You are on page 1of 2

KASUS UNTUK PENGADILAN SEMU

DEVISI BHMP - MEU FK USU

DESEMBER 2013

TJ saat ini meneruskan usaha orang tuanya yang sudah cukup lama telah berhasil dalam bidang
perkebunan. Setelah menunggu hampir tujuh tahun akhirnya istri TJ saat ini sedang hamil setelah
menjalani serangkaian bantuan pengobatan medis dari dr. KM seorang dokter ahli penyakit kandungan
dan kebidanan yang sudah senior di kota itu.

Selama kehamilan MR istri TJ telah mendapatkan perhatian khusus dari dr KM karena ini adalah
kehamilan yang ditunggu-tunggu. Pada awal kehamilan MR juga pernah dirawat di rumah sakit Mega
HUsada karena Hyperemesis Gravidarum oleh dr KM.

Pada saat kontrol ke dr KM diusia kehamilan 35 minggu terjadilah peristiwa yang tidak di-inginkan
dimana dari hasil pemeriksaan fisik dan USG dr KM mendapatkan janin yang ada didalam kandungan MR
tidak bergerak dan dinyatakan tidak bernyawa lagi. Sungguh berita ini membuat TJ dan keluarga sangat
terpukul dan sangat sedih.

Saat pemeriksaan tersebut dr KM menyatakan janin tersebut harus segera dilahirkan dan menganjurkan
MR harus menjalani rawat inap sehari sebelum janin dikeluarkan dan MR akan diberikan sejenis obat
yang akan disuntikkan melalui infuse pada malam hari sebelum bayi dikeluarkan. Dr MR menjelaskan
nama obat tersebut kepada TJ dan menjelaskan obat itu bertujuan untuk memudahkan pengeluaran
jasad janin.

Setelah menjalani semua hal tersebut diatas maka pada hari Rabu pagi pukul 08.00 sesuai dengan waktu
yang dijanjikan oleh dr KM pihak keluaraga TJ telah berkumpul dan menunggu di RS Mega HUsada
dengan segala kesedihan.

Sampai dengan pukul 09.00 dr KM belum juga sampai di RS Mega HUsada. Pihak rumah sakit telah
berulang kali menghubungi dr KM dan dr KM menjawab akan segera hadir karena masih ada rapat
penting di tempat lain yang tidak bisa ditinggalkan. Pihak keluarga masih juga menunggu dengan sabar,
namun sampai dengan pukul 10.15 dr KM belum juga hadir sebagai suami TJ benar-benar sudah
kehilangan kesabaran. TJ sangat marah, dengan setengah berteriak TJ menghujat habis pihak rumah
sakit dan dr KM. Bahkan TJ melontarkan kata-kata “ Rumah sakit ini pun bisa saya beli kalau perlu….,
bukan cuma dia dokter di muka bumi ini….”, dan perkataan-perkataan lain yang cukup kasar.

TJ memutuskan untuk ‘angkat kaki’ dari rumah sakit tersebut dan membawa istrinya MR ke rumah sakit
lain. TJ tidak bersedia memenuhi prosedur administrasi untuk pindah di rumah sakit, dan meminta
semua tagihan yang ada di ‘klaim’ ke kantornya, dan menyatakan bahwa dalam waktu segera akan
membuat tuntutan ke dr KM secara hukum. Pada malam istrinya dirawat TJ telah mencari tahu tentang
jenis obat yang diberikan kepada istrinya melalui internet, dimana salah satu akibat dari efek obat
tersebut bahwa janin yang akan dikeluarkan akan mengalami pengecilan ukuran kepala dan akan
memiliki mouse face ( ber-muka tikus).

TJ dan dan istri serta keluarganya sampai di RS Kencana Ibu pukul 11.10, dan pihak rumah sakit langsung
memanggil dokter ahli kandungan dan kebidanan yang sedang bertugas saat itu dr IT SpOG yang
kebetulan adalah seorang wanita. Setelah mendengarkan semua hal tentang apa yang telah terjadi dari
TJ maka dr IT mulai melakukan pemeriksaan kembali atas kandungan MR termasuk pemeriksaan USG.
Tetapi hasil pemeriksaannya sangat mengejutkan dr IT karena dari pemeriksaan USG terkesan janin
didalam kandungan MR masih hidup. Sampai saat ini dr IT belum menyampaikan hal ini kepada TJ dan
keluarganya. Dalam keraguan tersebut kebetulan di rumah sakit tersebut tengah ada dokter ahli
kandungan dan kebidanan lain dr SR SpOG yang lebih senior dari dr IT, dan dr IT meminta bantuan dr SR
untuk konfirmasi hasil pemeriksaannya. Dr SR bersedia dan setelah melakukan pemeriksaan juga
menyatakan bahwa janin masih hidup !

Atas saran dari dr SR maka dr IT diminta untuk menyampaikan hal tersebut kepada TJ dan keluarga,
walaupun mereka faham bagaimana nanti dengan akibat yang akan timbul terhadap dr KM yang juga
adalah senior bahkan guru mereka.

Mendengar hasil pemeriksaan dr IT maka keluarga sangat bahagia tetapi TJ sangat semakin marah
terhadap dr KM karena TJ mengetahui akibat suntikan obat yang telah diberikan dr KM terhadap MR
istrinya, ia sangat khawatir anak yang telah ditunggu-tunggunya ini akan lahir cacat.

TJ segera menghubungi pengacaranya yang seorang pengacara senior di kota tersebut, untuk membuat
tuntutan terhadap dr KM secara hukum yang berlaku dan berencana membuat berita di media massa
agar hal ini diketahui oleh masyarakat luas.

You might also like