You are on page 1of 9

Menimbang, bahwa Penuntut Umum untuk membuktikan dakwaannya,

Penuntut Umum mengajukan 2 (dua) Saksi yang sebelum memberikan keterangan


telah bersumpah dan atau berjanji menurut agama dan kepercayaannya, yang pada
pokoknya memberi keterangan sebagai beriku:

1. ROSSALINA WAROUW MAHMUDAH


- Bahwa Saksi tidak mengenal Terdakwa I dan Terdakwa II;
- Bahwa Saksi tidak memiliki hubungan darah maupun hubungan karena
perkawinan (semenda) dengan Terdakwa;
- Bahwa Saksi adalah suami dari Daniel Walasendow (Korban);
- Bahwa Saksi menerangkan pencurian dan perampokan yang dialami oleh
suami Saksi;
- Bahwa Saksi menerangkan pada tanggal 17 Mei 2015 seorang tentara
datang ke toko mobil suami Saksi untuk membeli mobil Suzuki.
Kemudian, tentara tersebut melakukan test drive bersama suami Saksi
dengan arah ke Kelabat Selatan. Di tengah perjalanan, tentara tersebut
menjemput seorang pria yang bergaya preman di Freshmart untuk ikut
melakukan test drive pada mobil Suzuki. Akan tetapi, selanjutnya di
sekitar Kelabat Selatan, tentara terebut memberhentikan mobilnya dan
keluar dari mobil untuk buang air kecil, sedangkan seorang bergaya
preman menyeret suami Saksi dan dibawa ke suatu gang kecil. Dalam
gang kecil tersebut, tentara dan pria bergaya preman tersebut memukuli
badan suami Saksi. Setelah itu, dua orang laki-laki tersebut meninggalkan
suami Saksi dan membawa kabur mobil Suzuki milik saksi Suami;
- Bahwa Saksi menerangkan suami Saksi mempunyai penyakit AVM atau
penyakit kelainan pada pembuluh darah;
- Bahwa Saksi menerangkan suami Saksi telah dirawat di rumah sakit
untuk dioperasi akibat adanya pendarahan pembuluh darah suami Saksi
dan setelah hari ketujuh, suami Saksi meninggal dunia;
- Bahwa Saksi akan mengajukan restitusi atas biaya yang telah dikeluarkan
selama pengobatan akibat luka-luka yang diderita oleh suami Saksi.
- Penuntut Umum mengajukan barang bukti berupa kaos, STNK, BBKB,
mobil Suzuki dalam foto yang ditunjukkan oleh Penuntut Umum.
- Atas barang bukti yang diajukan Penuntut Umum tersebut, Saksi
mengetahui semuanya dan Terdakwa I serta Terdakwa II mengetahui
semuanya kecuali BBKB;
- Bahwa Penasihat Hukum mengajukan Rekam Medis dan Bukti
Pembayaran Rp10.000.000,00 mobil Suzuki.
- Atas barang bukti yang diajukan Penasihat Hukum tersebut, Saksi
mengetahui semuanya sedangkan Terdakwa I dan Terdakwa II tidak
mengetahui Bukti Pembayaran Rp10.000.000,00 mobil Suzuki.

Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I membenarkannya dan


Terdakwa II mengajukan pertanyaan kepada Saksi, yaitu apakah Saksi
mengetahui suami Saksi dulunya adalah seorang pencuri buronan polisi. Atas
pertanyaan Terdakwa II tersebut, Saksi menjawab bahwa xxxxx

2. NOVA DAHANI
- Bahwa Saksi tidak mengenal Terdakwa I dan Terdakwa II;
- Bahwa Saksi tidak memiliki hubungan darah maupun hubungan karena
perkawinan (semenda) dengan Terdakwa;
- Bahwa Saksi menerangkan pada tanggal 17 Mei 2015 di Stadion Kelabat
Selatan ada perkelahian antara tiga laki-laki, satu laki – laki menggunakan
baju berwarna hijau, satu laki – laki menggunakan baju berwarna putih,
dan satu laki – laki berambut ungu;
- Bahwa Saksi pulang les dan sedang menunggu mobil di Stadion Kelabat
Selatan, lalu ada mobil pick up berhenti dihadapan Saksi. Saksi melihat di
dalam mobil tersebut ada tiga orang pria, yaitu Bapak baju hijau, Bapak
baju putih, dan Bapak berambut ungu. Kemudian seorang Bapak baju
hijau keluar dari mobil tersebut untuk buang air kecil, kemudian Bapak
berambut ungu menyeret Bapak baju putih. Lalu Bapak baju hijau dan
Bapak berwarna ungu memukuli badan Bapak baju putih sampai Bapak
baju putih itu terjatuh ke tanah. Beberapa saat kemudian, Bapak baju
putih mengeluarkan pisau dari sakunya dan menggores dada Bapak
berambut ungu, lalu Bapak baju hijau mengambil kayu di dekatnya dan
menggunakan kayu tersebut beberapa kali untuk memukuli badan Bapak
baju putih. Bapak berambut ungu itu pun juga ikut memukuli badan Bapak
baju putih tersebut;
- Bahwa Saksi merekam perkelahian tersebut dan setelah merekamnya,
Saksi menelepon kakeknya untuk menjemput Saksi. Kemudian, Kakek
tersebut menolong Korban dan membawa ke rumah Kakek Saksi untuk
dibersihkan luka-lukanya terlebih dahulu. Setelah itu, Kakek Saksi dan
Saksi mengantar pulang Korban ke rumahnya;
- Bahwa Penuntut Umum menunjukkan beberapa foto pria dan Penuntut
Umum meminta Saksi untuk menunjukkan mana tiga pria yang Saksi
lihat. Pada foto tersebut Saksi menunjuk pria bernomor 3,6,7. Bahwa
yang ditunjukkan Saksi tersebut adalah Terdakwa I, Terdakwa II, dan
Korban;
- Penasihat Hukum tidak mengajukan pertanyaan karena Penasihat Hukum
menilai rekaman yang direkam oleh Saksi tidak sesuai berdasarkan pada
hukum karena alat bukti elektronik yang sah adalah alat bukti elektronik
yang diperoleh atas permintaan dari Institusi Penegak Hukum yang diberi
wenang oleh UU dan rekaman kejadian yang diambil secara diam-diam
merupakan pelanggaran hak privasi seseorang sebagaimana diatur
dalam Pasal 17 ICCPR yang diratifikasi oleh UU No. 12 Tahun 2005, hal
ini bertentangan dengan due process of law yang merupakan asas
fundamental dalam KUHAP;
- Bahwa Penuntut Umum mengajukan alat bukti rekaman, barang bukti
berupa kayu, pisau lipat , memory card, hasil pemeriksaan digital forensik,
foto mobil Suzuki;
- Atas alat bukti dan barang bukti tersebut, Saksi tidak mengetahui hasil
pemeriksaan digital forensik;

Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa I dan Terdakwa II


membenarkannya.

Menimbang, bahwa di samping Saksi, Penuntut Umum juga mengajukan 2


(dua) orang Ahli yang sebelum memberikan keterangan telah berjanji dan atua
bersumpah menurut agama dan kepercayaannya, pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:

1. LUH PUTU GERADINA MARETA


- Bahwa Ahli tidak mengenal Terdakwa dan tidak ada hubungan darah
maupun hubungan karena perkawinan (semenda) dengan Terdakwa;
- Bahwa Ahli berpendapat hasil pemeriksaan digital forensic terhadap satu
buah micro SD 64 GB yang telah diserahkan penyidik kepada Ahli. Dalam
melakukan pemeriksaan, Ahli mendasarkan pada beberapa SOP, yakni :
 SOP 1 tentang prosedur pemeriksaan digital forensic
 SOP 8 tentang akusisi harddisk, flashdisk, memory card,
 SOP 9 tentang analisa harddisk, flashdisk, memory card dan
 SOP 13 tentang analisa video forensic
- Bahwa Ahli melakukan akuisisi terhadap konten video yang Ahli periksa
tadi yang berada dalam memory card micro SD 8 GB tersebut dengan
metode disk to image file untuk mendapatkan hasil clonning atau First
Original Copy dimana hasil clonning tersebut adalah sama persis dengan
aslinya. Yang Ahli periksa adalah salinan terhadap First Original Copy
tersebut sehingga dapat dipastikan bahwa Ahli tidak mengubah konten
barang bukti sama sekali. Kemudian setelah Ahli memeriksa, Ahli
menemukan salah satu video berdurasi 38 detik yang menggambarkan
ada tiga orang laki-laki yang sedang berkelahi dan membawa lari sebuah
mobil;
- Bahwa Ahli menerangkan setelah Ahli melakukan pemeriksaan metadata,
video tersebut diambil pada tanggal 17 Mei 2016, mulai pukul 17.31.48
dengan durasi 38 detik dan berlokasi di Jalan Stadion Klabat Selatan.
Sedangkan terhadap pemeriksaan frame dan pixel, diperoleh kesimpulan
bahwa video tersebut adalah asli dan tidak melalui proses editing;
- Bahwa Ahli telah meminta suara pembanding para Terdakwa di tingkat
penyidikan. Kemudian Ahli menunjukkan rekaman suara para Terdakwa
melalui viewer. Dan terhadap hasil pemeriksaan audio forensik, diperoleh
kesimpulan bahwa rekaman suara para Terdakwa identik dengan suara
dalam video tersebut;
- Bahwa Penuntut Umum mengajukan alat bukti berupa BA forensik,
Laporan Forensik, BA Laporan, dan barang bukti berupa Micro SD.
- Atas alat bukti dan barang bukti tersebut, Ahli, Terdakwa I, dan Terdakwa
II mengetahui semuanya;

Terhadap pendapat Ahli tersebut, Terdakwa I dan Terdakwa II tidak


memberi tanggapan.

2. SONAYA PRATIWA
- Bahwa Ahli tidak mengenal Terdakwa dan tidak ada hubungan darah
maupun hubungan karena perkawinan (semenda) dengan Terdakwa;
- Bahwa Ahli melakukan pemeriksaan otopsi pada bagian luar dan dalam
Korban;
- Bahwa ada saat pemeriksaan luar tubuh Korban terdapat luka lecet pada
dahi kiri dan pada perut Korban terdapat jahitan sebanyak 20 kali bekas
operasi laparatomi serta pada bagian bawah pusar Korban berwarna
kemerahan karena akibat adanya pukulan keras benda tumpul;
- Bahwa Ahli melakukan pemeriksaan dalam tubuh Korban dan melihat
usus halus Korban dan ditemukan adanya 3 jahitan akibat operasi bedah
digestif dan terdapat pendarahan sebanyak 450 ml dalam usus yang
sudah terjahit;
- Bahwa kepala Korban dibuka, tampak cairan berwarna merah, kental
seberat 2 gram dan tampak pecahnya pembuluh darah otak bagian
bawah disertai cairan berwarna kemerahan sebanyak 50 ml, serta
ditemukan pendarahan di bawah selaput otak bagian kiri seberat 2 gram
karena pecahnya pembuluh darah pada bagian bawah selaput otak;
- Bahwa Ahli menjelaskan bahwa Korban meninggal karena ada
pendarahan di usus halus sebanyak 450 ml karena batas pendarahan
hanya sebatas 400 ml sehingga pendarahan tersebut dapat
mengakibatkan seseorang meninggal. Kemudian untuk pendarahan
karena pecahnya pembuluh darah otak bagian bawah selaput otak
tersebut tidak mengakibatkan kematian karena batas pendarahan untuk
bisa mengakibatkan seseorang meninggal adalah 100 ml dan Korban
hanya mengalami perdarahan sebesar 50 ml;
- Bahwa Ahli menjelaskan bahwa saat kematian Korban diperkirakan
sekitar 69-84 jam sebelum saat pemeriksaan;
- Bahwa Penuntut Umum mengajukan alat bukti berupa Visum et Repetum
dan rekam medis;
- Atas barang bukti tersebut, Ahli tidak mengetahui rekam medis
sedangkan Terdakwa I dan Terdakwa II tidak mengetahui semuanya;

Terhadap pendapat Ahli tersebut, Terdakwa I dan Terdakwa II tidak


memberi tanggapan.

Menimbang, bahwa Tim Penasihat Hukum Terdakwa telah mengajukan 1


(satu) orang Ahli yang sebelum memberikan keterangan telah berjanji terlebih
dahulu sesuai dengan agama dan kepercayaannya, pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:

1. HANS THIOSO, S.H., M.H.


- Bahwa Ahli menerangkan tidak dapat dibenarkan mengenai ilustrasi yang
diberikan oleh Penuntut Umum. Hal ini berkaitan dengan exclusionary
rules, cara memperoleh bukti yang sah. Packer dalam bukunya yang
berjudul The Limits of Criminal Sanction, dikatakan bahwa alat bukti yang
tidak sah tidak dapat diterima oleh hakim. Apabila prinsip exclusionary
rules dilanggar, ini akan menyebabkan prinsip due proces of law yang
merupakan asas fundamental dalam hukum acara pidana ikut terlanggar.
Berkaitan dengan alat bukti elektronik, MK sudah mengeluarkan putusan
terkait keabsahan alat bukti elektronik, di mana alat bukti elektronik yang
sah adalah yang diperoleh oleh penegak hukum dan dengan cara yang
berdasarkan hukum. Dari ilustrasi yang diberikan oleh Penasihat Hukum
bahwa perekam tersebut bukan diperoleh dari penegak hukum kemudian
direkam secara diam-diam, maka menurut Ahli alat bukti tersebut tidak
dapat dihadirkan dalam persidangan;
- Bahwa Ahli menjelaskan ilustrasi yang disebutkan oleh Penasihat Hukum
merupakan dari ajaran hubungan kausal. Ddalam hukum pidana ada
empat teori hubungan kausal, yaitu (1) conditio sine quo non (2)
generalisir (3) individualistis dan (4) relevansi;
- Bahwa Ahli mengikuti pendapat Brickmayer yang menganut teori
individualis dan berbunyi “meist wirksame bedingung” artinya dari
berbagai macam syarat, dicari syarat manakah yang paling utama
menentukan akibat. Jadi untuk menentukan apakah B dan C dapat
dimintakan pertanggungjawabkan maka pertama kita harus lihat hasil
pemeriksaan otopsi, kemudian dilihat apakah serangan yang dilakukan B
dan C jika dilakukan pada orang normal dapat menimbulkan kematian,
jika tidak maka B dan C tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban;
- Bahwa Ahli menjelaskan mengenai Nodweer exces. Bagaimanapun juga,
tindakan memukul orang berkali-kali itu adalah tindak pidana. Tetapi perlu
diingat C memukul A kan semata-mata untuk melakukan pembelaan
secara langsung akibat dari guncangan jiwa yang hebat. Dalam hukum
pidana juga dikenal nodweer excess sebagaimana yang dimaksud 49
ayat (2) KUHP yang mana adalah alasan pemaaf, sehingga menurut ahli
tindakan C tidak dapat dibenarkan, tetapi dapat dimaafkan karean
kesalahannya sudah dihapuskan dengan nodweer excess.;
- Bahwa Ahli menjelaskan bahwa untuk menentukan sebab dari suatu
akibat kita harus lihat syarat yang paling utama, syarat lainnya. Syarat
lainnya itu hanya faktor pendukung saja;
- Bahwa Ahli menjelaskan alat bukti elektronik bukan merupakan alat bukit,
tetapi termasuk coraborrating evidence, yaitu bukti yang tidak dapat bediri
sendiri, melainkan harus dijelaskan oleh alat bukti lain yang saling
bersesuaian;
- Bahwa Ahli menjelaskan bahwa untuk menentukan apakah KUHAP
mengunakan crime control model atau due process of law, kita
seharusnya tidak boleh melihat secara normatif, melainkan kita harus
tahu landasan filosofis dibentuknya KUHAP itu sendiri, perlu diketahui
sejak 1981 KUHAP sudah meninggalkan sistem inkuisitoris, sehingga
cenderung memakai due process of law;

Terhadap pendapat Ahli tersebut, Terdakwa I dan Terdakwa II tidak


memberi tanggapan.
Menimbang, bahwa Para Terdakwa di persidangan telah memberikan
keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa pada tanggal 10 Mei 2015 CRIS (DPO), TERDAKWA I, dan


TERDAKWA II merencanakan untuk mencuri dan membalas dendam
terhadap KORBAN (DANIEL WALLASENDOW) dengan alasan bahwa
CRIS (DPO) sakit hari dengan KORBAN karena KORBAN dengan CRIS
(DPO) dulunya adalah komplotan pencuri. Akan tetapi, sekarang
KORBAN lebih sukses dan mempunyai Toko Mobil. Oleh karenanya,
pada tanggal 17 Mei 2016 TERDAKWA I dan TERDAKWA II menjalankan
tugas yang diberi oleh CRIS (DPO);
- Pada tanggal 17 Mei 2015 TERDAKWA I datang ke Toko Mobil CRIS
untuk membeli mobil Suzuki dan melakukan test drive. Sesuai rencana
yang telah dirancang oleh CRIS (DPO), kemudian TERDAKWA I bersama
KORBAN melakukan tes drive mobil Suzuki ke arah Kelabat Selatan.
Dalam melakukan test drivenyam TERDKAWA I berhenti di Freshmart
untuk menjemput TERDAKWA II agar bisa melakukan test drive bersama
pada mobil Suzuki. Namun, di tengah perjalanan yaitu di Jalan Kelabat
Selatan, TERDAKWA I keluar dari mobil untuk buang air kecil di gang
kecil sekitar Jalan Kelabat Selatan. Kemudian, TERDAKWA I memberi
kode dengan cara melambaikan tangan ke TERDAKWA II untuk
menyeret Korban keluar dari mobil dan membawanya ke gang kecil
tersebut. Selanjutnya, TERDAKWA I dan TERDAKWA II memukuli
KORBAN dengan kepalan tangan ke badan sebanyak tiga kali dan
mengakibatkan KORBAN terjatuh. Atas Perbuatan tersebut, KORBAN
melawan TERDAKWA I dan TERDAKWA II dengan cara mengeluarkan
pisau dari sakunya dan menggores dada TERDAKWA II. Setelah itu,
KORBAN juga mengerahkan pisaunya ke TERDAKWA I. Akan tetapi,
TERDAKWA I langsung mengambil kayu balok yang berada di sekitarnya
untuk memukuli perut KORBAN sebanyak tiga kali. Kemudian, Terdakwa
II juga ikut memukuli KORBAN. Kemudian, TERDAKWA I dan
TERDAKWA II meninggalkan korban dengan keadaan mulut dan hidung
berdarah-darah dan membawa lari mobil Suzuki. Mobil Suzuki tersebut
langsung diserahkan ke CRIS (DPO) ke rumahnya. Oleh karena
TERDAKWA I dan TERDAKWA II telah menjalankan tugas yang diberi
oleh CRIS (DPO), masing-masing diberi imbalan Rp5.000.000,00.

You might also like