You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Epidemiologi adalah metode investigasi yang digunakan untuk mendeteksi

penyebab atau sumber dari penyakit, sindrom, kondisi atau risiko yang

menyebabkan penyakit, cedera, kecacatan atau kematian dalam populasi atau

dalam suatu kelompok manusia. Epidemiologi juga didefinisikan sebagai ilmu

yang mempelajari sifat, penyebab, pengendalian, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan, dan kematian dalam

populasi manusia. Ilmu ini meliputi pemberian ciri pada distribusi status

kesehatan, penyakit atau masalah kesehatan masyarakat lainnya berdasarkan usia,

jenis kelamin, ras, geografi, agama, pendidikan, pekerjaan, perilaku, waktu,

tempat, orang, dan sebagainya (Timmerck, 2004:2).

Penyakit diare hingga kini masih merupakan penyebab kedua morbiditas

dan mortalitas pada anak usia kurang dari dua tahun di seluruh dunia terutama di

negara-negara berkembang, seperti Indonesia (WHO, 2009). Dari penyebab

kunjungan Puskesmas atau balai pengobatan, diare termasuk dalam 3 kelompok

penyakit penyebab utama selain Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan

febris. Angka kesakitannya sekitar 200-400 kejadian diare per 1000 penduduk

setiap tahunnya. Kematian terutama disebabkan karena penderita mengalami

dehidrasi berat (Suraatmaja, 2010).

Menurut data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010, pola penyakit

terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia tahun 2010 adalah

1
2

penyakit diare dengan total kasus sebesar 71.889 kasus. Sedangkan pada pasien

rawat jalan kejadian diare sebesar 53.389 kasus (Kemenkes RI, 2011).

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, penyakit diare menjadi

penyebab utama kematian bayi (31,4%) pada usia 29 hari-11 bulan dan anak balita

usia 12-59 bulan (25,2%). Jumlah kasus KLB diare pada tahun 2010 sebanyak

2.580 dengan kematian sebesar 77 kasus (CFR 2.98%). Hasil ini berbeda dengan

tahun 2009 dimana kasus KLB diare sebanyak 3.037 kasus, kematian sebanyak 21

kasus (CFR 0.69%). Perbedaan ini tentu saja perlu dilihat dari berbagai faktor,

terutama kelengkapan laporannya. Selain itu faktor perilaku kesadaran dan

pengetahuan masyarakat, ketersediaan sumber air bersih, ketersediaan jamban

keluarga, dan jangkauan layanan kesehatan perlu dipertimbangkan juga sebagai

faktor yang mempengaruhi kejadian luar biasa diare (Pasambuna, Kandou, dan

Akili, 2016).

Penyakit diare bisa diakibatkan dari beberapa faktor. Menurut Sander

(2005), penyebab terjadinya diare bisa dari kurang memadainya ketersediaan air

bersih, air yang tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan, pembuangan

tinja yang tidak higienis, kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, serta

penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya.

Kasus diare merupakan salah satu dari 10 penyakit terbanyak di wilayah

kerja Puskesmas Poned Balowerti Kota Kediri tahun 2016. Dimana pada tahun

2015 di Puskesmas Poned Baloweri Kota Kediri terdapat kasus diare sebanyak

589 orang dan pada tahun 2016 sebanyak 714 orang. Angka ini mengalami

kenaikan, sehingga perlu dilakukan pemantauan dan pencegahan lebih lanjut agar

angka kejadian diare tidak mengalami kenaikan tiap tahunnya. Koordinasi yang
3

baik lintas sektor menjadi salah satu kunci utama dalam mencegah penyebaran

penyakit sebagaimana tertuang dalam SDG’s.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Menggambarkan angka penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas

Balowerti Kota Kediri periode tahun 2015 dan 2016.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis kejadian diare berdasarkan usia di wilayah kerja Puskesmas

Poned Balowerti Kota Kediri tahun 2015 dan 2016.

2. Menganalisis kejadian diare berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja

Puskesmas Poned Balowerti Kota Kediri tahun 2015 dan 2016.

3. Menganalisis kejadian diare berdasarkan kelurahan di wilayah kerja

Puskesmas Poned Balowerti Kota Kediri tahun 2015 dan 2016.

4. Menganalisis kejadian diare berdasarkan bulan di wilayah kerja Puskesmas

Poned Balowerti Kota Kediri tahun 2015 dan 2016.

5. Menganalisis Incidence Rate diare di wilayah kerja Puskesmas Poned

Balowerti Kota Kediri tahun 2015 dan 2016.

6. Menganalisis Case Fatality Rate (CFR) diare di wilayah kerja Puskesmas

Poned Balowerti Kota Kediri tahun 2015 dan 2016.

7. Mengidentifikasi kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Poned

Balowerti Kota Kediri tahun 2016.

8. Mengidentifikasi status gizi di wilayah kerja Puskesmas Poned Balowerti

Kota Kediri tahun 2016.


4

9. Menjelaskan intervensi yang telah dilakukan Puskesmas Poned Balowerti

Kota Kediri dalam menangani diare di wilayah kerja.

10. Menjelaskan faktor-faktor determinan yang mempengaruhi penyakit diare

di wilayah kerja Puskesmas Poned Balowerti Kota Kediri.

11. Memberikan beberapa upaya pencegahan dan penularan terjadinya diare di

wilayah kerja Puskesmas Poned Balowerti Kota Kediri.

You might also like