Penelitian ini berjudul “Peran Presidium Dalam Pembentukan Daerah
Otonomi Baru Kabupaten Pangandaran”. Karya ; Keni Apriani NIM. 2105120013, Tahun 2016. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi politik Pangandaran yang kurang stabil sebagai wilayah yang memiliki potensi wisata terkenal di Ciamis Selatan dan pemisahan wilayah Pangandaran dari Kabupaten Ciamis untuk menjadi Daerah Otonomi Baru yang tidak lepas dari peran presidium. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode sejarah yang meliputi (1) heuristik (pengumpulan sumber), (2) verifikasi (kritik sejarah), (3) interpretasi, dan (4) historiografi (penulisan). Hasil penelitian ini secara garis besar dapat disimpulkan bahwa proses terbentunya presidium Kabupaten Pangandaran dilatarbelakangi oleh keinginan masyarakat Pangandaran untuk memekarkan diri dari Kabupaten Ciamis demi mensejahterakan masyarakat Pangandaran, usur atau elemen yang turut andil dalam pementukan presidium adalah Lembaga Swadaya Masyarakat Paguyuban Masyarakat Pakidulan, Lembaga Swadaya Masyarakat awi kahirupan, dan Lembaga Swadaya Masyarakat munding pakidulan. Setelah melalui proses, akhirnya presidium terbentuk pada bulan November 2006. Kondisi politik Pangandaran sebelum terbentuknya DOB (Daerah Otonomi Baru) yakni muncul pihak pro dan kontra. Pihak pro diantanya presidium dan sepuluh kecamatan yang ikut serta dalam pemekaran. Sedangkan pihak konta diantaranya anggota DPRD Ciamis dan Pemkab Ciamis. Peran presidium dalam usaha pembentukan Daerah Otonomi Baru Pangandaran yaitu membuat peta konsep pemekaran Kabupaten pangandaran serta mempejuangkanya hingga terbentunya Daerah Otonomi Baru Kabupaten Pangandaran pada 25 Oktober 2012. Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pemekaran Kabupaten Pangandaran, memberikan kontribusi bagi penelitian selanjutnya, potensi kabupaten dan memberikan masukkan kepada pemerintah dalam mengembangkan potensi Pangandaran.