You are on page 1of 15

LAPORAN PENDAHULUAN

OKSIGENASI

Disusun Oleh :
Evan agung wibisono
1337420917014

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2017
A. KONSEP DASAR OKSIGENASI

1. Definisi Oksigenasi
Oksigen merupakan kebutuhan fisiologis yang paling
penting.Tubuh bergantung pada oksigen dari waktu ke waktu untuk
bertahan hidup. Oksigen harus secara adekuat diterima dari lingkungan ke
dalam paru-paru, pembuluh darah, dan jaringan ( Potter& Perry, 2005).
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling dasar
yang digunakan untuk kelangsungan metbolisme sel tubuh,
mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ dan sel tubuh
(Sulistyo, 2012).
2. Anatomi dan Fisiologi Oksigenasi
a. Sistem kardiovaskuler
Jantung merupakan organ muscular berongga, bentuknya
menyerupai jantung pisang dengan ukuran sebesar kepalan tangan
kira-kira 250-300 gram. Jantung terletak di bagian tengah rongga
toraks. Jantung terdiri atas 4 ruangan, yaitu atrium kanan dan kiri, serta
ventrikel kanan dan kiri. Terdiri atas 3 lapisan, yaitu endokardium
yang melapisi bagian dalam dari jantung (rongga jantung), miokardium
yang melapisi otot-otot jantung, dan pericardium yang melapisi bagian
luar dari jantung. Jantung terdiri dari 2 katup, yaitu katup arteri
ventrikular antara atrium dan ventrikel kiri (bikuspidalis), antara
atrium dan ventrikel kanan (trikuspidalis), dan katup semilunaris antara
ventrikel kiri dengan aorta (semilunaris aorta), antara ventrikel kanan
dengan arteri pulmonaris (semilunaris arteri pulmonaris). Peredaran
darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang
dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah
mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai
peredaran darah ganda yang terdiri dari :
1) Peredaran darah panjang/besar/sistemik
Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya
oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh
jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di
jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa
melalui vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.
2) Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal
Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari
jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang kaya
karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui
arteri pulmonalis, di alveolusparu-paru darah tersebut bertukar
dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan
dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
a. Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk
melalui saluran pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi :
volume rongga dada naik/lebih besar, tekanan rongga dada
turun/lebih kecil.
b. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu
gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses
ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga
dada naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga
tahapan, yaitu ventilasi, difusi dan transportasi.
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi
oleh beberapa factor:
1) Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya
suatu tempat, maka tekanan udaranya semakin rendah.
2) Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
3) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk
mengembang di sebut dengan compliance. Sedangkan recoil
adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO² atau kontraksinya
paru-paru.
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler
paru-paru dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Luasnya permukaan paru-paru.
2) Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel
alveoli dan interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses
difusi apabila terjadi proses penebalan.
3) Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi
sebagaimana O² dari alveoli masuk kedalam darah secara
berdifusi karena tekanan O² dalam rongga alveoli lebih tinggi
dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
4) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat
HB.
c. Transportasi gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke
jaringan tubuh dan CO² jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
2) kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan
darah secara keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar
Hb.
3. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut NANDA (2013), yaitu hiperventilasi,
hipoventilasi, deformitas tulang dan dinding dada, nyeri,cemas,
penurunan energy,/kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan
muskoloskeletal, kerusakan kognitif / persepsi, obesitas, posisi tubuh,
imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan
membrane kapiler-alveoli.
a. Faktor Fisiologi
1) Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
2) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada
obstruksi saluran napas bagian atas.
3) Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan
transport O2 terganggu.
4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu
hamil, luka, dan lain-lain.
5) Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti
pada kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal,
penyalit kronik seperti TBC paru.
b. Faktor Perkembangan
1) Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan
surfaktan.
2) Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
3) Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran
pernapasan dan merokok.
4) Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan
paru-paru.
5) Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi
paru menurun.
c. Faktor Perilaku
1) Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan
ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya
ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan
arterioklerosis.
2) Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
3) Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah
perifer dan koroner.
4) Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan
intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan
hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat pernapasan.
5) Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat
d. Faktor Lingkungan
1) Tempat kerja
2) Suhu lingkungan
3) Ketinggian tempat dan permukaan laut.
4. Manifestasi Klinis
a. Suara napas tidak normal.
b. Perubahan jumlah pernapasan.
c. Batuk disertai dahak.
d. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
e. Dispnea.
f. Penurunan haluaran urin.
g. Penurunan ekspansi paru.
h. Takhipnea

5. Penatalaksanaan
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1) Pembersihan jalan nafas
2) Latihan batuk efektif
3) Suctioning
4) Jalan nafas buatan
b. Pola Nafas Tidak Efektif
1) Atur posisi pasien ( semi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan Pertukaran Gas
1) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Suctioning
B. PATHWAYS
(Terlampir)
C. PENGKAJIAN

1. Identitas pasien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan


pendidikan.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa muncul pada pasien dengan gangguan
kebutuhan oksigenasi aadalah batuk, peningkatan produksi sputum,
dyspnea, hemoptysis, mengi dan nyeri dada.
3. Riwayat kesehatan saat ini
Riwayat penyakit sekarang pada system pernafasan dimulai dari perjalanan
penyakit, dari timbul keluhan sampai pasien meminta pertolongan dan
dilakukan pengkajian.
a. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu memberikan informasi tentang riwayat
kesehatan pasien dan anggota keluarganya. Pada system pernafasan yang
dikaji adalah tentang perawatan di rumah sakit atau pengobatan masalah
keperawatan di masa lalu, riwayat keluarga dengan penyakit pernafasan,
dan ada tidaknya riwayat merokok atau perokok dalam keluarga.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Pengkajian yang dilakukan yaitu mencari riwayat keluarga yang
memberikan predisposisi keluhan seperti adanya riwayat sesak nafas,
batuk lama, atau batuk darah dari generasi sebelumnya. Selain itu riwayat
tekanan darah tinggi dan diabetes juga dapat memperparah keluhan pasien.
c. Riwayat pekerjaan dan kebiasaan
Pengkajian dilakukan dengan menanyakan pekerjaan pasien, lokasi dan
lingkungan tempat kerja, serta situasi tempat kerja. Situasi kerja meliputi
ada tidaknya stress dalam bekerja, koping stress, serta ada tidaknya polusi
udara / allergen yang berdampak pada kesehatan. Kebiasaan social
meliputi kebiasaan atau gaya hidup seperti merokok, minum alcohol atau
pemakaian obat-obatan.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Mata, yaitu pemeriksaan pada konjungtiva. Misalnya konjungtiva
yang pucat menandakan adanya anemia pada pasien.
b. Hidung, yaitu pemeriksaan pada pola nafas pasien, ada tidaknya
pernafasan cuping hidung.
c. Mulut dan bibir, yaitu pemeriksaan pada membrane mukosa.
Misalnya membrane mukosa yang sianosis menunjukan adanya
penurunan asupan oksigen.

d. Vena leher, yaitu melihat ada tidaknya bendungan atau distensi


yang menunjukan adanya kegagalan pada jantung kanan.

e. Kulit, yaitu memeriksa ada tidaknya sianosis perifer, penurunan


turgor, dan edema.

f. Jari dan kuku, yaitu memeriksa ada tidaknya sianosis perifer yang
menunjukan kurangnya suplai oksigen ke perifer.

g. Dada dan toraks, yaitu pemeriksaan dengan melakukan inspeksi,


palpasi, perkusi dan auskultasi pada daerah dada baik interior dan
posterior. Pada inspeksi yang dilihat adalah postur, bentuk dan
kesimetrisan dada. Inspeksi pada saat bergerak untuk mengetahui
frekuensi, sifat, pola dan ritme pernafasan. Pada palpasi untuk
mengkaji kesimetrisan pergerakan dada, mengobservasi
abnormalitas dan keadaan kulit pasien. Pada perkusi untuk
mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada disekitarnya dan
pengembangan diafragma. Pada auskultasi untuk mengkaji suara
nafas normal dan suara tambahan (abnormal).
5. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui
adanya gangguan oksigenasi yaitu:
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran
gas secara efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane
kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-
proses abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel
sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.
f. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung
dan kontraksi paru.
h. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
6. Analisis data dan sintesis data
a. Data Subjektif: keluhan yang dirasakan pasien
b. Data objektif: Vital Sign
D. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kurangnya suplai
oksigen

E. PERENCANAAN

NO TUJUAN INTERVENSI EVALUASI


DX NOC NIC
1. Setelah dilakukan 1. Monitor rata-rata, S: pasien mengatakan sesaknya
tindakan keperawatan irama, kedalaman berkurang
selama….X24 jam dan usaha respirasi O: ritme nafas klien normal,
diharapkan pola napas 2. Perhatikan tidak adanya penggunaan otot
efektif dengan kriteria : pergerakan dada, bantu pernafasan
1. Memiliki RR dalam amati A: Dx ketidakefektifan pola
batas normal kesemetrisan, nafas berhubungan dengan
2. Mampu inspirasi penggunaan oto- kurangnya suplai oksigen teratasi
dalam otot aksesoris, dan P: tutup intervensi.
3. Memiliki dada yang retraksi otot
mengembang secara supraklavikuler
simetris dan interkostal
4. Dapat bernafas 3. Monitor respirasi
dengan mudah yang berbunyi,
5. Tidak seperti
menggunakan otot- mendengkur
otot tambahan 4. Monitor pola
dalam bernafaS pernafasan:
6. Tidak mengalami bradipneu,
dispnea takipneu,
hiperventilasi,
respirasi Kussmaul,
respirasi Cheyne-
Stokes, dan
apneustik Biot dan
pola taxic
5. Perhatikan lokasi
trakea
6. Monitor
peningkatan
ketidakmampuan
istirahat,
kecemasan, dan
haus udara,
perhatikan
perubahan pada
SaO2, SvO2,
CO2 akhir-tidal,
dan nilai gas darah
arteri (AGD),
dengan tepat
lakukan nebulizer
apabila perlu
DAFTAR PUSTAKA

Brunner &Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC

Nanda International (20013). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi.


Jakarta:EGC

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC

Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-


2011. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta

Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4,


United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
Dan Praktik. Ed. 4. Vol. 1&2. Jakarta : EGC.
Chayatin, Nurul. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori Dan
Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta : EGC.
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi) : Konsep,
Proses Dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graham Ilmu.
LAMPIRAN
Pathways.

You might also like