You are on page 1of 12

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR CAPUT PANKREAS

DISUSUN OLEH :
ARFIANA NURANI
P.1337420916004

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2017
A. Definisi
Tumor Pankreas dapat berasal dari jaringan eksokrin dan jaringan endokrin
pankreas, serta jaringan penyangganya. Tumor pancreas terdapat tumor eksokrin dan
tumor endokrin. Tumor eksokrin pankreas adalah tumor ganas dari jaringan eksokrın
pankreas, yaıtu adenokarsinoma duktus pancreas, dan adenoma untuk yang jinak. Tumor
eksokrin pankreas pada umumnya berasal dari sel duktus dan sel asiner. Sekitar 90%
merupakan tumor ganas jenis adenokarsinoma duktus pankreas (disingkat kanker
pankreas). Yang termasuk tumor endokrin pancreas ialah insulinoma, glukagonoma,
somastatinoma, dan gastrinoma.
Gastrinoma adalah tumor pankreas yang mneghasilkan hormon gastrin dalam
jumlah yang sangat besar yang akan merangsang lambung untuk mengeluarkan asam dan
ensim”nya sehingga terjadi ulkus peptikum. (www.medicastore.com)
Tumor Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi
saluran pankreas. (http://medicastore.com/penyakit/481/Adenokarsinoma_Pankreas.html )

B. Etiologi
Penyebab sebenarnya kanker pankreas masih belum jelas. Penelitian epidemiologic
menunjukkan adanya hubungan kanker pankreas dengan beberapa factor eksogen
(lingkungan) dan faktor endogen pasien. Etıologi kanker pankreas merupakan interaksi
kompleks antara faktor endogen pasien dan factor lingkungan.
1. Faktor Eksogen (Lingkungan)
Telah diteliti beberapa faktor resiko eksogen yang dihubungkan dengan kanker
pankreas, antara lain : kebiasaan merokok, diet tinggi lemak, alcohol, kopi, dan zat
karsinogen industry. Factor resiko yang paling konsisten adalah merokok.
2. Factor Endogen (Pasien)
Ada 3 hal penting sebagai faktor resiko endogen yaitu : usia, penyakit pancreas
(pankreastitis kronik dan diabetes militus) dan mutasi genetik.
3. Faktor Genetik
Pada masa kini peran faktor genetik pada kanker pancreas makin banyak diketahui.
Sekitar 10% pasien kanker pancreas mempunyai predisposisi genitik yang diturunkan.
Proses karsinogenesis kanker pankreas diduga merupakan akumulasi dari banyak
kejadian mutasi genetik.
Kebanyakan penderita gastrinoma memiliki beberapa tumor lainnya yang
berkelompok didalam atau didekat pancreas. 50% kasus merupakan suatu kegansan.
Kadang-kadang gastrinoma merupakan bagian dari suatu kelainan bawaan yaitu
neoplasia endokrin multiple. Neoplasia ini merupakan sumber yang berasal dari sel-sel
pada kelenjar endokrin yang berlainan seperti sel-sel yang menghasilkan insulin pada
pancreas.

4. Faktor Predisposisi :
a. Bertambahnya usia
b. Kebiasaan merokok
c. Diet rendah lemak
d. Diabetes
e. Radang pankreas kronik
f. Genetik

C. Patofisiologi
Kanker pancreas hampir 90% berasal dari duktus, dimana 75% bentuk klasik
adenokarsinoma sel duktal yang memproduksi musin. Sebagian besar kasus (70%), lokasi
kanker pada kaput pancreas, 15-20% pada badan dan 10% pada ekor. Pada waktu di
diagnosis, ternyata tumor pancreas relative sudah besar. Tumor yang dapat direseksi
biasanya besarnya 2,5-3,5cm. Pada sebagian besar kasus tumor sudah besar (5-6cm), dan
atau telah terjadi infiltrasi dan melekat pada jaringan sekitar, sehingga tidak dapat
direkseksi.
Pada umumnya tumor meluas ke retroperitoneal ke belakang pankreas, melapisi
dan melekat pada pembuluh darah, secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan
lemak peripankreas, saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker kaput
pancreas sering bermetastasis ke duodenum, lambung, peritoneum, hati dan kandung
empedu. Kanker pancreas pada bagian dan ekor pancreas dapat metastasis ke hati,
peritoneum, limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput pancreas
sering menimbulkan sumbatan pada saluran empedu sehingga terjadi kolestasis ekstra-
hepatal. Disamping itu akan mendesak dan menginfiltrasi duodenum, yang dapat
menimbulkan peradangan di duodenum. Karsinoma yang letaknya di korpus dan kauda,
lebih sering mengalami metastasis ke hati danke limpa.
D. Klasifikasi
1. Tumor pada kaput pankreas : Tumor ini menyebabkan obstruksi duktus koledokus
tempat saluran yang berjalan melalui kaput pankreas untuk bersaru dengan duktus
pankreatikus dan berjalan pada ampula fater ke dalam duodenum.Obstruksi aliran
getah empedu akan menimbulakn gejala ikterusb yaitu feses yang berwarna pekat
dan urine yang berwarna gelap.
2. Tumor pulau langerhans pankreas : Pankreas terdiri dari pulau-pulau langerhans
yaitu kumpulan kecil sel-sel yang mengeksresikan produknya langsung ke dalam
darah dan dengan demikian merupakan bagian dari sistem endokrin.Paling tidak ada
2 tipe tumor sel pulau langerhans yang telah diketahui yaitu tumor yang
meneksrisikan insulin dan tumor yang tidak meningkatkan sekresi insulin.
3. Tumor ulserogenik : Sebagian tumor pulau langerhans berhubungan dengan
hipersekresi asam lambung yang menimbulkan ulkus pada lambung,duodenum,dan
bahkan jejuneum.Hipersekresi tersebut bisa terjadi begitu hebat sehingga sekalipun
rekseksi parsial lambung sudah dilakukan tapi masih tersisa cukup banyak asam yang
menimbulkan ulserasi lebih lanjut.Apabila terjadi kecendrungan untuk terjadinya
ulkus lambung atau duodenum kemungkinan adanya tumor ulserugenik.

E. Komplikasi
1. Kanker pancreas
2. DM type 2
3. Kolelitiasis
4. kolesistitis

F. Gejala Klinis
Rasa nyeri,ikterus atau keduanya terdapat pada lebih dari 90% pasien,seiring dengan
penurunan berat badan,gejala tersebut dipandang sebagai tanda-tanda klasik karsinoma
pancreas.Manifestasi ini mungkin baru tampak setelah penyakitnya memasuki stadium
yang sangat lanjut.Tanda-tanda lain menyangkut penurunan berat badan yang
cepat,mencolok,dan progresif.Disamping gangguan rasa nyaman atau nyeri yang samar-
samar pada abdomen pada bagian atas atau bagian bawah gangguan ini susah dijlaskan dan
tidak disertai gangguan fungsi gastrointestinal. Gangguan rasa nyaman tersebut menyebar
sebagai rasa nyeri yang menjengkelkan kebagian tengah punggung dan tidak
berhungungan dengan postur tubuh dan aktivitas. Penderita karsinoma pancreas sering
merasakan bahwa serangan nyerinya dapat dikurangi jika ia membungkuk, rasa nyeri
tersebut acap kali bertambah p0arah ketika ia berbaring terlentang. Ini dapat bersifat
progresif dan hebat sehingga memerlukan penggunaan preparat analgesic narkotik.
Serangan nyeri ini sering terasa lebih berat pada malam harinya. Sel-sel ganas dari kanker
pankreas sering terlepas dan masuk kedalam rongga peritoneum sehingga meningkatkan
kemungkinan terjadinya metastasis. Asites umunya terjadi. Suatu tanda yang sangat
penting jika ada adalah timbulnya gejala-gejala defiisiensi insulin yang terjadi atas
glukosuria, hyperglikemia dan toleransi glukosa yang abnormal. Diabetes dapat menjadi
tanda dini karsinoma pankreas. Makan sering meningkatkan nyeri epigastrium dan
gambaran ini biasanya sudah terjadi beberapa minggu sebelum munculnya ikterus serta
pruritus. Pembuatan voto seri gastrointestinal memperlihatkan deformitas organ visera
didekat pankreas yang disebabkan oleh massa pankreas yang terjepit itu
GEJALA KLINIS :
Nyeri di bagian epigastrium, berat badan turun, timbulnya ikterus (kaput pancreas),
anoreksia, perut penuh, kembung, mual, muntah, intoleransi makanan, nyeri disekitar
umbilikus dan badan melemah. Pada tumor di korpus dan kauda penkreas , nyeri terletak
di epigastrium. Namun terutama di hipokondrium kiri dan kadang menjalar ke punggung
kiri, serangan hilang timbul. Timbulnya ikterus akibat adanya duktus koledukus. Kadang
juga terjadi perdarahan pada gastrointestinal. Perdarahan tersebut terjadi karena adanya
erosi duodenum yang disebabkan oleh tumor pancreas, dan dapat juga dikarenakan adanya
steatorea dan gajala dibetes militus.
TANDA KLINIS :
Gizi kurang, pucat, lemah, kulit ikterik (kuning kehujauan), pruritus, hepatomegali,
kandung empedu membesar, masa epigastrium, splenomegali, asites (berarti sudah terjadi
invasi tumor ke peritoneum), tromboplebitis, edema tungkai, cairan asites bersifat
hemoragik.

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk menegakkan diagnosis kanker pancreas
antara lain : dari pengambilan darah yang perlu di perhatikan adalah serum lipase, amylase
dan glikosa darah.kadar limpase lebih sering meningkat bila di bandingkan serum amylase.
Karsinoma di kaput pancreas sering menyebabkan sumbatan di saluran empedu, karena itu
perlu di periksa tes faal hati. Dapat ditemukan karena kenaikan kadar serum bilirubin,
terutama kadar serum bilirubin konugasi (direk), fosfatase alkali, dan kadar kolesterol.
Pemeriksaan darah rutin umumnya masih dalam batas normal, hanya LED yang meningkat
kalau ditemukan pasien animea, baru terlihat penurunan kadar Hb dan hematokrit. Petanda
tumor CEA (carcinoembryonic antigen) dan Ca 19-9 (Carbohydrate antigenic determinant
19-9), pemeriksaan tinjapada pasien dengan ikterus akibat bendungan, tinjanya
mengandung lemakyang busuk, gastroduodenografi, duodenografi hipotonis,
ultrasonografi, CT (Computed Tomography), Skintigrafi pancreas, (magnetic resonance
imaging) MRI, (Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatico Graphy) ERCP,
ultrasonografi endoskopik, angiografi, (positron emission tomography) PET, bedah
laparaskopi dan biopsy.
1.Pemeriksaan USG
2.CT Scan
3.pemindai CT
4.EARCP
5.Pemeriksaan kolangiografi
6.Pemeriksaan angiografi

H. Prognosis
Pada penderita tumor pankreas biasanya ditemukan pada saaat terdignosis stadium lanjut
dan tidak dapat direseksi ketika tumor tesebut ditemukan pertama kali kenyataannya
karsinoma pankreas memiliki keberhasilan angka hidup kurang dari 5 tahun paling rendah
bila dibandingkan pada 60 lokasi kanker lainnya.
I. Terapi atau Tindakan Penanganan
Tindakan bedah yang harus dilakukan biasanya cukup luas jika kita ingin mengangkat
tumor terlokalisir yang masih dapat direseksi. Namun demikian, terapi bedah definitif
(yaitu,eksisi totalisi) sering tidak mungkin dilaksanakan karena pertumbuhan yang sudah
begitu luas ketika tumor tersebut terdiaknosis dan kemungkinan terdapatnya metastase
khususnya ke hepar, paru-paru dan tulang. Tindakan bedah tersebut sering terbatas pada
tindakan paliatip.

J. Penatalaksanaan
Tindakan bedah yang harus dilakukan biasanya cukup luas jika kita ingin mengangkat
tumor terlokalisir yang masih dapat direseksi. Namun sering tidak mungkin dilaksanakan
karena pertumbuhan yang sudah meluas ketika tumor tersebut terdiagnosis dan
kemungkinan terdapatnya metastase khususnya di hepar, paru-paru dan tulang. Tindakan
bedah tersebut sering terbatas pada tindakan valiatif. Meskipun tumor pankreas mungkin
resisten terhadap radiasi standar, pasien dapat diterapi dengan radioterapi dan kemoterapi.
Jika pasien mengalami pembedahan terapi radiasi intraokuratif dapat dilakukan untuk
memberikan radiasi dosis tinggi pada jaringan tumor dengan cedera yang minimal pada
jaringan lain. Terapi radiasi intra okuratif dapat pula mengurangi rasa nyeri. Implantasi
interstisia sumber radio aktif juga dapat dilakukan meskipun angka komplikasinya tinggi.
Pemasangan stent bilient yang besar dan dilakukan secara perkutan atau melalui
endokoskopi dapat dilakukan untuk mengurangi gejalan ikterus. Penelitian kini sedang
dilaksanakan untuk mengkaji efek preparat pankreas.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Status kesehatan
1) Status Kesehatan saat ini
2) Status Kesehatan Masa lalu
3) Riwayat Penyakit Keluarga
4) Diagnosa Medis dan Therapy
c. Pola Kebutuhan Dasar Manusia
1) Pola Nafas
2) Pola Nutrisi (Makanan dan Minuman)
3) Pola Eliminasi
4) Pola Aktivitas dan Latihan
5) Pola Tidur dan Istirahat
6) Pola Berpakaian
7) Pola Rasa Nyaman
8) Pola Kebersihan Diri
9) Pola Rasa Aman
10) Pola Komunikasi (Hubungan dengan orang lain)
11) Pola Beribadah
12) Pola Produktivitas (Fertilisasi, Libido, Menstruasi, Kontrasepsi, dll)
13) Pola Rekreasi
14) Kebutuhan Belajar
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
2) Tanda- tanda Vital
2. Diagnosa keperawatan
DX 1 : Gangguan pola napas b/d distensi diafragma
DX 2 : Nyeri akut b/d penekanan obstruksi pancreas
DX 3 : Kurang cairan dan elektrolit b/d pengeluaran yang berlebih
DX 4 : Pemenuhan nutrisi dari keb. Tubuh b/d pemasukan asupan oral yang tidak adekuat
DX 5 : Intoleransi aktifitas b/d kelemahan

NO
1 Gg. Pola napas b/d distensi setelah diberikan tindakan Tinggikan posisi kepala
abdomen ditandai dengan keperawatan selama 3 x24 30
tidak maksimalnya pola jam diharapkan Dorong latihan napas
nafas pernapasan pasien normal dalam
dengan KH: Ubah posisi secara
-pasien tidak mengalami periodik
sesak Berikan oksigen
tambahan
Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara ronch
2 Nyeri akut b/d penekanan Setelah diberikan Kaji tanda-tanda adanya
obstruksi pankreas ditandai tindakan keperawata nyeri baik verbal maupun
dengan distensi pada selama 3x24jam nonverbal, catat lokasi,
abdomen. diharapkan nyeri intensitas(skala 0-10) dan
berkurang / terkontrol lamanya.
dengan KH: Letakkan pasien dalam
-TTV normal posisi supinasi.
-pasien melaporkan nyeru pertahankan bel
hilang atau terkontrol pemanggil dan barang
yang sering digunakan
dalam jangkauan yang
mudah
ajarkan teknik relaksasi
(nafas dalam), dan
pengalihan nyeri
(menonton tv, mengajak
mengobrol)
3 Kurang cairan dan Setelah diberikan asuhan Kaji TTV
elektrolit b/d pengeluaran keperawatan selama 3 x Berikan intake cairan
yang berlebih 24 jam diharapkan sesuai kebutuhan
Ditandai dengan diare pemenuhan cairan dan Observasi berat badan dan
elektrolit terpenuhi torgor kulit pasien
dengan KE:
-pasien tidak mengalami
dehidrasi
4 Pemenuhan nutrisi dari Setelah diberikan Berikan makanan dalam
kebutuhan tubuh ditandai tindakan keperawatan porsi kecil tapi sering
dengan anoreksia selama 3x24jam Anjurkan oral higine 2
diharapkan nutrisi cairan kali sehari
pasien terpenuhi dengan Obs. Berat badan &
KH: turgor kulit pasien
-mual muntah –diare –
-BB dapat di pertahankan
5 Intoleransi aktivitas b/d Setelah diberikan asuhan Evaluasi respon pasien
kelemahan ditandai dengan keperawatan selama 3x24 terhadap aktivitas, catat
distensi abdomen diharapkan pasien dapat peningkatan kelelahan &
beraktivitas dengan perubahan TTV
normal dengan KH:
Pasien tidak mengeluhkan Berikan lingkunag tenang
adanya intolerasi aktifitas & batasi pengunjung.
Dorong penggunaan
manajement stres
Bantu pasien memilih
posisi yang nyaman untuk
istirahat
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
Corwin, J. Elizabeth.2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Rev. 3. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta kedokteran Jilid 1, Jakarta: Media Aesculapius
Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Vol. 2. Jakarta
EGC
Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2013. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

You might also like