Professional Documents
Culture Documents
2. NOVA DAHANI
- Bahwa Saksi tidak mengenal Terdakwa I dan Terdakwa II;
- Bahwa Saksi tidak memiliki hubungan darah maupun hubungan karena
perkawinan (semenda) dengan Terdakwa;
- Bahwa Saksi menerangkan pada tanggal 17 Mei 2015 di Stadion Kelabat
Selatan ada perkelahian antara tiga laki-laki, satu laki – laki menggunakan
baju berwarna hijau, satu laki – laki menggunakan baju berwarna putih,
dan satu laki – laki berambut ungu;
- Bahwa Saksi pulang les dan sedang menunggu mobil di Stadion Kelabat
Selatan, lalu ada mobil pick up berhenti dihadapan Saksi. Saksi melihat di
dalam mobil tersebut ada tiga orang pria, yaitu Bapak baju hijau, Bapak
baju putih, dan Bapak berambut ungu. Kemudian seorang Bapak baju
hijau keluar dari mobil tersebut untuk buang air kecil, kemudian Bapak
berambut ungu menyeret Bapak baju putih. Lalu Bapak baju hijau dan
Bapak berwarna ungu memukuli badan Bapak baju putih sampai Bapak
baju putih itu terjatuh ke tanah. Beberapa saat kemudian, Bapak baju
putih mengeluarkan pisau dari sakunya dan menggores dada Bapak
berambut ungu, lalu Bapak baju hijau mengambil kayu di dekatnya dan
menggunakan kayu tersebut beberapa kali untuk memukuli badan Bapak
baju putih. Bapak berambut ungu itu pun juga ikut memukuli badan Bapak
baju putih tersebut;
- Bahwa Saksi merekam perkelahian tersebut dan setelah merekamnya,
Saksi menelepon kakeknya untuk menjemput Saksi. Kemudian, Kakek
tersebut menolong Korban dan membawa ke rumah Kakek Saksi untuk
dibersihkan luka-lukanya terlebih dahulu. Setelah itu, Kakek Saksi dan
Saksi mengantar pulang Korban ke rumahnya;
- Bahwa Penuntut Umum menunjukkan beberapa foto pria dan Penuntut
Umum meminta Saksi untuk menunjukkan mana tiga pria yang Saksi
lihat. Pada foto tersebut Saksi menunjuk pria bernomor 3,6,7. Bahwa
yang ditunjukkan Saksi tersebut adalah Terdakwa I, Terdakwa II, dan
Korban;
- Penasihat Hukum tidak mengajukan pertanyaan karena Penasihat Hukum
menilai rekaman yang direkam oleh Saksi tidak sesuai berdasarkan pada
hukum karena alat bukti elektronik yang sah adalah alat bukti elektronik
yang diperoleh atas permintaan dari Institusi Penegak Hukum yang diberi
wenang oleh UU dan rekaman kejadian yang diambil secara diam-diam
merupakan pelanggaran hak privasi seseorang sebagaimana diatur
dalam Pasal 17 ICCPR yang diratifikasi oleh UU No. 12 Tahun 2005, hal
ini bertentangan dengan due process of law yang merupakan asas
fundamental dalam KUHAP;
- Bahwa Penuntut Umum mengajukan alat bukti rekaman, barang bukti
berupa kayu, pisau lipat , memory card, hasil pemeriksaan digital forensik,
foto mobil Suzuki;
- Atas alat bukti dan barang bukti tersebut, Saksi tidak mengetahui hasil
pemeriksaan digital forensik;
2. SONAYA PRATIWA
- Bahwa Ahli tidak mengenal Terdakwa dan tidak ada hubungan darah
maupun hubungan karena perkawinan (semenda) dengan Terdakwa;
- Bahwa Ahli melakukan pemeriksaan otopsi pada bagian luar dan dalam
Korban;
- Bahwa ada saat pemeriksaan luar tubuh Korban terdapat luka lecet pada
dahi kiri dan pada perut Korban terdapat jahitan sebanyak 20 kali bekas
operasi laparatomi serta pada bagian bawah pusar Korban berwarna
kemerahan karena akibat adanya pukulan keras benda tumpul;
- Bahwa Ahli melakukan pemeriksaan dalam tubuh Korban dan melihat
usus halus Korban dan ditemukan adanya 3 jahitan akibat operasi bedah
digestif dan terdapat pendarahan sebanyak 450 ml dalam usus yang
sudah terjahit;
- Bahwa kepala Korban dibuka, tampak cairan berwarna merah, kental
seberat 2 gram dan tampak pecahnya pembuluh darah otak bagian
bawah disertai cairan berwarna kemerahan sebanyak 50 ml, serta
ditemukan pendarahan di bawah selaput otak bagian kiri seberat 2 gram
karena pecahnya pembuluh darah pada bagian bawah selaput otak;
- Bahwa Ahli menjelaskan bahwa Korban meninggal karena ada
pendarahan di usus halus sebanyak 450 ml karena batas pendarahan
hanya sebatas 400 ml sehingga pendarahan tersebut dapat
mengakibatkan seseorang meninggal. Kemudian untuk pendarahan
karena pecahnya pembuluh darah otak bagian bawah selaput otak
tersebut tidak mengakibatkan kematian karena batas pendarahan untuk
bisa mengakibatkan seseorang meninggal adalah 100 ml dan Korban
hanya mengalami perdarahan sebesar 50 ml;
- Bahwa Ahli menjelaskan bahwa saat kematian Korban diperkirakan
sekitar 69-84 jam sebelum saat pemeriksaan;
- Bahwa Penuntut Umum mengajukan alat bukti berupa Visum et Repetum
dan rekam medis;
- Atas barang bukti tersebut, Ahli tidak mengetahui rekam medis
sedangkan Terdakwa I dan Terdakwa II tidak mengetahui semuanya;