Professional Documents
Culture Documents
01 SRI PUSPO
ABSTRAK
ABSTRAK
Teknologi informasi dan komputer telah berkembang dengan pesat dan telah
merambah di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Media pembelajaran
konvensional mulai tergantikan oleh media modern yang memanfaatkan perkembangan
teknologi masa kini. Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan
menggabungan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan
menggabungkan link dan tool yang memungkinkan user melakukan navigasi,
berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Animasi adalah salah satu bentuk dari
multimedia. Animasi interaktif adalah animasi yang dilengkapi pengontrol sehingga
pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Problem
Based Learning (PBL) adalah salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan
pendekatan saintifik. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti ingin mengembangkan
suatu multimedia animasi interaktif yang berbasis PBL.
Metode yang digunakan pada pengembangan multimedia animasi interaktif
berbasis PBL ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and
development). Model yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah model
pengembangan produk multimedia dari Luther dengan tahapan konsep (concept),
desain (design), pengumpulan bahan (material collecting), pembuatan (assembly), tes
(testing) dan distribusi (distribution). Animasi yang dihasilkan memiliki 6 tampilan,
yaitu 1) Home, 2) Apersepsi, 3) Masalah, 4) Diskusi dan Presentasi, 5) Pembahasan, dan
6) Petunjuk.
Kata kunci: Model PBL, Pengembangan Bahan Ajar, Mata Kuliah Pendidikan
Matematika SD 2
NO. 03 ASRI RATRI
Abstrak
Ratri, Kusuma Asri. Bentuk Kesenian Tiban di Desa Wajak Lor
Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung. STKIP PGRI Tulungagung.
Setiap daerah tentunya memiliki kesenian tradisi yang berkembang di daerahnya. Salah
satu keberagam tradisi yang berkembang di masyarakat merupakan suatu upacara adat.
Di Kabupaten Tulungagung, tepatnya di desa Wajak Lor Kecamatan Boyolangu
terdapat kesenian yang juga merupakan upacara adat, yaitu kesenian Tiban. Menurut
kepercayaan masyarakat setempat, atraksi Tiban melibatkan kekuatan magis (di luar
nalar), ketika para penari Tiban dicambuk oleh lawan tidak merasakan sakit, walaupun
tubuh mereka berdarah. Di sinilah dianggap peristiwa sakral, melalui goresan-goresan
atau luka-luka di tubuh mereka yang berdarah itu merupakan bukti untuk menebus
hujan yang sangat dirindukan seluruh masyarakat Wajak Lor. Dalam perkembangannya,
kesenian Tiban mengalami pergeseran fungsi dari ritual ke pertunjukan, namun
pergeseran fungsi kesenian ini tidak mengalami perubahan bentuk. Pertunjukan digelar
sama seperti saat berfungsi sebagai ritual. Namun demikian masyarakat Desa Wajak Lor
dan sekitarnya tetap antusias dan tertarik menyaksikan kesenian Tiban. Kesenian Tiban
biasa digelar dalam acara hajatan, pertunjukan murni Tiban, dan festival upacara adat.
Sampai saat ini kesenian Tiban tetap menjadi pertunjukan yang diminati masyarakat dan
terjaga keaslian bentuknya.
Kata kunci: kesenian, tiban
NO. 04 ERIES NORMA
Abstrak
Abstrak
Modul merupakan salah satu jenis bahan ajar cetak yang dapat digunakan untuk
siswa sebagai bahan belajar mandiri. Modul terdapat dua bagian penting yakni: (a)
modul untuk siswa, berisi kegiatan belajar yang dilakukan siswa; (b) modul untuk guru,
berisi petunjuk guru, tes akhir modul, dan kunci jawaban tes akhir modul.
Bahasa dalam modul harus memenuhi kriteria sebagai berikut: (a) gunakan
bahasa percakapan, bersahabat, komunikatif; (b) buat bahasa lisan dalam bentuk tulisan;
(c) gunakan sapaan akrab yang menyentuh secara pribadi; (d) pilih kalimat sederhana,
pendek, tidak beranak cucu; (e) hindari istilah yang sangat asing dan terlalu teknis; (f)
hindari kalimat pasif dan negatif ganda; (g) gunakan pertanyaan retorik; (h) sesekali
bisa digunakan kalimat santai, humor, ngetrend; (i) gunakan bantuan ilustrasi untuk
informasi yang abstrak; (j) berikan ungkapan pujian, dan memotivasi; (k) ciptakan
kesan modul sebagai bahan belajar yang hidup.
Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari pembelajaran fonologi, ejaan dan
morfologi bahasa Indonesia Sekolah Dasar dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi SD
mata pelajaran bahasa Indonesia, bukan merupakan aspek tersendiri, tetapi merupakan
bagian penunjang dari aspek-aspek bahasa Indonesia yang ada (mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis) serata aspek kebahasaan dan apresiasi bahasa dan
sastra. Hal ini sejalan dengan rambu-rambu mata pelajaran bahasa Indonesia bahwa,
pembelajaran bahasa SD yaitu belajar berkomunikasi baik lisan atau tulisan..
Abstrak
Abstrak
ARTIKEL
Sari, Yuliana Eka. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inklusif Tingkat Sekolah Dasar
Bagi Slow Learner Children. Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP PGRI Tulungagung.
ekayuliana@stkippgritulungagung.ac.id
Sekolah inklusif semakin banyak. namun belum ada perangkat pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan sekolah inklusif tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan
perangkat pembelajaran berupa RPP dan buku ajak inklusif tingkat sekolah dasar. Penelitian
dengan metode kualitatif ini, untuk mencapai tujuan menggunakan pendekatan pengembangan
desain Borg dan Gall (2003) Penelitian ini dilakukan secara tiga tahap yaitu, pertama
mendeteksi IQ dan karakteristik anak inklusif, kedua mengembangkan perangkat
pembelajaran berupa RPP dan buku ajar inklusif bagi slow learner children kelas pemula, dan
ketiga perangkat pembelajaran inklusif bagi slow learner children, untuk kelas tinggi. Hasil
penelitian berupa RPP dan buku ajar inklusif anak slow learner children tingkat SD kelas
pemula. Produk penelitian buku, artikel, media elektrik. Kesimpulan, perangkat pembelajaran
berupa RPP dan buku ajar inklusif lekas disusun disosialisasikan, karena sekolah sangat
membutuhkan. Disusun contoh produk perangkat pembelajaran pendidikan inklusif bagi slow
learner children di SD. Berdasarkan temuan di lapangan, dari 11 karakter tersebut
dikelompokkan menjadi tiga kelompok/katagori, yaitu (1) anak inklusif bagi slow learner
children untuk kelas pemula yang tingkat kecerdasannya tidak terlalu rendah, minimal IQ 70-
90, mampu diajak komunikasi walaupun agak lambat, mampu berkonsentrasi walaupun agak
sulit. Anak tersebut jika didampingi guru pendamping mampu menerima pelajaran.
Berdasarkan pengalaman peneliti 6 tahun menjadi tim pengembang ABK, sekolah
laboratorium autis, bisa dimasukkan ke SD inklusif. Hasilnya ternyata anak tersebut sudah bisa
dilepas dan menjadi anak yang memadahi anak SD umumnya. (2) Hasil pengembangan
perangkat pembelajaran anak inklusif kelas pemula bagi slow learner children (3) Anak
inklusif kelas tinggi bagi slow learner children
Kata kunci: perangkat pembelajaran, RPP, buku ajar, Inklusif, slow learner children