Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nyeri
1. Pengertian Nyeri
Sifatnya sangat subjektif karna perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
baik dalam hal skala ataupun tingkatannya dan hanya orang tersebutlah
(Hidayat, 2008).
2013, hal.17). Menurut Caffery (1980), nyeri dalah segala sesuatu yang
dikatakn seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja seseorang
(Andarmoyo, 2013).
dari nyeri, teori ini hanya melihat nyeri secara sederhana yakni paparan
2010).
(Andarmoyo, 2013).
1) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau
(Prasetyo, 2010).
2) Nyeri kronik
1) Nyeri Nosiseptif
ini dapat terjadi karna adanya adanya stimulus yang mengenai kulit,
di dapat pada struktur saraf perifer maupun sentral , nyeri ini lebih sulit
Nyeri biasanya terasa sebagai sensasi yang tajam (Potter dan Perry,
2) Viseral Dalam
internal (Potter dan Perry, 2006 dalam Sulistyo, 2013). Nyeri ini
lambung.
dapat terasa di bagian tubuh yang terpisah dari sumber nyeri dan
4) Radiasi
Nyeri radiasi merupakan sensi nyeri yang meluas dari tempat awal
cedera ke bagian tubuh yang lain (Potter dan Perry, 2006 dalam
skiatik.
oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri bersifat sangat sabjektif dan nyeri
dalam intensitas yang sama dirasakan berbeda oleh dua orang yang berbeda
(Andarmoyo, 2013).
gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007 dalam Andarmoyo,
2013).
Ar-Ruzz)
tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang ia
Ar-Ruzz.)
digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsian kata. Dalam hal ini, klien
(Andarmoyo, 2013).
Jogjakarta: Ar-Ruzz.)
Skala analog visual ( Visual Analog Scale) merupakan suatu garis lurus,
yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat
pada pasien yang secra non verbal yang tidak dapat melaporkan
Tabel 1
Skor
Kategori
0 1 2
Muka Tidak ada ekspresi Wajah cemberut, Sering dahi tidak
atau senyuman dahi mengkerut, konstan, rahang
tertentu, tidak menyendiri. menegang, dagu
mencari perhatian. gemetar.
Kaki Tidak ada posisi Gelisah, resah dan Menendang
atau rileks. menegang
Aktivitas Menggeliat,
Berbaring, posisi
menaikkan Menekuk, kaku atau
normal, mudah
punggung dan maju, menghentak.
bergerak.
menegang.
numerik yaitu:
1. 0 : Tidak Nyeri
a. Manajemen NonFarmakologi
b. Manajemen Farmakologi
dalam Mander, 2003), penghilangan sensasi nyeri ini tanpa disertai dengan
B. Nyeri Persalinan
(pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada
pinggang, daerah perut dan menjalar kearah paha. Kontraksi ini menyebabkan
inilah akan menjadi persalinan. Rasa nyeri yang dialami selama persalinan
bersifat unik pada setiap ibu (Perry & B0bak, 2004 dalam Andarmoyo, 2013).
dihantarkan melalui saraf pada leher rahim (serviks) dan rahim/uterus bagian
bawah. Nyeri ini merupakan nyeri viseral yang berasal dari kontraksi uterus
pada iterus yang melawan hambatan oleh leher rahim/uterus dan perineum.
a. Faktor Internal
mengatasi nyeri, karna ibu telah memiliki koping terhadap nyeri. Ibu
2) Usia
dirasakan menjadi lebih berat. Usia juga dipakai sebagai salah satu
3) Aktivitas fisik
pada wanita karena hal ini justru akan memicu nyeri lebih berat
(Andarmoyo, 2013).
b. Faktor Eksternal
1) Agama
2) Lingkungan fisik
3) Budaya
Ada budaya yang mengekspresikan rasa nyeri secara bebas dan ada
5) Komunikasi
a. Faktor Fisiologis
atau kontraksi ini menimbulkan rasa nyeri karna saat itu otot-otot rahim
b. Faktor Psikologis
nyeri. Setiap ibu memiliki persi tersendiri tentang nyeri persalinan dan
melahirkan. Ada yang merasa tidak sakit hanya perutnya yang tersa
kencang. Ada pula yang merasa tidak tahan mengalami rasa nyeri.
c. Kontraksi mulut rahim teori ini kurang dapat terima, oleh karena
d. Peregangan jalan lahir bagian bawah perengan jalan lahir oleh kepala
oleh stimulus yang di hantarkan melalui saraf pada leher rahim (serviks) dan
rahim/uterus bagian bawah. Nyeri ini merupakan Nyeri viseral yang berasal
sangat lambat atau bilamana posisi fetus (jsnin) abnormal maka dapat
nyeri yang hebat, hal ini karna uterus berkontraksi isometrik melawan
(Sulistyo, 2013).
mahal dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik bagi ibu maupun
C. Manajemen Koping
1999).
gejala) dan pernyataan klien dalam wawancara. Koping dapat dikaji melalui
2005).
(Suliswati, 2005).
b. Jangka Panjang
a. Kesehatan Fisik
d. Dukungan Sosial
masalah.
terhadap sasaran suatu objek dapat berupa benda, barang atau orang
lain atau bahkan terhadap dirinya sendiri dan prilaku menarik diri,
orang lain.
2001).
orang lain demi mendapatkan hal yang positif dari situasi yang
problematik tersebut.
dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang
yang menekan.
menghadapi tekanan adalah suatu proses yang dinamis ketika individu bebas
menentukan bentuk perilaku yang sesuai dengan keadaan diri dan pemahaman
terhadap masalah yang dihadapi. Hal ini member pengertian bahwa ada faktor-
a. Kepribadian
Tipe A dengan cirri-ciri ambisius, kritis terhadap diri sendiri, tidak sabran,
melakukan pekerjaan yang berbeda dalam waktu yang sama, mudah marah
cirri- cirri suka rileks, tidak terburu-buru, tidak mudah terpancing untuk
b. Jenis Kelamin
bahwa coping yaitu EFCdan PEC. Namun menurut pendapat Billings dan
c. Tingkat Pendidikan
tekanan atauancaman.
e. Status sosial
rendah akan menanpilkan coping yang kurang aktif, kurang realistis, dan
Aktif
Fase aktif dimulai dengan kontraksi yang teratur . Ibu-ibu dalam fase ini
Ketika ibu memasuki kala 1 fase aktif, kecemasan ibu cendrung menigkat
seiring dengan ibu merasakan kontraksi dan nyeri yang semakin hebat. Ibu
berkoping (Maryunani,2010).