You are on page 1of 13

vi

DAFTAR PUSTAKA

1. Anjar.2009.hubungan antara fakktor linkungan dan faktot sosiodemografi

dengan kejadian diare pada balita di desa Blimbingan Kecamatan Sambirejo

Kabupaten Sragen. (skripsi) Fakultas Ilmu Kesehatan.Universitas

Muhammadiyah.

2. Beaglehola, R., dkk., 1993. Dasar dasar Epidemiologi. Gadjah Mada


-

University Press, Yogyakarta

3. Borroah VK. On the incidence of diarrhoea among young Indian children. J.


Econ. Hum. Biol. 2004; 2:119 138.
-

4. Budiarto, E., 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan


Masyarakat. Jakarta : EGC

5. David.2010http://penyakitdacaraperawatanblogspot.com/2010/12/cara-cuci-
tangan-yang-baik-dan-benar.html

6. Depkes, R. I., 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta


:Ditjen PPM dan PL.

7. Depkes 2005. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta : Ditjen PPM


dan PL

8. Departemen Kesehatan RI.2008. Perilaku hidup bersih dan sehad


Promosi Kesehatan

9. Departemen Kesehatan RI.2011. Buku Saku Petugas kesehatan.

10. Dinas kesehatan Tulang Bawang Barat.2010.Profil kesehatan Tulang Bawang


Barat.
vii

11. Entjang, I., 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat, cetakan ke XIII. Bandung :
PTCitra Aditya Bakti.

12. Fewtrell, L., Kaufmann, R.B., Kay, D., Enanoria, W., Haller, L., Colford, J.M.
(2005). Water, sanitation and hygiene interventions to reduce diarrhoea in less
developed countries: a systematic review and meta-analysis. Lancet Infectious
Diseases 5: 42-52.

13. Hendarwanto, 2006. Diare akut Karena Infeksi, Dalam: Waspadji S, Rachman
AM, Lesmana LA, dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi
ketiga. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam
FKUI.

14. Howard G, Bartram J. (2003) Domestic water quantity, service level and
health. Geneva: WHO.

15. Irianto, J., Soesanto. S., Supraptini, Inswiasri, Irianti, S., dan Anwar, A.,
1996.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare pada Anak Balita
(Analisis Lanjut Data SDKI 1994). Buletin Penelitian Kesehatan. Vol 24 (2
dan 3) 1996 : 77-96.

16. Machfoed. 2005. Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kese)


Yogyakarta:UGM.
17. Markum, A.H., 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta: FKUI.

18. Mubarok, W.I, Chayatin. N, Rozikin, K., Supradi. 2007. Promosi Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Emu

19. Muhajirin.2007. Hubungan Antara praktek personal hygiene ibu balita dan
sarana sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita di kecamatan
Maos. (tesis) magister kesehatan lingkungan> Universitas Diponegoro.
viii

20. Munasir Z. dan Kumiati N. 2008. Air Susu Ern dan Kekebalan Tubuh. In :
IDAI. Bedah ASI : Kajian dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI, pp: 69-79.

21. Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.

22. Notoatmodjo, S. 2005. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku


Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.

23. Peraturan Mentri Kesehatan no 416.1990. Syarat-syarat dan Pengawasan


Kualitas Air.

24. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan


Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003

25. Purwanti S. H. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta.

26. Roesli U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya, pp: 3-35.

27. Simons-Morton B.G., Greene, W.H. and Gottlieb, N.H. 1995. Introduction to
Health Education and Health Promotion. Second edition. Waveland Press,
Inc. Illinois, USA

28. Soebagyo, 2008. Diare Akut pada Anak. Surakarta : Universitas Sebelas Maret
Press

29. Soetjiningsih. 2001. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

30. Subekti. Prevalalence of enteroxigenic Escherichia coli (ETEC) in


hospitalized acute diarrhea patients in Denpasar, Bali. J. Diagn. Microbiol.
Infect. Dis. 2003; 47: 399-405.

31. Sunoto. Patogenesis dan Patofisiologi daripada Diare. Bagian Ilmu Kesehatan
Anak, Diare Masalah dan Penanggulangannya. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI, 1986.
ix

32. Supartini Y.2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC

33. Weber DJ, Rutala WA (2006). "Use of germicides in the home and the
healthcare setting: is there a relationship between germicide use and antibiotic
resistance?". Infect Control Hosp Epidemiol 27 (10): 1107-19

34. Wibowo, T., Soenarto, S., dan Pramono, D., 2004. Faktor-Faktoi

Kejadian Diare Berdarah pada Balita di Kabupaten Sleman. Jurn

Kedokteran Masyarakat. Vol. 20. No.l. maret 2004 : 41-48

35. Widjaja, 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta: Kawan
Pustaka

36. Widoyono, 2008. Epidemologi, Penularan Pencegahan dan Pemberantasan


Penyakit Tropis. Erlangga. Jakarta.

37. Widoyono. 2008. Penyakit Tropis (Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan


Pemberantasan). Jakarta: Erlangga

38. Winda,W.2010. Hubngan Antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Angka


Kejadian Diare Pada Bayi Umur 0-6 bulan di Puskesmas Gilingan Kecamatan
Banjarsari Surakarta.(skripsi) Fakultas kedokteran. Universitas Sebelas Maret

39. Yulisa., 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare pada Anak

Balita (Studi pada Masyarakat Etnis Dayak Kelurahan Kasongan Baru


Kecamatan Kentingan Hilir Kabupaten Kentingan Kalimantan Tengah).
(Skripsi) Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro

40. Zubir, Juffrie, M., dan Wibowo, T., 2006. Faktor-Faktor Risiko Kejadian
Diare Akut pada Anak 0-35 Bulan (BATITA) di Kabupaten Bantul. Sains
Kesehatan. Vol 19. No 3. Juli 2006. ISSN 1411-6197 : 319-332.
x

____ depkes ______ 2002. Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat. Jakarta :

Ditjen
PPM dan PL

Dinkes Jawa Tengah, 2007. Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah 2007. Jawa
Tengah : Dinkes Jawa Tengah.

DKK Sragen, 2007. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen 2007. Sragen :
DKK Sragen.

Lembaga Demografi FE UI. 2000. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta : Lembaga


Penerbit FE UI.

Mansyah, B., 2005. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare
Balita di Desa Sigayam Wilayah Kerja Puskesmas Wonotunggal

Kabupaten Batang. (Skirpsi) Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas


Diponegoro.

Mantra, I. B., 2000. Demografi Umum. Jakarta : Pustaka Pelajar.

Muhidin, S. A., dan Abdurahman, M., 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia.

Murti, B., 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.

________ 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.
xi

Pitono, A, J., Dasuki, A., Ismail, D., 2006. Penatalaksanaan Diare Di Rumah Pada

Balita. Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat. Vol. 22. No.1. maret 2006 : 7-14.

Puskesmas Sambirejo. 2008. Profil Puskesmas Sambirejo 2008. Sambirejo

Sander, M. A., 2005. Hubungan Faktor Sosio Budaya dengan Kejadian Diare di

Desa Candinegoro Kecamatan Wonoayu Sidoarjo. Jurnal Medika. Vol 2.

No.2. Juli-Desember 2005: 163-193.

Sanropie, D., 1989. Pengawasan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Proyek


Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat. Jakarta :
PUSDIKNAKES.

Soemirat, J., 2002. Kesehatan Lingkungan, cetakan kelima. Yogyakarta : Gadjah


Mada University Press.

Sukarni, M., 2002. Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Bandung : Kanisius


Widyastuti, P., (ed). 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar, edisi 2. Jakarta : EGC.

ODAFTAR PUSTAKA
1.
2.

3. Bourne, P.G., 1984. Water and Sanitation. Academic Press. London.

4. Badan Pusat Statistik, 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia


20022003. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
xii

5. Budiarto, E., 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.


EGC, Jakarta.

6. Departemen Kesehatan Kabupaten Cilacap, 2006. Profil Kesehatan Kabupaten


Cilacap Tahun 2005.

7. Departemen Kesehatan RI, 1984, Peningkatan Upaya Pencegahan dalam


Program Pemberantasan Penyakit Diare. P2M & PLP Depkes RI, Jakarta.

8. Departemen Kesehatan RI, 1990. Peraturan Menteri Kesehatn RI Nomor :


416/Menkes/Per/IX/1999 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
Depkes RI, Jakarta.

9. Departemen Kesehatan RI, 1990. Peta Masalah Kesehatan per Propinsi di


Indonesia. Badan Litbangkes Depkes RI, Jakarta.

10. Departemen Kesehatan RI, 1993. Materi Program P2 Diare pada Pelatihan
P2ML Terpadu Bagi Dokter Puskesmas. Dirjen P2M & PLP, Depkes RI, Jakarta.

11. hhtp://www.webhealthcentre.com/general/ph_routasp. tanggal 11 Maret 2007.

12. Departemen Kesehatan RI, 1995. Pedoman Pelaksanaan Pengawasan


Kualitas

Air Minum. Dirjen PPM & PLP, Depkes RI, Jakarta.

13. Departemen Kesehatan RI, 1995. Pelatihan Penyehatan Air Bagi Petugas
Kesehatan Lingkungan Puskesmas. Dirjen P2M & LPL, Depkes RI, Jakarta.

14. Departemen Kesehatan RI, 1999, Pedoman Pengawasan Kualitas Air bagi
Pengelola Program. Dirjen P2MPLP Depkes RI, Jakarta.

15. Departemen Kesehatan RI, 1999. Indonesia Sehat 2010. Depkes RI, Jakarta.

16. Departemen Kesehatan RI, 2000. Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare.


Dirjen P2M & PLP, Depkes RI, Jakarta.
xxxi
xxxi

17. Departemen Kesehatan RI, 2004, Profil Kesehatan Indonesia 2002. Depkes
RI,
Jakarta.

18. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 1996, Petunjuk Inspeksi Santiasi Air
Bersih. Subdin PKL Dinkes Propinsi Jawa Tengah, Jawa Tengah.

19. Erin K, Et All., 2002, Effect of Global Climaie on Infectious Disease : the
Cholera Model. Clinical Microbiology Reviews, Vol. 15/No.5/October 2002,
American Society for Microbiology.

20.Kusnoputratnto, H., 2000. Kesehatan Lingkungan. FKM Universitas


Indonesia,

Depok.

21. Lemeshow, S., dkk., 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.

22. Machfoedz, Ircham., 2003. Kesehatan Keluarga Bagian dari Kesehatan


Masyarakat. Fitra Maya, Yogyakarta.

23. Mattingly, D., Seward, C., 1989. Bedside Diagnosis. Edisi Ketiga, Gadjah
Mada

University Press, Yogyakarta.

24. Murti, B., 2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Edisi Kedua, Jilid
Pertama, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

25. Noerasid, dkk., 1999. Gastroenteroli Anak Praktis. Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
xiv

26. Notoatmodjo, S., 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perlaku
Kesehatan. Andi Offset, Yogyakarta.

27. Notoatmodjo, S., 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta,


Jakarta.

28. Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta.

29. Sastroasmoro, S, Ismael S., 1995. Dasar-dasasr Metodologi Penelitian Klinis,


Binarupa Aksara, Jakarta.

30. Setyorogo, Sudijono, 1990. Peranan Air Bersih dan Sanitasi dalam
Pemberantasan Penyakit Menular. Sanitasi Vol.II No.2., YLKI, Jakarta, 1992,
Hal.81-84.

31. Soemardji, J., 1985. Pembuangan Kotoran dan Air Limbah. Pusat Pendidikan
dan

Latihan Pegawai Depkes, Bandung.

32. Soemirat, J., 2000. Epidemiologi Lingkungan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
xxxii
xxxii

33. Soemirat, J., 2002. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

34. Sugiharto., 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. Universitas Indonesia


Press, Jakarta.

35. Suharyono, 1985. Diare Akut Klinik dan Laboratorik. Renika Cipta, Jakarta.

36. Suwandono, A., dkk., 1999. Survei Kesehatan Rumah Tangga. Balitbang
DepkesRl, Jakarta.
37. Wardhana, Wisnu Arya, 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. ANDI

Offset,Yogyakarta

Suandalini S. Acute diarrhea. In : Walker WA, Gmlel Olivier, Icheinman RE, Sherman
Shneider BL, Sanderson 1R. Pediatrics Gastrointestinal Disease zitled. Ontario :
Decker 2004:166-77

Departemen Kesehatan RI, 1993. Materi Program P2 Diare pada Pelatihan


P2ML Terpadu Bagi Dokter Puskesmas. Dirjen P2M & PLP, Depkes RI, Jakarta.

Mei Yati Simatupang, 2003. Pengelolaan Lingkungan Terhadap Tingkat

Rentanitas Penularan Diare (Skripsi). Medan : USU

Entjang, I., 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat, cetakan ke XIII. Bandung : PT


Citra Aditya Bakti

. doi:10.1086/507964. PMID 17006819

G. Definisi Operasional

1. Kejadian diare akut

a. Definisi : Suatu keadaan dimana terjadi buang air besar cair atau mencret

dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari dalam kurun waktu < 14 hari yang

dialami oleh balita yang terpilih sebagai sampel.

b. Alat ukur : Kuisioner


c. Skala data : Nominal

d. Hasil ukur :

1) Diare

2) Tidak diare
xvi

2.kebiasaan cuci tangan

a.definisi: kebiasaan ibu balita mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah

buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyuapi makan anak

dan sesudah makan.

b. alat ukur: kuisioner


c. skala data: nominal

d. hasil ukur :

1) tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak,

sebelum menyuapi makan anak dan sesudah makan.

2) mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah

membuang tinja anak, sebelum menyuapi makan anak dan sesudah makan.

3. kebiasaan menggunakan jamban


a. Definisi : kebiasaan keluarga dalam penggunaan jamban untuk buang air besar

keluarga termasuk balita untuk membuang tinja. Dengan kriteria :

1) Tidak menggunakan jamban (ke sungai)


2) Jamban tanpa tangki septic atau kakus di atas sungai

3) Jamban dengan tangki septic atau jamban leher angsa

Dikelompokkan menjadi jamban tidak sehat (1 dan 2) dan jamban sehat (3)

b. Alat ukur : Kuisioner

c. Skala data : Nominal

d. Hasil ukur :

1) Jamban tidak sehat

2) Jamban sehat
xvii

4. kebiasaan membuang sampah

Definisi: kebiasaan keluarga membuang sampah sehari-hari

1) dibuang ke sungai

2) dibuang dalam tanah yang digali dan tidak ditutup

3) di buang pada tempat sampah yang tertutup 1 dan 2 dikelompokan

menjadi kebiasaan membuang sampah yang tidak benar dan 3 merupakan

kebiasaan membuang sampah yang benar. b.alat ukur: kuisioner

c. Skala data: nominal


d.hasil ukur:

1) tempat pembuangan sampah tidak sehat

2)tempt pembuangan sampah sehat

5. Sumber air minum

a. Definisi : Sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari

untuk kebutuhan minum dan memasak.

Dengan kriteria :
1) Sungai

2) Sumur

3) PAM

Dikelompokkan menjadi air tidak terlindung (1 dan 2) dan air terlindung (3).

b. Alat ukur : Kuisioner

c. Skala data : Nominal


d. Hasil ukur :

1) Sumber air tidak terlindung

2) Sumber air terlindung

6.pemberian ASI eksklusif

a.definisi: ibu memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan pada balita.

1) tidak diberikan ASI eksklusif

2) diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan

b.alat ukur : kuisioner

c. Skala data: nominal

d.hasil ukur:

1) tidak diberi ASI ekslusif

2) diberi ASI ekslusi

You might also like