You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Sistitis adalah suatu penyakit yang merupakan reaksi inflamasi sel-sel urotelium
melapisi kandung kemih. Penyakit ini disebabkan oleh berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam kandung kemih. Infeksi kandung kemih menunjukkan adanya
invasi mikroorganisme dalam kandung kemih, dapat mengenai laki-laki maupun
perempuan semua umur yang ditunjukkan dengan adanya bakteri didalam urin disebut
bakteriuria (Agus, T., 2001).
Infeksi ini ditemukan pada semua umur, pria dan wanita mulai bayi baru lahir
hingga orang tua. Wanita lebih sering mengalami sistitis dibanding pria. Kejadian sistitis
rata-rata 9.3% pada wanita diatas 65 tahun dan 2.5-11% pada pria di atas 65 tahun (Smyth
& O’Connell, 1998). Sistitis pada neonatus banyak terdapat pada laki-laki (2,7%)
dibanding bayi perempuan (0,7%). Insidensi sistitis menjadi terbalik seiring bertambahnya
usia, yaitu pada masa sekolah sistitis pada anak perempuan sekitar 3% sedangkan anak
laki-laki 1,1%. Insidensi sistitis pada usia remaja wanita meningkat 3,3-5,8% yang akan
terus meningkat insidensinya pada usia lanjut (Purnomo, 2003). Morbiditas dan mortalitas
sistitis paling banyak terjadi pada pasien usia kurang dari satu tahun dan usia lebih dari 65
tahun.

II. Tujuan umum


Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas dan
memahami tentang sistitis secara menyeluruh.

III. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistitis
2. Mengetahui etiologi atau penyebab sistitis
3. Mengetahui patofisiologi sistitis
4. Mengetahui tanda dan gejala sistitis
5. Mengetahui cara pencegahan sistitis
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang sistitis
7. Mengetahui penata laksanaan sistitis
8. Mengetahui askep sistitis
BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN CYSTITIS

I. Pengertian
Cystitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi
asenden dari uretra. Penyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra kedalam
kandung kemih. Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau sistoskop (Brunner &
Suddarth, 2002).
Sistitis atau radang kandung kemih lebih sering terjadi pada wanita dari pada pria,
karna dekatnya muara uretra dan vagina dengan daerah anal. Organisme gram-gram
negatif dapat sampai ke kandung kemih selama bersetubuh, trauma uretra, atau karena
kurang higienis. Biasanya organisme ini cepat dikeluarkan sewaktu berkemih (miksi).
Pada pria, sekret prostat memiliki sifat antybacterial (dr jon tambayong,2000).
Jadi sistitis adalah infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam kandung kemih yang sering terjadi pada wanita tetapi tidak
menutup kemungkinan terjadi juga pada laki-laki.
1. Cystitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;
a. Cystitis primer :
Merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi
karena penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi
prostat dan striktura uretra.
b. Cystitis sekunder :
Merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit primer
misalnya uretritis dan prostatitis.

II. Etiologi
Sistitis disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, terbanyak adalah bakteri.
Bakteri gram negatif yang sering dilaporkan sebagai penyebab tersering ISK adalah
Escherichia coli. Akhir-akhir ini bakteri gram positif ternyata mulai menunjukkan
peningkatan kecenderungan sebagai penyebab ISK, antara lain Staphylococcus
aureusdan Staphylococcus saprophyticus (Anwar, 2008). Penyebab lain meskipun jarang
ditemukan adalah jamur, virus, parasit.
Berdasar hasil pemeriksaan biakan urin, penyebab sistitis terbanyak adalah bakteri gram
negatif aerob yang biasa ditemukan di saluran pencernaan (Enterobacteriaceae) dan
jarang disebabkan bakteri anaerob (Baron et al, 1994).
a. Sangat mungkin sebabnya dari diri anda pribadi ,misalnya :anda sering kali
menahan kencing / buang air kecil.
b. Buang air kecil tidak memperhatikan segi kesehatan ,sehingga air seni yang tersisa
menjadi sumber infeksi. Itulah gunanya mengerikan dengan tissue.
c. Bagi Wanita ,arah membersihkan sehabis buang air BESAR (BAB) juga sering
menjadi awal masalah.Pasalnya adalah bila arah anda membilas dari dubur
kedepan ,maka kuman-kuman yang ada pada dubur masuk ke saluran kemih
d. Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat
menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainanurologis
atau kalkuli.
e. Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter, serratea,
dan pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksitanpa komplikasi.
f. Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada infeksi-
infeksi rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan manipulsi
urologis, kalkuli atau obstruksi.
g. Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari
meatus terus naik kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi
yang tersering disebabkan karena infeksi E.coli.
h. Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, atau oleh karena
adanya urine sisa(misalnya karena hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik
bladder) atau karena infeksi dari usus.
i. Perempuan cenderung lebih mudah infeksi karena uretra lebih pendek dari pria
dan lebih dekat pada anus. Orang tua (khususnya dalam perawatan rumah) dan
orang-orang dengan diabetes juga lebih mudah UTI.
j. Pada anak laki-laki, mereka adalah yang paling sering sebelum ulang tahun
pertama. Pada anak perempuan, UTI yang paling sering di sekitar usia 3 tahun pada
saat pelatihan toilet.
k. Cystitis pada anak-anak dapat terjadi oleh karena abnormal dalam urinary
tract(saluran kencing ). Oleh karena itu, anak-anak dengan cystitis, khususnya di
bawah usia 5, perlu tindak lanjut khusus untuk mencegah kerusakan ginjal
nantinya.
III. Patofisiologi
Cystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum
disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul
dengan penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian
bawah, baik akut maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral.
Cystitis terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari
perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar
infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan
mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui
berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi.
Bakteri dari vagina bisa berpindah dari uretra ke kandung kemih.Wanita sering
menderita infeksi kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual, kemungkinan
karena uretra mengalami cedera pada saat melakukan hubungan seksual.
Kadang infeksi kandung kemih berulang pada wanita terjadi karena adanya hubungan
abnormal antara kandung kemih dan vagina (fistula vesikovaginal).
Infeksi kandung kemih jarang terjadi pada pria dan biasanya berawal sebagai infeksi
uretra yang bergerak menuju prostat lalu ke kandung kemih.Selain itu, infeksi kandung
kemih bisa terjadi akibat pemasangan kateter atau alat yang digunakan selama
pembedahan.Penyebab tersering dari infeksi kandung kemih berulang pada pria adalah
infeksi prostat karena bakteri yang bersifat menetap. Antibiotik dengan segera akan
melenyapkan bakteri dari air kemih di dalam kandung kemih, tetapi antibiotik tidak
dapat menembus prostat dengan baik sehingga tidak dapat meredakan infeksi di dalam
prostat. Karena itu, jika pemakaian antibiotik dihentikan, maka bakteri yang berada di
dalam prostat akan cenderung kembali menginfeksi kandung kemih.
Hubungan abnormal antara kandung kemih dan usus (fistula vesikoenterik) kadang
menyebabkan bakteri pembentuk gas masuk dan tumbuh di dalam kandung kemih.
Infeksi ini bisa menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung udara di dalam air
kemih (pneumaturia).
Secara normal, air kencing atau urine adalah steril alias bebas kuman. Infeksi
terjadi bila bakteri atau kuman yang berasal dari saluran cerna jalan jalan ke urethra
atau ujung saluran kencing untuk kemudian berkembang biak disana. Maka dari itu
kuman yang paling sering menyebabkan cystitis adalah E.coli yang umum terdapat
dalam saluran pencernaan bagian bawah.
ISK ini adalah radang Pertama tama, bakteri akan menginap di urethra dan berkembang
biak disana. Akibatnya, urethra akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan nama
urethritis. Jika kemudian bakteri naik ke atas menuju saluran kemih dan berkembang
biak disana maka saluran kemih akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan istilah
cystitis. Jika infeksi ini tidak diobati maka bakteri akan naik lagi ke atas menuju ginjal
dan menginfeksi ginjal yang dikenal dengan istilah pyelonephritis.
Pasu-ginjal (pyelitis) dan pyelobephiritis dan prostatitis, dimana jaringan-jaringan
organ terkena infeksi. Kombinasi dari infeksi dan obstruksi saluran kemih dapat
menimbulkan dengan cepat kerusakan ginjal serius. Keadaan ini merupakan penyebab
penting terjadinya keracunan (septicaemia) oleh kuman-kuman gram negative, yang
dapat membahayakan jiwa.

IV. Manifestasi klinis


a. Menyengat atau terbakar saat Anda buang air kecil.
b. Melewati hanya sejumlah kecil urin atau jumlah urin yang keluar sedikit
c. Dorongan untuk buang air kecil lebih sering.
d. Merasa bahwa kandung kemih masih penuh setelah buang air.
e. Urin bau, keruh, gelap atau berdarah
f. Nyeri rendah turun di perut.
g. Merasa tidak enak badan dengan mual, demam dan sakit kepala.
h. urgency, nyeri perut dan kencing yang berbau
i. peningkatan frekwensi miksi baik diurnal maupun nokturnal
j. disuria karena epitelium yang meradang tertekan
k. hematuria
l. demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.

V. Penatalaksanaan

 Penatalaksanaan dari cystitis adalah :


a. Minum banyak cairan untuk mengeluarkan bakteri yang ada dalam urine.
b. Pemberian antibiotic oral selama 3 hari, jika infeksinya kebal AB 7 – 10 hari.
c. Atropine untuk meringankan kejang otot.
d. Fenazopridin untuk mengurangi nyeri
e. Membuat suasana air kemih menjadi basa yaitu dengan meminum baking soda
yang di larutkan dalam air.
f. Pembedahan, bila ada sumbatan aliran kemih atau kelainan struktur.
 Penatalaksanaan pada cystitis tipe noninfeksi :
a. Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari
b. Kaji haluan urine terhadap perubahan warna, bau, dan pola berkemih masukan
dan haluan setiap 8 jam serta hasil urinalisis ulang
c. Bersihkan daerah perineum dari depan ke belakang
d. Hindari sesuatu yang membuat iritasi, contoh : CD dari nylon
e. Istirahat dan nutrisi adekuat
f. Kosongkan kandung kemih segera setelah merasa ingin BAK
g. Gunakan pelumas saat berhubungan seks. Jika Anda mampu, cobalah untuk
h. Menghindari menggunakan spermisida dan diafragma. Anda dapat
mendiskusikan lainnya bentuk kontrasepsi dengan dokter Anda.
i. Buang air segera setelah berhubungan seks.
j. Kenakan pakaian katun dan menghindari sintetis atau ketat pakaian seperti jeans
atau stoking.
k. Hindari menggunakan sabun atau produk wangi pada alat kelamin Anda.
l. Jus cranberry / kapsul membantu mencegah infeksi jika diambil
sehari-hari (mereka berhenti bakteri menempel pada dinding kandung kemih).
Katakan kepada dokter Anda jika Anda mengambil suplemen cranberry sebagai
mereka mungkin mengganggu beberapa antibiotik.
m. Selalu gunakan kondom jika berhubungan seks anal dan menghapusnya
sebelum untuk senggama, untuk mencegah bakteri dari anus Anda
memasuki vagina dan uretra.
 Penatalaksanaan medis :

1. Terapi obat
a. Quinolones norfloxacin (noroxin) : 400 mg di minum PO x 3 , 7.
Saat mengkonsumsi obat ini dihindari meminum kopi atau yang
mengandung kafein karna obat ini memperpanjang umur cafein
b. Ciprofloxacin (cipro) : 250 mg di minum PO x 3 , 7 atau 10 hari.
Saat mengkonsumsi obat ini hindari antacid yang mengandung aluminium
dan magnesium karna Aluminium dan magnesium bertentangan dengan
penyerapan obat.
c. Nitrofuration (Macrodantin, Nephronex, Novofuran).
d. Trimetroprim / sulfamethoxazole (bactrim, Septra, Apo-Sulfatrim roubac)
Sediakan masukan cairan yang cukup dan menghindari asam ascorbich dan
ammonium klorit, yang akan mengasamkan urine, karena Sulfa mempunyai
kecenderungan untuk mengkristal, terutama pada keasaman atau
konsentrasi urine.
e. Amoxicillin / asam clavulanich (augmentin, clavulin).
f. Phenazopyridine (pyridium, phenzo, pyronium).
g. Pivmecillinam harus digunakan dengan hati-hati untuk
cystitis.

VI. Pemeriksaan diagnostik


a. Pemeriksaan urine lengkap
b. Pemeriksaan USG abdomen
c. Tes umumnya termasuk mengambil sampel air seni.
d. Urinalysis umumnya menyatakan nitrates, sel darah putih, dan sel darah merah.
Lihat juga: RBC - urine
Contoh air seni catheterized boleh dilakukan untuk menentukan jenis bakteri dalam
air seni dan antibiotik yang sesuai untuk perawatan.
Beberapa Pemeriksaan Laboratorium untuk mendiagnosis sistitis adalah urinalisis,
bakteriologis, uji biokimiawi dan pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan urin
(urinalisis) dan pemeriksaan kimia urin merupakan pemeriksaan urin yang paling
sering diminta oleh klinisi untuk mendiagnosis sistitis. Pemeriksaan ultrasonografi
(USG) dasawarsa terakhir ini merupakan pemeriksaan yang sering digunakan sebagai
pilihan penunjang diagnostik pada beberapa kasus yang berhubungan dengan
sistitis.Pemeriksaan nitrit urin sering digunakan sebagai alternatif dari pemeriksaan
kultur urin. Pemeriksaan ini berdasarkan kenyataan bahwa sebagian besar bakteri
penyebab sistitis dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit.
Pemeriksaan nitrit merupakan metode diagnostik yang sederhana dan cepat.
Pasien yang dicurigai sistitis diambil sampel urinnya untuk dilakukan pemeriksaan
nitrit dengan dipstick test. Adanya perubahan warna menunjukkan hasil tes positif.
Pemeriksaan USG kandung kemih yang sudah dilakukan, diantaranya
pengukuran tebal dinding kandung kemih untuk kasus yang berhubungan dengan
kelainan pada kandung kemih. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada
hubungan antara tebal dinding kandung kemih (bladder wall thickness) dengan
beberapa kelainan. Kelainan tersebut diantaranya bladder dysfucntionkarena
neurogenic bladderpada muskulus detrussor, obstruksi di luar kandung kemih akibat
massa atau infiltrasi massa ke dinding kandung kemih dari organ disekitarnya atau
pembesaran prostat, kelainan kongenital dan beberapa kasus infeksi pada kandung
kemih (Kelly, C., 2005; Jecquier, S., 1987).
Pemeriksaan USG dapat mengidentifikasi proses infeksi karena pada
pemeriksaan USG dapat jelas terlihat adanya perbedaan echostruktur mukosa dengan
echostruktur muskulus detrussor. Ultrasonografi merupakan pemeriksaan pilihan
karena mudah dilakukan, relatif murah, tersedia hampir disemua pelayanan
kesehatan, non invasif dan bebas radiasi sehingga aman dilakukan pada anak, wanita
hamil maupun penderita yang mobilitasnya terbatas.

VII. Pencegahan
a. Jangan douche atau menggunakan produk serupa feminine kebersihan.
b. Jangan minum cairan yang mengganggu di kandung kemih, seperti alkohol dan
kafein.
c. Drink cranberry juice atau menggunakan cranberi tablet, tetapi jika anda tidak
memiliki riwayat pribadi atau keluarga dari batu ginjal.
d. Minum banyak .
e. Anda tetap bersih genital area.
f. Kencing setelah kumpul.
g. Memakai kain undergarments.
h. Usap dari depan ke belakang.
i. Penggunaan antibiotik dosis rendah setiap hari mungkin disarankan untuk
mencegah UTI jika anda sering mendapatkan infeksi.
j. Perbanyak minum. Minumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8
gelas air putih sehari).
k. Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran
dari dubur tidak masuk ke dalam saluran kemih.
l. Periksakan air seni secara rutin selama kehamilan.
m. Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil.

VIII. Komplikasi

a. Kronis atau berulang urinary tract infection - didefinisikan sebagai setidaknya


dua infeksi dalam 6 bulan atau setidaknya tiga kali dalam 1 tahun.
b. Infeksi ginjal.
c. UTI

IX. Asuhan keperawatan


A. IDENTITAS
Umur : terjadi pada semua umur

Jenis kelamin : lebih sering terjadi pada wanita dan meningkatnya insidennya
sesuai pertambahan usia dan aktivitas seksual

Tempat tinggal : ada atau tidaknya factor predisposisi

B. KELUHAN UTAMA
a. Rasa sakit atau panas di uretra sewaktu kencing
b. Urine sedikit
c. Rasa tidak enak di daerah supra pubik
C. RIWAYAT PENYAKIT
1. Riwayat penyakit dahulu
a. Riwayat ISK sebelumnya
b. Penah obstruksi pada saluran kemih
c. Masalah kesehatan lain, misalnya DM, Riwayat seksual
2. Riwayat kesehatan sekarang
a. Mengalami obstruksi pada saluran kemih
b. Isk
3. Riwayat kesekatan keluarga
D. PEMERIKSAAN FISIK

a. TTV : biasanya suhu, TD, nadi meningkat

b. Biasanya Infeksi abdomen bagian bawah dan palpasi urine bledder :


pengosongan tidak maksimal
c. Biasanya pada pasien sistitis terjadi Inflamasi dan lesi di uretra meatus dan
vagina introitus
d. Kaji perkemihan : dorongan, frekuensi, disuria, bau urine yang menyengat,
nyeri pada supra pubik
E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Urinalis : urin tengah
Ketika infeksi terjadi, memperlihatkan bakteriuria, WBC (White Blood Cell),
RBC (Red Blood Cell) dan endapan sel darah putih dengan keteribatan ginjal
b. Tes sensitifitas : banyak mikroorganisme sensitive terhadap antibiotic dan
antiseptic berhubungan dengan infeksi berulang
c. Pengkajian radiographic
Cystitis ditegakkan berdasarkan history, pemeriksaan medis dan laborat, jika
terdapat retensi urine dan obstruksi aliran urine dilakukan IPV (Identivikasi
perubahan dan abnormalitas structural)
d. Culture : Mengidentifikasi bakteri penyebab
e. Sinar X ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomaly struktur
nyata.

Diagnos ayang mungkin muncul pada sistitis adalah


1. Nyeri berhubungan dengan patologis penyakit
2. Resiko tinggi infeksi b/d bacteri pada kantong kemih
3. Gg. Eliminasi urine b/d inflamasi pada kantung kemih

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Rasa nyeri berhubungan dengan infeksi kandung kemih

Kriteria hasil : Klien mengatakan rasa nyeri berkurang

Tujuan : Tidak ada nyeri dan rasa terbakar saat berkemih

B.INTERVENSI RASIONAL

1. Pantau : Untuk mengidentifikasi indikasi,


a. Haluan urine terhadap perubahan kemajuan atau penyimpanan dari
warna,bau dan pola berkemih hasil yang diharapkan
b. Masukan dan haluan setiap 8 jam
c. Hasil urinalis ulang
2. Konsul dokter bila : Temuan-temuan ini dapat member
a. Sebelumnya kuning gading-urine tanda kerusakan jaringan lanjut
kuning,jingga gelap , berkabut atau dan perlu pemeriksaan lebih
keruh luas,seperti pemeriksaan radiology
b. Pola berkemih berubah,sebagai contoh jika sebelumnya tidak dilakukan
rasa panas seperti terbakar saat kencing ,
rasa terdesak saat kencing
c. Nyeri menetap atau bertambah sakit
3. Berikan analgesic sesuai kebutuhan dan Analgesik memblok lintasan nyeri,
evaluasi keberhasilannya sehingga mengurangi nyeri
4. Jika frekuensi menjadi masalah, jamin akses Berkemih yang sering mengurangi
kekamar mandi, pispot dibawah tempat statis urine pada kandung kemih
tidur atau bedpan.Anjurkan pasien untuk dan menghindari pertumbuhan
berkemih kapan saja ada keinginan bakteri
5. Berikan antibiotic.Buat berbagai variasi Akibat dari peningkatan haluan
sedian minuman, termasuk air segar urina memudahkan sering
disamping tempat tidur.Pemberian air berkemih dan membantu
sampai 2400 ml/hari membilas saluran kemih

2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan adanya factor resiko


nosokomial

Kriteria hasil :Klien dapat berkemih dengan urine jernih tanpa


ketidaknyamanan,urinalisis dalam batas normal,kultur
urine menunjukkan tidak ada bakteri

Tujuan : Tidak ada infeksi pada kandung kemih

INTERVENSI RASIONAL

1. Berikan perawatan perineal dengan air sabun Untuk mencegah kontaminasi


setiap shift.Jika pasien inkontinensia,cuci uretra
perineal sesegera mungkin
2. Jika dipasang kateter indwelling, berikan Kateter memberikan jalan pada
perawatan kateter 2 kali perhari (merupakan bakteri untuk memasuki kandung
bagian dari waktu mandi pagi dan pada waktu kemih dan naik kesaluran
akan tidur) dan setelah buang air besar perkemihan
3. Ikuti kewaspadaan umum (cuci tangan sebelum Untuk mencegah kontaminasi
dan sesudah kontak langsung,pemakaian silang
sarung tangan),bila kontak dengan cairan
tubuh atau darah yang mungkin terjadi
(memberikan perawatan
perineal,pengosongan kantung drainase urina,
penampungan specimen urine).Pertahanan
teknik aseptic bila melakukan kateterisasi,
bila mengambil contoh urine dari kateter
indwelling
4. Ubah posisi pasien setiap 2 jam dan anjurkan Untuk mencegah statis urine
masukan cairan sekurang-kurangnya 2400
ml/hari(kecuali kontra indikasi).Bantu
melakukan ambulasi sesuai kebutuhan
5. Lakukan tindakan untuk memelihara asam Asam urna menghalangi
urina tumbuhnya kuman

3. Resiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang


pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic, pengobatan dan
perawatan di rumah

Kriteria hasil : klien manyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan


diagnostic, rencana pengobatan, tindakan perawatan diri
preventif

Tujuan : pasien mampu mendemonstrasikan keinginan untuk mentaati


rencana terapiutik

INTERVENSI RASIONAL

1. Berikan iformasi tentang : Pengetahuan apa yang diharapkan


a. Sumber infeksi dapat mengurangi ansietas dan
b. Tindakan untuk mencegah penyebaran membantu mengembangkan
atau kekambuhan kepatuhan klien terhadap rencana
c. Jelaskan pemberian antibiotic yang terapiutik
meliputi nama, tujuan, dosis, jadwal
dan catat efek sampingnya
d. Pemeriksaan diagnostic, termasuk :
 Tujuan
 Gambaran singkat
 Persiapan yang di butuhkan sebelum
pemeriksaan
 Perawatan sesudah pemeriksaan
2. Pastikan klien atau orang terdekat telah Instruksi verbal dapat dengan
menulis perjanjian untuk perawatanlanut dan mudah dilupakan
instruksi tertulis untuk tindakan pencegahan
3. Instruksi klien untuk menggunakan seluruh Klien seringmenghentikan obat
antibiotic yang diresepkan. Minum sebanyak mereka, jika tanda dan gejala
8 gelas/hari mereda. Cairan menolong
membilas ginjal

BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Sistitis adalah infeksi saluran kemih yang disebabkan olehberkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam kandung kemih yang sering terjadi pada wanita tetapi tidak
menutup kemungkinan terjadi juga pada laki-laki.
Cystitis primer :
Merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi karena
penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan striktura
uretra.
Cystitis sekunder :
Merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit primer
misalnya uretritis dan prostatitis.
II. Saran
Dengan penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada
pemakalah sendiri ataupun halayak banyak.Dan dengan penulisan makalah ini
diharapkan masyarakat dapat memahami apa saja yang bisa menyebabkan sistitis.
. DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, basuki b. 2000. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : CV.Infomedika.

Tambayong,jon.2000.Patofisiologi Untuk Keperawatan..Jakarta:Buku Kedokteran.

Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah volume 1. Jakart :
EGC.

Ignatavicius, donna, dkk. 1991. Medical Surgical Nursing. United State of America.

Soeparman, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi 3. Jakarta : Balai penerbit
FKUI.
Kahlmeter G. An international survey of the antimicrobial susceptibility of pathogens
from uncomplicated urinary tract infections: the ECO.SENS Project. J Antimicrob
Chemother 2003.
Zhanel GG, Hisanaga TL, Laing NM, et al. Antibiotic resistance in Escherichia
colioutpatient urinary isolates: final results from the North American Urinary Tract
Infection Collaborative Alliance (NAUTICA). Int J Antimicrob Agents 2006.
Sandler GG, Sandler A. Patient to Patient: Managing Interstitial Cystitis & Overlapping
Conditions. New Orleans, LA: Bon Ange LLC; 2000.

You might also like