Professional Documents
Culture Documents
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, suatu proses keperawatan,
suatu kolaboratif melibatkan perawat, pasien dan tim kesehatan lainnya. Pengkajian
dilakukan untuk mendapatkan data subjektif dan objektif yang dilakukan dengan wawancara
dan pemeriksaan fisik, data tersebut kemudian diolah, dianalisa yang kemudian akan
masalah yang timbul dan muncul.Tujuan utama pengkajian adalah memberikan gambaran
secara terus menerus mengenai keadaan pasien yang memungkinkan perawat merencanakan
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam lima tahap kegiatan yang
meliputi:
1) Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, agama, status perkawinan,
2) Riwayat Kesehatan
a. Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya seperti penyakit payudara jinak
,hyperplasia tipikal.
b. Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferative mempunyai
resiko dua kali lipat biasanya mengalami kanker payudara, wanita dengan hyperplasia tipikal
c. Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian terapi penggantian hormon dalam waktu
f. Biasanya klien mempunyai riwayat menarche atau menstruasi pertama pada usia yang
relative mudah dan menopause pada usia yang relative lebih tua
g. Biasanya klien mempunyai riwayat nulipara (belum pernah melahirkan), infertilitas, dan
melahirkan anak pertama pada usia yang relative lebih tua(lebih dari 35 tahun), serta tidak
menyusui
a. Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan,
makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
b. Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat benjolan mulai membesar.
c. Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang
tidak hamil.
d. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk akibat neoplasma menyekat drainase limfatik
e. Biasanya klien mengatakan tubuh terasa lemah, tidak nafsu makan , mual, muntah, ansietas.
f. Terdapat edema ( bengkak) pada lengan atau kelainan kulit, ruam kulit, dan ulserasi.
a. Kemungkinan ada keluarga yang menderita kanker terutama ibu, anak perempuan serta
saudara perempuan. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker pada usia
kurang dari 60 tahun. Risiko meningkat 4-6 kali jika terjadi pada dua orang saudara langsung.
b. Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena kanker payudara atau
ovarium.
c. Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau ovarium dibawah
40 tahun.
d. Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker payudara atau ovarium.
5) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum klien, biasanya di kaji tingkat kesadaran klien, BB,Tinggi badan, tekanan
b. Kepala
1) Rambut
Biasanya kulit kepala dan rambut klien akan rontok atau alopesia karna pengaruh kemoterapi,
2) Wajah
3) Mata
Biasanya mata simetris kiri dan kanan Konjungtiva anemis disebabkan oleh nutrisi yang
4) Hidung
Biasanya hidung kurang bersih, tampak sekret, adanya pernafasan cuping hidung yang
disebabkan klien sesak nafas terutama pada pasien yang kankernya sudah bermetastase ke
paru-paru.
4) Bibir
5) Gigi
Biasanya gusi klien mudah terjadi pendarahan akibat rapuhnya pembuluh darah dan caries
positif
6) Lidah
Lidah biasanya tampak pucat, dan lidah klien kurang bersih.
c. Leher
a) Inspeksi
Pada stadium 1
biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
Pada stadium 2
biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang juga disebabkan payudara
Pada stadium 3A
biasanya dada klien juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan
tumor yang sudah meluas dalam payudara besar tumor 5-10 cm.
Pada stadium 3B
bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan dan
Pada stadium 4
Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan dan
b) Palpasi
Pada stadium 1
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain
Pada stadium 2
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain
Pada stadium 3A
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain
Pada stadium 3B
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain seperti tulang rusuk, dinding dada dan otot dada .
Pada stadium 4
biasanya tidak fremitus kiri dan kanan yang juga disebabkan oleh karena kanker sudah
metastase ke organ yang lebih jauh seperti paru-paru sehingga mengakibatkan paru –paru
c) Perkusi
Pada stadium 1
Pada stadium 2
biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien karena kanker belum
mengalami metastase.
Pada stadium 3A
Masih akan terdengar sonor pada lapangan paru karena kanker belum metastase.
Pada stadium 3B
biasanya terdengar bunyi redup yang dapat di temukan pada infiltrate paru dimana parenkim
paru lebih padat / mengadung sedikit udara dan bunyi pekak pada paru-paru paien yang
disebabkan pada paru-paru pasien didapatkan berisi cairan disebut dengan efusi pleura jika
Pada stadium 4
biasanya akan terdengar pekak pada paru-paru pasien yang disebabkan pada paru-paru
pasien didapatkanberisi cairan yang disebut dengan efusi pleura akibat metastase dari kanker
d) Auskultasi
Pada stadium 1
biasanya akan terdengar vesikuler (bunyi hampir terdengar seluruh lapangan pare dan
inspirasi lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. suara nafas tambahan
Pada stadium 2
biasanya bunyi nafas terdengar vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru clan inspirasi
lebih panjang lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. Biasanya buni nafas klien juga
dapat terdengar bronkovesikuler dengan bronchial. Suara nafas tambahan tidak ada, seperti
Pada stadium 3 A
Biasanya bunyi nafas berbunyi vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru dan inspirasi
yang lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi, dan bronkovesikuler
yaitu pada daerah suprasternal, interscapula: campuran antara element vaskuler dengan
bronchial. Suara nafas tambahan tidak ada, seperti : Ronchi (+) dan wheezing (-)
Pada stadium 3 B
biasanya nafas klien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang, lebih keras
nadanya lebih tinggi dari pada inspirasi dan terdengar dan terdapat suara nafas tambahan
seperti: Ronchi dan Wheezing ini disebabkan oleh kanker sudah menyebar ke seluruh bagian
payudara, dan mencapai ke dinding dada, tulang rusuk, dan otot dada sehingga
Pada stadium 4
biasanya bunyi nafas pasien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang, lebih
keras, nadanya lebih tinggi, dari pada inspirasi dan terdengar. Dan terdapat
suara tambahan seperti : Ronchi dan wheezing. Ini disebabkan oleh kanker metastase ke
bagian tubuh lainnya seperti parupare sehingga mengakibatkan terj adnnya penurunan
ekspansi
paru dan compressive atelektasis sehingga terjadi penumpukan secret pada daerah lobus paru.
e. Jantung (Kardiovaskuler)
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
Batas jantung normal, (batas jantung kanan RIC II, linea staralis dektra, batas jantung kiri
f. Auskultasi
g. Mammae (payudara)
1. Inspeksi
Biasanya ada benjolan yang menekan payudara.adanya ulkus dan berwarna merah dan
Teraba benjolan payudara yang mengeras dan teraba pembengkakan dan teraba pembesaran
kelenjar getah bening diketiak atau timbul benjolan kecil di bawah ketiak.
h. Perut
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
Tympani
i. Genitourinaria
j. Ekstremitas
k. Sistem intergument
Biasanya terjadi perubahan pada kelembaban kulit klien dan turgor kulit klien tidak elastis
a. Nutrisi
1) Makan
2) Minum
b. Eliminasi
1) Miksi
Sakit : biasanya frekuensi BAK sehari 800 cc,karateristiknya warna kekunangan,pekat dan
bau khas
2) Defekasi
Sakit : pada saat sakit 1 kali dalam 3 hari karateristik warna kehitaman atau kemerahan,
Sehat: biasanya jam tidur siang 2 jam dan malam 9 jam sehari
Sakit : biasanya saat sakit susah tidur karena rasa nyeri yang dirasakan di bagian payudara
d. Kebersihan Diri
Sehat : biasanya klien mandi 2 kali sehari,menggosok gigi 2 kali sehari,cuci rambut 1 kali
Sakit : biasanya pada sakit mandi 1 kali sehari,menggosok gigi 1 kali sehari,cuci rambut 2
7) Pemeriksaan laboratorium/penunjang
meningkat.
c. Tes diagnostik yang biasanya di lakukan pada penderita karsinoma mammae adalah
sinar X, sinar X ini di perlukan selain untuk screening pra-operasi,juga untuk melihat
lainnya.
d. Respon Hormone
Pemeriksaan ini di lakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi di curigai ganas.
Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum halus dan di sedot
dengan spuit 10 cc sampai jaringan tumor diperiksa di laboratorium oleh ahli patologi
anatomi untuk mengetahui apakah jaringan tersebut ganas (maligna) atau jinak (benigna)
f. Penanda tumor(zat yang di hasilkan dan di sekresi oleh sel tumor dan di temukan dalam
serum missal CEA, antigen spesifik frosfat, alfa-fetoprotein, HCG, asam dll)dapat
a) Elektrolit(natrium,kalium,kalsium)
h. Sinar X dada
berdasarkan ilmiah,pengetahuan yang sama dengan masalah yang di dapat pada pasien
(Gusneli,2007)
2. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan suplai nutrisi jaringan keseluruh
tubuh menurun
Post Operasi
Pre Operasi
Kriteria Hasil :
Intervensi :
1. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan
termasuk penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal.
R/ Kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat
gagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau
nyeri dada.
2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti crekels, mengi.
R/ ronki dan mengi menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan pernafasan.
3. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
R/ Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan.
4. Observasi pola batuk dan karakter sekret.
R/ Kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering/iritasi.
5. Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk.
R/ Dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah
ketidak nyaman upaya bernafas.
6. Kolaborasi
a. Berikan oksigen tambahan.
b. Berikan humidifikasi tambahan misalnya : nebulizer.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan Nyeri
berkurang
Kriteria :
Intervensi :
1. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang
dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan
untuk intervensi selanjutnya.
tubuh menurun
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pasien
mampu menghabiskan 1 porsi makan, kebutuhan nutrisi terpenuhi, mempertahankan
keseimbangan berat badan yang sesuai, tidak mual dan tidak muntah – muntah.
Kriteria :
1. Nutrisi terpenuhi
2. Tidak malnutrisi
Post Operasi
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan Nyeri
berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
- Klien tidak mengeluh nyeri
- Klien tampak tenang
- Klien tidak meringis
Intervensi :
1. Kaji tingkat nyeri, catat lokasi, karakteristik dan beratnya (0 – 10)
R/ Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan pada karakteristik
nyeri menunjukkan terjadi abses, memerlukan upaya evaluasi medik dan intervensi.
Kriteria Hasil :
- Meningkatkan penyembuhan luka dengan benar
- Bebas dari tanda-tanda infeksi
Intervensi :
1. Awasi tanda-tanda vital.
R/ Dugaan adanya infeksi/terjadinya sepsis, abses
2. Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka yang aseptik
R/ Menurunkan risiko penurunan bakter
Intervensi :
1. Kaji/perimbangkan persiapan pasien dan pandangan amputasi
R/Pasien yang memandang amputasi sebagai pemotongan hidup atau rekonstruksi
akan menerima diri yang baru lebih cepat
2. Dorong ekspresi ketakutan, perasaan negatif, dan kehilangan bagian tubuh.
R/Ekspresi emosi membantu pasien mulai menerima kenyataan dan realitas hidup
3. Beri penguatan informasi pascaoprasi termasuk tipe/lokasi kehilangan organ, tipe
prostese bila tepat (segera, lambat), harapan tindakan pascaoperasi, termasuk kontrol
nyeri
R/Memberikan kesempatan untuk menanyakan dan mengasimilasi informasi dan
mulai menerima perubahan gambaran diri dan fungsi, yang dapat membantu
penyembuhan
4. Kaji derajat dukungan yang ada untuk pasien
R/Dukungan yang cukup dari orang terdekat dan teman dapat membantu proses
rehabilitasi.
5. Diskusikan persepsi pasien tentang diri dan hubungannya dengan perubahan dan
bagaimana pasien melihat dirinya dalam pola/peran fungsi yang biasanya.
R/Membantu mengartikam masalah sehubungan dengan pola hidup sebelumnya dan
membantu pemecahan masalah, sebagai contoh, takut kehilangan kemandirian,
kemampuan bekerja, dan sebagainya
4. Implementasi
Merupakan langkah keempat dalam proses keperawatan pada kasus kanker payudara
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses akhir dari keperawatan khususnya pada kanker payudara
dengan cara identifikasi/ melihat sejauh mana tujuan dari implementasi kanker payudara