You are on page 1of 2

Siapakah sosok Edi Fadhil itu ?

Bagi kalangan mahasiswa sosok Edhi Fadhil mungkin sudah kerap kali terdengar di
pendengaran kita. Sosok pemuda kelahiran Aceh Besar ini melalui sebuah keisengan semata
yang kemudian melahirkan program yang banyak memberi mamfaat. Keisengan itu berawal
saat seorang edi fadhil berkunjung ke suatu daerah pelosok di Aceh Utara dan menemukan
rumah warga yang tidak bisa dikatakan layak untuk di huni. Padahal jika kita lihat kondisi
Aceh saat ini sudah memasuki masa aman dan juga tentunya dengan Anggaran besar yang di
berikan oleh pemerintah pusat untuk dapat mandiri mengelola pemerintahanannya sendiri
seharusnya tidak ada lagi masyarakat yang tergolong dalam lingkaran kemiskinan yang
sangat memprihatinkan. Dari sanalah kemudian muncul sebuah rasa empati dan pemikiran
untuk mencari cara bagaimana membantu keringankan beban keluarga tersebut. Akhirnya
sebuah ide terlintas dari sosok pemuda cerdas ini dengan memamfaatkan penggunaan media
sosial. Caranya sederhana sekali, sosok edi fadil hanya menggunakan sebuah smartphone
untuk mendokumentasikan kondisi kelurga tersebut dan kemudian mempostingnya di media
sosialnya dengan sepenggal caption yang berisi “satu like ataupun comment dihargai 100 rb”.
Pada saat itu, sosok pemuda aceh ini merasa kurang yakin cara yang ditempuhnya ini akan
membawa hasil yang baik untuknya. Namun siapa yang menduga, melalui sepenggal Caption
yang buat dan cukup membuat netizen tertarik serta dengan luasnya jejaring yang dimiliki
program tersebut dapat terealiasasikan. Melalui media sosial, netizen yang tergugah hatinya
dan dengan penuh kerelaan dapat melakukan transaksi yang kemudian melalui donasi yang
terkumpul tersebut program tersebut dijalankan.

Sebuah keisengan yang awalnya hanya pada membangun sebuah rumah, saat ini
sudah merambat pada beberapa bidang lainnya yaitu : pemberian beasiswa bagi anak-anak
miskin yang tidak mampu melanjutkan pendidikan, program relawan dengan mengajak
pemuda untuk peka dan peduli dengan keadaan sekitar, pembangunan sekolah dan juga
tentunya pembangunan rumah duafa yang sampai saat ini masih berlanjut. Tujaun dari semua
program ini adalah untuk meminimalisirkan kemiskinan yang ada di Aceh saat ini dan
menciptakan kehidupan yang sejahtera dan layak bagi masyarakat aceh. Dalam memberikan
bantuan kepada masyarakat melalui program-program ini, edi fadhil juga bukan hanya
memberinya secara cuma-Cuma, namun juga melalui peninjuan terlebih dahulu dan terus
memberikan bimbingan kepada masyarakat untuk mulai bersikap kreatif dengan memulai
usaha yang produktif.

Dibalik kesuksesan yang telah diraih oleh seorang edi fadhil ini, tentunya tidak
selamanya akan berjalan dengan mulus. Banyak kendala dan tantangan yang tentunya harus
dihadapi. Kendala-kendala tersebut diantaranya :

1. Waktu. Untuk mencapai sebuah hasil yang baik perlu adanya usaha yang maksimal
yang pastinya akan banyak menyita waktu.
2. Kepercayaan. Diawal pelaksaan program tersebut, mendapatkan kepercayaan seorang
donatur bukanlah hal yang mudah. Hal tersebut didasarkan pada pernyataan yang
kerap kali datang bahwasanya pelaksanaan pembangunan bagi duafa merupakan
peranan dari pemerintah walaupun kenyataan yang ada belum mampu terwujud secara
merata. Disamping itu meyakinkan donatur bahwa donasi yang mereka berikan nyata
100% di berikan untuk melakukan program yang bertujuan untuk membantu
masyarakat kurang mampu juga perlu usaha yang keras. Namun, melalui niat ikhlas
awal yang dibentuk oleh edi fadhil serta luasnya jejaring pertemanan yang dimiliki,
akhirnya donatur semakin hari kian bertambah yang berdonasi bahkan dengan jumlah
yang besar. Menariknya sebagian besar dari donatur tersebut tidak mengenal secara
nyata siapa sosok edi fadhil ini, bahkan berjumpa pun belum tentu. Disinilah akhirnya
sebuah kepercayaan terbentuk.
3. Keterbatasan dana. Dalam pelaksanaan programnya ini, dana yang didapatkan dari edi
fadhil adalah melalui donasi yang diberikan oleh donatur. Dengan modal keikhlasan
dan empati yang dibentuk dari mulanya, tidak pernah sekalipun pemasukan dana dari
donatur yang ada di pergunakan untuk kepentingannya sendiri. Bahkan bagi relawan
yang ingin bergabung membantu penyuksesan program ini, sosok edi fadhil selalu
menekankan prinsip keikhlasan 0 rupiah dan siap berjuang dengan mengeluarkan
dana nya sendiri. Edi fadhil menekankan bahwasanya program membantu masyarakat
kurang mampu yang dilakukannya ini bukan lah sebuah ajang bagi relawan yang
ingin bergabung untuk mencari penghasilan tambahan.

Selain kendala yang telah dijelaskan di atas, tentunya banyak kendala lainnya yang
dihadapi oleh sosok pemuda yang juga merupakan alumni dari Gerakan Mari Berbagi ini
untuk sampai pada tahapnya sekarang. Sebuah usaha keras di perlukan untuk mencapai hasil
yang memuaskan dan sebagai pemuda masa depan kita perlu melihat keadaan yang ada
disekitar kita.

Analisis mahasiswa tentang potensi keberlanjutan program seperti ini di masa akan datang

Program dari edi fadhil ini sangat bermamfaat sekali. Disamping besarnya rasa
kepedulian dengan keadaan sekitar juga sangat membantu pemerintah dalam
memberantaskan kemiskinan yang ada di Indonesia, khususnya di Aceh. Dengan banyaknya,
donatur yang peduli dengan keadaan Indonesia saat ini insyaallah program dari Edi Fadhil ini
akan semakin berjalan lancar dan bertambah memberikan mamfaat bagi masyarakat banyak.
Kita sebagai generasi milineals masa depan harus mengambil banyak pengalaman dari kisah
inspiratif seorang Edi Fadhil ini. Seorang mahasiswa bukan hanya dituntut dalam kecerdasan
akademiknya saja, tetapi juga tentang bagaimana kecerdasannya dalam menanggapi dan
memberantas kemiskinan yang kini masih terjadi.

You might also like