Professional Documents
Culture Documents
Klien bernama Ny.A berusia 20 tahun masuk RS Mekar Indah pada tanggal 9 September 2015 dengan
diagnostic medic Anemia. Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, observasi
tanda-tanda vital : TD : 100/70 mmHg, Nadi : 76x/menit, Suhu: 36 derajat celcius, pernafasan :
22x/menit. Klien mengatakan pusing dan berkunang-kunang. Berdasarkan pengukuran didapatkan
TB : 162cm, BB 45kg, IMT : 17,2. Klien mengatakan bila duduk dan langsung berdiri kepala terasa
pusing, berkunang-kunang dan gelap. Klien mengatakan keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit anemia. Hasil pemeriksaan diagnostic hasilnya adalah : Hb : 8,9 g/dl, Ht : 28%, leukosit :
7200/ul, trombosit : 420.000/ul, retikulosit : 8 %, membrane darah tepi : kesan gambaran darah tepi
sesuai dengan anemia mikrositik.
Diit yang diberikan diit lunak. Klien mendapatkan terapi oksigen 2 liter/menit binasal kanul, infuse RL
500cc/8jam dan Becombion 2 x 50 mg
1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkatNya
yang telah di berikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah anemia dengan baik.
Kami dapat menyelesaikan makalah ini karena adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan dan bimbingan kepada kami.
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun sehingga makalah ini menjadi
lebih baik dan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
Kelompok anemia
2
BAB I
A. LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA
1. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau sel darah
merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa
oksigen (Badan POM, 2011).
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah
merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl
dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada
wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari
37%, maka wanita itu dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara
fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut
oksigen ke jaringan.
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di bawah rentang
nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti
kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan
ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya.
(Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002)
3
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin turun
dibawah normal.
(Wong, 2003)
A. KLASIFIKASI ANEMIA
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan
oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia aplastik
1) Penyebab anemia aplastik:
a) Agen neoplastik/sitoplastik
b) Terapi radiasi
c) Antibiotic tertentu
d) Obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
benzene
4
2) Gejala-gejala:
a) Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll
b) Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna,
perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat
c) Morfologis: anemia normositik normokromi
d) Anemia pada penyakit ginjaL
e) Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
f) Hematokrit turun 20-30%
g) Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
h) Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun
defisiensi eritopoitin
b. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik
normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini
meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan
c. Anemia defisiensi besi
Penyebab:
1) Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
2) Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus, hemoroid, dll.)
↓
gangguan eritropoesis
↓
Absorbsi besi dari usus kurang
↓
sel darah merah sedikit (jumlah kurang)
sel darah merah miskin hemoglobin
↓
Anemia defisiensi besi
5
Gejala-gejalanya:
§ Atropi papilla lidah
§ Lidah pucat, merah, meradang
§ Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
§ Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
e. Anemia megaloblastik
Penyebab:
§ Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
§ Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor
Infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan
segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.
↓
Sintesis DNA terganggu
↓
Gangguan maturasi inti sel darah merah
↓
Megaloblas (eritroblas yang besar)
↓
Eritrosit immatur dan hipofungsi
nh2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi sel
darah merah:
§ Pengaruh obat-obatan tertentu
§ Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
§ Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
§ Proses autoimun
§ Reaksi transfusi
Malaria
↓
Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit
↓
Antigesn pada eritrosit berubah
↓
6
Dianggap benda asing oleh tubuh
↓
sel darah merah dihancurkan oleh limposit
↓
Anemia hemolisis
Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)
DERAJAT WHO NCI
Derajat 0 (nilai normal) > 11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0 g/dL
Laki-laki 14.0 - 18.0 g/dL
Derajat 1 (ringan) 9.5 - 10.9 g/dL 10.0 g/dL - nilai normal
Derajat 2 (sedang) 8.0 - 9.4 g/dL 8.0 - 10.0 g/dL
Derajat 3 (berat) 6.5 - 7.9 g/dL 6.5 - 7.9 g/dL
Derajat 4 (mengancam jiwa) < 6.5 g/dL < 6.5 g/dL
(sumber)
C. ETIOLOGI:
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin, vitamin
C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat,
vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena
anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki
cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi
dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran
pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.
7
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung
(aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat
besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada
kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena
mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau
disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
D. PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah
merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat
8
terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan
memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan
dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka
hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi
kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya,
hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah
merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1.
hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum
tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia
Anemia
↓
viskositas darah menurun
↓
resistensi aliran darah perifer
↓
penurunan transport O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban jantung meningkat
↓
kerja jantung meningkat
↓
payah jantung
9
E. TANDA DAN GEJALA
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat. Pucat
oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan berkurangnya oksigenasi
pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)
10
ANEMIA
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
Transplantasi sumsum tulang
Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk aneminya,
dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan
untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
Dicari penyebab defisiensi besi
Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi
disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin
B12 dengan injeksi IM.
Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama
hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1
mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Lakukan pengkajian fisik
12
2. Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet
3. Observasi adanya manifestasi anemia
a. Manifestasi umum
Kelemahan otot
Mudah lelah
Kulit pucat
b. Manifestasi system saraf pusat
Sakit kepala
Pusing
Kunang-kunang
Peka rangsang
Proses berpikir lambat
Penurunan lapang pandang
Apatis
Depresi
c. Syok (anemia kehilangan darah)
Perfusi perifer buruh
Kulit lembab dan dingin
Tekanan darah rendah dan tekanan darah setral
Peningkatan frekwensi jatung
13
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Tgl Pengkajian: 9 September 2015 Pukul: 09.00 Oleh: Bergas Seto Adi
I. IDENTITAS
A. Pasien
Nama : Nn. A
Tempat/tgl lahir (umur)
: Yogyakarta, 24 Agustus 1994 (20 tahun 12 bulan 15 hari)
Agama : Kristen
Status perkawinan : Belum kawin
Pendidikan : Mahasiswa
Pekerjaan : Belum memilki pekerjaan
Lama Bekerja :-
Suku / Bangsa : jawa /Indonesia
Tgl. Masuk RS : 8 September 2015
No. RM : 02040xxx
Ruang : Galilea
Diagnosis Medis : Diagnosa Diferencial : Anemia
Diagnosa Defenitif (Diagnosa Pasti) : Anemia
Alamat : Sleman
B. Keluarga/ penanggungjawab
Nama : Mr. K
Hubungan : Orang tua / ayah
Umur : 40 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Sleman
14
II. RIWAYAT KESEHATAN
A. Kesehatan pasien
1. Keluhan utama saat dikaji : pusing dan berkunang-kunang ketika duduk dan
langsung berdiri
15
B. Kesehatan Keluarga
Keterangan :
= Perempuan
= Laki-laki
= Anggota serumah
= Pasien
= Cerai
= Abortus
= Terminasi Kehamilan
= Lahir
= Lahir Kembar
Jadi pasien tinggal dengan kedua orang tua dan saudara laki-laki dan pasien tidak memiliki penyakit
keturunan.
16
III. POLA FUNGSI KESEHATAN
- Pola nutrisi-Metabolik
1. Sebelum sakit
- Frekuensi makan: 3x sehari
- Pasien suka dengan semua jenis makanan/tanpa diet.
- Porsi yang dihabiskan: Pasien mengahbiskan satu porsi penuh.
- Makanan yang disukai: Pasien senang makan nasi goreng dan bakso.
- Makanan yang tidak disukai: Pasien menyukai semua jenis makanan.
- Makanan pantang: Pasien tidak memiliki makanan pantangan.
- Makanan tambahan/vitamin: pasien tidak mengkonsumsi makanan tambahan/vitamin
khusus
- Kebiasaan makan : pasien sering makan dirumah.
- Nafsu makan: Baik.
Alasan: karena pasien mengahabiskan satu porsi penuh dan makan setiap tiga kali
sehari.
- Banyaknya minum: dalam satu hari pasien minum 2 liter.
- Jenis minuman: air putih.
- Minuman yang tidak disukai: tidak ada
- Minuman pantang: pasien tidak memiliki minuman pantang
- Perubahan BB 6 bulan terakhir: tetap (45 kg)
2. Selama sakit
a. Buang Air Besar (BAB)
- Frekuensi :satu kali selama 24 jam.
- Waktu: pagi hari.
- Warna: kuning kecokelatan.
- Konsistensi: lembek .
- Keluhan: pasien tidak merasakan keluhan dalam BAB.
- Upaya yang dilakukan keluarga/pasien untuk mengatasi keluhan: Pasien
mengkonsumsi buah yang berserat.
- Upaya yang dilakukan keluarga/ pasien: pasien tidak melakukan upaya untuk
memperlancar BAK.
- Alat bantu buang air kecil: pasien tidak menggunakan alat bantu BAK.
18
AKTIFITAS 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian/berdandan √
Eliminasi √
Mobilisasi di tempat tidur √
Pindah √
Ambulasi √
Naik tangga √
Ket. 0 = mandiri
1 = dibantu sebagian
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang lain dan alat
4 = tergantung total
b. Kebutuhan tidur
- Jumlah tidur dalam sehari
Tidur siang : pasien tidur siang selama 4 jam.
Tidur malam : pasien tidur malam selama 8 jam.
- Pasien mengutamakan tidur malam.
- Kebiasaan pengantar tidur : pasien tidak melalukan pengantar untuk tidur.
- Pasien tidur seorang diri.
- Perangkat/alat yang selalu digunakan untuk tidur : pasien menggunakan
bantal, guling, dan selimut saat tidur.
- Keluhan dalam hal tidur: pasien tidak merasakan keluhan saat tidur.
c. Kebutuhan istirahat
- Pasien sering istirahat saat siang hari.
- Pasien istirahat selama 2 jam.
- Dalam istirahat pasien sering menonton TV.
- Pasien terkadang menyediakan waktu istirahat pada sian hari.
- Pasien mengisi waktu luang dengan tenang
2. Selama sakit
a. Keadaan Aktifitas
19
Ket. 0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan alat
4 = tergantung total
b. Kebutuhan Tidur
- Jumlah tidur dalam sehari
Tidur siang : pasien mulai tidur siang pukul 13.00 – 15.00
Tidur malam : pasien mulai tidur siang pukul 20.00 – 05.00
- Penghantar untuk tidur: pasien tidak menggunakan penghantar tidur.
- Pasien tidak memiliki memiliki keluhan sesak nafas
c. Kebutuhan Istirahat
- Pasien tidak mengeluh selama di RS .
- Pasien tidak menggunakan kateter sehingga
aktivitasnya tidak terganggu .
20
6. Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan: pasien mengatasi masalah kesehatannya
dengan rutin kontrol, dan menjaga pola makan.
7. Intelektual
Pasien mengetahui penyakit usus buntu yang diderita. Pasien mengetahui jika pasien
merasa capek akan merasakan pusing, oleh karena itu pasien akan membatasi aktifitasnya
dengan tidak melakukan aktifitas yang berat. Pasien juga mengatur pola makan.
8. Gaya hidup yang berhubungan dengan kesehatan:
a. Penggunaan tembakau
- Pasien tidak menggunakan tembakau
b. Penggunaan NAPZA
- Pasien tidak menggunakan NAPZA
c. Alkohol
- Pasien tidak menggunakan alkohol
d. Kopi
- Pasien tidak mengonsumsi kopi
- Pola reproduksi-seksualitas
Pasien menjaga kebersihan alat vital.
a. Wanita
- Manarche : pasien mengalami menstruasi pertama umur 12
tahun
- Menstruasi : pasien mengalami menstruasi rutin setiap bulan
- Kehamilan : pasien belum mengalami kehamilan
- Keluhan saat menstruasi : pasien merasakan nyeri pada bagian perut
- Penggunaan alat kontrasepsi : pasien tidak memakai alat kontrasepsi
- Keluhan pramenopause/menopause/postmenopase :
1. Pramenopause : pasien belum mengalami masa pramenopause
2. Menopause : pasien belum mengalami menopause
3. Postmenopause : pasien belum mengalami masa postmenopause
- Orientasi seks : pasien sementara tidak mengalami hubungan seksual
- Hubungan seksual : sementara pasien tidak mengalami hubungan
seksual
- Keluhan dalam hubungan seksual : pasien tidak mempunyai keluhan dalam
berhubungan seksual
- Contact bleeding : pasien tidak memiliki gejala kanker serviks
- Pap smear : pasien belum pernah melakukan tes pap smear
- Pemeriksaan payudara : setiap 2 bulan sekali ( SADARI/SARARI)
23
- Hubungan dengan oran lain : pasien berhubungan baik dengan
teman nya di kampus dan keluarga.
8. Pola membesarkan anak: Pasien mengatakan belum menikah.
9. Hubungan dengan orang lain:
a. Pasien aktif dalam kegiatan perkuliahan dan kemasyarakatan.
b. Sistem pendukung
- Pasien memiliki pendukung:
Pasangan
Orang tua
Sahabat/teman
Keluarga dekat.
Keluarga jauh.
- Dukungan keluarga selama masuk rumah sakit: pasien mendapat perhatian lebih
saat dirumah sakit.
10. Selama sakit
- Bagaimana hubungan dengan anggota keluarga:Hubungan pasien dengan
keluarga sangat baik, dijenguk oleh tetangga dan saudara.
- Bagaimana hubungan dengan masyarakat: Pasien aktif di karang
taruna dan organisasi wanita desa .
- Bagaimana hubungan dengan pasien lain, anggota kesehatan lain: pasien tak
pernah bertemu pasien lain karena hanya berada di ruang sendiri.
- Pola Nilai dan keyakinan
1. Sebelum sakit
- Agama: Kristen.
- Larangan agama : Pasien dilarang melakukan 10 hukum Tuhan (kristen)
- Kegiatan keagamaan
Macam: ibadah di greja pada hari minggu .
Frekuensi: pasien ibadah hari minggu selalu rutin.
2. Selama sakit
- Kegiatan keagamaan yang ingin dilakukan selama di Rumah Sakit:Pasien
melakukan kegiatan keaagamaan rutin seperti berdoa .
- Membutuhkan bantuan : pasien bia melakukan doa secara mandiri.
- Membutuhkan kunjungan rohaniawan: pasien membutuhkan kunjungan
rohaniawan untuk membuat semangat rohnya semakin bertambah.
3. Pendampingan selama sakit: pasien membutuhkan pendampingan keluarganya
saat dirumah sakit.
D. Keadaan umum:
Tampak sakit sedang. Alasan: pasien dalam keadaan sadar.
3. Mata
25
mata bersih tidak berwarna,konjungtiva anemis,sklera berwarna putih,pasien dapat
melakukan akomodasi secara maksimal,
4. Telinga
telinga terlihat bersih tidak ada lesi pada telinga dan tidak ada pembengkaan pada
bagian telinga,saat diraba telinga tidak terasa nyeri,telinga tidak mengeluarkan cairan.
5. Hidung
- Posisi septum ditengah,tidak ada pembengkaan pada bagian hidung,tidak ada
sekred,dan bentuk hidung simetris.
6.Mulut dan tenggorokan
- Pasien dapat berbicara dengan jelas,uvula berada
ditengah,kedaan palatum tidak ada penyebaran,tidak ada luka dan sariawan,bibir
simetris,tidak ada pembesaran tongsil,,tidak ada karang gigi,nafas pasien tidak bau
7.Leher
- Bentuk leher simetris,tidak ada pembengkaan pada leher,tidak ada pembengkaan
getah bening,
8.Tengkuk
- Kaku kuduk negatif
9.Dada
a. Inspeksi
Bentuk dada simetris,tidak ada kelainan bentuk dada,retraksi dada kiri dan kanan
sama,ictus cordis nampak,jenis pernafasan dengan bantuan pernafasan perut.
b. Palpasi
Tak ada nyeri tekan pada bagian dada,pernafasan cepat dan dangkal,ictuscordis
teraba.
c. Perkusi
Batas atas jantung terletak di ICS 2 terdengar bunyi pekak
Batas kiri jantung terletak di linea mid klavikula sinistra terdengar bunyi pekak
Batas kanan jantung terletak di linea mid klavikula dekstra terdengar suara pekak
d. Auskultasi
- Bunyi jantung II di ICS 3 : Katup Aorta, tunggal di linea
sternalis dekstra
- Bunyi jantung II di ICS 3 : Katup Pulmonal, tunggal di
linea sternalis sinistra
- Bunyi jantung I di ICS 5 : Linea mid Klavikula sinistra,
tunggal di katup mitral
- Bunyi suara nafas tambahan : Roncy
- Vocal resonan : kanan dan kiri sama
- Irama bunyi jantung: tidak teratur
10. Payudara
-Bentuk paudara normal dengan keadaan bersih,papilla teraba dan tak ada pembesaran
abnormal
11. Punggung
- Tidak ada kelainan bentuk kifosis, skoliosis, lordosis
- Tidak ada spina bivida
26
- Tidak ada meningokel
12. Abdomen (IAPP)
a. Inspeksi
- Warna kulit kuning langsat,simetris tidak ada kelainan ,perut
buncit,tidak ada bekas luka
b. Auskultasi
- Frekuensi peristaltik/ bising usus 30x/menit
c. Perkusi
- tidak ada cairan dalam abdomen, bunyi yang di hasilkan adalah tympani
d. Palpasi
- tidak ada nyeri tekan pada adomen
- tidak ada pembesaran hepar
- tidak ada pembesaran lien
- tidak ada pembesaran ginjal
13.Anus dan rektum
Rektum tak ada hemoroid,dan dlam keadaan bersih
14.Genetalia
Tidak adanya edema pada genetalia, keadaan lembab bersih, tak terjadi pembesran,
dan terdapat umbilicus.
15.Ekstermitas
a. Atas
Anggota gerak ats lengkap,tidak terdapat luka,tidak ada odem dalam
tangan,bentuk kuku tidak ada klainan,bentuk badan simetris.
b. Bawah
Anggota gerak bawah lengkap,ada farises di belakang lutut,tidak ada bekas
luka,tidak terdapat odem pada kedua kaki.
c. Range of Motion (ROM)
Pasien dapat melakuak ROM secara aktif
d. Perubahan bentuk tulang
Tidak ada kelainan bentuk tulang
e. Perabaan akral
Akral teraba hangat
16.Reflek-Reflek Neurologi:
- Refleks fisiologis:
Biseps, triseps, lutut, achelies, dan supinator positif
- Reflek patologis:
Babinski : negatif
Chadok : negatif
Openheim : negatif
- Rangsang meningeal:
Kaku Kuduk : negatif
Tanda kernig : negatif
27
Tanda Brudzinski I (Brudzinski neck sign) : negatif
Tanda Brudzinski II : negatif
Tanda Lasegue : negatif
ANALISIS DATA
DO :
1. RR = 22x/menit
2. TD = 100/70mmHg
3. Suhu= 37 derajat
4. Pasien bernafas dengan
bantuan otot perut
5. Pasien terlihat tertatih
6. terdengar suara normal saat
pasien bernafas
DS :
1. Pasien mengatakan minum
1000cc/24jam
2. 2. Pasien mengatakan kalau di
rumah tidak banyak minum
3. Pasien mengatakan tidak Kekurangan zat Anemia
gampang haus besi
DO :
1. Tidak terdapat oedema di Kekurangan Gangguan
ekstremitas bawah. volume cairan mekanisme
2. Urine keluar 600cc/24jam reabsorbsi
30
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
9 Sep Pusing yang berlebihan b.d agen cidera biologis ditandai dengan
2015/ 1 DS :
1. Pasien mengatakan pusing pada bagian kepala
2. pasien mengatakan pusing sudah dirasakan sejak 1 mingu yang lalu.
3. Pasien mengatakan pusing timbul ketika duduk dan langsung berdiri
4. Pasien mengatakan pusing seperti tertindih benda berat dan di rasakan
sepanjang hari.
5. Pasien mengatakan pusing pada bagian kepala.
6. Pasien mengatakan rasa pusing yang dirasakan ada pada skala 6
7. Pasien mengatakan saat merasakan pusing kepalanya diberi minyak dan
dipijat-pijat halus.
8. Pasien mengatakan bahwa pusingnya dapat berkurang,
DO :
1. Pasien terlihat kesakitan karena pusing
2. Pasien terlihat sering memegang daerah kepala
DO :
1. RR = 22x/menit
2. Pasien bernafas dengan bantuan otot perut
3. Pasien terlihat tertatih
4. terdengar suara normal saat pasien bernafas
31
9 Sep Kekurangan volume cairan ditandai dengan
2015/2 DS :
1. Pasien mengatakan minum 1000cc/24jam
2. Pasien mengatakan kalau di rumah kurang minum
3. Pasien mengatakan tidak gampang haus
DO :
1. Tidak Terdapat oedema ekstremitas bawah
2. Urine keluar 600cc/24jam
9 Sep
2015/3
Tanda Tangan
RENCANA KEPERAWATAN
DO :
1. Pasien terlihat
menyeringai
kesakitan
2. Pasien terlihat sering
memegang daerah
kepala
3. Pasien terlihat pucat.
Tanda tangan
Kekurangan volume
cairan ditandai dengan NOC : status
DS : pernafasan
1. Pasien mengatakan :kepatenan jalan
merasakan lemas dan nafas
pusing sudah dari satu Setelah dilakukan
minggu yang lalu tindakan
2. Pasien memiliki keperawatan selama
keluhan pusing ketika 2x24 jam diharapkan
33
duduk dan langsung ketidakefektifan pola
berdiri. nafas dapat teratasi
dengan kriteria Tanda tangan Tanda tangan
DO : hasil :
1. RR = 22x/menit
2. Pasien bernafas 1. menunjukan pola status pernafasan 1.Mengetahui
dengan bantuan otot nafas efektif :kepatenan jalan nafas keadaan awal klien
perut 2.pasien tidak sesak NIC : manajemen jalan dan memantau
3. Pasien terlihat tertatih nafas napas kebutuhan nyeri
tatih 1.kaji tanda tanda vital klien
4. terdengar suara 3.menunjukan klien dan tanda sianosis
wezzing saat pasien pernapasan optimal 2.Diberikan posisi
bernafas 18-20x/menit 2.atur posisi tidur fowler untuk
dengan posisi fowler melancarkan
4.mempunyai untuk memaksimalkam pernapasan
kecepatan dan irama ventilasi klien,dan merelaxs
pernafasan dengan kan klien
batas normal 3.ajarkan klien dan
keluarga teknik nafas 3.Memberikan rasa
dalam nyaman pada klien
keseimbangan cairan
Kekurangan volume NOC : NIC : pemantauan
cairan ditandai dengan keseimbangan cairan cairan
DS : Setelah dilakukan 1. Pantau masukan dan
- Pasien mengatakan minum tindakan saluaran cairan 1.Untuk
1000cc/24jam keperawatan 2. Tinggikan mengetahui
- Pasien mengatakan kalau di diharapkan ekstermitas untuk keseimbangan
rumah tidak banyak minum kekurangan volume meningkatkan aliran cairan di dalam
- Pasien mengatakan tidak cairan dapat teratasi balik vena tubuh
gampang haus dengan kriteria 2.Untuk
hasil : mengurangi
DO : 1. Terjadi 3. Ajarkan pasien terjadinya oedema
- Terdapat oedema keseimbangan tentang cara mengatasi
ekstremitas bawah 4mm asupan dan haluaran cara mengatasi
34
- Urine keluar 600cc/24jam dalam 24 jam kekurangan cairan 3.Agar pasien dan
2. Tidak terjadi keluarga
oedema mengetahui cara
3. Pasien mengatasi
menyatakan secara kekurangan cairan
verbal pemahaman
tentang kekurangan
cairan
4. Mempertahankan
tanda-tanda vital
dalam batas normal
TD : 100/70 mmHg
HR :76 x/menit
RR :22 x/menit
Temp : 37,5 ˚C
35
CATATAN PERKEMBANGAN
2 28-
3- Implementasi
201
7/
10.2 TTD
0 1.mengkaji tanda tanda vital klien dan tanda
sianosis
DS :
-Klien mengatakan masih sesak nafas
-Klien mengatakan pusing
DO:
-Hasil TTV:
TD = 130/90 mmHg
HR = 88x/menit
RR = 25x/menit
Temp = 36,5*
- Pasien terlihat terengah-engah saat bicara
10.2 TTD
5 2.mengatur posisi tidur untuk memaksimalkam
WIB ventilasi
DS :
-Klien mengatakan dadanya sesak saat telentang
DO:
-Klien tidur posisi 45*
-Klien terlihat rileks
10.3 TTD
Kelebihan 0 3.mengajarkan klien dan keluarga teknik
WIB relaksasi massas pada bagian punggung
DS :
a) Klien mengatakan saat di masas
terasa nyaman
b) Klien mengatakan senang dipijat
di bagian punggung
DO:
a) Keluarga dapat melakukan teknik
nafas dalam
10.3 TTD
5
WIB
DS :
37
a) Klien mengatakan rasa pusing
mereda
3 28- DO :
3- (bingung)
210
7/ Implementasi
10.4 TTD
Kekurangan 0
volume cairan WIB
1. memantau masukan dan haluaran cairan
DS:
Klien mengatakan minum 1000cc/24jam
b) Klien mengatakan sering haus
DO :
c) Urine klien 600cc/24jam
-Klien masih lemas
10.4 TTD
5
2. meninggikan ekstermitas untuk meningkatkan
aliran balik vena
DS:
-Klien mengatakan pegal kakinya
-Klien mengatakan pinggangnya terasa pegal
DO:
-Klien terlihat gelisah
-Klien terlihat sering memindahkan kakinya ke
10.5 tempat yang rendah. TTD
0
3. Mengajarkan pasien tentang cara mengatasi
oedema dengan cara pembatasan cairan
DS :
-Klien mengatakan mengetahui harus minum
1500cc/24 jam
-Klien mengatakan minum air putih
DO:
10.5 -Klien terlihat oedema di bagian kaki TTD
5
WIB 4. memberikan obat furosemid 1 x 10mg
DS :
-Klien mengatakan obatnya pahit
DO:
4 29- -Masuk obat furosemid 1x10mg
3-
Nyeri akut b.d 201 S
38
agen cedera 7 -Klien mengatakan masih nyeri pada bagian
biologis : dada
decompensasic -Klien mengatakan nyeri masih dalam skala 2
odis -Klien mengatakan dadanya masih sakit untuk
bergerak
O
-Klien terlihat menyeringai kesakitan
-Klien terlihat sering memegang bagian dada
A
-Nyeri akut belum teratasi
P
08.0 -Lanjutkan intervensi nomor : 1,2,3 TTD
0 Implementasi:
WIB 1. Mengkaji nyeri pasien
DS:
-Klien mengatakan nyeri masih dalam skala 3
-Klien mengatakan dadanya masih sakit
DO:
-Klien terlihat menyeringai kesakitan
08.0 -Klien terlihat sering memegang bagian dada TTD
5
WIB 2. mengendalikan faktor lingkungan dengan
memberikan posisi nyaman pada klien
DS:
a) Klien mengatakan posisi tidurnya
sudah nyaman
b) Klien mengatakan kepala sudah
tidak sakit ketika terlentang
DO:
08.1 a) Klien terlihat sudah tidak gelisah TTD
0
WIB 3. Mengedukasi pasien cara merelaksasi napas
dalam
DS:
a) Kasien mengatakan nyeri sudah
berkurang
DO:
a) Klien mampu melakukan cara
napas dalam secara mandiri
E
Ketidakefektifa S:
n pola nafas 1) Klien mengatakan masih pusing
2) Klien mengatakan masih terasa
agak pusing
39
3) Klien mengatakan posisi tidurnya
sudah nyaman
4) Klien mengatakan pusing sudah
tidak sakit ketika terlentang
O:
1) Klien terlihat menyeringai
kesakitan
2) Klien terlihat sering memegang
bagian dada
3) Klien terlihat sudah tidak gelisah
4) Klien mampu melakukan cara
napas dalam secara mandiri
5 29- A:
03- 1) pusing teratasi sebagian
201 P:
7 -Lanjutkan intervensi nomor 1,2,3
S:
-Klien mengatakan tidak sesak naffas
-Klien mengatakan untuk tidur telentang merasa
nyaman
-Klien mengatakan dapat melakukan teknik
nafas dalam
O:
-Hasil TTV:
TD : 100/70 mmHg
HR : 75x/menit
RR : 22x/menit
Temp : 36, 7 *
-Klien sudah terlihat rileks
-Klien tidak terlihat terengah-engah
8.20 A : TTD
WIB Ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi nomor 1,2,,4
I:
1.mengkaji tanda tanda vital klien dan tanda
sianosis
DS :
-Klien mengatakan masih sesak nafas
DO:
-Hasil TTV:
TD = 120/80 mmHg
40
8.35 HR =75x/menit TTD
WIB RR = 23x/menit
Temp = 36,7*
- Pasien terlihat terengah-engah saat bicara
S:
-Klien mengatakan minum 1500cc/24 jam
-Klien mengatakan sering haus
41
-Klien mengatakan merasa pegal pada bagian
kaki
-Klien mengatakan setelah minum obat kakinya
terasa agak enteng
O:
-Urin klien 800cc/24 Jam
-Klien terlihat sudah sedikit berkurang
gelisahnya
-Oedema pada kaki klien sudah sedikit
berkurang
08.0 -Masuk obat furosemid 1x 10mg
0 A:
Ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagian TTD
P:
Lanjutkan intervensi nomor 1,2,3,4
I:
1. memantau masukan dan haluaran cairan
DS:
-Klien mengatakan minum 1500cc/24jam
08.1 -Klien mengatakan sering haus
0 DO :
-Urine klien 800cc/24jam TTD
-Klien masih terdapat oedema pada bagian
ekstermitas bawah
42
4. memberikan obat furosemid 1 x 10mg
DS :
-Klien mengatakan obatnya pahit
DO:
-Masuk obat furosemid 1x10mg
E:
S:
S:
-Klien mengatakan nyeri didada sudah
berkurang
- Klien mengatakan skala nyeri dalam skala 1
- Klien mengatakan untuk tidur telentang tidak
Kelebihan terasa sakit.
volume cairan O:
b.d gangguan - Klien sudah tidak terlihat menyeringai
mekanisme kesakitan
regulasi - Klien terlihat rileks
30- A:
03- - Masalah nyeri akut teratasi
43
8 201 P:
7 Hentikan intervensi
Pasien pulang
S:
-Klien mengatakan sesak nafas sudah berkurang.
- Klien mengatakan untuk tidur bisa nyenyak.
O:
-Klien terlihat tidak terengah-engah
30- - Pernafasan klien 20x/menit
03- A:
9 201 Masalah ketidakefektifan pola nafas teratasi
7 P:
Hentikan intervensi
Pasien pulang
S:
- Klien mengatakan minum sehari 1500 cc per
24 jam
- Klien mengatakan sudah mengerti tentang
pembatasan cairan.
O:
- Sudah tidak ada oedem pada ekstermitas.
- Urin keluar 1200cc per 24 jam
A:
-Masalah kelebihan volume cairan teratasi
P:
Hentikan intervensi
Pasien pulang
44