You are on page 1of 5

55

ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN PARAF


KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Gangguan pertukaran Tujuan: 1. Pertahankan 1. Untuk membuat klien
gas berhubungan Setelah dilakukan keperawatan kepatenan jalan napas. agar bernafas dengan
dengan perubahan selama 2x24 jam klien Gangguan 2. Pantau gas darah baik tanpa adanya
membrane kapiler paru pertukaran gas teratasi dengan arteri (AGD), serum gangguan.
kriteria hasil: dan tingkat elektrolit 2. Untuk mengetahui
1. Tekanan oksigen di darah arteri urine. tekanan gas darah (O2
(PaO2) normal 3. Monitor hilangnya dan CO2) sehingga
2. Tekan karbondioksida di darah asam (misalnya kondisi pasien tetap
arteri (PaCO2) normal muntah, output dapat dipantau.
3. PH arterial dalam batas normal nasogastrik, diare dan 3. Agar klien tidak
4. Saturasi oksigen normal diuresis). mengalami alkalosis
5. Keseimbangan perfusi ventilasi 4. Berikan posisi untuk akibat kekurangan
dalam batas normal memfasilitasi ventilasi asam yang berlebihan
6. Sianosis tidak terjadi yang memadai dari tubuh.
(misalnya membuka 4. Posisi yang tepat
jalan napas dan menyebabkan
mengangkat kepala berkurangnya tekanan
tempat tidur) diafragma ke atas
5. Pantau gejala gagal sehingga ekspresi
pernafasan (misalnya paru maksimal
PaO2 rendah, PaCO2 sehingga klien dapat
tinggi dan kelelahan bernafas dengan
otot pernafasan). leluasa.
6. Pantau pola 5. Agar perawat cepat
56

pernapasan. mengetahui jika


7. Berikan terapi terjadinya gagal nafas
oksigen, jika perlu sehingga tidak
8. Kolaborasi dengan membuat kondisi
dokter dalam terapi klien menjadi semakin
pengganti ginjal atau buruk.
dialisis 6. Sebagai indikator
adanya gangguannafas
dan indikator dalam
tindakanselanjutnya.
7. Untuk mempelancar
pernafasan klien dan
memenuhi kebutuhan
oksigen klien
8. Dialisis merupakan
terapi pengganti ginjal
yang hasilnya dapat
menggantikan fungsi
ginjal seperti
memfiltrasi darah,
menyeimbangkan PH
darah, menurunkan
ureum dan kreatinin
yang tinggi di dalam
darah, mengurangi
atau membuang cairan
di dalam tubuh
57

2 Kelebihan volume Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam 1. Baringkan pasien 1. Posisi setengah duduk
cairan b.d Kehilangan pasien tidak menunjukkan bukti- setengah duduk dan dapat mengkibatkan
protein sekunder bukti akumulasi cairan (pasien bedrest expansi paru paru menjadi
terhadap peningkatan mendapatkan volume cairan yang 2. Kaji masukan yang relatif lapang karena cairan akan
permeabilitas dinding tepat) terhadap keluaran secara turun.
glomerulus akurat. 2. perlu untuk menentukan
fungsi ginjal, kebutuhan
Kriteria hasil: penggantian cairan dan
1. Penurunan edema, ascites 3. Timbang berat badan penurunan resiko
2. Kadar protein darah meningkat setiap hari (ataui lebih kelebihan cairan.
3. Output urine adekuat 600 – sering jika diindikasikan). 3. Mengkaji retensi cairan
700 ml/hari 4. Kaji perubahan edema :
4. Tekanan darah dan nadi dalam
ukur lingkar abdomen 4. Untuk mengkaji ascites
batas normal.
pada umbilicus serta dan karena merupakan
pantau edema sekitar sisi umum edema.
mata.
5. Atur masukan cairan
dengan cermat. 5. Agar tidak mendapatkan
6. Pantau infus intra vena lebih dari jumlah yang
dibutuhkan
7. Kolaborasi : Berikan 6. Untuk mempertahankan
kortikosteroid sesuai masukan yang diresepkan
ketentuan. 7. Untuk menurunkan
8. Berikan diuretik bila ekskresi proteinuria.
diinstruksikan.
8. Untuk memberikan
penghilangan sementara
dari edema.
58

3 Ketidakseimbangan Tujuan : Dalam waktu 2x24 jam 1. Catat intake dan output 1.Monitoring , kebutuhan
nutrisi; kurang dari kebutuhan nutrisi akan terpenuhi makanan secara akurat penggantian cairan dan
kebutuhan tubuh b.d penurunan resiko
2. Kaji adanya anoreksia, kelebihan cairan,
Anoreksia dan Kriteria Hasil :
hipoproteinemia, diare. 2. Mengkaji retensi cairan
kebocoran ginjal 1. Napsu makan baik
3. Pastikan anak mendapat 3. Untuk menggantikan
2. Tidak terjadi hipoprtoeinemia
makanan dengan diet yang kehilangan protein di
jumlah albumin dan
cukup. dalam tubuh
hemoglobin dalam darah dalam
4. Beri diet yang bergizi
batas normal 4. Untuk mengkaji ascites
5. Kolaborasi dalam
3. Porsi makan yang dihidangkan dan karena merupakan
pemberian serum albumin
dihabiskan sisi umum edema.
6. Batasi natrium selama
4. Edema dan ascites tidak ada.
edema dan trerapi 5. Agar tidak mendapatkan
kortikosteroid lebih dari jumlah yang
dibutuhkan.

4 Intoleransi aktivitas Tujuan 1. Pertahankan tirah baring 1. tirah baring yang sesuai
berhubungan dengan Setelah dilakukan keperawatan awal bila terjadi edema gaya gravitasi dapat
gangguan selama 3x24 jam pasien hebat menurunkan edema
ketidakseimbangan bertoleransi terhadap aktivitas 2. Rencanakan dan berikan 2. aktivitas yang tenang
suplay oksigen Kriteria hasil: aktivitas tenang mengurangi penggunaan
1. Saturasi Oksigen saat aktivitas 3. Instruksikan istirahat bila energi yang dapat
normal anak mulai merasa lelah menyebabkan kelelahan
2. Nadi saat aktivitas dalam batas 4. Monitor nutrisi dan 3. mengadekuatkan fase
normal sumber energi yang istirahat anak
3. RR saat aktivitas dalam batas adekuat 4. jumlah kilokalori yang
normal 5. Monitor respon dikonsumsi
4. Tekanan darah sistol dan diastol kardiovaskular terhadap mempengaruhi jumlah
saat istirahat normal aktivitas (takikardia, energi dalam tubuh
59

5. Mampu melakukan aktivitas disritmia, sesak nafas, 5. mencegah kompilkasi


sehari-hari (ADLs) secara diaphoresis, pucat,
mandiri perubahan
hemodinamik)

You might also like