Professional Documents
Culture Documents
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. J
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 31 tahun
Alamat : Sungai Bakar Kecamatan Bajuin Kabupaten
TanahLaut
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Status Perkawinan : Sudah kawin
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/ Indonesia
Tanggal Masuk RS : 27 November 2017
Tanggal Pengkajian : 28 November 2017 pukul 19.00
Diagnosa Medis : Hidropneumothorax dextra, TB paru,
pneumonia
No. RM : 0-91-67-XX
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Pada saat pengkajian pasien mengeluh nyeri post pemasangan WSD, sesak
napas dan batuk kering.
Keterangan :
= laki-laki == klien
= perempuan
= serumah
= hubungan dengan keluarga
= meninggal
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Penampilan pasien sesuai dengan usianya dan tampak bersih, pasien tampak
meringis kesakitan dan menggunakan oksigen 2 liter per menit.
Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Suhu : 37,20 C BB: Kg
Nadi : 99 x/ menit TB : cm
Respirasi : 24 x/ menit
SPO2 : 98 % menggunakan oksigen nasal canul 2 liter permenit
Tingkat Kesadaran kualitatif : Composmentis
Tingkat Kesadaran kuantitatif : GCS (E4, V5, M6)
a. Membuka mata
1) Dengan rangsangan nyeri tidak membuka mata
2) Membuka mata dengan rangsangan nyeri tekan pada bola mata
3) Membuka mata dengan rangsangan suara (menyuruh pasien membuka
mata)
4) Spontan
b. Respon verbal/bicara
1. Tidak ada respon dengan adanya nyeri
2. Mengerang tidak ada kata-kata
3. Dapat mengucapkan kata-kata tapi tidak berupa kalimat dan tidak
tepat
4. Dapat bicara dalam kalimat, tapi terdapat disorientasi waktu dan
tempat
5. Baik, dapat menjawab dengan kalimat yang baik dan tahu siapa ia,
dimana ia berada dan kapan
c. Respon motorik/gerakan
1) Tidak terdapat respon dengan rangsangan nyeri
2) Dengan rangsangan nyeri terdapat gerakan ekstansi
3) Dengan rangsangan nyeri terdapat gerakan fleksi
4) Dapat menghindar dari rangsangan nyeri
5) Mengetahui lokasi nyeri
6) Menuruti perintah
2. Kulit
Kulit terlihat bersih, turgor kulit kembali 2 detik, pasien tampak terpasang
WSD mid aksila dextra, luka insisi ±1 cm.
b. Paru
Inspeksi : Pasien tampak sesak napas, bernapas menggunakan otot
bantu pernapasan
Palpasi : Taktil premitus menurun pada pada thorax kanan
Perkusi : Kedua lapang paru sonor
Auskultasi : Suara napas menurun pada thorax kanan
9. Abdomen
Inspeksi : Terlihat tidak ada bekas luka dan jejas , tidak ada benjolan
dan perubahan warna kulit pada abdomen
Auskultasi : 12x/ menit
Perkusi : Hipertimpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada semua kuadran
Skala otot :
Dekstra Sinistra
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
Keterangan :
0 : Paralisis 1 : Ada kontraksi
2 : Menggeser 3 :Melawan gravitasi
4 : Melawan tahan ringan 5 : Melawan tahan kuat
D. KEBUTUHAN FISIK, PSKOLOGI, SOSIAL DAN SPRITUAL
1. Aktivitas dan istirahat (di rumah/sebelum sakit dan di rumah sakit/saat
sakit)
Di rumah: Pasien mengatakan aktivitas pasien di rumah bekerja, makan,
mandi, jalan-jalan. Pasien tidur malam dari jam 10.00 sampai
05.00 dan tidur siang ± 2 jam
Di RS : Pasien tidur malam dari jam 10.00 sampai 06.00 dan tidur siang
± 2 jam. Keluarga mengatakan pasien bisa makan dan minum
secara mandiri, namun tidak bisa pergi ke WC secara mandiri .
Skala Aktifitas:
No Aktifitas Skala
1 Makan 0
2. Minum 0
3. Berbaring 0
4. Duduk 0
5. BAK 3
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Bantuan Alat
2 : Bantuan orang
3 : Bantuan Alat & orang
4 : Bantuan
5 : Tergantung penuh
2. Personal hygiene
Di rumah : Pasien mengatakan pasien mandi 2 x sehari dan keramas
setiap kali mandi.
Di RS : Pasien mengatakan saat di RS tidak mandi dan jarang di seka.
3. Nutrisi
Di rumah : Pasien mengatakan makan 2-3 x sehari, minum air ± 600 ml
Di RS : Pasien mengatakan saat di RS makan 3x sehari dan mampu
menghabiskan ½ porsi, minum 2-3 gelas air mineral.
4. Eliminasi
Di rumah : Pasien mengatakan BAK 4-5x sehari, BAB 2 hari sekali
Di RS : Pasien mengatakan BAK 4-5x sehari, pasien mengatakan
sudah 4 hari tidak BAB
5. Seksualitas
Pasien mengatakan tidak ada keluhan seksualitas.
6. Psikososial
Pasien mengatakan memiliki hubungan baik dengan orang disekitar rumah,
kooperatif dengan setiap perawat datang, pasien mampu menerima
penyakitnya dan berharap segera diberikan kesembuhan.
7. Spritual
Pasien percaya sakitnya cobaan dari Tuhan, selama di RS pasien tidak bisa
sholat 5 waktu dan hanya bisa melakukan dzikir.
E. DATA FOKUS
Data subjektif:
Pada saat pengkajian pasien mengeluh nyeri post pemasangan WSD, sesak
napas dan batuk kering. Pasien mengatakan sudah 4 hari tidak BAB.
P: Saat bergerak
Q:
R: Mid Aksila ICS ke 4
S: 4 (sedang) (1-10)
T: 3-5 detik
Data objektif:
Penampilan tampak bersih, pasien tampak meringis kesakitan dan
menggunakan oksigen 2 liter per menit, pasien tampak terpasang WSD mid
aksila dextra, luka insisi ±1 cm.
Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Suhu : 37,20 C
Nadi : 99 x/ menit
Respirasi : 24 x/ menit
SPO2 : 98 % menggunakan oksigen 2 liter permenit
Paru
Inspeksi : Pasien tampak sesak napas, bernapas menggunakan otot bantu
pernapasan
Palpasi : Taktil premitus menurun pada pada thorax kanan
Perkusi : Kedua lapang paru sonor
Auskultasi : Suara napas menurun pada thorax kanan
Abdomen
Inspeksi : Terlihat tidak ada bekas luka dan jejas , tidak ada benjolan dan
perubahan warna kulit pada abdomen
Auskultasi : 12x/ menit
Perkusi : Hipertimpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada semua kuadran
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium RSUD Ulin Banjarmasin tanggal 27 November 2017 pukul
19.03.05 WITA
Kontra Indikasi:
Hipersensitifitas
terhadap
ceptazidime atau
antibiotik lain
yang masih satu
golongan dengan
cephalosropin
Antrain Natrium Analgesik Indikasi: Kalau IV
metamizole (pereda Sakit gigi, sakit perlu
500 mg nyeri), kepala, arthralgia 500
antispasmo (nyeri sendi), mg
dic (pereda neuralgia (nyeri
spasme otot saraf), mialgia
pada nyeri atau nyeri otot,
kolik) dan nyeri ringan
antipiretik visceral (organ
(penurun dalam),
panas) dismenore,
sebagai
antipiretik
pada penyakit
radang saluran
pernapasan atas
dan penyakit
infeksi lannya.
Kontra Indikasi:
Hipersensitivitas
metamizole,
wanita hamil dan
menyusui, pasien
bertekanan darah
rendah (sistolik <
100 mmHg),
pasien bayi di
bawah 3 bulan
atau bayi dengan
berat badan
kurang dari 5 kg,
pasien dengan
gangguan ginjal
dan hati berat,
serta
gangguan pembe
kuan darah /
kelainan darah.
Codein Tiap tablet Analgesik Indikasi: 3x1 10 Pemberian
Codein 10 mg opioid Antitusif, mg oral
mengandung: analgesik
Kodein Fosfat
hemihidrat Kontra Indikasi:
setara dengan Asma bronkial,
Kodein 20 mg emfisema paru-
paru, trauma
kepala, tekanan
intrakranial yang
meninggi,
alkoholisme akut,
setelah operasi
saluran empedu
Kontra Indikasi:
Hipersensitifitas,
tukak lambung ,
diabetes melitus
KSR Kalium Indikasi: Pemberian
Klorida 600 Pencegahan oral
mg Hipokalemia
Spesifik,
Suplemen
Kalium.
Kontra Indikasi:
Gagal Ginjal,
Dehidratasi Akut,
Gagal Saluran
Cerna
Kontra Indikasi:
Hipersensitifitas
terhadap
laktulosa
Combivent Combivent Obat Indikasi: 3 x/ 8 Nebulisasi
merupakan golongan Combivent jam
obat berisi agonis digunakan
albuterol adrenorese sebagai terapi
(salbutamol) ptor beta-2 pada penyakit
dan selektif saluran napas
ipratropium kerja obstruksi atau
bromide pendek sumbatan, seperti
(short penyakit paru
acting beta- obstruksi kronik
adrenergic (PPOK) atau
receptor pada asma.
agonist). Combivent
bekerja dengan
cara melebarkan
saluran napas
bawah (bronkus)
Kontra Indikasi:
Kardiomiopati
obstruktif
hipertrofik,
takhiaritmia,
infark miokardial
yang baru terjadi,
diabetes melitus
yang secara
insufisiensi
terkontrol,
hipertiroidisme,
kehamilan &
menyusui
Ventolin Salbutamol Obat Indikasi: 3 x/ 8 Nebulisasi
sulfate golongan digunakan untuk jam
agonis mengobati
adrenorese bronkospasme
ptor beta-2 (misalnya
selektif penyakit asma
kerja karena alergi
pendek tertentu, asma
(short bronkial,
acting beta- bronkitis asmatis,
adrenergic emfisema
receptor pulmonum), dan
agonist). penyakit paru
obstruktif kronik
(PPOK).
Kontra Indikasi:
Jangan
menggunakan
obat ini untuk
pasien yang
memiliki riwayat
hipersensitif pada
salbutamol atau
obat agonis
adrenoreseptor
beta-2 lainnya.
Kontra Indikasi:
Hipernatremia,
retensi cairan
Data objektif:
Tanda-tanda vital:
Tekanan
darah : 120/70
mmHg
Suhu : 37,20 C
Nadi :99 x/ menit
Respirasi :24x/
menit
SPO2 : 98 %
menggunakan
oksigen 2 liter
permenit
- Inspeksi : Pasien
tampak sesak
napas, bernapas
menggunakan otot
bantu pernapasan
- Palpasi : Taktil
premitus menurun
pada pada thorax
kanan
- Perkusi : Kedua
lapang paru sonor
- Auskultasi : Suara
napas menurun
pada thorax kanan
Data penunjang:
Foto Thorax AP
Lateral
- TB paru lama, aktif
- Efusi pleura kanan
Terapi:
- Oksigen nasal
canul 2 liter per
menit
- Retaphyl SR 2x1
300 mg
2. Selasa 28 Data subjektif: Infeksi Ketidakefektifan
November Pasien mengatakan bersihan jalan napas
2017 / 19.00 batuk kering (00031)
Data objektif:
Tanda-tanda vital:
Tekanan
darah : 120/70
mmHg
Suhu : 37,20 C
Nadi :99 x/ menit
Respirasi :24x/
menit
SPO2 : 98 %
menggunakan
oksigen 2 liter
permenit
- Inspeksi : Pasien
tampak sesak
napas, bernapas
menggunakan otot
bantu pernapasan
- Palpasi : Taktil
premitus menurun
pada pada thorax
kanan
- Perkusi : Kedua
lapang paru sonor
- Auskultasi : Suara
napas menurun
pada thorax kanan
Data penunjang:
Laboratorium:
- ESR: 93 mm/jam
- CRP >/ = 48 mg/l
Foto Thorax AP
Lateral
- TB paru lama, aktif
- Efusi pleura kanan
Terapi:
- Codein 3x1 10 mg
- Nebulisasi
ventolin/ 8 jam
3. Selasa 28 Data subjektif: Agens cedera fisik Nyeri akut
November Pasien mengatakan (00132)
2017 / 19.00 nyeri post
pemasangan WSD
P: Saat bergerak
Q:
R: Mid Aksila ICS
ke 4
S: 4 (sedang) (1-10)
T: 3-5 detik
Data objektif:
Pasien tampak
meringis kesakitan
pasien tampak
terpasang WSD mid
aksila dextra
Tanda-tanda vital:
Tekanan darah :
120/70 mmHg
Suhu : 37,20 C
Nadi: 99 x/ menit
Respirasi:24 x/ menit
SPO2: 98 %
menggunakan
oksigen 2 liter
permenit
Terapi:
Injeksi antrain 500
mg kalau perlu
4. Selasa 28 Data subjektif: Ketidakseimbangan Konstipasi
November Pasien mengatakan elektrolit (00011)
2017 / 19.00 sudah 4 hari tidak
BAB
Data objektif:
- Inspeksi: Terlihat
tidak ada bekas
luka dan jejas,
tidak ada benjolan
dan perubahan
warna kulit pada
abdomen
- Auskultasi: 12x/
menit
- Perkusi :
Hipertimpani
- Palpasi :
Tidak ada nyeri
tekan pada semua
kuadran
Data penunjang:
Laboratorium:
- Natrium: 132
mmol/l
- Kalium: 2.9
mmol/l
Terapi:
Sirup lactulax 3x1
sendok takar
5. Selasa 28 Faktor risiko: Risiko infeksi
November - Prosedur invasif (00004)
2017 / 19.00 - Gangguan
integritas kulit
- Penurunan
hemoglobin
10.2 g/dl
Terapi:
Injeksi ceftazidime
3x1 1000 mg
2. 00031 Ketidakefektifan NOC: Status pernapasan: NIC: Monitor pernapasan - Mengetahui permasalahan jalan
bersihan jalan kepatenan jalan napas - Monitor pola napas napas yang dialami dan
napas berhubungan keefektifan pola napas klien
dengan infeksi Tujuan: untuk memenuhi kebutuhan
Setelah dilakukan asuhan oksigen tubuh.
keperawatan, 1x30 menit
bersihan jalan napas - Monitor sekresi pernapasan pasien - Mengetahui adanya sekret
kembali efektif
- Catat onset, karakteristik dan lamanya - Mengetahui jumlah sekret
Kriteria hasil: batuk berkaitan dengan batuk yang
- Frekuensi pernapasan lama
dalam batas normal.
- Tidak menggunakan - Monitor kemampuan batuk efektif - Menggali kemampuan pasien
otot bantu pernapasan. pasien tentang batuk efektif
- Tidak ada batuk
- Pasien mempu - Baringkan pasien dengan kondisi yang - Mengoptimalkan pengembangan
mengeluarkan sekret nyaman, dalam posisi duduk, dengan paru
kepala tempat tidur ditinggikan 60-90o
Kriteria hasil: - Pastikan teknik perawatan luka yang - Mencegah terjadinya infeksi dan
- Kemerahan tidak ada tepat mempercepat proses
- Demam tidak ada penyembuhan luka
- Nyeri ringan
- Ajarkan pasien dan keluarga mengenal - Meningkatkan pengetahuan
tanda dan gejala infeksi keluarga dan pasien tentang
infeksi
- Mencatat pergerakan dada, catat - Pergerakan dada tampak simetris dan bernapas
kesimetrisan, penggunaan otot-otot bantu masih menggunakan otot-otot bantu napas
napas
- Mempalpasi kesimetrisan ekspansi paru - Taktil fremitus pada thorax kanan menurun
- Mengauskultasi suara napas, catat area - Suara napas menurun pada thorax kanan
dimana terjadi penurunan suara napas.
- Membaringkan pasien dengan kondisi - Pasien berbaring dengan posisi yang nyaman
yang nyaman, dalam posisi duduk, dan kepala ditinggikan 450
dengan kepala tempat tidur ditinggikan
60-90o
- Berkolaborasi dengan tim medis lain - Pemberian O2 2 liter per menit dan pemberian
untuk pemberian O2 dan obat-obatan obat retaphyl SR 2x1 300 mg
- Memonitor sekresi pernapasan pasien - Pasien mengatakan tidak ada dahak saat batuk
- Mencatat onset, karakteristik dan - Pasien batuk ± 5 bulan dengan karakteristik
lamanya batuk kadang-kadang batuk berdahak dan kering
- Membaringkan pasien dengan kondisi - Pasien berbaring dengan posisi yang nyaman
yang nyaman, dalam posisi duduk, dan kepala ditinggikan 450
dengankepala tempat tidur ditinggikan
60-90o
- Berkolaborasi dengan tim medis lain - Terapi nebul ventolin/ 8 jam dan obat codein
untuk pemberian bronkodilator dan 3x1 10 mg
obat-obatan
3. 19.50 00132 - Melakukan pengkajian nyeri komrehensif - Pasien mengatakan nyerinya berkurang
yang meliputi lokasi, karakteristik, P : Saat bergerak
onset/durasi, frekuensi, kualitas intensitas Q:
atau beratnya nyeri dan faktor pencetus R: Luka post WSD mid aksila ICS 4
S: 3 (ringan) (1-10)
- Memberikan informasi mengenai nyeri, T: 3-4 detik
seperti penyebab nyeri
- Memberikan penurun nyeri yang optimal - Pasien belum mampu menerapkan prinsip-
dengan peresepan analgesik prinsip manajemen nyeri relaksasi dengan
- napas dalam
- Terapi diberikan PO paracetamol 6x500 mg
4. 19.55 00011 - Memonitor tanda dan gejala konstipasi - Pasien sudah tidak BAB selama 4 hari
5. 20.00 00004 - Mencuci tangan sebelum dan sesudah - Perawat sudah menerapkan cuci tangan
merawat pasien sebelum dan sesudah merawat pasien
- Memastikan penanganan aseptic daerah - Perawat sudah menangani secara asptic daerah
IV dan post WSD IV
- Mengajarkan pasien dan keluarga - Pasien dan keluarga belum mampu mengenal
mengenal tanda dan gejala infeksi tanda dan gejala infeksi
- Memberikan terapi antibiotik yang sesuai - Pemberian injeksi ceftazidime 3x1 1000 mg
- Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
relaksasi dengan napas
dalam
- Identifikasi faktor-faktor
(misalnya pengobatan,
tirah baring, dan diet)
yang menyebabkan
konstipasi
- Kolaboratif pemberian
laksatif
5. 21.00 00004 Pasien mengatakan Akral tidak teraba Masalah teratasi Intervensi kontrol infeksi
nyeri berkurang hangat dan pasien sebagian dilanjutkan
dan tidak ada lebih rilkes - Cuci tangan sebelum dan
demam sesudah merawat pasien
- Pastikan penanganan
aseptic daerah IV
- Identifikasi faktor-faktor
(misalnya pengobatan,
tirah baring, dan diet)
yang menyebabkan
konstipasi
- Kolaboratif pemberian
laksatif
5. 17.50 00004 Pasien mengatakan Akral tidak teraba Masalah teratasi Intervensi kontrol infeksi
nyeri berkurang hangat dan pasien sebagian dilanjutkan
dan tidak ada lebih rilkes - Cuci tangan sebelum dan
demam sesudah merawat pasien
- Pastikan penanganan
aseptic daerah IV
- Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
relaksasi dengan napas
dalam
- Kolaboratif pemberian
laksatif
5. 14.55 00004 Pasien mengatakan Akral tidak teraba Masalah teratasi Intervensi kontrol infeksi
nyeri berkurang hangat dan pasien sebagian dilanjutkan
dan tidak ada lebih rilkes - Cuci tangan sebelum dan
demam sesudah merawat pasien
- Pastikan penanganan
aseptic daerah IV