Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi minyak lemak, lemak, dan lilin secara fisika dan kimia. Lemak dan minyak merupakan bagian dari lipid netral yang dapat berasal dari sumber hewani maupun nabati, dengan perbedaan utama pada kandungan asam lemak jenuhnya. Proses identifikasi dapat dilakukan melalui pengujian kelarutan dalam pelarut organik dan reaksi saponifikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi minyak lemak, lemak, dan lilin secara fisika dan kimia. Lemak dan minyak merupakan bagian dari lipid netral yang dapat berasal dari sumber hewani maupun nabati, dengan perbedaan utama pada kandungan asam lemak jenuhnya. Proses identifikasi dapat dilakukan melalui pengujian kelarutan dalam pelarut organik dan reaksi saponifikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi minyak lemak, lemak, dan lilin secara fisika dan kimia. Lemak dan minyak merupakan bagian dari lipid netral yang dapat berasal dari sumber hewani maupun nabati, dengan perbedaan utama pada kandungan asam lemak jenuhnya. Proses identifikasi dapat dilakukan melalui pengujian kelarutan dalam pelarut organik dan reaksi saponifikasi.
Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi minyak lemak, lemak dan lilin, secara fisika dan kimia terutama untuk minyak lemak, lemak, dan lilin yang sering digunakkan dalam bidang farmasi.
1.2 Latar Belakang Masalah
Lemak merupakan nutrisi yang penting kepada tubuh manusia.Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga tubuh.Nomenklatur lainnya penting kepada bayi dan kanak-kanak di mana lemak memberi bekal dalam bentuk kalori untuk menghasilkan tenaga serta berfungsi di dalam keseimbangan cairan tubuh, tekanan osmotik,keseimbangan asid-beserta aktivitas elektrofisiologi otot dan sistem saraf.Lemak pula digunakan sebagai atribut rasa dan tekstur makanan.Penggunaan secara banyak di dalam industri makanan telah menimbulkan kebimbangan kepada pengguna terhadap kandungan nutrisi di dalam makanan terproses ini.Pengguna kini lebih mementingkan produk makanan yang berkhasiat, rendah kandungan lemak, gula dan garam, tinggi kandungan karbohidrat kompleks serta fiber.Oleh karena itu untuk menggambarkan kegunaan dan fungsi lemak padakehidupan dibutuhkan pengkajian yang ilmiah dan relevan. Dan fungsi biologis lemak pada kehidupan mahluk hidup. Pada komponen-komponen dari lipid dapat di pisahkan dengan perbedaan kelarutanya dalam pelarut-pelarut organic yang berbeda. Lemak adalah suatu senyawaatau molekul yang berbentuk dari asam lemak atau gliserol. Lemak dan minyak termasuk dalam salah satu golongan lipid, yaitu lipid netral. Lemak dan minyak dapat di komsumsi (edible fat) dan sumbernya dapat berasal dari hewani dan nabati. Lemak dan minyak nabati merupakan lemak dan minyak yang bersal dari tumbuh- tumbuhan sedangkan lemak dan minyak hewani berasal dari hewan. Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi dan cadangan makanan. Lemak merupakan bahan makanan yang kaya energi. Lemak yang pada suhu kamar berupa cairan, lazim disebut minyak. Minyak biasanya berasal dari tumbuhan seperti minyak kelapa, minayak jagung dan minyak zaitun. Wujud lemak berkaitan dengan asam lemak pembentukannya. Lemak yang berbentutk cair (minyak) banyak mengandung asam lemak tak jenuh. Sedangkan lemak yang berbentuk padat lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh mempunyai titik cair yang lebih tinggi dari pada asam lemak tak jenuh. Lemak dan minyak memiliki sifat kelarutan yang sama, yaitu nonpolar. Namun untuk mengetahuinya serta mengetahui beberapa reaksi lainnya seperti asam lemak bebas dan reaksi penyabunan, maka harus dilakukan satu percobaan, oleh karena itu mengapa dilakukan percobaan ini. BAB II KAJIAN TEORI
2.1 DEFINISI MINYAK LEMAK
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagi tujuan. Dalam pengolahan tahan pangan, minyaka dan lemak berfungsi sebagai media penghatar panas, sepeti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega dan magarin. Disamping itu penambahan lemak juga dimaksudkan untuk menembah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa pangan. Lemak hewani mengandung banyak steral yang disebut kolestrol, sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair. Lemak nabati yang berbentuk cair dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu: (a) drying oil yang akan membentuk lapisan keras bila mengering diudara, misalnya minyak yang digunakan untuk cat dan pernis; (b) semi drying oil seperti minyak jagung, minyak biji kapas, dan minyak bunga matahari ; dan (c) non drying oil, misalnya minyak kelapa dan minyak kacang tanah. Lemak nabati yang berbentuk padat adalah minyak coklat dan bagian ”steanin” dari minyak kelapa sawit. Pembentukan Lemak secara alami Hampir semua bahan banyak mengandung lemak dan minyak, terutama bahan yang berasal dari hewan. Proses pembentukan lemak dalam tanaman dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pembentukan gliserol, pembentukan molekul asam lemak, kemudian kondensasi asam lemak dengan gliserol membentuk lemak. Sintesis Gliserol Dalam tanaman terjadi serangkaian reaksi biokimia, pada reaksi ini fruktosa difosfat diuraikan oleh enzim aldosa menjadi dihidroksi aseton fosfat, kemudian direduksi menjadi x – gliserolfosfat. Gugus fosfat dihilangkan melalui proses fosfosilasi sehingga akan menjadi atau terebntuk molekul gliserol Sintesis Asam Lemak Asam lemak dapat dibentuk dari senyawa-senyawa yang mengandung karbon seperti asam asetat, asetatdehida, dan etanol yang merupakan hasil respirasi tanaman. Sintesis asam lemak dilakukan dalam kondisi anaerob dengan bantuan sejenis bakteri. Kondensasi Asam Lemak Pada tahap pembentukan molekul lemak ini terjadi reaksi esterifikasi gliserol dengan asam lemak yang dikatalisis oleh enzim lipase. Minyak pangan dalam bahan pangan biasanya diekstraksi dalam keadaan tidak murni dan bercampur dengan komonen-komponen lain yang disebut fraksi lipida. Fraksi lipida terdiri minyak / lemak (edible fat / oil), makan (wax), fosfolipida sterol, hidrokarbon dan pigmen. Dengan cara ekstraksi yang menggunakan pelarut lemak seperti petroleum, eter, etil eter, benzena dan klorofrom komponen-komponen fraksi lipida dapat dipisahkan. Lemak kasar (crude fat) tersebut disebut fraksi larut eter. Untuk membedakan komponen-komponen fraksi lipida dipergunakan NaOH. Minayak / lemak makan, malam dan fosfolipida dapat disabunkan dengan NaOH, sedangkan sterol, hidrokarbon dan pigmen adalah fraksi yang tidak tersabunkan. Pigmen Adanya pigmen menyebabkan lemak berwarna. Warna lemak tergantung dari macam pigmennya. Adanya karoteroid menyebabkan warna kuning kemerahan. Keroteroid sangat larut dalam minyak dan merupakan hidrokarbon, dengan banyak ikatan tak jenuh. Bila minyak di hidrogensi maka akan terjadi hidrogenasi karoteroid dan warna merah akan berkurang. Selain itu, perlakuan pemanasan juga akan mengurangi warna pigmen, karena karoteroid tidak stabil pada suhu tinggi. Pigmen ini mudah terosidasi sehingga minyak akan mudah tengik. Cara menghilangkan pigmen biasanya dilakukan dengan adsorben seperti arang aktif dan beching earth. Asam Lemak Asam- asam lemak yang ditemukan dialam, biasanya merupakan asam-asam monokarboksilat dengan rantai yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam-asam lemak yang ditemukan di alam dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam-asam lemak tidak jenuh berbeda dalam jumlah dan posisi ikatan rangkapnya, dan berbeda dengan asam lemak jenuh dalam bentuk molekul keseluruhannya. Asam lemak tak jenuh biasanya terdapat dalam bentuk cis. Karena itu molekul akan bengkok pada ikatan rangkap, walaupun ada juga asam lemak tidak jenuh dalam bentuk trans. Komposisi dan Sifat Seperti telah dijelaskan sebelumnya, lemak dan minyak termasuk dalam sekelompok senyawa yang disebut lipida, yang pada umumnya mempunyai sifat sama yaitu tidak larut dalam air. Dalam penanganan dan pengolahan bahan pangan, perhatian lebih banyak ditujukan pada suatu bagian dari lipida, yaitu trigliserida dan natural fat. Pada umunya untuk pengertian sehari-hari lemak merupakan bahan padat dalam suhu kamar, tetapi keduanya terdiri dari molekul-molekul trigliserida. Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, diantaranya disebabkan kandunganya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi. Contoh asam lemak jenuh yang banyak terdapat dialam adalah asam palmitat dan asam stearat. Minyak merupakan bahan cair diantaranya disebabkan rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom- atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah. (Winarno, 2002) Asam lemak dan triasilgliserol Struktur asam lemak terdiri dari gugus asam karboksilat yang terikat pada rantai hidrokarbon panjang. Bila rantai ini tidak mengandung ikatan rangkap, ikatan tersebut dinyatakan jenuh, sedangkan bila rantai tersebut mempunyai ikatan rangkap, struktur tersebut dikatakan tidak jenuh. Triasilgliserol, yang merupakan ester asam lemak dan gliserol, adalah suatu bentuk tempat energi diubah untuk penyimpanan waktu lama dalam sel lemak.dengan demikian, lemak tidak jenuh (minyak tumbuhan) adalah triasilgliserol yang mempunyai rantai hidrokarbon asam lemak tidak jenuh. Semua ikatan rangkap duanya berbentuk cis dan umumnya tidak berikanjugasi. Lemak jenuh atau lemak binatang dihubungkan dengan timbulnya penyakit jantung. Lemak digunakan sebagai tempat penyimpanan karena tiap gramnya membebaskan energi lebih dari dua kali lipat dibandingkan karbonhidrat. Perbedaan ini terjadi karena besarnya jumlah ikatan C – H dalam lemak setiap molekulnya (dan karena hidrasi yang lebih sedikit per gramnya) . Pada suhu ruang, lemak jenuh biasanya berbentuk padat (misalnya mentega), sedangkan lemak tak jenuh biasanya cair (misalnya minyak jagung) Saponifikasi Saponifikasi melibatkan hidrolisis ikatan ester gliserida, yang menghasilkan pembebasan asam lemak dalam bentuk garam dan gliserol. Garam dari asam lemak berantai panjang adalah sabun. Asam lemak berantai panjang mempunyai gugus hidrofobik (tidak menyukai air) berantai panjang. Pada konsentrasi tertentu dalam pelarut air, asam lemak ini membentuk misel. Misel merupakan struktur bulat yang terdiri dari ratusan molekul garam asam lemak. Misel tersusun dengan gugus polar dari garam asam lemak disebelah luar dan rantai hidrofobik yang tertanam disebelah dalam, jauh dari air. Struktur misel menjelaskan bagaimana sabun bekerja. Misel memerangkap kotoran dan lemak (yang hidrofobik) dipusat misel. Misel dapat larut dalam air karena permukaan misel mengandung gugus kaboksilat yang polar. Jadi, misel dapat terbasuh oleh air sambil membawa kotoran dan lemak. (Hanold, 1983) Sifat-sifat fisikokimia lemak dan minyak berbeda satu sama lain, tegantung pada sumbernya. Secara umum, bentuk triasilgliseridalemak dan minyak sama, tetapi wujudnya berbeda. Dalam pengeritan pengertian sehari-hari, disebut lemak jika berbentuk padat pada suhu kamar dan minyak berbentuk cair pada suhu kamar. Trigliseral dapat berbentuk padat atau cair berhubungan dengan asam lemak penyusunnya. Minyak nabati sebagian besar berbentuk cair, karena mengandung sejumlah asam lemak tidak jenuh seperti asam oleat (C17H33COOH), asam linoleat (C17H31COOH) dan asam linolenat (C17H29COOH). Asam- asam lemak termasuk asam lemak esensial yang dapat mencegah timbulnya gejala asterios clerosis karena penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolestrol. Sebaliknya asam lemak hewani umumnya pada suhu kamar berbentuk padat karena banyak mengandung asam lemak jenuh seperti asam stearat (C17H35COOH) dan asam palmitat (C15H31COOH). Asam lemak jenuh memilki titik lebur lebih tinggi dibandingkan asam lemak tidak jenuh. Lemak dan minyak dapat mengalami ketengikan (racidity), karena dapat terhidrolisis dan teroksidasi bila dibiarkan terlalu lama kontak dengan udara. Pada proses hidrolisis, lemak atau minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis dapat mengakibatkan kerusakan pada lemak atau minyak karena terdapat sejumlah air didalamnya, sehingga menimbulkan bau tengik. Reaksi demikian dikatalis oleh asam, basa atau enzim tertentu seperti enzim lipase. Lemak dan minyak yang teroksidasi akan membentuk peroksida dan hidroperoksida yang dapat terurai menjadi aldehida, keton dan asam-asam lemak bebas. Hasil oksidasi tidak hanya mengakibatkan rasa dan bau yang tak enak, tetapi dapat pula menurunkan nilai gizi karena kerusakan vitamin dan asam-asam lemak esensial dalam bentuk lemak. Rrreaksi oksidasi dipercepat dengan adanya cahaya, pemansan, atau katalis logam seperti Cu, Fe, Co dan Mn. Lemak dan minyak yang sangat tengik mempunyai keasaman yang rendah. Proses ketengikan dapat dihambat salah satunya dengan penambahan zat antioksidan seperti vitamin E, vitamin C, politenol, dan hidroquinon. (Yasid, 2006) . BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
- Alat : 1. Tabung reaksi 2. Pipet tetes 3. Gelas ukur 4. Lampu spiritus 5. penangas air
- Bahan : 1. Minyak kelapa
2. Minyak jagung 3. Minyak kemiri 4. Minyak zaitun 5. Minyak kedelai 6. Eter 7. Petroleum eter 8. Kloroform 9. Etanol 10. Aquadest 11. Hcl 2N 12. NaoH 2N 13. Kcl 2% 14. Air sabun 15. Raksa (II) klorida 16. Iodium 17. Kalium hidrogen sulfat 3.2 Cara Kerja identifikasi minyak lemak, lemak lilin