You are on page 1of 8

ANALISIS DATA PASANG SURUT UNTUK MENENTUKAN

KEAKURATAN HASIL IDENTIFIKASI


PERANGKAT LUNAK COASTALICIOUS
(STUDI KASUS DI PESISIR PRIGI JAWA TIMUR)
Tomi Aris1, Zulkhair Apriansyah1, Anggara Setyabawana Putra2,
Edwin Maulana2, Theresia Retno Wulan2
1Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang
2Parangtritis Geomaritime Science Park, Badan Informasi Geospasial, Yogyakarta

ABSTRAK

Parameter Oseanografi yang penting dalam melakukan penelitian di bidang Kelautan


adalah Pasang surut. Data Pasang surut yang berbeda dihasilkan oleh adanya Sumber data
Pasang Surut yang berbeda. Tujuan dilakukannya Penelitian ini untuk mengetahui Keakuratan /
Kesesuaian Hasil identifikasi Tipe Pasang surut pada Perangkat Lunak Coastalicious. Sumber
data yang digunakan pada Perangkat lunak Coastalicious adalah data pasang surut dari
Worldtides, selanjutnya Data pasang surut dari UHSLC (University of Hawaii Sea Level Center )
adalah Sebagai data pembanding. Data dari dua sumber yang berbeda akan dianalisis dengan
Metode Admiralty untuk Mundapatkan tipe pasang surutnya. Hasil penelitian ini menunjukan
Pesisir Prigi Jawa Timur berdasarkan data UHSLC dan data Worltides memiliki Tipe pasang surut
Campuran Condong Ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal) sesuai dengan Peta Tipe
Pasang Surut Indonesia.

Kata Kunci: Tipe Pasang surut, Identifikasi, Prigi

1. PENDAHULUAN
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut
secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari
benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pasang surut dan arus yang
dibangkitkan pasang surut sangat dominan dalam proses sirkulasi massa air di perairan pesisir
(Arifin, 2012). Definisi Pasang surut Menurut Musrifin (2011) merupakan suatu fenomena
pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi
gaya gravitasi dan gaya tarik benda-benda astronomi terutama oleh bumi, bulan dan matahari.
Tipe pasang surut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Suatu
kawasan dikatakan bertipe pasang surut harian tunggal (diurnal tides) jika perairan mengalami
satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
dalam sehari, maka tipe pasang surutnya disebut tipe harian ganda (semidiurnal tides). Tipe
pasang surut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda disebut dengan tipe
campuran (mixed tides) dan tipe pasang surut ini digolongkan menjadi dua bagian yaitu tipe
campuran dominasi ganda dan tipe campuran dominasi tunggal (Musrifin, 2012). Berikut adalah
tabel perhitungan Karakteristik Pasang surut perairan laut Indonesia;
Tabel 1. Tabel Karakteristik Pasang surut perairan laut Indonesia

No. Nama stasiun F Jenis Pasang No. Nama stasiun F Jenis Pasang
stasiun surut stasiun surut
1 Cilacap 0.426 Campuran 24 Jayapura 1.278 Campuran
Condong Semi Condong Semi
diurnal diurnal
2 Surabaya 1.277 Campuran 25 Sorong 0.494 Campuran
Condong Semi Condong Semi
diurnal diurnal
3 Bitung 0.719 Campuran 26 Tarakan 0.253 Campuran
Condong Semi Condong Semi
diurnal diurnal
4 Padang 0.406 Campuran 27 Bangka 3.131 Diurnal
Condong Semi
diurnal
5 Benoa 0.394 Campuran 24 Kabil 0.718 Campuran
Condong Semi Condong Semi
diurnal diurnal
6 Panjang 0.465 Campuran 25 Sadeng 0.718 Campuran
Condong Semi Condong Semi
diurnal diurnal
7 Malahayati 0.203 Semi diurnal 26 Pelabuhan 0.407 Campuran
Ratu Condong Semi
diurnal
8 Makassar 2.059 Campuran 27 P. Baal 0.613 Campuran
Condong Condong Semi
diurnal diurnal
9 Mamuju 0.533 Campuran 28 Kalianget 1.233 Campuran
Condong Semi Condong Semi
diurnal diurnal
10 Sibolga 0.389 Campuran 29 Sekupang 0.505 Campuran
Condong Semi Condong Semi
diurnal diurnal
11 Palopo 0.690 Campuran 30 Lhokseumaw 0.173 Semi diurnal
Condong Semi e
diurnal
12 Kupang 0.343 Campuran 31 Pantoloan 0.339 Campuran
Condong Semi Condong Semi
diurnal diurnal
13 Tanahbala 0.437 Campuran 32 Ciwandan 0.501 Campuran
Condong Semi Condong Semi
diurnal diurnal
14 Biak 0.580 Campuran 33 Tapaktuan 0.502 Campuran
Condong Semi Condong Semi
diurnal diurnal
15 Lembar 1.268 Campuran 34 Luwuk 0.809 Campuran
Condong Semi Condong Semi
diurnal diurnal
16 Tual 0.559 Campuran 35 Pare-pare 1.323 Campuran
Condong Semi Condong Semi
diurnal diurnal
17 Jepara 2.274 Campuran 36 Celukan 1.938 Campuran
Condong bawang Condong Semi
diurnal diurnal
18 Ambon 0.862 Campuran 37 Seamarang 0.076 Semi diurnal
Condong Semi
diurnal
19 Balikpapan 0.394 Campuran 38 Badas 1.291 Campuran
Condong Semi Condong Semi
diurnal diurnal
20 Jailolo 0.537 Campuran 39 Kendari 0.612 Campuran
Condong Semi Condong Semi
diurnal diurnal
21 Prigi 0.404 Campuran 40 Waingapu 0.374 Campuran
Condong Semi Condong Semi
diurnal diurnal
22 Ende 0.270 Campuran 41 Merauke 0.786 Campuran
Condong Semi Condong Semi
diurnal diurnal
23 Lhokseumaw 0.173 Semi diurnal 42 Kolinlamil 3.447 Diurnal
e
Sumber : Widyantoro (2014).
Karakteristik pasang surut Indonesia didominasi oleh tipe campuran condong harian ganda.
pasang surut ganda (semi diurnal tide) yang mendominasi perairan timur Indonesia (Widyantoro,
2014).
Gambar 1. Peta Karakteristik Pasang surut Indonesia

Pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 tipe yaitu: Pasang surut harian tunggal (Diurnal
Tide). Merupakan pasang surut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam
satu hari, tipe pasang surut ini terdapat di Jakarta, Tarempa, Tuban, Bangka dan Malahayati.

Gambar 2. a. Tipe Pasang Surut Diurnal b. Tipe Pasang Surut Semi diurnal c. Tipe Pasang Surut Mixed Tides
Prevailing Diurnal d. Tipe Pasang Surut Mixed Tides Prevailing Semi Diurnal

Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide). Merupakan pasang surut yang terjadi dua kali
pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir sama dalam satu hari, tipe pasang surut ini ada
di Lhokseumawe, Semarang, Sabang, dan Dumai. Pasang surut campuran condong harian
tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal) merupakan pasang surut yang tiap harinya terjadi satu
kali pasang dan satu kali surut tetapi terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang
sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, tipe pasang surut ini terdapat di Celukan bawang,
Makassar dan Jepara.. Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing
Semi Diurnal) merupakan pasang surut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam
sehari tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali. Surut dengan memiliki tinggi dan
waktu yang berbeda, Tipe Pasang surut ini terdapat di Hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Metode Admiralty ialah satu dari beberapa metode analisis pasang surut yang banyak
digunakan dalam perencanaan bangunan pantai maupun dalam hal lain, dikarenakan kelebihan
yang dimiliki metode ini ialah dapat menganalisis data pendek pasang surut selama 15 hari dan
memberikan konstanta-konstanta pasang surut untuk selanjutnya digunakan dalam penentuan
tipe pasang surut serta elevasi muka air laut yang terjadi (Sangkop, 2015). Metode admiralty tidak
public domain dan dapat digunakan untuk menganalisis data-data pendek, tetapi dibutuhkan
ketelitian lebih dalam pengolahannya, tidak dapat digunakan untuk data-data panjang (> 29 hari),
hanya menghasilkan sembilan komponen pasang surut, dan tidak menganalisis data yang
memiliki kekosongan data (Yuliastuty, 2011).
2. STUDI AREA

Pantai Prigi Merupakan salah satu pantai yang terletak di Kabupaten Trenggalek. Kabupaten
Trenggalek terletak di bagian selatan dari wilayah Propinsi Jawa Timur. Kabupaten ini terletak
pada koordinat 111º 24’ hingga 112º 11’ bujur timur dan 7º 63’ hingga 8º 34’ lintang selatan. Luas
wilayah : 1.261,40 Km². Pantai Prigi terletak sekitar 48 km arah selatan kota Trenggalek, tepatnya
di Desa Tasik Madu, Kecamatan Watulimo. Pantai Prigi adalah salah satu jenis pantai denga
tipologi berpasir. Pantai ini memiliki jenis pasir kuning. 3 km dari pantai Prigi juga terdapat Pantai
Karanggongso terkenal dengan pasir putihnya (Bakorwil Madiun,2106).

Menurut Widyantoro (2014), Pesisir Prigi jawa timur memiliki tipe pasang surut Campuran
Condong Semi Diurnal. Pasang surut tipe ini terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam
sehari tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali. Berdasarkan peta karakteristik
pasang surut Indonesia, karakteristik pasang surut di Indonesia didominasi oleh tipe campuran
condong harian ganda. Hal ini tidak jauh berbeda dengan hasil penulisan Wyrtki (1961). Kisaran
nilai Formzahl untuk peraitran prigi trenggalek sebesar 0.11 - 0.87. untuk bilangan nilai formzahl
prigi trenggalek adalah dominan 0.26 - 1.5 yang tergolong dalam tipe pasang surut campuran
condong harian ganda. diamana pasang surut dalam 1 hari terjadi 2 kali pasang dan 2 kali surut
tetapi dengan tinggi dan perode yang berbeda (Hidayah, 2010)

Gambar 3. Lokasi Penelitian

3. DATA DAN METODE


Perangkat lunak Coastalicious dalam mengidentifikasi pasang surut Sumber datanya
didasarkan pada data pasang surut Worldtides. Untuk dapat mengetahui keakuratan / kesesuaian
dalam mengidentifikasi tipe pasang surut maka dilakukan analisis data pasang surut dengan
metode admiralty. Data pembanding didapatkan dari data pasang surut dari UHSLC (University
of Hawaii Sea Level Center). Panjang data pasang surut yang digunakan adlah data selama 15
Hari mulai tanggal 1 Januari 2015 sampai 15 Januari 2015.
Dalam penelitian ini datapasang surut akan diolah dengan metode Admiralty sehingga
didapatkan konstanta pasang surut. Hasil Konstanta pasang surut yang didapatkan akan
digunakan untuk menentukan tipe pasang surut. Metode admiralty adalah metode perhitungan
pasang surut yang digunakan untuk menghitung dua konstanta harmonik yaitu amplitudo dan
keterlambatan phasa. Proses perhitungan metode Admiralty dihitung dengan bantuan tabel,
Dimana untuk waktu pengamatan yang tidak ditabelkan harus dilakukan pendekatan dan
interpolasi dengan bantuan tabel. Proses perhitungan analisa harmonik metode Admiralty
dilakukan pengembangan perhitungan sistem formula dengan bantuan perangkat lunak Excel,
yang akan menghasilkan harga beberapa parameter yang ditabelkan sehingga perhitungan pada
metode ini akan menjadi efisien dan memiliki keakuratan yang tinggi serta fleksibel untuk waktu
kapanpun (Mahatmawati, 2009).
Hasil akhir perhitungan metode admiralty adalah berupa konstanta-konstanta pasang surut
yang akan digunakn untuk menghitung nilai bilangan Formzahl (F). Nilai F ditentukan dengan
rumus sebagai berikut :
𝑂1 + 𝐾1
𝐹=
𝑀2 + 𝑆2
Dimana, F merupakan bilangan formzahl, O1 adalah amplitude komponen pasang surut tunggal
utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan, K1 adalah amplitudo komponen pasang surut
tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari, M2 aadalah amplitudo komponen
pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan, S2 adalah amplitudo
komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari (Fadilah, 2013).

Nilai Formzahl digunakan untuk mengkalsifikasikan tipe pasang surut suatu lokasi. Dari hasil
pengolahan data dengan metode Admiralty kemuadian didapatkan bilangan Konstanta Pasang
surut yang selanjutnya akan digunakan untuk menghitung nilai Formzahl. keakuratan identifikasi
tipe pasang surut Perangkat Lunak Coastalicious ini nantinya akan ditentukan oleh akurat / sesuai
tidaknya data worldtides dalam mengidentifikasi tipe pasang surut di suatu lokasi. Data dari
Worldtides yang akurat dalam mengidentifikasi Pasang surut akan sangat berpengaruh terhadap
hasil identifikasi tipe pasang surut Perangkat Lunak Coastalicious karena Perangkat ini
menggunakan Database Pasang surut Worldtides.
Hasil analisis keakuratan identifikasi pasang surut ini nantinya akan digunakan sebagai akurat
atau tidaknya Perangkat Lunak Coastalicious. Data dari Worldtides yang akurat dalam
mengidentifikasi Pasang surut akan sangat berpengaruh terhadap hasil identifikasi tipe pasang
surut Perangkat Lunak Coastalicious karena Perangkat ini menggunakan Database Pasang surut
Worldtides.

Gambar 4. Tampilan Perangkat Lunak Coastalicious

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis terhadap data Tinggi pasang surut dari dua sumber yang berbeda yakni UHSLC dan
Worldtides adalah dengan metode admiralty. Data pasang surut yang digunakan adalah pasang
surut selama 15 hari mulai tanggal 1 Januari 2015 sampai 15 Januari 2015, hal ini ditujuan untuk
membandingkan dengan lokasi penelitian sebelumnya yakni di pesisir Prigi Jawa Timur pada
waktu yang sama. Konstanta – konstanta Pasang surut dari hasil analisis yang didapatkan yang
selanjutnya akan digunakan untuk menghitung bilangan Formzahl. Bilangan Formzahl
merupakan bilangan yang digunakan untuk mengklasifikasikan tipe pasang surut. Konstanta
pasang surut yang sudah didapatkan,selnjutnya dimasukan kedalam rumus bilangan Formzahl
untuk bilangan formzahl. Perhitungan konstanta Pasang surut dengan metode Admiralty seperti
gambar dibawah.

Gambar 5. Pengolahan data Pasang surut dengan Metode Admiralty

Gambar 6. Hasil Konstanta Pasang surut dengan Metode Admiralty

dari konstanta Pasang surut yang telah didapatkan dengan metode admiralty,didapatkan
hasil Perhitungan Bilangan Formzahl sebagai berikut;
𝑂1 + 𝐾1
𝐹=
𝑀2 + 𝑆2
63.7976017459089 + 114.917110215273
𝐹=
271.936456680272 + 170.54564924589
178.714712
𝐹=
442.4821059
𝐹 = 0.403891388
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, didapatkan bilangan formzahl sebesar 0.403891388.
bilangan formzahl yang didapat selanjutnya akan digunakan dalam penentuan tipe pasang surut
di pesisir Prigi Jawa timur. Penentuan ini dilakukan dengan mengklasifikasikan indeks dari
rentang bilangan formzahlnya.
Menurut Rampengan (2013), dalam menentukan tipe pasang surut besarnya bilangan Formzahl
diklasifikasikan Sebagai Berikut;

 Pasang ganda, jika F ≤ ¼,


 Pasang campuran (dominan harian ganda), jika ¼ < F ≤ 1 ½
 Pasang campuran (dominan harian tunggal), jika 1 ½ < F ≤ 3
 Pasang tunggal, jika F > 3.
Pesisir Prigi Jawa Timur memiliki tipe Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed
Tide, Prevailing Semi Diurnal) dengan bilangan formzahl sebesar 0.403891388. Pasang surut
campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal) merupakan pasang surut
yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi terkadang terjadi satu kali
pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda, pasang surut tipe ini
terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur.Untuk mempermudah membaca
tipe pasang surut yang didapatkan, data tinggi elevasi pasang surut di plotkan menjadi sebuah
grafik dengan Microsoft Excel. Dibuatnya grafik ini mempermudah dalam membaca tipe pasang
surut yakni dengan menyamakan grafiknya seperti pada gambar (2-5).

Gambar 7. Grafik Tipe Pasang surut Worldtides dan Grafik Tipe Pasang Surut UHSLC

Hasil perhitungan dua data ( Worldtides dan UHSLC) menjelaskan pasang surut di Pesisir
Prigi Jawa Timur memiliki tipe pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide
Prevailing Semi Diurnal). Hasil ini sesuai dengan Peta Tipe Pasang Surut Indonesia (Widyantoro,
2014) yang juga menunjukan bahwa pasang surut di pesisir selatan laut jawa dominan bertipe
campuran condong harian ganda termasuk pesisir Prigi.

Gambar 8 Grafik Tipe pasang surut Kedua data dan Korelasinya

Berdasarkan hasil penelitian, Korelasi data pasang surut dari kedua sumber data (Worldtides
dan UHSCL) dapat digunakan untuk menentukan tipe pasang surut di suatu lokasi. Karena kedua
data dari dua sumber yang berbeda ini sama sama menggambarkan tipe pasang surut di pesisir
Prigi Jawa Timur memiliki tipe pasang surut Campuran Harian condong ganda. Kesesuain dalam
mengidentifikasi tipe pasang surut dari data Worldtides yang digunakan oleh Perangkat Lunak
Coastalicious dapat dinyatakan akurat. Karena sumber data yang digunakan Perangkat lunak ini
mampu memberikan hasil identifikasi tipe pasang surut yang sesuai dengan Peta Karakteristik
Pasang surut Indonesia.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


Pada Studi kasus pesisir Prigi Jawa Timur, hasil analisis Data pasang surut dari dua sumber
yang berbeda yakni Worldtides dan UHSLC memiliki hasil identifikasi Pasag surut yang sama.
Hasil yang didapat dari kedua data ini sama-sama menjelaskan bahwa pesisir Prigi Jawa Timur
memiliki tipe pasang surut Campuran Harian condong ganda Hasil identifikasi dari kedua data ini
sesuai dengan Peta Tipe Pasang surut Indonesia (Widyantoro, 2014) yakni Sama menjelaskan
Pesisir pesisir Prigi Jawa Timur memiliki tipe pasang surut campuran condong harian ganda
(Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal). Dari hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Hasil
identifikasi Tipe Pasang surut pada Perangkat Lunak Coastalicious dalam mengidentifikasi Tipe
Pasang surut akurat.
Hasil penelitian ini belum dapat menjelaskan keakuratan kedua sumber datanya dalam
mengidentifikasi tinggi pasang surut sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Perlu juga adanya
survey lapang dan pengukuran tinggi pasang surut dan identifikasi tIpe pasang surut di pesisir
Prigi Jawa Timur.

6. UCAPAN TERIMA KASIH (ACKNOWLEDGMENT)


Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Theresia Retno Wulan yang telah
memberikan Waktunya untuk saya melakukan Penelitian di Parangtritis Geomaritime Science
Park Yogyakarta, serta bimbingannnya selama penelitian. Ucapan terima kasih juga kepada
Saudara Edwin Maulana dan Anggara Setyabawana Putra yang telah membimbing penelitian
serta membantu penyusunan paper ini. Tak lupa penulis ucapkan Terima kasih kepada partner
penelitian ini Saudara Zulkhair Apriansyah. juga untuk seluruh Teman – teman Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya dan teman – teman dari Teknik Geodesi Geoinformatika Institut Teknologi
Nasional.

7. DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Taslim., Yulius dan M. Furqon Azis Ismail. 2012. Kondisi Arus Pasang Surut di Perairan
Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Jakarta : LIPI.
Mahatmawati, Anugrah Dewi, Mahfud Efendy, Aries Dwi Siswanto, Zainul Hidayah dan Wahyu
Andy Nugraha. 2009. Perbandingan Fluktuasi Muka Air Laut Rerata (MLR) di Perairan
Pantai Utara Jawa Timur dengan Perairan Pantai Selatan Jawa Timur. Jurnal Kelautan.
Volume 2:1.
Musrifin. 2011. ANALISIS PASANG SURUT PERAIRAN MUARA SUNGAI MESJID DUMAI.
Jurnal Perikanan dan Kelautan 16,1 (2011) : 48-55.
Musrifin. 2012. Analisis dan Tipe Pasang Surut Perairan Pulau Jemur Riau. Jurnal Perikanan dan
Kelautan. Volume 40:1.
Rampengan, Royke M. 2013. Amplitudo Konstanta Pasang Surut M2, S2, K1, Dan O1 Di Perairan
Sekitar Kota Bitung Sulawesi Utara.Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN: 2302-
3589.
Sangkop, Novian., J.D Mamoto dan M.I Jasin. 2015. Analisis Pasang Surut Di Pantai Bulo Desa
Rerer Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa dengan Metode Admiralty. Jurnal TEKNO
Vol.13/No.63/Agustus 2015.
UHSLC. 2016. University Hawai Sea Level Center. http://ilikai.soest.hawaii.edu/uhslc/datai.html.
Diakses pada 19 Agustus 2016 pukul 09.00 WIB.
Widyantoro, Bayu Triyogo. 2014. Karakteristik Pasang Surut Laut di Indonesia. Jurnal Ilmiah
Geomatika Volume 20 No. 1 Agustus 2014 : 65-72.
Worldtides. 2016.Worldtides. http://worldtides.info.com . Diakses pada 29 Agustus 2016 pukul
09.00 WIB.
Yuliastuty, Idha. 2011. Analisa Pasang Surut di Perairan Jawa Timur dengan Menggunakan
Metode Fourier Transform. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Hidayah, Zainul. 2010. Perbandingan Fluktuasi Muka Air Laut Rerata (MLR) di Perairan Pantai
Utara Jawa Timur dengan Perairan Pantai Selatan Jawa Timur. Jurnal Kelautan Volume
3, No. 2, ISSN: 1907-9931.
Wyrtky,1961. Physical Oceanografi of Shouteast Asian Waters, Naga Report, Vol. II. University
of California. La Lolla.
Bakorwil Madiun. 2016. Profil Dearah Kabupaten Trenggalek.
http://www.bakorwilmadiun.jatimprov.go.id/index.php?URLS=display/profiledaerah/Kab
Trenggalek.php%20http://www.bakorwilmadiun.jatimprov.go.id/index.php?URLS=displa
y/profiledaerah/KabTrenggalek.php . Diakses pada 29 Agustus 2016 pukul 09.00 WIB.

You might also like