You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Di Indonesia, dengan lahirnya bank yang beroperasi pada prinsip
syari’ah seperti dalam bentuk bank muamalat Indonesia dan bank
perkereditan rakyat islam, pengetahuan tentang bank islam ini sangat
dibutuhkan baik bagi para ilmuwan maupun masyarakat luas. Lebih-lebih
masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim sehingga minat
terhadap lembaga keuangan syari’ah (asuransi syari’ah) sangat diminati.
Tetapi meskipun lembaga-lembaga keuangan syari’ah mulai menyebar di
berbagai pelosok tanah air banyak masyarakat yang belum mengenal
produk-produk asuransi syari’ah.
Kajian tentang asuransi sangat menarik sekali di antara prinsip
ekonomi syariah lainya. Kajian mengenai asuransi syari’ah terlahir satu paket
dengan kajian perbankan syari’ah, yaitu sama-sama muncul ke permukaan
tatkala dunia islam tertarik untuk mengkaji secara mendalam apa dan
bagaimana cara mengaktualisasikan konsep ekonomi syari’ah.
2. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asuransi ?
2. Apa yang menjadi Dasar Hukum Asuransi Syariah?
3. Apa yang menjadi Prinsip-prinsip Dasar Asuransi Syariah?
4. Apa perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional?

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Menurut pasal 1 undang-undang no. 2 tahun 1992 tentang usaha
perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua
pihak atau lebih, di mana pihak penanggung mengikat diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum pada
pihak ketiga yang mungkin ada diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Di dalam al-Qur’an dan al-Hadis tidak ada satupun ketentuan
ketentuan yang mengatur secara eksplisit tentang asuransi. Oleh karena itu
masalah asuransi dalam islam termasuk “ijtihadiah” artinya untuk
menentukan hukumnya asuransi ini halal atau haram masih diperlukan
peranan akal pikiran para ulama ahli fiqh melalui ijtihad.
Ada beberapa macam pendapat para ulama tentang asuransi di
antaranya:
1. Bahwa asuransi termasuk segala macam bentuk dan cara operasinya
hukumnya haram. Pandangan ini didukung oleh beberapa ulama antara lain,
Yusuf al_Qardhawi, Sayid sabiq, Abdullah al-Qalqili dan Muhammad Bakhit
al-Muth’i
a) Asuransi mengandung unsur perjudian yang dilarang di dalam Islam.
b) Asuransi mengandung unsur ketidakpastian.
c) Asuransi mengandung unsur “ Riba” yang dilarang dalam Islam.
d) Asuransi mengandung unsur eksploitasi yang bersifat menekan.
e) Asuransi termasuk jual beli atau tukar – menukar mata uang yang tidak
secara tunai ( Akad Sharf).

2
f) Asuransi obyek bisnisnya digantungkan pada hidup dan matinya seseorang,
yang berarti mendahului tak takdir Tuhan.
2. Bahwa asuransi hukumnya halal atau diperbolehkan dalam islam.
Pandangan ini didukung oleh beberapa ulama antara lain, Abdul Wahab
Khallaf, Muh. Yusuf Musa, Abdurrahman Isa, Mustafa Ahmad Zarqa dan
Muhammad Nejatullah Siddiqi.
a) Tidak ada ketetapan nas, al – Qur’an maupun al – Hadis yang melarang
asuransi.
b) Terdapat kesepakatan kerelaan dari keuntungan bagi kedua belah pihak
baik penanggung maupun tertanggung.
c) Kemaslahatan dari usaha asuransi lebih besar daripada mudharatnya.
d) Asuransi termasuk akad mudharatnya roboh atas dasar profit and loss
sharing.
e) Asuransi termasuk kategori koparasi (Syirkah Ta’awuniyah) yang
diperbolehkan dalam islam.
3. Bahwa asuransi yang diperbolehkan adalah asuransi yang bersifat komersial
dilarang dalam islam. Pandangan ini didukung oleh beberapa ulama antara
lain, Muhammad Abu Zahro dengan alasan bahwa asuransi yang bersifat
sosial diperbolehkan karena jenis asuransi sosial tidak mengandung unsur-
unsur yang dilarang didalam islam. Sedangkan asuransi yang bersifat
komersial tidak diperbolehkan karena mengandung unsur-unsur yang
dilarang didalam islam.
4. Bahwa hukum asuransi termasuk subhat, karena tidak ada dalil syar’I yang
secara jelas mengharamkan atau yang menghalalkan asuransi oleh karena
itu kita harus berhati-hati didalam berhubungan dengan asuransi.

2. Dasar Hukum Asuransi Syariah


Dikalangan Muslim terdapat kesalahpahaman, bahwa asuransi itu
tidak islami. Mereka berpendapat bahwa asuransi sama dengan mengingkari

3
rahmat ilahi. Hanya Allah yang bertanggung jawab untuk memberikan mata
pencarian yang layak kepada kita.
A. Al-Qur’an
1. Surah al-Maidah ayat 2
ِ ‫شدِيد ُ إال ِعقَا‬
‫ب‬ َ َ‫َّللا‬ ِ ‫اْلثإ ِم َو إالعُد َإو‬
َّ ‫ان َواتَّقُوا‬
َّ ‫َّللاَ إِ َّن‬ ِ ‫و تَعَ َاونُوا َعلَى إ‬
Artinya: “… tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksanya”. (Q.S, al-Maidah 5:2)
2. Surah al-Baqarah ayat 185
‫َّللاُ ِب ُك ُم إاليُس َإر َو ََل ي ُِريد ُ ِب ُك ُم إالعُس َإر‬
َّ ُ ‫ي ُِريد‬
Artinya: “….Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu….” Q.S, al-Baqarah 2:185
3. Surah al-Baqarah ayat 261
َّ ‫س إنبُلَ ٍة ِمائَةُ َحبَّ ٍة َو‬
ُ‫َّللا‬ ُ ‫سنَا ِب َل فِي ُك ِل‬ ‫َّللاِ َك َمثَ ِل َحبَّ ٍة أ َ إن َبت إ‬
َ ‫َت َس إب َع‬ َ ‫َمث َ ُل الَّذِينَ يُ إن ِفقُونَ أ َ إم َوالَ ُه إم فِي‬
َّ ‫س ِبي ِل‬
َّ ‫ف ِل َم إن َيشَا ُء َو‬
‫َّللاُ َوا ِس ٌع َع ِلي ٌم‬ ُ ‫ضا ِع‬
َ ُ‫ي‬
Artinya: “ perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir
benih yang menumbuhkan tujuh butir benih, pada tiap-tiap bulir: seratus biji.
Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah
maha luas (karunia-nya) lagi maha mengetahui. (Q.S, al-Baqarah 2:261)
4. Surah Yusuf ayat 46-49
‫ت ُخض ٍإر َوأُخ ََر‬ ٍ ‫س إنب ََُل‬
ُ ِ‫سبإع‬ َ ‫اف َو‬ ٌ ‫س إب ٌع ِع َج‬ َ ‫ان َيأ إ ُكلُ ُه َّن‬
ٍ ‫ت ِس َم‬ َ ‫الصدِي ُق أ َ إفتِنَا فِي‬
ٍ ‫سب ِإع َبقَ َرا‬ ِ ‫ف أَيُّ َها‬ ُ ‫س‬ُ ‫يُو‬
‫س إنبُ ِل ِه ِإ ََّل‬ َ ‫س إب َع ِسنِينَ دَأَبًا فَ َما َح‬
ُ ‫صدإت ُ إم فَذَ ُروهُ ِفي‬ َ َ‫اس لَ َعلَّ ُه إم َي إعلَ ُمونَ قَا َل ت إَز َرعُون‬ ِ َّ‫ت لَ َع ِلي أ َ إر ِج ُع ِإلَى الن‬ ٍ ‫سا‬َ ‫َيا ِب‬
‫صنُونَ ث ُ َّم يَأإتِي ِم إن بَ إع ِد‬ ِ ‫يَل ِم َّما تُحإ‬ ً ‫س إب ٌع ِشدَادٌ يَأ إ ُك إلنَ َما قَدَّ إمت ُ إم لَ ُه َّن إِ ََّل قَ ِل‬
َ َ‫يَل ِم َّما ت َأ إ ُكلُون ث ُ َّم يَأإتِي ِم إن َب إع ِد ذَلِك‬ً ‫قَ ِل‬
َ‫ص ُرون‬
ِ ‫اس َوفِي ِه يَ إع‬ ُ ‫ذَلِكَ َعا ٌم فِي ِه يُغ‬
ُ َّ‫َاث الن‬
Artinya: “(Setelah pelayan itu berjumpa dengan yusuf dia berseru:
“Yusuf, hai orang yang amat yang dipercaya, terangkanlah kepada kami
tentang tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan dan tujuh bulir
(gandum) yang hijau dan (tujuh) lainya yang kering agar aku kembali kepada

4
orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya”. Yusuf berkata: “Supaya kamu
bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu
tuaihendaklah kamu biarakan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.
Kemudian setelah itu aakan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit),
kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian setelah itu
akan datangtahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di
masa itu mereka memeras anggur). (Q.S, Yusuf 12:46-49)
5. Surah al-Taghaabun ayat 11
َّ ‫صيبَ ٍة ِإ ََّل ِبإِذإ ِن‬
ِ‫َّللا‬ ِ ‫اب ِم إن ُم‬
َ ‫ص‬َ َ ‫َما أ‬
Artinya: tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang
kecuali dengan izin Allah….” (Q.S, al- Taghaabun 64:11)
6. Surah luqman ayat 34
َ ‫ع ِة َويُن َِز ُل إالغَي‬
ٌ ‫إث َويَ إعلَ ُم َما فِي إاْل َ إر َح ِام َو َما تَد ِإري نَ إف‬
‫س َماذَا ت َ إكسِبُ َغدًا َو َما‬ َ ‫َّللاَ ِع إندَهُ ِع إل ُم السَّا‬
َّ ‫ِإ َّن‬
َّ ‫ض تَ ُموتُ ِإ َّن‬
ٌ ‫َّللاَ َع ِلي ٌم َخ ِب‬
‫ير‬ ٍ ‫س ِبأَي ِ أ َ إر‬ ٌ ‫تَد ِإري نَ إف‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah
pengetahuan tentang hari kiamat dan dialah yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak seorangpun yang
mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok; dan tidak
seorangpun yang dapat mengetahui dibumi mana ia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi maha mengenal.” (Q.S, Luqman
31:34)
7. Surah Hud ayat 16
ِ ‫َو َما ِم إن دَابَّ ٍة فِي إاْل َ إر‬
َّ ‫ض إِ ََّل َعلَى‬
‫َّللاِ ِر إزقُ َها‬
Artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan
Allah-lah yang memberi rezekinya.” (Q.S, Hud, 11:16)
8. Surah an-Naml ayat 64
َّ ‫ض أَئِلَهٌ َم َع‬
ِ‫َّللا‬ ِ ‫اء َو إاْل َ إر‬ َّ ‫َو َم إن يَ إر ُزقُ ُك إم ِمنَ ال‬
ِ ‫س َم‬

5
Artinya: “…dan siapa (pula) yang memberikan rezeki kepadamu dari
langit dan bumi? apakah disamping Allah ada tuhan yang lain ?...” (Q.S, An-
Naml. 27:64)
9. Surah al-Hijr ayat 20
َ ِ‫َو َجعَ إلنَا لَ ُك إم فِي َها َمعَاي‬
َ‫ش َو َم إن لَ إست ُ إم لَهُ بِ َر ِازقِين‬
Artinya: “ dan kami telah menjadikan untukmu dibumi keperluan-
keperluan hidup, dan (kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu
sekali-kali bukan memberi rezeki kepadanya.” (Q.S, Al-Hijr, 15:20)
Semua ayat itu membicarakan tentang ekonomi dimasa depan yang
penuh kedamaian, yang selalu dibayangkan islam. Dan seperti yang
dinyatakan dalam islam bahwa manusia sebagai Khalifah Allah di Bumi,
hanya dapat mempertahankan gelarnya yang agung bila ia melaksanakan
perintah perintah yang terkandung dalam Al-Qur’an dengan penafsiran yang
tepat.
Mengenai hal ini, boleh dikemukakan bahwa terdapat sekelompok
orang yang tidak dapat membedakan antar asuransi dengan perjudian,
mereka menyamakan asuransi dengan spekulasi. Tetapi perbedaanya antara
asuransi dengan perjudian adalah fundamental, karena dasar asuransi adalah
kerja sama yang diakui dalam islam
Pada kenyataanya ciri khas asuransi adalah pembayaran dari semua
peserta untuk membantu tiap peserta lainnya bila dibutuhkan. Prinsip saling
menguntungkan ini tidak terbatas dalam kadar paling ringan bagi
perusahaan bersama tapi berlaku juga untuk semua organisasi asuransi
mana pun walau bgai mana pun struktur hukumnya.
B. Hadits
‫ من نفس عن مؤ من كر ب الد نيا نفس هللا عنه كرب‬:‫عن أ بي هر ير ة (ر ض) عن النبي (ص) قا ل‬
)‫يو م ا لقيا مة ومن يسر على معسر يسر هللا عليه فى الدنيا وا ْلخرة (رواه مسلم‬
Artinya: “diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad bersabda:
Barangsiapa yang menghilangkan kesulitan duniawinya seorang mukmin,
maka Allah SWT. Akan menghilangkan kesulitangnya pada hari kiamat,

6
barang siapa yang mempermudah kesulitan seseorang, maka Allah SWT.
Akan mempermudah urusan dunia dan akhirat. (HR. Muslim)
3. Prinsip-prinsip Dasar Asuransi Syariah
Dalam hal ini, prinsip dasar asuransi sayri’a ada sembilan macam,
yaitu : tauhid, keadilan, tolong-menolong, kerja sama, amanah, kerelaan,
larangan riba, larangan judi, dan larangan gharar.
1. Tauhid (unity)
Dalam berasuransi yang harus diperhatikan adalah bagaimana
seharusnya menciptakan suasana dan kondisi bermuamalah yang tertuntun
oleh nilai-nilai ketuhanan paling tidak dalam setiap melakukan aktivitas
berasuransi ada semacam keyakinan dalam hati bahwa Allah SWT selalu
mengawasi seluruh gerak langkah kita dan selalu berada bersama kita.
2. Keadilan (justice)
Prinsip kedua dalam berasuranasi adalah terpenuhinya niulai-nilai keadilan
antara pihak-pihak yang terkait dengan akad asuransi. Keadilan dalam hal ini
dipahami sebagai upaya dalam menempatkan hak dan kewajiban antara
nasabah dan perusahaan asuransi.
3. Tolong menolong (ta’awun)
Prinsip dasar yang lain dalam melkasnakan kegiatan berasuransi harus
didasari dengan adanya rasa tolong menolong antara anggota. Praktik tolong
menolong dalam asuransi adalah unsur utama pembentuk (DNA-Chromosom)
bisnis transaksi.
4. Kerja sama (cooperation)
Prinsip kerja sama merupakan prinsip universal yang selalu ada dalam
literatur ekonomi islami. Kerja sama dalam bisnis asuransi dapat berwujud
dalam bentuk akad yang dijadikan acuan antara kedua belah pihak yang
terlibat, yait antara anggota (nasabah) dan perusahan asuransi. Dalam
operasionalnya, akad yang dipakai dalam bisnis asuransi dapat memakai
konsep mudharabah atau musyarakah.
5. Amanah ( trustworthy / al-amanah )

7
Prinsip amanah dalam organisasi perusahan dapat terwujud dalam nilai-nilai
akuntabilitas (pertanggungjawaban) perusahaan melalui penyajian laporan
keuangan tiap periode. Prinsip amanah juga harus berlaku pada diri nasabah
asuransi.seseorang yang menjadi nasabah asuransi berkewajiban
menyampaikan informasi yang benar berkaitan dengan pembayaran dana
iuran dan tidak memanipulasi kerugian yang menimpa dirirnya.
6. Kerelaan ( al-ridha )
Dalam bisnis asuransi, kerelaan (al-ridha) dapat diterapkan pada setiap
anggota (nasabah) asuransi agar mempunyai motivasi dari awal untuk
merelakan sejumlah dana (premi) yang disetorkan ke perusahan asuransi,
yang difungsikan sebagai dana sosial (tabarru).
7. Larangan riba
Islam menghalalkan perniagaan dan melarang riba. Halalnya jual beli dengan
pola berfikir selama manusia saling membutuhkan satu sama lain, karena
tidak bisa mencapai ke semua keinginan kecuali dengan jual beli merupakan
permasalahan bagi mereka.
8. Larangan maisir ( judi )
Syafi’i antonio mengatakan bahwa unsur maisir judia artinya adanya salah
asatu pihal yang untung namun di lain pihak justru mengalami kerugian.
9. Larangan gharar
Gharar dalam pengertian bahasa adalah al-khida’ yaitu suatu tindakan yang
di dalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan. Secara konvensional
kata Syafi’I kontrak dalam asuransi jiwa dapat dikategorikan sebagai aqd
tabaduli atau akad pertukaran, yaitu pertukaran pembayaran premi dan
dengan uang pertanggungan.
4. Produk – produk asuransi syariah
a. Produk Takaful individu
Produk takaful individu di bagi menjadi dua jenis yaitu prtoduk takaful
individu tabungan dan produk takaful non tabungan.
A. Produk-produk tabungan

8
Produk asuransi syari’ah dengan unsur saving adalah sebuah produk
asuransi yang di dalamnya menggunakan dua buah rakening dalam sebuah
pembayaran premi, yaitu rekening untuk dana tabarru’ (sosial) dan rekening
untuk dana saving (tabungan). Adapun status kepemilikan dana pada
rekening saving masih menjadi milik peserta (anggota) bukan menjadi milik
perusahaan asuransi, perusahaan hanya berfungsi sebagai lembaga
pengelola. Karena dana tersebut masih menjadi milik peserta asuransi, maka
tatkala peserta asuransi berkeinginan untuk menarik dana itu, pihak
perusahaan tidak ada dalih untuk menolaknya
Rekening tabungan pada produk yang menggunakan unsur saving
adalah kumpulan dana yang merupakan milik peserta dan di bayarkan bila a.
perjanjian berakhir, b. peserta mengundurkan diri, dan c. peserta meninggal
dunia. Adapun rekening tabarru’ (khusus) adalah rekening yang berisi
kumpulan dana yang diniatkan oleh peserta sebagai derma untuk tujuan
saling membantu dan di bayarkan bila: a. peserta meninggal dunia, dan b.
perjanjian berakhir, jika ada kelebihan surplus dana.
Macam-macam produk tabungan
1. Takaful dana infestasi
Program takaful dana infestasi adalah suatu bentuk perlindungan
untuk perorangan yang menginginkan dan merencanakan pengumpulan
dana dalam mata uang Rupiah dan US dolar sebagai dana infestasi yang
diperuntukkan bagi ahli warisnya jika di takdirkan meninggal lebih awal atau
sebagai bekal untuk hari tuanya.
2. Takaful dana siswa
Program Takaful dana siswa adalah suatu bentuk perlindungan untuk
perorangan yang bermaksud menyediakan dana pendidikan, dalam mata
uang Rupiah dan US Dolar untuk putra – putrinya sampai sarjana.
3. Takaful dana haji

9
Program takaful dana haji adalah suatu bentuk perlindungan untuk
perorangan yang menginginkan dan merencanakan pengumpulan dana
dalam mata uang Rupiah dan US Dolar untuk biaya menjalankan ibadah haji.
4. Takaful dana jabatan
Program takaful jabatan adalah suatu bentuk perlindungan untuk
direksi atau pejabat suatu perusahaan yang menginginkan dan
merencanakan pengumpulan dana dalam mata uang Rupiah atau US Dolar
sebagai dana santunan yang diperuntukkan bagi ahli warisnya jika
ditakdirkan meninggal lebih awal atau sebagai dana santunan / investasi
pada saat tidak aktif lagi di tempat kerja.

5. Takaful hasanah
Suatu bentuk perlindungan untuk perorangan yang menginginkan dan
merencanakan pengumpulan dana sebagai modal usaha atau diperuntukkan
bagi ahli warisnya jika ditakdirkan meninggal lebih awal.
B. Produk- produk Non tabungan
Takaful al- Khaairat Individu
Program ini di peruntukkan bagi perorangan yang bermaksud
menyediakan santunan untuk ahli waris bila peserta mengalami musibah
kematian dalm masa perjanjian.
B. Produk Takaful Group.
Yang dimaksudkan produk kumpulan adalah produk yang didisain
untuk jumlah peserta relatif banyak dan dalam struktur produknya ada yang
mengandung unsur tabungan (saving) dan ada yang tidak mengandung unsur
tabungan. Produk – produk kumpulan yang tidak mengandung unsur
tabungan, di akhir masa kontrak tidak ada bagi hasil atau pengambilan nilai
tunai, karena semuanya bersifat tabarru’ dana tolong – menolong. Beberapa
contoh produk – produk kumpulan adalah sebagai
berikut

10
1. Takaful al – Khairat dan Tabungan Haji
2. Takaful Kecelakaan Siswa
3. Takaful Kecelakaan Wisata dan Perjalanan
4. Tkaful Kecelakaan Diri Kumpulan
5. Takaful Majelis Ta’lim
6. Takaful Pembiayaan

C. Produk Takaful Umum.


Produk Takaful Umum adalah bentuk takaful yang memberikan perlindungan
financial kepada peserta takaful dalam menghadapi bencana atau kecelakaan
harta benda milik peserta.
1. Takaful Kebakaran
2. Takaful Kendaraan Bermotor
3. Takaful Rekayasa
4. Takaful Pengangkutan
5. Takaful Rangka Kapal
6. Asuransi Takaful Aneka

5. Perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional


No Prinsip Auransi Asuransi Syrai’ah
Konvensional
1. Konsep Perjanjian antara Sekumpulan orang yang
dua pihak atau lebih, saling membantu, saling
dengan mana pihak menjamin danm bekerja
penanggung sama dengan cara-cara
meningkatkan diri masing-masing
kepada tertanggung, mengeluarkan akad
dengan menerima tabarru’.

11
premi asuransi,
untuk memberrikan
pergantian kepada
tertanggung.
2. Visi dan Misi Secara garis besar Misi yang diemban dalam
misi utama dari asuransi syariah adalah
asuransi misi aqidah, misi ibadah
konvensional adalah (ta’awun ), misi ekonomi
misi ekonomi dan (iqtishod), dan misi
misi social. pemberdayaan umat
(sosial). Asuransi takaful
di Indonesia mempunyai
visi sebagai lembaga
keuangan yang konsisten
menjalankan transaksi
asuransi secara islami.
Operasional perusahaan
dilaksanakan atas dasar
prinsip- prinsip syariah
yang bertujuan
memberikan fasilitas dan
layanan terbaik bagi
umat islam khususnya
dan masyarakat
Indonesia umumnya.
3. Sumber Bersumber dari Bersumber dari hukum
Hukum pikiran manusia dan Allah sumber hukum
kebudayaan. dalam Syariah Islam
Berdasarkan hukum adalah al – Qur’an,
positif, hukum alami, sunnah, atau kebiasaan

12
dan contoh Rasul, Ijma’, Fatwa
sebelumnya. Sahabat, Qiyas, Istihsan,
Urf “tradisi”, dan
Maslahah Mursalah.
4. Maghrib Tidak selaras Bersih dari adanya
dengan syariah praktek gharar, maisir,
islam karena adanya dan Riba
maisir, gharar, dan
Riba; hal yang di
haramkan dalam
muamalah
5. DPS Tidak ada, segingga Ada, yang berfungsi
dalam banyak untuk mengawasi
prakteknya pelaksanaan operasional
bertentangan perusahaan agar
dengan kaidah- terbebas dari praktek-
kaidah syara’ praktek muamalah yang
bertentangan dengan
prinsip- prinsip syariah
6. Akad Akad jual beli (akad Akad tabarru’ dan akad
mu’awadhah, akad ijarah (mudharabah,
idz’aan, akad gharar, wakalah, wadiah, syirkah,
dan akad mulzim) dan sebagainya)
7. Jaminan / Transfer of risk, Sharing of risk, dimana
Risk (Resiko) dimana terjadi terjadi proses saling
transfer resiko dari menanggung antara satu
tertanggung kepada peserta dengan peserta
penanggung. lainnya (ta’awun)

8. Pengolahan Tidak ada Pada produk- produk

13
Dana pemisahan dana, saving (life) terjadi
yang berakibat pada pemisahan dana, yaitu
terjadinya dana dana tabarru’ derma’ dan
hangus (untuk dana peserta sehingga
produk saving - life) tidak mengenal istilah
dana hangus. Sedangkan
untuk untuk term
insurance semuanya
bersifat tabarru’
9. Investasi Bebas melakukan Dapat melakukan
investasi ndalam investasi sesuai
batas- batas ketentuan perundang-
ketentuan undangan, sepanjang
perundang- tidak bertentangan
undangan, dan tidak dengan prinsip- prinsip
terbatasi pada halal syariah islam. Bebas dari
dan haramnya obyek riba dan tempat- tempat
atau sistem investasi investasi yang terlarang.
yang digunakan
10. Kepemilikan Dana yang Dana yang terkumpul
Dana terkumpul dari dari peserta dalam
premi peserta bentuk iuran atau
seluruhnya menjadi kontribusi, merupakan
milik perusahaan milik peserta (shohibul
dan mal), asuransi syariah
menginvestasikan hanya sebagai pemegang
kemana saja. amanah (mudharib)
dalam mengelola dana
tersebut.
11. Keuntungan keuntungan yang Profit yang diperoleh

14
(profit) diperoleh dari dari surplus
surplus underwriting, komisi
underwriting, reansuransi, dan hasil
komisi reansuransi, investasi, bukan
dan hasil investasi seluruhnya menjadi milik
seluruhnya adalah perusahaan, tetapi
keuntungan dilakukan bagi hasil
perusahaan. (mudharabah) dengan
peserta

6. Kendala pengembangan asuransi syariah


Tantangan terbesar yang dihadapi oleh industri asuransi syariah
bersumber pada dua hal utama yaitu permodalan dan sumber daya manusia.
Tantangan-tantangan lain seperti masalah, ketidaktahuan masyarakat
terhadap produk asuransi syariah, image dan lain sebagainya merupakan
akibat dari dua masalah utama tersebut.
1. Minimya modal
2. Kurangnya SDM yang professional
3. Ketidaktahuan Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Syariah
4. Dukungan Pemerintah Belum Memadai
5. Image
Salah satu tantangan besar bisnis asuransi syariah di Indonesia dan
negara lainnya, menurut Zein, adalah meyakinkan masyarakat akan
keuntungan menggunakan asuransi syariah. “Perlu sekali mensosialisasikan
asuransi syariah bukan saja berasal dari agama, tetapi memperlihatkan
keuntungan.” Kenyataan di lapangan menunjukkan, bahwa para pelaku
ekonomi syariah masih menghadapi tantangan berat untuk menanamkan
prinsip syariah sehingga mengakar kuat dalam perekonomian nasional dan
umat Islamnya itu sendiri.

15
BAB III
KESIMPULAN
1. Pengertian asuransi
Menurut pasal 1 undang-undang no. 2 tahun 1992 tentang usaha
perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua
pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikat diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum pada
pihak ketiga yang mungkin ada diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan
2. Dasar Hukum Asuransi Syariah
Surah al-Maidah ayat 2
ِ ‫شدِيد ُ إال ِعقَا‬
‫ب‬ َ َ‫َّللا‬ ِ ‫اْلثإ ِم َو إالعُد َإو‬
َّ ‫ان َواتَّقُوا‬
َّ ‫َّللاَ ِإ َّن‬ ِ ‫و ت َ َع َاونُوا َعلَى إ‬
Artinya: “… tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksanya”. (Q.S, al-Maidah 5:2)
3. Prinsip-prinsip Dasar Asuransi Syariah
1. Tauhid (unity)
2. Keadilan (justice)
3. Tolong menolong (ta’awun)
4. Kerja sama (cooperation
5. Amanah ( trustworthy / al-amanah )
6. Kerelaan ( al-ridha )
7. Larangan riba
8. Larangan maisir ( judi )
9. Larangan gharar

16
4. Kendala pengembangan asuransi syariah
a. Minimya modal
b. Kurangnya SDM yang professional
c. Ketidaktahuan Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Syariah
d. Image
e. Dukungan Pemerintah Belum Memadai

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Manan, Muhammad, (1995), Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Dana
Bhakti Wakaf, Yogyakarta
Hasan Ali, AM, (2004), Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Prenada
Media , Jakarta.
Irfan Kurniadi, http://empatempat.wordpress.com/2010/02/21/asuransi-
syariah-prospek-tantanga-dan-strategi/
Muhammad Syakir Sula dan Hermawan Kartajaya, (2006), Syariah marketing,
Mizan Pustaka, Bandung
Syakir Sula, Muhammad, Asuransi Syariah (life ang general) Konsep dan
system Operasional, (akarta: Gema Insani, 2004
Sudarsono, Heri, (2007), Bank dan lembaga keuangan Syari’ah, Deskripsi dan
Ilustrasi, Ekonisia, Yogyakarta.
Sumitro, Warkum, (1996), Asas – Asas Perbankan Islam dan Lembaga –
Lembaga Terkait ( BMUI dan Takaful) di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta

Solahudin, M, (2006), Lembaga Ekonomi dan Keuangan


Islam, Muhammadiyah University Press, Surakarta.
http://anget-team.blogspot.com/2012/04/makalah-asuransi-
syariah.html?m=1

18

You might also like