi Cidera b.d kelemahan, kurng kesadaran akan bahaya
Data Tindakan Evaluasi
DS :- -Membersihkan tempat S : -
DO Menangis lemah tidur klien O:
(pitched) -mengganti kain yang -Tempat tidur bersih
Pebesaran kepala basah -kain/pakaian bering
Sutura belum -Memperhatikan tanda -kejang tidak terjadi
menutup bayi tidak kejang -tanda vital normal
mampu berpindah -Mengatur posisi klien -klien dalam posisi miring
-memasang pakaian A : Resiko tinggi cidera
agak longgar P : Intervensi dilanjutkan, KIE Ibu
teknik stimulasi dan cara mencegah
injuri
Tanggal 29 Mei 2001
Diagnosa II : Gangguan Integritas Kulit b.d mobilitas fisik minimal, prosedur operasi
Data Tindakan Evaluasi
-Mengkai kondisi luka S:-
DS : - -mengkaji kondisi kulit O :
DO : yang beresiko luka -Luka kering bagian kepala, luka
Terdapat luka -merawat luka di basah (shore wound) bagian telinga
operasi bagian kepala, telinga dan ruam pipi kemerahan
Terdapat ruam di dan pipi -Kondisi luka bersih, diberi salep
pipi -Memberi salep antibiotik
Terdapat luka di antibiotika sesuai -Tidak ada diaper rash
telinga kebutuhan dan advis -Luka operasi tertutup, penutup
dokter bersih dan kering
-mengubah posisi klien -Klien posisi miring
-Melakukan -Ibu mengatakan mengerti isi
penyuluhan pada ibu penyuluhan yang diberikan
tentang teknik -Ibu mendemonstrasikan teknik
menyusui yang baik menyusui yang baik
dan cara membersihkan A; Gangguan integritas kulit masih
tumpakan ASI terjadi
P : tindakan tetap dilanjutkan
Diagnosa III : Resiko tinggi Cidera b.d kelemahan, kurangnya kesadaran akan bahaya
Data Tindakan Evaluasi
DS :- -mengganti kain yang S : -
DO Menangis lemah basah O:
(pitched) -Memperhatikan tanda -Tempat tidur bersih
Pebesaran kepala kejang -kain/pakaian bering
Sutura belum -Mengatur posisi klien -kejang tidak terjadi
menutup -memasang pakaian -tanda vital normal
Bayi tidak mampu agak longgar -klien dalam posisi miring
berpindah -Melakukan -Ibu mendemonstrasikan stimulasi
penyuluhan teknik kulit dan mengatakan akan selalu
stimulasi dan cara berhari-hti membawa bayinya
mencegah injuri A : Resiko tinggi cidera
P : Tindakan tetap dilanjutkan
Diagnosa II : Gangguan Integritas kulit b.d mobilisasi fisik minimal, prosedur operasi
Data Tindakan Evaluasi
S:-
DS : - -merawat luka di O :
DO : bagian kepala, telinga -Luka di kepala, telinga dan pipi
Terdapat luka dan pipi mengering
operasi -Memberi salep -Kondisi luka bersih, diberi salep
Terdapat ruam di antibiotika sesuai antibiotik
pipi kebutuhan dan advis -Tidak ada diaper rash
Terdapat luka di dokter -Luka operasi tertutup, penutup
telinga -mengubah posisi klien bersih dan kering
-Klien posisi miring kiri
A; Gangguan integritas kulit masih
terjadi
P : tindakan tetap dilanjutkan
Diagnosa III : Resiko tinggi Cidera b.d kelemahan, kurang kesadaran akan bahaya
Data Tindakan Evaluasi
DS :- -mengganti kain yang S : -
DO Menangis lemah basah O:
(pitched) -Mengatur posisi klien -Tempat tidur bersih
Bayi tidak mampu -Membersihkan tempat -kain/pakaian bering
berpindah tidur -kejang tidak terjadi
(mobilisasi minimal) -tanda vital normal
-klien dalam posisi miring kiri
A : Masalah berkurang
P : Monitoring tetap dilakukan