You are on page 1of 19

Seminar Kasus Kelompok Praktik Pre Klinik Kebidanan

PERAWATAN LUKA PADA AN.R UMUR 5 TAHUN DENGAN LUKA


BASAH PADA CA OSTEOSARKOMADI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KRT SETJONEGORO WONOSOBO

Disusun guna untuk memenuhi tugas Praktik Pre Klinik Kebidanan


Dosen pengampu: Winarsih, S.Si.T.M.Kes

Di Susun Oleh :

1. Putri Arum Indahsari (150067)

2. SitiFatmawati (150146)

3. Sundari (150035)

AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA

2016/2017

i
HALAMAN PENGESAHAN

“Perawatan Luka Pada Ny S. Umur 57 Tahun Dengan Luka Basah Pada Ca


OsteosarkomaDi Rumah Sakit Umum Daerah KRT SetjonegoroWonosobo”

Disusun oleh :
Kelompok 2
Akademi Kebidanan Yogyakarta
1. Putri Arum Indahsari (150067)

2. SitiFatmawati (150146)

3. Sundari (150035)

Telah di setujuiuntuk di seminarkan di depanpengujipada :


Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Dosen Pembimbing

(AgusrinaDyah A. S.kep.,Ns) (Winarsih, S.Si.T.M.Kes)

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami berada dalam keadaan sehat wal afiat, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah seminar kasus preklinik kebidanan yang berjudul
“Perawatan Luka Pada Ny S. Umur 57 Tahun Dengan Luka Basah Pada Ca
OsteosarkomaDi Rumah Sakit Umum Daerah KRT SetjonegoroWonosobo”ini
sebagai salah satu tugas preklinik Akademi Kebidaan Yogyakarta di RSUD KRT
SetjonegoroWonosobo.
Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena
itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. IstriBartini, S.SiT., MPH selakudirekturAkademiKebidanan Yogyakarta.
2. Winarsih, S.Si.T.M.KesselakupembimbingAkademik, yang
telahmemberikanbimbingan, pengarahansertamotivasikepada kami.
3. AgusrinaDyah A. S.kep.,Nsselakupembimbinglahan, yang
telahmemberikanbimbingan, pengarahansertamotivasikepada kami di
lahanpraktek.
4. Orang tua yang telahmemberidorongan moral danmateri.
5. Rekan-rekanMahasiswaAkademiKebidananYogyakarta .
Semua pihak yang telah membantu memberi dukungan dan doa. Karena
keterbatasan kemampuan yang kami miliki, penyusun menyadari sepenuhnya
bahwa dalam penyusunan makalah masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca.
Wassalamu’ alaikum Wr. Wb

Wonosobo, 15 Desember 2016

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................i
Halaman Pengesahan ..........................................................................................ii
Kata Pengantar ....................................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Tujuan .....................................................................................................2
C. Manfaat ...................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI .............................................................................3
A. Pengertian ...............................................................................................3
1. Ca Osteosarcoma ...............................................................................3
2. Luka Kanker ......................................................................................3
B. Penatalaksanaan ......................................................................................4
BAB III PELAKSANAAN ...............................................................................7
A. Identitas Pasien ........................................................................................7
B. Anamnesa ................................................................................................7
C. Hasil pemeriksaan ...................................................................................7
D. Diagnosa ..................................................................................................7
E. Penatalaksanaan ......................................................................................7
F. Evaluasi ...................................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................9
BAB V PENUTUP .............................................................................................11
A. Kesimpulan .............................................................................................11
B. Saran........................................................................................................12
Daftar Pustaka .....................................................................................................13

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteosarkomaadalahsuatulesiganaspadaselmesenkim yang
mempunyaikemampuanuntukmembentukosteidatautulang yang
imatur(Junqueira, 1998).Lokasi tumor
dapatmemunculkanperkiraanadanyapengaruhdalampatogensis osteosarcoma,
patogenesisberupalesijinakpadatulang yang mengalamimutasisekunder yang
biasanyaterjadipadaumurlebihtua.Perjalananpenyakitsampaimengalamidegene
rasiganasmemakanwaktu lama sekitar 15 sampai 25
tahundenganmengeluhnyeripadadaerahinflamasi.Osteosarkomamulaitumbuhb
isadidalamtulangataupadapermukaantulangdanberlanjutsampaipadajaringanlu
naksekitartulang yang dapatmenyebabkanterjadinyaluka di sekitartulang
(Patterson, 2008).
Luka kankerataudikenalsebagaiFungating
woundmerupakankerusakanintergritaskulit yang di sebabkanselmaligna. Luka
jenisinimerupakanlukakronik yang berhubungandengankangker stadium
lanjut.Pada kasus yang di temui di RSUD KRT SetjonegoroWonosobo, Ny S
mengalami luka dengan nekrosis akibat dari rusaknya pembuluh darah tipis
sehingga penyebaran oksigen terhambat, akibatnya terjadi kerusakan kulit dan
jaringan mati.
Luka pada kankersering kali menyebabkanluka yang semakin lama
semakinmembesar. Hal
inimemberidampakfisikmaupunpsikologisterhadappenderitamengingatlukapa
dakankermempunyaicirikhasyaitumengeluarkanbau, sering kali
resikoberdarahkarenaluka.Penatalaksanaanpadaluka yang dapat di
tempuhpadakasusiniyaitudenganmelakukanperawatanlukasecararutinuntukme
ningkatkankenyamanandanmenghindariinfeksi yang lebihserius.Hal ini
membuat penulis tertarik untuk menganalisis dan mempelajari lebih lanjut
mengenai penatalaksanaan serta langkah dan tata cara melakukan
perawatanluka yang sesuai dengan prosedur yang berlaku di RSUD KRT

1
SetjonegoroWonosobo. Selain itu, penulis tertarik untuk menganalisis apakah
adanya perbedaan penatalaksanaan perawatanluka menurut teori yang ada
dengan penatalaksanaan di lapangan. Oleh sebab itu, penulis membuat
makalah yang akan membahas mengenai analisis perbandingan
penatalaksanaan menurut teori dengan kejadian di lapangan khususnya di
RSUD KRT SetjonegoroWonsobo.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Melakukan pengkajian awal mengenai identitas dan keluhan pasien
2. Melakukan interpretasi data terhadap pasien
3. Mengetahui diagnosa potensial pasien
4. Mengetahui antisipasi masalah yang dilakukan oleh petugas kesehatan
5. Melakukan perencanaan asuhan kepada pasien
6. Melaksanakan asuhan kepada pasien
7. Melakukan evaluasi terhadap hasil asuhan maupun terhadap pasien.
C. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah:
1. Bagi Tempat Praktik
a. Menjadi bahan evaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan kepada
pasien
b. Menjadi bahan perbaikan kualitas pelayananan terhadap pasien
2. Bagi Pasien
a. Sebagai bahan bacaan dan evaluasi penerimaan pelayanan.
b. Sebagai bahan mengkritisi kualitas pelayanan petugas kesehatan
3. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai bahan pembelajaran mengenai kualitas pelayanan di fasilitas
kehehatan.
b. Sebagai bahan pembelajaran rencana asuhan selanjutnya.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
1. Ca Osteosarcoma
Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang
mempunyai kemampuan untuk membentuk osteid atau tulang yang imatur
(Junqueira, 1998).Osteosarkoma adalah tumor tulang ganas yang paling
sering dijimpai.Penyakit ini diduga berasal dari sel-sel pembentuk tulang
mesenkimal primitif, dan ciri histologisnya terdapat produksi osteoid
ganas. Populasi sel lain juga dapat terlihat, karena jenis sel ini juga
mungkin timbul dari sel-sel mesenkimal pluripotential, tetapi setiap tumor
tulang ganas di diagnosis sebagai osteosarkoma (marulanda dkk, 2008).
Osteosarkoma adalah kanker tulang dan dapat terjadi pada tulang
apapun, biasanya pada ekstremitas tulang panjang dekat lempeng
pertumbuhan metafise. Tempat yang paling umum adalah femur (42%
dan sebesar 75% di femur distal), tibia (19% dan sebesar 80% di tibia
proksimal), dan humerus (kim, 2010).
Penyebab pasti dari osteosarkoma tidak diketahui. Namun, sejumlah
faktor risiko yang dapat mempengaruhi adalah sebagai berikut
a. Pertumbuhan tulang yang cepat
Pertumbuhan tulang yang cepat dapat mempengaruhi terjadinya
osteosarkoma. Ini berdasarkan pengamatan peningkatan insiden yang
tinggi di antara anjing yang berpostur besar (misalnya, Great Dane, St
Bernard, gembala Jerman), dan lokasi khas osteosarkoma ini di daerah
metafise berdekatan dengan lempeng pertumbuhan tulang panjang.
b. Faktor lingkungan
Satu-satunya faktor risiko lingkungan yang diketahui adalah
paparan radiasi. Radiasi yang memacu osteosarkoma adalah bentuk
osteosarkoma sekunder.

3
c. Predisposisi genetik
Penyakit tulang displasia, termasuk penyakit Paget, fibrous
displasia, enchondromatosis, dan beberapa keturunan eksotosis dan
retinoblastoma (germ- line form) merupakan faktor risiko (jeneway,
2010).

Osteosarcoma merupakan kanker yang cepat menimbulkan gejala


karena gejaladapattimbulselamabeberapamingguataubulan (kadang-
kadanglebih lama) sebelumpasienterdiagnosis. Yang paling
umumgejalanyaadalah rasa sakit, terutamanyerisaataktivitas.Seringkali,
adariwayat trauma, tetapiperanan trauma
dalampengembanganosteosarkomatidakjelas.Frakturpatologistidakterlaluu
mum, pengecualianadalahjenistelangiectaticosteosarkoma, yang
lebihseringdikaitkandenganfrakturpatologis.Rasa sakit di
ekstremitasmenyebabkanjalanpincang.Pembengkakantidakselaludidapatka
n, tergantungpadaukuranlesidanlokasi.
2. Luka Kanker
Luka adalahkerusakanhubunganantarjaringan-jaringanpadakulit,
mukosamembrandantulangatau organ tubuh lain (Agung, 2005). Luka
merupakansuatukerusakanintegritaskulit yang
dapatterjadiketikakulitterpaparsuhuatau pH, zatkimia, gesekan, trauma
tekanandanradiasi(Joyce M. Black, 2001).Luka kanker disebut dengan
fungating malignant wound atau maligant cutaneous wound. Luka kanker
merupakan infiltrasi sel tumor yang merusak lapisan epidermis dan
dermis kulit yang disebabkan oleh deposisi atau proliferasi sel ganas
dengan bentuk menonjol atau tidak beraturan , biasanya sering sekali
muncul berupa benjolan yang keras, non mobile, bentuk menyerupai
jamur mudah terinfeksi, nyeri, mudah berdarah, mengeluarkan cairan
yang berbau dan sulit sembuh (Marry, 1997)

4
Bau tidak sedap pada luka kanker disebabkan karena jaringan
nekrotik yang dibiarkan tidak terawat sangan mudah terkontaminasi
dengan bakteri aerob/anaerob dan sangat cepat berkembangbiak sehingga
menimbulkan bau yang tidak sedap, sedangkan cairan yang berlebihan
pada luka kanker disebabkan karena terjadinya peningkatan permeabilitas
fibrinogen dan plasma sehingga luka menjadi eksudat. Kelainan
hemostatis pada luka kanker dapat berupa perdarahan yang disebabkan
oleh infiltrasi sel tumor disekitar pebuluh darah, gangguan fungsi dan
jumlah trombosit yang menurunatau defisiensi faktor koagulasi (Gitarja
dkk, 2007)
Luka kanker secara psikologi menunjukan dampak negatif bagi
pasien dan juga sulit untuk dirawat, apalagi jika kanker menginfiltrasi
kulit. Hal tersebut sering dikaitkan dengan stadium lanjut, jumlah eksudat
yang berlebihan dan mudah berdarah. Tujuan dari perawatan luka adalah
meningkatkan kualitas hidup, termaksud didalamnya tidak meninggalkan
pengobatan seperti radiasi,kemoterapi, pembedahan dan perawatan luka.

Penatalaksanaan

Perawatan luka adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk


merawat luka agar dapat mencegah terjadinya trauma (injuri) pada kulit
membran mukosa atau jaringan lain, fraktur, luka operasi yang dapat
merusak permukaan kulit. Serangkaian kegiatan itu meliputi pembersihan
luka, memasang balutan, mengganti balutan, pengisian (packing) luka,
memfiksasi balutan, tindakan pemberian rasa nyaman yang meliputi
membersihkan kulit dan daerah drainase, irigasi, pembuangandrainase,
pemasangan perban (Bryant, 2007)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji luka kanker
meliputi keluhan utama, riwayat kesehatan dan psikososialspiritual serta
pengkajian fisik. Keluhan utama biasanya luka tidak sembuh-sembuh,
bentuk luka tidak beraturan, keras, kemerahan,disertai nodul dan blister.

5
Lama kelamaan menjadi nekrotik, timbul bau,mengeluarkan cairan yang
berlebihan serta kadang-kadang disertai perdarahan. Riwayat kesehatan
lalu berkaitan dengan faktor terjadinya kanker dan psikososial sprituall
berhubungan erat dengan kemampuan untuk mengatasi masalah kanker
(Gitarja dkk,2007).Penatalaksaan luka pada kanker dengan cara
pengkajian fisik pada luka kanker terdiri dari letak luka kanker, warna
dasar luka, masalah khas pada luka kanker serta faktor-faktor instrinsik/
ekstrinsik yang dapat menghambat proses penyembuhan luka sehingga
dapat dilakukan perawatan luka sesuai dengan jenis luka (linda, 2002) .

Prosedur penatalaksanaan luka sebagai berikut :

1. Persiapan alat:
1. Set ganti balut steril dalam baik instrumen steril
a. Pinset 3 (2 anatomis, 1 sirugis)
b. Gunting jaringan 1 (menyesuaikan kondisi luka)
c. Kassa steril
d. Kom steril 2 buah
2. Obat topikal yang diresepkan dokter/salep anti septik
3. Handscoon bersih dan handscoon steril
4. Gunting verban 1 buah
5. Verban gulung
6. Bethadine dan NaCl 0,9%
7. Bengkok
8. Korentang steril
9. Kantong plastik tempat sampah
10. Bak instrumen/meja dorong dan perlak pengalas

2. Prosedur
Persiapan Pasien
1. Menjelaskan pada klian dan keluarga tentang tujuan dan tindakan yang
akan dilakukan.

6
2. Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy klien.
3. Mengatur ketinggian tempat tidur untuk memudahkan pekerjaan.

Implementasi

4. Mencuci tangan
5. Menyiapkan dan mendekatkan peralatan
a. Membuka set ganti balut
b. Menambahkan kasa steril dan lidi kapas steril secukupnya kedalam
set ganti balut
6. Memakai handscoon bersih
7. Meletakkan perlak dibawah luka.
8. Mengatur posisi yang nyaman dan tepat untuk perawatan luka.
9. Meletakkan bengkok didekat klien.
10. Membuka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka)
dengan pinset anatomi, buang bekas balutan bekas kedalam bengkok.
Jika menggunakan plester lepaskan plester dengan cara melepaskan
ujungnya dan menahan kulit dibawahnya, setelah itu tarik secara
perlahan sejajar dengan kulit dan kearah balutan.
11. Meletakkan balutan kotor ke bengkok kemudian dibuang ke kantong
sampah.
12. Apabila terdapat balutan yang melekat pada area luka angkat
menggunakan pinset anatomis.
13. Mengkaji luka meliputi (lokasi kering/basah, dasar luka, kedalaman
luka), jenis luka, jumlah jahitan, atau bau dari luka.
14. Membuka set balut steril.
15. Membuka handscoon bersih dan ganti dengan handscoon steril.
16. Membersihkan sekitar luka dengan larutan NaCl 0,9% atau larutan
antiseptik.
17. Apabila ada luka nekrose dilakukan nekrotomi.
18. Mengoleskan obat topikal (hidrogel, alzenit, bioplacenton).

7
19. Menutup luka dengan kassa steril, dan fiksasi dengan plester pada
pinggiran kassa pembalut.
20. Menuliskan tanggal dan waktu mengganti balutan pada plester dan
tempelkan pada balutan.
21. Merapikan klien dan membereskan alat-alat.
22. Melepaskan handscoon dan mencuci tangan.
Evaluasi
23. Mengevaluasi respon serta toleransi klien selama dan sesudah
prosedur.
24. Mengevaluasi kebutuhan frekuensi ganti balut.
25. Mengevaluasi adanya tanda-tanda infeksi dan adanya cairan luka serta
karakteristiknya.
Dokumentasi
26. Mencatat lokasi, jenis luka dan keadaan luka.
27. Mencatat keadaan luka sebelumnya.
28. Mencatat cairan atau obat yang digunakan untuk merawat luka.
29. Mencatat respon serta toleransi klien selama dan sesudah prosedur.

8
BAB III
PELAKSANAAN

A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 57 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Ngemplak, RT 07/RW 07 Selomerto, Wonosobo
B. Anamnesa
Keluhan Utama : Nyeri tangan sebelah kiri.
Alasan datang : Ny. S mengatakan merasa nyeri pada tangan sebelah kiri
karena terdapat luka.
C. Hasil pemeriksaan
Ny. S tampak lemas, Ku lemah. Kesadaran composmetis. Tekanan darah :
120/80 mmHg.
D. Diagnosa
CaOsteosarkoma
E. Penatalaksanaan
Dilakukan perawatanlukapadaNy. Susia 57 tahunsetiap 2 harisekali.
1. Persiapanalat:
1. Set balutansterildalambakinstrumensteril
a. Guntingdanpinsetsteril (1 anatomisdan 1 sirurgis)
b. 2 buahkom
c. Balutankassadankassasteril
2. LarutanNaCl 0,9 %
3. SarungTanganbersih
4. Plesterdanperbansesuaikebutuhan

9
5. Guntingperban
6. Masker
7. Pakaiantindakan
8. Baksampahinfeksius
9. Kopi
3. ProsedurKerja Di Lapangan
1. Menyiapkanalat
2. Mencucitangan dan mengeringkan dengan handukbersih
3. Menggunakansarungtangandan masker
4. Menyapapasiendanmenjelaskanprosedur yang akandilakukan
5. Menjaga privacy pasien
6. Membuka set balutansterilpadabak instrument
7. MenuangkanNaCl 0,9 % kedalamkom
8. MembasahikassasterildenganlarutanNaCl 0,9 %
kemudianmemerasmenggunakanpinsetdanmasukankedalambak
instrument. Lakukanbeberapa kali sesuaikebutuhan
9. Membukabalutan yang
adapadapasiensecaraperlahanlahanmenggunakanpinset
10. Memeriksa dan mengidentifikasiluka
11. Membersihkanmenggunakankasa yang telah di
basahidenganlarutanNaCl 0.9 %
12. Melakukannekrotomipadajaringan yang telahmati
13. Membersihkanlukakembalisampaibersihmenggunakankassasteril yang
telah di basahilarutanNaCl 0,9 %
14. Menaburi luka dengan obar nebacetin powder
15. Membalutlukakembalidengankassadanrekatkanmenggunakanplester
16. Membereskanalat, dansampaikanbahwatindakantelahselesai
17. Membuangsampahkesampahinfeksius
18. Melepaskansarungtangan
19. Mencucitangan 6 langkah
20. Mendokumentasikan

10
4. Evaluasi
Evaluasi dilakukan perawatanlukapadaNy. S. Dari evaluasi yang
dilakukan, didapatkan hasil bahwalukaNy. S terdapatnanahdannekrosis. Luka
telah di bersihkandanperbantelah di gantidengan yang baru.
Responpasienterhadaptindakanadalahpasienmengatakansudahnyaman.

8
BAB IV
PEMBAHASAN

Perawatan luka adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk merawat


luka agar dapat mencegah terjadinya trauma (injuri) pada kulit membran mukosa
atau jaringan lain, fraktur, luka operasi yang dapat merusak permukaan kulit.
Serangkaian kegiatan itu meliputi pembersihan luka, memasang balutan,
mengganti balutan, pengisian (packing) luka, memfiksasi balutan, tindakan
pemberian rasa nyaman yang meliputi membersihkan kulit dan daerah drainase,
irigasi, pembuangan drainase, pemasangan perban (Briant, 2007)
Perawatan luka dilakukan sesuai prosedur dalam teori secara sistematis
dimulai dari membuka balutan,membersihkan luka, memberi obat dan mengganti
balutan luka. Hal tersebut merupakan prosedur yang telah tercatat dan
dipublikasikan secara umum. Prosedur tersebut juga memberikan arahan untuk
memantau tanda-tanda infeksi pada luka yang terdapat pada pasien seperti nyeri,
rasa panas, pembengkakan, kemerahan dan bernanah. Hal tersebut merupakan hal
yang wajib dilakukan sebab bertujuan untuk mengetahui seberapa parah luka yang
dialami pasien.
Prosedur perawatan luka yang dilakukan pada Ny. S sesuai dengan prosedur
yang berlaku di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo. Pada prosedur yang berlaku
di rumah sakit tidak jauh berbeda dengan prosedur yang tercantum dalam teori.
Hal yang membedakan pada pelaksanaan perawatan luka menurut teori dan
pelaksanaan di rumah sakit adalah pelaksaan konsep sterilitas. Pada pelaksanaan
di rumah sakit setelah selesai perawatan luka, kassa di taburi menggunakan kopi
supaya tidak menimbulkan aroma menyengat. Meskipun tidak menimbulkan
sesuatu yang membahayakan pasien namun hal tersebut tidak terdapat pada teori
perawatan luka. Pengawasan tanda tanda infeksi seperti seperti nyeri, rasa panas,
pembengkakan, kemerahan dan bernanah telah dilakukan hal yang membedakan
dengan teori hanya rentang waktu pengawasannya.

9
Secara umum, prosedur perawatan luka yang tercantum pada teori dengan
kenyataan di lapangan/ di rumah sakit tidaklah jauh berbeda dari langkah awal
hingga akhir. Prosedur yang dilakukan di rumahsakit justru lebih terperinci.Hanya
saja di rumah sakit pelaksanaan konsep sterilitas kurang di terapkan agar luka
pada pasien terhindar dari infeksi, misalnya petugas tidak menggunakan sarung
tangan steril pada saat melakukan tindakan, pinset yang digunakan sudah terkena
kotoran dari luka masih tetap dipakai.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan perawatan luka
yang dilakukan di rumah sakit sudah sesuai teori. Perawatan luka di rumah sakit
sudah dilakukan secara sistematis dan sesuai dengan kebutuhan pasien.

10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ny. S usia 57 tahun adalah seorang penderita Ca Osteosarcoma yang
menyebabkan luka pada tangan sebelah kiri. Luka yang dialami Ny S
disebakan karena infiltrasi sel tumor yang merusak lapisan epidermis dan
dermis kulit yang disebabkan oleh deposisi atau proliferasi sel ganas dengan
bentuk menonjol.
Luka yang di alami oleh Ny. S termasuk luka yang parah karena sudah
ada pembusukan dan jaringan nekrosis yang menyebabkan warna luka
berwarna hitam dan terlihat tulangnya. Upaya utama yang dapat dilakukan
pada luka kanker osteosarcoma adalah dengan cara perawatan yang dilakukan
setiap 2 hari sekali. Prosedur perawatan luka yang dilakukan pada Ny. S
sesuai dengan prosedur yang berlaku di RSUD KRT Setjonegoro. Meskipun
sedikit berbeda dengan teori, namun prosedur yang dilaksanakan tetap
mengacu pada pasien safety dan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Prosedur perawatan luka yang dilakukan di RSUD KRT Setjonegoro
lebih terperinci dan sistematis karena lebih memperhatikan kondisi pasien.
Perawat RSUD KRT Setjonegoro memberikan pelayanan yang terbaik pada
Ny. S dengan memberikan perawatan luka untuk mengurangi infeksi pada
luka osteosarcoma.
B. Saran
Pelaksanaan perawatan luka yang dilakukan di RSUD KRT Setjonegoro
Wonosobo telah sesuai dengan prosedur yang berlaku dan lebih sistematis
serta lebih intensif dalam pengawasan terhadap keluhan pasien sehingga
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan terutama perawatan luka kepada
pasien telah tercapai di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo. Hal yang perlu
ditingkatkan lagi ialah kesigapan terhadap pengawasan terhadap pasien agar
segala keluhan yang dirasakan pasien dapat segera teratasi serta tetap
memperhatikan prosedur yang berlaku dan pada saat perawatan luka
menyiapkan set perawatan luka double untuk perpasien.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agung, M. & Hendri, W.2005. Pengaruh kadar albumin serum terhadap lamanya
penyembuhan luka operasi. Dexa Media1.

Bryant, A.R., Nix, P.D. 2007. Acute & Chronic Wounds : Current Management
Concepts, Third Edition. St. Louis, Missouri. Mosby

Gitarja. 2007. Penatalaksaan Kanker. Indonesia jurnal of cancer 3, 110-114

Janeway KA, Grier HE. 2010. Sequelae of osteosarkoma medical therapy: a


review of rare acute toxicities and late effects. Lancet Oncol. Mar 26.

Junqueiral. 1998. Histologi Dasar. Edisi 8. Jakarta: EGC

Kim SY, Helman LJ.2010. Strategies to Explore New Approaches in the


Investigation and Treatment of Osteosarkoma. Cancer Treat Res.;152: pp
517-528.

Marry. 1997. malignant cutaneous wound. Ostomy wound managemen journal;


43.56-66

Marulanda GA, Henderson ER, Johnson DA, Letson GD, Cheong D. Orthopedic
surgery options for the treatment of primary osteosarkoma. Cancer
Control;15(1): pp 13-20.

Hidayat, A. Aziz Alimul, Hidayat, Musrifatul, 2008, Keterampilan Dasar Praktik


Klinik, Salemba Medika, Jakarta.

12

You might also like