Professional Documents
Culture Documents
Etiologi Efusi Pleura pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali
Tahun 2013
Priscilla Dwianggita
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
57
http://isainsmedis.id/ojs/
E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084
ISM VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL 57-66
Thus, it is concluded that there were 10 etiologies detected in pleural effusion patients throughout
2013 and malignancy was the most common cause. The results of this research hopefully can be applied
as a basis for further research.
Keywords : pleural effusion, etiology, exudative, transudative
58
http://isainsmedis.id/ojs/
E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084
ISM VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL 57-66
59
http://isainsmedis.id/ojs/
E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084
ISM VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL 57-66
jantung ketiga (gallop) yang jelas. Diagnosis bisa 12) Tuberculosis merupakan infeksi bakteri pada paru;
dilakukan dengan tes ekokardiografi.7 efusi pleura tuberculosis merupakan bentuk yang
5) Sirosis hati merupakan terbentuknya fibrosis pada sering ditemukan pada tuberculosis ekstrapulmonari.
hati di mana terjadinya distorsi arsitektural karena Diagnosis dapat ditegakkan apabila ditemukan M.
pembentukan nodul regeneratif yang mengakibatkan Tuberculosis pada sputum, cairan pleura, atau
menurunnya fungsi hati. Diagnosisnya dipastikan spesimen biopsi pleura. Adanya TB markers yang
melalui pemeriksaan histopatologi.5
6) Hipoalbuminaemia adalah kondisi di mana serum atau reaksi rantai polimerasi positif apda DNA TB juga
albumin di dalam darah rendah yang dapat mampu menegakkan diagnosis.5
menyebabkan terjadinya edema melalui penurunan 13) Penyakit autoimun yang dimaksud yaitu pasien
tekanan onkotik kapiler. Serum albumin dikatakan dengan systemic lupus erythematosus (SLE). SLE
rendah apabila <3,5g/dl di dalam darah.11 adalah penyakit autoimun kronis yang dapat
7) Dialisis peritoneal merupakan proses dialisis yang mengenai berbagai organ tubuh, sehingga manifestasi
bertujuan untuk membuang produk sisa dan sangat beragam. Diagnosis ditegakkan dari berbagai
kelebihan cairan di dalam cavitas peritoneal di mana macam temuan klinis dan hasil laboratorium.5
darah tetap dibersihkan di dalam tubuh bukan di 14) Rheumatoid arthritis merupakan penyakit
dalam mesin. Abdomen akan diisi dengan cairan multisistem kronis yang tidak diketahui etiologinya.
dialisis dan peritoneum berfungsi seperti membran Penyakit ini memiliki karakteristik inflamasi sinovitis
artifisial dari alat dialisis. Produk sisa dan kelebihan persisten yang simetris. RA mengenai bagian perifer
cairan di dalam darah akan melewati peritoneum ke sendi-sendi tangan dan kaki yang menimbulkan rasa
cairan dialisis. Cairan ini nantinya akan dikeluarkan nyeri dan bengkak yang dapat mengakibatkan
dari tubuh dan dibuang. Proses ini berlangsung 4-6 terjadinya erosi tulang dan deformitas sendi.5
kali dalam 24 jam.12
8) Sindrom nefrotik merupakan penyakit ginjal Bahan dan Instrumen Penelitian
dengan karakteristik adanya albuminuria (>3,5 1. Rekam medis data pasien dengan efusi pleura
g/hari), hipoalbuminemia (<30 g/L), dan disertai yang menjalani rawat inap di RSUP Sanglah
adanya edema, hiperlipidemia, dan lipiduria.5 Denpasar tahun 2013.
9) Emboli paru/pulmonary embolism (PE) merupakan 2. Alat tulis
penyumbatan pada arteri paru ataupun cabang- 3. Buku panduan penulisan usulan penelitian
cabangnya akibat Deep-vein thrombosis (DVT) pada 4. Laptop
ekstremitas bawah yang bermigrasi ke sirkulasi arteri
paru. PE umumnya menunjukkan gejala dyspnea dan Kelemahan Penelitian
bisa juga terjadi syncope. Pada pemeriksaan fisik akan Data yang dikaji pada saat penelitian hanya
ditemukan takipnea dan takikardi. Foto x-ray dada dilaksanakan dalam satu waktu pengambilan data dan
normal sering dilakukan dan CT dada dengan kontras tanpa analisis, sehingga pemanfaatan temuan
IV menjadi tes diagnostik utama untuk PE.5 penelitian ini berlaku terbatas pada prevalensi
10) Malignansi merupakan sel kanker yang mampu penyebab efusi pleura pada tahun 2013 tersebut, yang
bermetastasis ke bagian tubuh lainnya dan belum tentu relevan dengan waktu yang akan datang.
menginvasi organ tersebut. Kanker yang banyak
menyebabkan efusi pleura, yaitu kanker paru, kanker Analisis Data
payudara, dan limfoma.5 Diagnosisnya dapat Hasil yang diperoleh akan diolah dan disajikan dalam
dilakukan pemeriksaan sitologi dan/atau histologi. bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian dipaparkan
11) Efusi parapnemonia merupakan tipe dari efusi secara deskriptif untuk menunjukkan jumlah dan apa
pleura yang terjadi karena adanya infeksi bakteri saja penyebab efusi pleura pada pasien rawat inap di
berkelanjutan pada paru, termasuk pnemonia dan Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali
abses paru atau bronkiektasis.5 selama tahun 2013.
60
http://isainsmedis.id/ojs/
E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084
ISM VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL 57-66
61
http://isainsmedis.id/ojs/
E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084
ISM VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL 57-66
Tabel 5.6(a) Distribusi Proporsi Penyebab Efusi Pleura Berdasarkan Jenis Kelamin (a)
Jenis Malignansi CHF Pneumonia TB Paru CKD
Kelamin n % n % n % n % n %
62
http://isainsmedis.id/ojs/
E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084
ISM VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL 57-66
Tabel 5.6(b) Distribusi Proporsi Penyebab Efusi Pleura Berdasarkan Jenis Kelamin (b)
Sirosis Post- Hipo
DHF SLE
hepar thoracotomy albuminemia
Jenis Kelamin
n % n % n % n % n %
Dari Tabel 5.6 (a) dan (b) didapatkan laki-laki lebih disebabkan oleh malignansi, hipoalbuminemia, dan
banyak mengalami efusi pleura yang disebabkan oleh SLE lebih banyak diderita perempuan, yaitu masing-
CHF (58,8%), pneumonia (62,5%), TB paru (63,6%), masing sebesar 51,4%, 66,7%, dan 100%. Namun,
CKD (60%), DHF (60%), dan komplikasi post- pada malignansi laki-laki maupun perempuan tidak
thoracotomy (100%). Sedangkan efusi pleura yang memiliki rentang frekuensi yang terlalu besar.
2. Berdasarkan Usia
Tabel 5.7(a) Distribusi Proporsi Penyebab Efusi Pleura Berdasarkan Usia (a)
Kelompok Malignansi CHF Pneumonia TB Paru CKD
Usia n % n % n % n % n %
< 40 tahun 8 21,6 2 11,8 8 50 3 27,3 0 0
40-59 tahun 17 46 10 58,8 6 37,5 5 45,4 9 90
60-79 tahun 11 29,7 4 23,5 2 12,5 3 27,3 1 10
> 80 tahun 1 2,7 1 5,9 0 0 0 0 0 0
37 100 17 100 16 100 11 100 10 100
Tabel 5.7(b) Distribusi Proporsi Penyebab Efusi Pleura Berdasarkan Usia (b)
Sirosis Post- Hipo
Kelompok DHF SLE
hepar thoracotomy albuminemia
Usia
n % n % n % n % n %
< 40 tahun 4 80 1 25 0 0 2 66,7 1 100
40-59 tahun 1 20 3 75 2 66,7 0 0 0 0
60-79 tahun 0 0 0 0 1 33,3 1 33,3 0 0
> 80 tahun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 100 4 100 3 100 3 100 1 100
Berdasarkan Tabel 5.7 (a) dan (b) bisa dilihat bahwa pasien SLE sehingga persentasenya menunjukkan
hampir semua penyebab efusi pleura diderita oleh 100% untuk kelompok usia <40 tahun.
pasien dengan usia 40-59 tahun. Kecuali pneumonia, Pada penelitian Khan (2011) kelompok usia hanya
DHF, dan hipoalbuminemia lebih banyak diderita dibedakan menjadi 2, yaitu 15-64 tahun dan ≥65
pada pasien usia <40 tahun, yaitu masing-masing tahun. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan
sebesar 50%, 80%, dan 66,7%. Hanya ditemukan 1 penyebab efusi pleura TB, pneumonia, malignansi,
63
http://isainsmedis.id/ojs/
E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084
ISM VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL 57-66
dan gagal jantung banyak terdapatkan pada kelompok disebabkan perbedaan usia mayoritas pada populasi
usia 15-64 tahun dengan persentase masing-masing di Qatar dan di Indonesia, khususnya Bali.
96,9%, 89,5%, 74,5%, dan 57,7%. Hal ini bisa
64
http://isainsmedis.id/ojs/
E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084
ISM VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL 57-66
Dari Gambar 5.2 dan Tabel 5.9 bisa dilihat bahwa 73 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Khan (2011)
pasien efusi pleura eksudatif, paling banyak yang mendapatkan hasil gagal jantung sebagai
disebabkan oleh malignansi, yaitu sebanyak 37 penyebab efusi pleura transudatif terbanyak (62%).
(50,7%) pasien, diikuti oleh pneumonia 16 (21%) Namun, pada penelitian tersebut ditemukan sirosis
pasien, TB paru 11 (15,1%) pasien, DHF 5 (6,8%) hepar (16,7%) merupakan penyebab terbanyak kedua
pasien, komplikasi post-thoracotomy 3 (4,1%) pasien, setelah gagal jantung, yang kemudian disusul oleh
dan 1 (1,4%) pasien SLE. CKD sebesar 14,3%. Jadi, CHF merupakan penyebab
Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Khan efusi pleura transudatif pada sebagian besar pasien.
(2011), pada penelitian tersebut didapatkan
penyebab efusi pleura eksudatif paling banyak oleh SIMPULAN
karena TB paru (41,1%), diikuti oleh pneumonia (24%) 1. Penyebab efusi pleura pada pasien rawat inap di
dan malignansi (19,6%). Perbedaan ini disebabkan RSUP Sanglah Denpasar, Bali selama tahun 2013
oleh perbedaan etiologi efusi pleura di tiap daerah adalah malignansi, pneumonia, TB paru, demam
yang berbeda-beda tergantung prevalensi penyakit berdarah (dengue haemorrhagic fever/DHF),
yang mendasari di wilayah tersebut. komplikasi post-thoracotomy, systemic lupus
erythematous/SLE, gagal jantung kongestif
Prevalensi Penyebab Efusi Pleura Transudatif (congestive heart failure/CHF), gagal ginjal kronis
Tabel 5.10 Prevalensi Penyebab Efusi Pleura (chronic kidney disease/CKD), sirosis hepar, dan
Transudatif hipoalbuminemia.
Penyebab Efusi Jumlah Persentase 2. Penyebab efusi pleura transudatif pada pasien
Pleura Transudatif (n) (%) rawat inap di RSUP Sanglah Denpasar, Bali selama
CHF 17 50 tahun 2013 adalah CHF, CKD, sirosis hepar, dan
CKD 10 29,4 hipoalbuminemia.
Sirosis hepar 4 11,8 3. Penyebab efusi pleura eksudatif pada pasien rawat
Hipoalbuminemia 3 8,8 inap di RSUP Sanglah Denpasar, Bali selama tahun
34 100 2013 adalah malignansi, pneumonia, TB paru, DHF,
komplikasi post-thoracotomy, dan SLE.
SARAN
1. Bagi peneliti yang akan datang agar dapat
mengembangkan penelitian ini untuk mengetahui
karakteristik dan penyebab efusi pleura dengan
sampel yang lebih besar.
2. Diharapkan kepada RSUP Sanglah Denpasar agar
terus meningkatkan kualitas pelayanan dan
prasarananya guna mengurangi komplikasi tindakan
dan mengatasi komplikasi penyakit dengan lebih baik
lagi.
Gambar 5.3 Diagram Prevalensi Penyebab Efusi 3. Diharapkan kepada dokter dan perawat yang
Pleura Transudatif bertugas di RSUP Sanglah Denpasar untuk lebih
melengkapi rekam medis dengan jenis cairan efusi
Dari Tabel 5.10 dan Gambar 5.3 didapatkan separuh pleura beserta pemeriksaan penunjang yang lengkap.
dari 34 pasien efusi pleura transudatif disebabkan 6.2.4 Diharapkan kepada petugas rekam medis RSUP
oleh gagal jantung congestif/CHF (50%), lalu diikuti Sanglah Denpasar untuk lebih sistematis dalam
oleh CKD sebesar 29,4%, sirosis hepar sebesar 11,8% penyimpanan rekam medis dan ketepatan isi dari
dan hipoalbuminemia sebesar 8,8%. rekam medis pasien agar lebih mudah ditemukan,
65
http://isainsmedis.id/ojs/
E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084
ISM VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL 57-66
66
http://isainsmedis.id/ojs/
E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084
ISM VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL 57-66
67
http://isainsmedis.id/ojs/