You are on page 1of 9

BAB II

PEMBAHASAN

Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi merupakan kondisi positif


yang akan sangat mendukung berkembangnya Sistem Informasi Kesehatan. Oleh
karenanya, implementasi teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan
Sistem Informasi Kesehatan menjadi solusi paling bijak yang harus diambil.
Meskipun disadari bahwa sistem informasi tidak identik dengan komputerisasi,
namun perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini sangat signifikan
memberi kontribusi bagi implementasi sistem informasi secara lebih profesional.
Implementasi teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan Sistem
Informasi Kesehatan dapat
1. Meningkatkan kualitas dan kecepatan proses kerja terutama di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
2. Mengoptimalkan aliran data sehingga meningkatkan ketersediaan dan kualitas Data
dan Informasi Kesehatan dan yang terkait.

A. Analisis Situasi Sistem Informasi Kesehatan


Analisis situasi sistem informasi kesehatan dilakukan dalam rangka
pengembangan sistem informasi kesehatan. Sistem informasi kesehatan bukanlah
suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian fungsional dari
sistem kesehatan yang dibangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem
informasi dari level yang paling bawah.
Misal: sistem informasi kesehatan nasional dibangun dari himpunan atau jaringan
sistem informasi kesehatan provinsi.
Sistem informasi kesehatan dikembangkan dalam rangka mendukung
pencapaian visi dan misi pembangunan kesehatan Indonesia, yaitu Indonesia sehat
2025. Visi dan misi ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Kesehatan (RPJP-K) yang disusun pada tahun 2005 untuk kurun waktu 20 tahun,
dan diuraikan menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kesehatan
(RPJM-K) yang dievaluasi setiap 5 tahun. RPJM-K yang berlaku sekarang adalah
RPJM-K ke-dua yang berlaku dari tahun 2010 sampai dengan 2014, dengan visi:
Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Visi ini akan tercapai dengan
baik apabila didukung oleh tersedinya data dan informasi akurat dan disajikan
secara cepat dan tepat waktu. Sehingga dapat dikatakan bahwa pencapaian visi ini
memerlukan dukungan sistem informasi kesehatan yang dapat diandalkan.
Untuk dapat mencapai hal tersebut, maka diperlukan suatu analisis dari
sistem informasi kesehatan yang tepat guna, agar sistem informasi kesehatan yang
dikembangkan benar-benar dapat mendukung terwujudnya visi “Masyarakat Sehat
yang Mandiri dan Berkeadilan”. Analisis situasi yang dilakukan salah satunya dapat
menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT yaitu analisis antar komponen
dengan memanfaatkan deskripsi SWOT setiap komponen untuk merumuskan
strategi pemecahan masalah, serta pengembangan dan atau perbaikan mutu sistem
informasi kesehatan secara berkelanjutan.

B. Analisis SWOT
Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam melakukan analisis
strategis. Keampuhan tersebut terletak pada kemampuan untuk memaksimalkan
peranan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang serta berperan untuk
meminimalisasi kelemahan sistem dan menekan dampak ancaman yang timbul dan
harus dihadapi. Analisis SWOT dapat diterapkan dalam tiga bentuk untuk membuat
keputusan strategis, yaitu:
1. Analisis SWOT memungkinkan penggunaan kerangka berfikir yang logis dan
holistik yang menyangkut situasi dimana organisasi berada, identifikasi dan
analisis berbagi alternatif yang layak untuk dipertimbangkan dan menentukan
pilihan alternatif yang diperkirakan paling ampuh.
2. Pembandingan secara sistematis antara peluang dan ancaman eksternal di satu
pihak, serta kekuatan dan kelemahan internal di pihak lain.
3. Analisis SWOT tidak hanya terletak pada penempatan organisasi pada kuadran
tertentu akan tetapi memungkinkan para penentu strategi organisasi untuk
melihat posisi organisasi yang sedang dianalisis tersebut secara menyeluruh
dari aspek produk/ jasa/ informasi yang dihasilkan dan pasar yang dilayani.
Dalam melakukan analisis situasi menggunakan analisis SWOT, maka langkah-
langkahnya adalah:
 Langkah 1: Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling mendesak untuk
diatasi secara umum pada semua komponen.
 Langkah 2: Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok untuk
mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi lebih dahulu pada
Langkah 1.
 Langkah 3: Masukkan butir-butir hasil identifikasi (Langkah 1 dan Langkah 2)
ke dalam Pola Analisis SWOT seperti berikut.

Gambar 1. Pola Deskripsi dalam Analisis SWOT

Pada waktu mengidentifikasikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman


dalam sistem informasi kesehatan, perlu diingat bahwa kekuatan dan kelemahan
merupakan faktor internal yang perlu diidentifikasikan di dalam sistem,
sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal yang harus
diidentifikasi dalam lingkungan eksternal sistem. Lingkungan eksternal suatu
sistem informasi kesehatan dapat berupa: pemerintah, masyarakat luas, stakeholder
internal dan eksternal, dan pesaing. Langkah ini dapat dilakukan secara
keseluruhan, atau jika terlalu banyak, dapat dipilah menjadi analisis SWOT untuk
komponen masukan, proses, dan keluaran.
 Langkah 4: Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang direkomendasikan
untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah,
perbaikan, dan pengembangan program secara berkelanjutan. Analisis untuk
pengembangan strategi pemecahan masalah dan perbaikan/pengembangan
program itu digambarkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Analisis SWOT untuk Pengembangan Strategi

 Langkah 5: Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan


susunlah suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan.

Hasil analisis SWOT dimanfaatkan untuk menyusuna strategi pemecahan


masalah, serta pengembangan dan atau perbaikan mutu sistem secara berkelanjutan.
Jika kekuatan lebih besar dari kelemahan, dan peluang lebih baik dari ancaman,
maka strategi pengembangan sebaiknya diarahkan kepada perluasan/pengembangan
sistem, sedangkan jika kekuatan lebih kecil dari kelemahan, dan peluang lebih kecil
dari ancaman, maka sebaiknya strategi pengembangan lebih ditekankan kepada
upaya konsolidasi ke dalam, melakukan penataan sistem dan organisasi secara
internal dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada, dan mereduksi
kelemahan di dalam dan ancaman dari luar.
Analisis itu dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3. Analisis SWOT dan Prioritas Strategi Pengembangan

Langkah-langkah Analisis SWOT di atas dikenal dengan model David


(2004), yaitu matriks Threats-Opportunity-Weakness-Strength (TOWS),
merupakan perangkat pencocokan yang penting dan dapat membantu pengelola
sistem mengembangkan empat tipe strategi: strategi SO (Strength-Opportunity),
strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi ST (Strength-Threats) dan strategi
WT (Weakness-Threats). Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal kunci,
merupakan bagian yang sangat sulit dalam mengembangkan matriks TOWS dan
memerlukan penilaian yang baik dan tidak ada sekumpulan kecocokan yang
paling baik.
Strategi SO (Strength-Opportunity), yaitu strategi kekuatan-peluang,
menggunakan kekuatan internal sistem untuk memanfaatkan peluang eksternal
sistem. Strategi WO (Weakness-Opportunity), yaitu strategi kelemahan-peluang,
bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang
eksternal. Strategi ST (Strength-Threats), yaitu strategi kekuatan-ancaman,
menggunakan kekuatan sistem untuk menghindari atau mengurangi dampak
ancaman eksternal. Strategi WT (Weakness-Threats), yaitu strategi kelemahan-
ancaman, merupakan strategi defensif yang diarahkan untuk mengurangi
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.

C. Tabel Peluang dan Ancaman

OPPORTUNITIES ( PELUANG ) THREATHS ( ANCAMAN )


 Kesadaran akan permasalahan  Dengan Otonomi daerah, terkadang
kondisi SIK dan manfaat eHealth pengembangan SIK tidak menjadi
mulai meningkat pada semua prioritas.
pemangku kepentingan terutama  Rotasi tenaga SIK di fasilitas
pada tingkat manajemen kesehatan Pemerintah tanpa
Kementerian Kesehatan. perencanaan dan koordinasi dengan
 Telah ada peraturan perundang- Dinas Kesehatan telah menyebabkan
undangan terkait informasi dan TIK. hambatan dalam pengelolaan SIK.
 Terdapatnya kebijakan perampingan  Sebagian program kesehatan yang
struktur dan pengkayaan fungsi, didanai oleh donor mengembangkan
memberikan peluang dalam sistem informasi sendiri tanpa
pengembangan jabatan fungsional dikonsultasikan atau dikoordinasikan
pengelolaan SIK. sebelumnya dengan Pusat Data dan
 Terdapat jenjang pendidikan Informasi dan pemangku
informasi kesehatan yang bervariasi kepentingannya.
dari diploma hingga sarjana di  Komputerisasi data kesehatan
perguruan tinggi. terutama menuju data individu
 Para donor menitik beratkan (disaggregate) meningkatkan risiko
program pengembangan SIK. terhadap keamanan dan kerahasiaan
 Registrasi vital telah dikembangkan sistem TIK.
oleh Kementerian Dalam Negeri dan  Kondisi geografis Indonesia yang
telah mulai dengan proyek sangat beragam dimana infrastruktur
percobaan di beberapa Provinsi. masih sangat lemah di daerah
 Adanya inisiatif penggunaan nomor terpencil sehingga menjadi hambatan
identitas tunggal penduduk oleh modernisasi SIK.
Kementerian Dalam Negeri yang
merupakan peluang untuk
memudahkan pengelolaan data
sehingga menjadi berkualitas.
 Kebutuhan akan data berbasis bukti
meningkat khususnya untuk
anggaran (perencanaan) yang
berbasis kinerja.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Analisis situasi sistem informasi kesehatan dilakukan dalam rangka
pengembangan sistem informasi kesehatan.
Sistem informasi kesehatan dikembangkan dalam rangka mendukung
pencapaian visi dan misi pembangunan kesehatan Indonesia, yaitu Indonesia sehat
2025. Untuk dapat mencapai hal tersebut, maka diperlukan suatu analisis dari
sistem informasi kesehatan yang tepat guna, agar sistem informasi kesehatan yang
Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam melakukan
analisis strategis. Keampuhan tersebut terletak pada kemampuan untuk
memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang serta
berperan untuk meminimalisasi kelemahan sistem dan menekan dampak ancaman
yang timbul dan harus dihadapi.
Hasil analisis SWOT dimanfaatkan untuk menyusuna strategi pemecahan
masalah, serta pengembangan dan atau perbaikan mutu sistem secara
berkelanjutan. Jika kekuatan lebih besar dari kelemahan, dan peluang lebih baik
dari ancaman, maka strategi pengembangan sebaiknya diarahkan kepada
perluasan/pengembangan sistem, sedangkan jika kekuatan lebih kecil dari
kelemahan, dan peluang lebih kecil dari ancaman, maka sebaiknya strategi
pengembangan lebih ditekankan kepada upaya konsolidasi ke dalam, melakukan
penataan sistem dan organisasi secara internal dengan memanfaatkan kekuatan
dan peluang yang ada, dan mereduksi kelemahan di dalam dan ancaman dari luar.

B. SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswi untuk
meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai system informasi kesehatan
dalam melakukan pelayanan kebidanan. Serta bermanfaat bagi institusi/bidan
sebagai bahan pertimbangan untuk perbandingan dalam meningkatkan kualitas
sumber daya dalam system informasi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman Dasar Penyeliaan Jaminan Mutu Di


Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehtan Masyarakat.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota (Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 932 tahun 2002), Cetakan Kedua. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang
Kesehatan 2005 – 2025. Jakarta: Depkes RI. http://www.depkes.go.id.
Kepmenkes RI No. 192/MenKes/SK/VI/2012 tantang Roadmap Rencana Aksi
Penguatan Sitem Informasi Kesehatan Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun
2010 – 2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. http://www.depkes.go.id.
Sabarguna, Boy; Safrizal, Heri. 2007. Master Plan Sistem Informasi Kesehatan.
Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng-DIY.
Siagian S.P. 2004. Manajemen Strategik, Cetakan ke-lima. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sulaeman E,S. 2011. Manajemen Kesehatan, Teori dan Praktek di Puskesmas.
Jogjkarta: Gadjah Mada University Press
https://oshigita.wordpress.com/2014/01/21/analisis-situasi-sistem-informasi-
kesehatan/V diakses pada 21 November 2017

You might also like