You are on page 1of 13

PANDUAN BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA DAN

BERACUN RUMAH SAKIT VITA INSANI


PEMATANGSIANTAR

RUMAH SAKIT VITA INSANI


JL. MERDEKA NO. 329
PEMATANGSIANTAR
BAB I
DEFENISI

I. Pengertian

Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah bahan yang karena sifatnya, konsentrasinya
dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung yang dapat mencemarkan atau
merusak lingkungan hidup, dan dapat membahayakan lingkungan kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan bahan dan limbah berbahaya adalah
kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan
atau membuang B3. Penyimpanan B3 adalah teknik penempatan B3 untuk menjaga kualitas
dan kuantitas B3 atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan
manusia, dan mahluk hidup lainnya. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi
atau memasukkan B3 ke dalam suatu wadah atau kemasan, menutup dan menyegelnya.
Pengangkutan B3 adalah kegiaatan pemindahan B3 dari suatu tempat ketempat lain dengan
menggunakan sarana angkutan. Dengan meningkatnya kegiatan pembangunan dibidang
kesehatan terdapat kecenderungan semakin meningkat pula penggunaan bahan berbahaya dan
beracun, untuk mencegah terjadinya dampak yang dapat merusak lingkungan hidup,
kesehatan pekerja, pasien dan pengunjung diperlukan pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun secara terpadu sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Umumnya Rumah Sakit melakukan pengelolaan bahan – bahan dan barang berbahaya
dengan hati – hati dan mengikuti peraturan – peraturan sesuai dengan persyaratan
keselamatan dan kesehatan kerja yang ada. Pesatnya kebutuhan manusia dalam bidang
kesehatan menyebabkan semakin banyaknya bahan dan barang berbahaya yang dibutuhkan,
oleh karena itu dibutuhkan ketelitian didalam pengelolaannya. Keutuhan bungkusan harus
dijaga selama dalam pengangkutan dan pengolahan bahan dan barang berbahaya sehingga
tidak mencelakai petugas. Disamping hal tersebut penanganan limbah bahan berbahaya juga
harus dijaga sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar rumah sakit.
Umumnya Rumah Sakit memakai bahan – bahan kimia dan barang berbahaya lainnya
untuk melakukan pengobatan, sehingga memerlukan penanganan khusus dalam
penyimpanan, pengelolaan bahan dan barang berbahaya, diantaranya harus mengetahui
identifikasi potensial bahaya yang dapat ditimbulkan, Sistem pengangkutan, penyimpanan
dan pembuangan, pengendalian barang – barang rusak dan kadaluarsa serta cara pembuangan
dan penyimpanannya. Untuk itulah diperlukan pelatihan untuk menangani pengelolaan bahan
1
dan barang berbahaya kepada seluruh pekerja Rumah Sakit yang sering berhubungan dengan
B3 bagian terkait ( gudang, laboratorium, radiologi dan apotik).
II. Tujuan

Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien, pekerja dan pengunjung di Rumah Sakit Vita Insani.

Tujuan Khusus
Tujuan dari pelaksanaan adalah :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien, pekerja dan pengunjung di Rumah Sakit Vita
Insani.
2. Terciptanya lingkungan yang bersih dan tidak terkontaminasi dengan bahan berbahaya
dan beracun.
3. Terpilah – pilahnya antar limbah medis dan non medis.
4. Tidak terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup akibat pembuangan limbah
bahan berbahaya yang sembarangan.
Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit Vita Insani. Terlaksananya
program pengelolaan bahan dan limbah berbahaya sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di Rumah Sakit Vita Insani.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Rumah sakit harus mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan dan limbah
berbahaya sesuai dengan rencana agar setiap orang yang kontak langsung maupun tidak
langsung dengan bahan berbahaya tersebut dapat melakukan tindakan untuk pengendaliannya
mengingat masalah penanganan bahan dan limbah berbahaya di lingkungan Rumah Sakit
Vita Insani merupakan masalah yang perlu ditangani segera di Rumah Sakit Vita Insani maka
diperlukan panduan pelayanan rumah sakit tentang penanganan bahan dan limbah berbahaya
yang merupakan acuan bagi rumah sakit Vita Insani untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Adapun ruang lingkup dari panduan pelayanan pengelolaan bahan dan limbah berbahaya di
Rumah Sakit Insani sebagai berikut:
1. Panduan ini diterapkan kepada semua unit kerja yang ada dilingkungan Rumah Sakit
Vita Insani terutama pada unit kerja yang sering berhubungan dengan B3 (Farmasi,
Laboratorium, Radiologi dan Gudang).
2. Pelaksanaan panduan ini adalah Para Tenaga Kesehatan Medis (Perawat, Farmasi,
Bidan) dan Para Tenaga Non Medis (Staf Administrasi) dan Staf pendukung yang
bekerja di Rumah sakit
3. Ruang lingkup K3 meliputi upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan atau
gangguan kesehatan pekerja rumah sakit termasuk pasien atau pengunjung dan
lingkungan sekitar rumah sakit.
4. Adapun batasan operasional mencakup :
a. Kategori Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)
b. Sistem Pengangkutan, Penyimpanan Dan Pembuangan
c. Pemindahan dan Penggunaan B3
d. Pengendalian Barang – Barang Rusak Dan Kadaluwarsa
e. Pembuangan Dan Penyimpanan
f. Jenis- Jenis Limbah Berbahaya di Rumah Sakit.

3
BAB III
TATA LAKSANA

Tata laksana penanganan masalah bahan dan limbah berbahaya di lingkungan Rumah
Sakit Vita Insani adalah sebagai berikut:
3.1 Penanganan Bahan Barbahaya Dan Beracun
1. Kategori Bahan Berbahaya dan Beracun
Secara rinci, klasifikasi bahan berbahaya dan beracun (B3) diatur dalam PP No.74 Th 2001
tentang pengelolaan B3, klasifikasi tersebut sebagai berikut :
 Mudah meledak (explosive)
 Pengoksida (oxiding)
 Berbahaya (harmful)
 Korosif (corrosive)
 Bersifat iritasi (irritant)
 Beracun (toxic)
 Karsinogenik
 Teratogenik
 Berbahaya bagi lingkungan
2. Identifikasi Potensial Bahaya
a. Identifikasi dan penilaian resiko dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten
(Petugas terkait, Gudang, Laboratorium, Radiologi dan Apotik)
b. Penentuan penanganan bahan / material dilaksanakan secara manual atau mekanis
ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi.

4
Tabel 2.1 Daftar Nama Bahan Berbahaya dan Beracun
No Nama Bahan – Bahan Berbahaya Sifat Lokasi
1 Isoflurane Racun Apotik
2 Psikotropik Racun Apotik, OK
3 Narkotika Racun OK, Apotik
4 Alkohol Racun Apotik
5 Natrium Klorida Mudah Terbakar Apotik
6 Hidrogen peroksida Iritasi dan Korosif Laboratorium, Apotik
7 Formalin Iritasi dan ko Apotik
8 Oksigen tekan Iritasi dan ko Ruang Oksigen
9 Udara Tekan Mudah terbakar Ruang Oksigen
10 Karbon Dioksida Mudah Terbakar OK
11 Nitrogen Oksida (N2O ) Mudah terbakar OK

3. Sistem Pengangkutan Penyimpanan Dan Pembuangan


a. Sistem pengangkutan bahan material yang diterima untuk pembongkaran dari
pengangkutan ke dalam gudang dilakukan secara manual yang dilaksanakan dengan
perlakuan yang benar guna menghindari tumpahan atau ceceran.
b. Pemindahan ini dilakukan dengan tenaga manusia dengan mempergunakan alat
bantu berupa troli. Pemindahan secara mekanis pada umumnya tidak dilakukan
mengingat berat bahan yang diangkut tidaklah terlalu berat.

5
c. Penyimpanan
 Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan
kembalikan bahan kimia ke tempat itu setelah digunakan. Simpan bahan dan
peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan.
 Amankan rak dan unit penyimpanan lainnya. Pastikan rak memiliki bibir
pembatas di bagian depan agar wadah tidak jatuh. Idealnya, tempatkan wadah
cairan pada baki logam atau plastik yang bisa menampung cairan jika wadah
rusak.
 Hindari menyimpan bahan kimia di atas bangku, kecuali bahan kimia yang
sedang digunakan.
 Jangan menyimpan bahan pada rak yang tingginya lebih dari 5 kaki (~1,5 m).
 Hindari menyimpan bahan berat di bagian atas.
 Jaga agar pintu keluar, koridor, area di bawah meja atau bangku, serta area
peralatan keadaan darurat tidak dijadikan tempat penyimpanan peralatan dan
bahan.
 Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat. Letakkan nama pengguna dan
tanggal penerimaan pada semua bahan yang dibeli untuk membantu kontrol
inventaris.
 Simpan cairan yang mudah terbakar di lemari penyimpanan cairan yang mudah
terbakar yang disetujui.
 Jangan memaparkan bahan kimia yang disimpan ke panas atau sinar matahari
langsung.
 Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan yang sesuai secara
terpisah yang disortir berdasarkan abjad. Untuk mendapatkan gambaran metode
pengodean warna untuk penyusunan bahan kimia.
 Ikuti semua tindakan pencegahan terkait penyimpanan bahan kimia yang tidak
sesuai.
 Berikan tanggung jawab untuk fasilitas penyimpanan dan tanggung jawab
lainnya di atas kepada satu penanggung jawab utama dan satu orang cadangan.
Kaji tanggung jawab ini minimal setiap tahun.
d. Pembuangan Dan Penyimpanan
 Barang bekas yang dinyatakan tidak dapat dipergunakan lagi harus disimpan
sesuai ketentuan yang berlaku, ditempatkan secara khusus dan tercatat agar tidak
dipergunakan lagi.
6
 Khusus wadah bekas bahan B3 harus di beri label dengan jelas sesuai sifat bahan
tersebut (beracun, iritasi, korosif dan lain –lain
 Wadah bekas bahan kimia cair disimpan dan tidak dibenarkan dipakai untuk
kegiatan lain
 Penanganan limbah padat dan limbah cair sesuai dengan Peraturan Perundangan
yang berlaku (Peraturan Lingkungan Hidup).

4. Pemindahan Dan Penggunaan


a. Dalam pengambilan bahan material dari gudang untuk dipergunakan di lokasi kerja
harus memperhatikan aspek K3 (menghindari tumpahan, kebocoran, ceceran dan
kerusakan) sesuai dengan petunjuk pedoman teknis yang berlaku
b. Petugas pelaksana yang menangani pemindahan dan penggunaan harus
memperhatikan aspek k3 kalau perlu harus mempergunakan APD, alat bantu yang
memadai dan apabila terjadi tumpahan atau ceceran pada pemindahan harus
ditangani sesuai dengan instruksi kerja dan pedoman kerja yang berlaku.

5. Pengendalian Barang – Barang Rusak dan Kadaluwarsa


Bahan – bahan yang diindentifikasi telah mengalami kerusakan dan kadaluwarsa
ditempatkan di tempat yang aman secra khusus, tidak dapar dipergunakan, tercatat dan
penanganannya harus sesuai dengan instruksi kerja

3.2 Penanganan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di Rumah Sakit


A. Limbah Padat Medis
 Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan penghasil limbah
menggunakan troli khusus yang tertutup. Penyimpanan limbah medis padat harus
sesuai iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama 48 jam dan pada musim
kemarau paling lama 24 jam.
 Tempat pewadahan limbah medis padat terbuat dari bahan yang kuat, cukup
ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian
dalamnya, misal fiberglass.

7
B. Limbah Infeksius dan Benda Tajam
 Tahap persiapan
 Petugas ruangan membuang sampah sesuai dengan jenis sampah tersebut ke
wadah yang sudah ditentukan, sampah non medis untuk kantung hitam,
sampah medis untuk warna kuning.
 Khusus sampah radioaktif dibuang berdasarkan ketentuan yang berlaku.
 Petugas House keeping mengangkut sampah – sampah tersebut ke tempat
penampungan sampah sementara untuk dihancurkan atau dibuang sesuai
prosedur.
 Selama masa pengangkutan ke tempat sampah dijaga agar tidak mencemari
lingkungan.
 Pengawasan dan pemeliharaan fasilitas dilakukan oleh bagian House keeping.

 Pembuangan sampah infeksius:


 Petugas house keeping mempersiapkan dan memakai alat pelindung diri (APD)
seperti: masker, sarung tangan, plastik warna kuning, tong wadah tertutup.
 Keluarkan sampah infeksius dari wadahnya kemudian dimasukkan kedalam
plastik warna kuning.
 Bila plastik warna kuning telah terpenuhi ¾ kantong lalu diikat kuat dengan
tali.
 Angkat sampah infeksius dengan trolly barang melalui lift barang ke tempat
penyimpanan sementara dibelakang Rumah Sakit.
 Letakkan sampah infeksius ditempat penyimpanan sementara dengan wadah
terikat dan tertutup.
 Cuci trolly dan tangan dengan cairan pembersih.

 Pemusnahan limbah infeksius:


 Petugas house keeping mempersiapkan dan memakai alat pelindung diri (APD)
seperti: masker, sarung tangan, plastik warna kuning, tong wadah tertutup.
 Masukkan kantongan plastik kuning (sampah) infeksius kedalam kotak kardus
lalu di isolatif .
 Angkat kotak sampah infeksius keatas trolly barang.

8
 Trolly didorong menuju mobil pengangkut untuk dikirim ke PT. Arah
Environmental Indonesia.
C. Limbah Farmasi
 Limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah dengan insenerator pirolitik
(pyrolytic incenerator), rotary kiln, dikubur secara aman, sanitary landfill, dibuang ke
sarana air limbah atau inersisasi. Tetapi dalam jumlah besar harus menggunakan
fasilitas pengolahan yang khusus seperti rotary kiln, kapsulisasi dalam drum logam,
dan inersisasi pada suhu diatas 1000°C.

D. Limbah Radioaktif
 Limbah padat radioaktif dibuang sesuai dengan persyaratan teknis dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (PP No.27 Th.2002) dan kemudian di serahkan
kepada BATAN untuk penanganan lebih lanjut atau dikembalikan kepada negara
distributor.
 Semua jenis limbah medis termasuk limbah radioaktif tidak boleh dibuang ke tempat
pembuangan akhir sampah domestik (landfill) sebelum dilakukan pengolahan terlebih
dahulu sampai memenuhi persyaratan.
 Cara yang biasa dilakukan untuk menangani limbah radioaktif adalah membuangnya
atau
menyingkirkannya, dengan perlindungan yang ketat agar sifat-sifat radioaktivitasnya
tidak membahayakan lingkungan, dengan cara menanan ke dalam tanah yang
dibangun khusus untuk itu. Sifat radioaktivitasnya akan menurun dengan sendirinya
sesuai dengan waktu paruhnya.

E. Limbah Bahan Kimiawi


 Limbah berbahaya yang komposisinya berbeda harus dipisahkan unutk menghindari
reaksi kimia yang tidak diinginkan.
 Limbah kimia berbahaya dalam jumlah besar tidak boleh ditimbun karena dapat
mencemari air tanah.
 Limbah kimia desinfektan dalam jumlah besar tidak boleh di kapsulisasi karena
sifatnya yang korosif dan mudah terbakar
 Limbah padat bahan kimia berbahaya cara pembu-angannya harus dikonsultasikan
terlebih dahulu ke-pada instansi yang berwenang.

9
F. Limbah Cair B.
 Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap
air, dan limbah harus mengalir dengan lancar, serta terpisah dengan saluran
air hujan.
 Rumah sakit memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri yang memenuhi
persyaratan teknis.
 Memasangang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian limbah
yang dihasilkan.
 Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah harus
dilengkapi/ditutup dengan grill.
 Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL),
 Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (efluent) dilakukan setiap bulan
sekali untuk swa pantau.
 Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau terkena zat
radioaktif, pengelola-annya dilakukan sesuai ketentuan BATAN.
G. Limbah Gas
Semua limbah berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit
seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi dan pembuatan obat sitostatika
tata laksana limbah gas:
 Monitoring limbah gas berupa NO2, SO2, logam berat, dan dioksin dilakukan
minimal satu kali setahun.
 Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyak memproduksi gas
oksigen dan dapat menyerap debu. Dalam mendorong pengelolaan lingkungan rumah
sakit yang ramah lingkungan (Green Hospital).

10
BAB IV
PENCATATAN (DOKUMENTASI) DAN PELAPORAN

1. Tim Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) menyusun dokumen (kebijakan,


panduan, SPO dll) terkait penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan dan limbah
berbahaya.
2. Setiap Bahan Berbahaya dan Beracun yang ada Di Rumah Sakit Vita Insani harus
mempunyai MSDS .
3. Memberi tanda merah di denah rumah sakit daerah – daerah yang beresiko bahan
berbahaya.
4. Pada kasus dimana ada tumpahan cairan bahan berbahaya maka staf rumah sakit yang
mengetahui baik lewat laporan pasien / mengetahui sendiri, maka harus segera melapor
ke bagian yang mampu menanganinya. Kemudian dibuat laporannya oleh bagian yang
bersangkutan ke Tim MFK.
5. Tim MFK menganalisa laporan Pekerja/ Unit dan melaporkannya ke pihak yang
berwenang dan kemudian melaporkannya ke Direksi.
6. Melakukan pelatihan penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan dan limbah
berbahaya setiap tahunnya.
7. Melakukan evaluasi Kegiatan Tim MFK setiap akhir tahun.

11
BAB V
PENUTUP

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di rumah


sakit maka pelaksanaan kegiatan penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan dan
limbah berbahaya di Rumah Sakit Vita Insani sangatlah penting. Melalui kegiatan ini
diharapkan terjadi penekanan/penurunan kejadian yang tidak diharapkan dan dapat
meminimalisirkan kerugian baik material maupun spiritual sehingga dapat lebih
meningkatkan kepercayaan masyarakat dan kepuasan pasien yang dirawat di RS Vita Insani.

12

You might also like