Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pada diskusi ini kami mendapatkan kasus “ Seorang wanita yang mendadak
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari rabu tanggal 26 November
2008 (sesi I) dan Jumat tanggal 28 November 2008 (sesi II), dimana tiap pertemuan
berdurasi 2 jam. Diskusi dipimpin oleh Nurdiana Dwikarwati dan hasil diskusi dicatat
oleh Primaputra Ademukhlis pada sesi pertama dan kedua. Ada beberapa hal yang
sempat menjadi masalah dalam diskusi kelompok kami, yaitu bahwa petunjuk awal
kasus sangat tidak jelas sehingga mahasiswa menjadi tidak siap untuk menjawab
kasus. Hal- hal yang menonjol dalam diskusi kelompok adalah hubungan hipertiroid
dengan kesadaran menurun, kehamilan, demam dan meninggalnya bayi ny. Tina.
Namun dengan kepustakaan yang kami cari dan lengkapi, serta bimbingan dari tutor
1
BAB II
LAPORAN KASUS
KASUS:
demam tinggi.”
dibawa ke RS, Ny. Tina terlihat bingung dan mengeluh demam yang semakin tinggi.
Ny. Tina yang istri seorang petani itu, 2 hari sebelumnya baru saja melahirkan
Ny.Tina pada saat hamil tampak semakin kurus. Sering diare dan kadang-
2
aktif bekerja di rumah atau membantu suami di sawah. Menurut ibu ny. Tina, saat ny.
Tina melahirkan terdapat kesulitan sehingga prosesnya agak lama dan darah banyak
Ikterus (-)
Abdomen lemas, defense muscular (-), hepar dan lien tidak teraba
Analisa kasus
A. Anamnesis
1. Identitas
Nama : Ny.Tina
Umur : 20 tahun
Pekerjaan :-
Status : Menikah
3
Alamat :-
2. Keluhan Utama
o Hipertensi stage II
o Takikardi
o Edema kaki
o Saat hamil tampak semakin kurus, tapi sebelum hamil Ny. Tina jarang
sakit
o 2 hari yang lalu baru saja melahirkan bayi yang pertama dengan bantuan
4
o Riwayat hipertensi?
o Riwayat DM?
7. Riwayat kebiasaan
8. Riwayat medikasi
B. Pemeriksaan fisik
1. Seluruh tubuh
Inspeksi:
Ikterus (-)
2. Thoraks
Auskultasi
Ronki basah halus tak nyaring di bagian basal paru karena adanya
5
kompensasi LVH dilatasi atrium kiri bising jantung gr II, irama
gallop
3. Abdomen
Palpasi
Abdomen lemas
4. Ekstremitas bawah
Palpasi
5. Tanda vital
6. Pemeriksaan antropometri
Berat Badan: 39 kg
6
(Tinggi badan)²/m² (1,48)²
*Normal : 18,5-24,9
Overweight : 25-29,9
Obesitas : >30
C. Pemeriksaan laboratorium
1. Darah
Terganggu110-199 mg/dl
7
Hb: 8,9% (↓) T3 total : 190 (n=60-
Leukosit: 181) → ↑
kronis
T4 total : 11,2 (n=4,5-
10,9) → ↑
D. Pemeriksaan penunjang
Permasalahan ny.Tina:
takikardi, gagal jantung kiri dan kanan, edema paru dan kaki.
Hormon tiroid
Metabolisme energi
Diare:
Hormon tiroid
Diare
Hiperglikemia:
Hormon tiroid
Hiperglikemia
regurgitasi aorta.
penumpukan di paru.
E. DIAGNOSIS
F. PENATALAKSANAAN
Rawat inap
Infus nutrisi
Antitiroid: PTU dosis besar (loading dose 600 besar (loading dose 600-1000
mg) diikuti dosis 200 mg PTU tiap 4 jam dengan dosis sehari total 1000-1500
mg).
jam.
dalam 24 jam
G. PROGNOSIS
PEMBAHASAN
Ada beberapa hal yang perlu diketahui sehubungan dengan kehamilan ini.
terjadi penurunan turn over rate T.4 dan juga kadar T4 bebas. Hal ini menimbulkan
Oleh karena itu perlu waspada dalam nilai angka labolatorik kadar T4 total dan T3 total
seoranmg pasien yang diperkirakan mempunyai perubahan TBG. Pada keadaan hamil
sedang, maka kenaikan ini tidak terjadi atau terganggu. TSH (throxin stimulating
hormon) ibu tidak melewati plasenta, sehingga bayi ini sama sekali bergantung pada
TSHnya sendiri. Tiroid fetus mulai menangkap radioaktif yodium pada minggu 12 1 4
dan mulai memproduksi hormon sendiri pada minggu 19 22. Aksis hipofisis tiroid
pada fetus mulai berfungsi (intact) pada bulan ke-5. Dengan demikian kita perlu hati-
hati untuk menggunakan obat antitiroid sejak minggu 19 22, supaya tidak terjadi
dikatakan bahwa hormon T3 dan T4 hampir tak melewati plascnta, tetapi akhir-akhir
ini ditunjukkan sebaliknya meskipun dalam jumlah yang amat kecil. T3 lebih banyak
jika dibandingkan dengan T4. Perhitungan yang agak cermat menunjukkan bahwa
klirens plasenta T3 ibu dalam sirkulasi fetus hampir sama dengan jumlah yang
dibutuhkan fetus ini. Dengan demikian apabila ada ganaguan dalam kecepatan
transpor ini, akan tetjadi gangguan perkembangan fetus, baik somatik maupun mental.
Hal ini terbukti bahwa sepeniga kasus dengan kretin atirotik menderita hipo-
tiroidisme.
kelenjar tiroid yang hiperaktif. Adapun sebab manifestasi klinisnya sama., karena efek
ini disebabkan ikatan T3 dengan reseptor T3-inti yang makin penuh. Rangsang oleh
pada destruksi kelenjar misalnya karena radang, inflamasi, radiasi, akan terjadi
kerusakan sel hingga hormone yang tersimpan dalam folikel keluar masuk dalam
darah. Dapat pula karena pasien mengkonsumsi hormone tiroid berlebihan. Dalam hal
Penyebab tirotoksikosis
Mutasi TSH
Diagnosis tirotoksikosis
Untuk fase awal penentuan diagnosis, perlu T4(T3) dan TSH, namun pada
pemantauan cukup diperiksa T4 saja, sebab sering TSH tetap tersupresi padahal
keadaan membaik. Hal ini karena supresi terlalu lama pada sel tirotrop oleh hormone
tiroid sehingga lamban pulih. Untuk memeriksa mata digunakan alat eksoftalmometer
Herthl. Karena hormone tiroid berpengaruh terhadap semua sel/organ maka tanda
klinisnya ditemukan pada semua organ kita. Pada kelompok usia lanjut gejala dan
tanda tidak sejelas pada usia muda, bahkan dalam beberapa hal sangat berbeda
toleransi obat,
youth-fullness
Gastrointestinal Hiperdefekasi, Jantung Dispneu, hipertensi,
muntah, disfagia,
splenomegali
Muscular Rasa lemah Darah dan limfatik Limfositosis,
anemia,
splenomegali, leher
membesar
Genitourinaria Oligomenorea, Skelet Osteoporosis,
ginekomastia tulang
Kulit Rambut rontok,
berkeringat, kulit
dan onikolisis
Pengobatan
Metimazol (MMI) hormone tiroid dan berefek pada graves. Obat jangka
T4T3
Β-adrenergik antagois
Nadolol
Bahan mengandung
iodine
ekstratiroidal
Obat lainnya
Memperbaiki efek
sifat imunologis
KRISIS TIROID
terjadi. Hampir semua kasus diawali oleh faktor pencetus. Tidak satu indikator
biokimiawi pun mampu meramalkan terjadinya krisis tiroid, sehingga tindakan kita
didasarkan pada kecurigaan atas tanda-tanda krisis tiroid membakat, dengan kelainan
yang khas maupun yang tidak khas. Pada keadaan ini dijumpai dekompensasi kordis
satu atau lebih system organ. Karena mortalitas amat tinggi, kecurigaan krisis saja
transkripsi, meningkatnya kepekaan sel sasaran dan sebagainya. Faktor resiko krisis
tiroid: surgical krisis (persiapan operasi yang kurang baik, belum eutiroid), medical
Kesadaran menurun
Hipertermia
Apabila terdapat triad maka kita dapat meneruskan dengan menggunakan skor
Pada kasus toksikosis pilih angka tertinggi, >45 highly seggestive, 25-44
Pengobatan harus segera diberikan, kalau mungkin dirawat dibangsal dengan kontrol
baik
Umum. Diberikan cairan untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit (NaCl dan cairan
lain) dan kalori (glukosa), vitamin, oksigen, kalau perlu obat sedasi, kompres es.
o Memblok sintesis hormon baru: PTU dosis besar (loading dose 600-1000
mg) diikuti dosis 200 mg PTU tiap 4 jam dengan dosis sehari total 1000-
1500 mg).
o Memblok keluarnya cikal bakal hormon dengan solusio logul (10 tetes
setiap 6-8 jam) atau SSKI (larutan kalium yodida jenuh, 5 tetes setiap 6
jam). Apabila ada, berikan endoyodin (NaI) IV, kalau tidak solusio
tiap 6 jam). Rasional pemberiannya ialah karena defisiensi steroid relatif akibat
jam.
DAFTAR PUSTAKA
Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. E/4. Jakarta: Pusat Penerbitan
6. Greenspan FS, Gardner DG. Basic & Clinical Endocrinology. 7th Eds.
United States of America: McGrawHill; 2004. 669-673.
8. Murray RK, Mayes PA, Rodwell VW, Granner DK. Bani AP [ed].
Harper’s Review of Biochemistry. 25th Eds. Jakarta: EGC; 2003.
BAB V
diselesaikan tepat waktu oleh penulis yang merupakan hasil diskusi ketiga kelompok
Trisakti.
kepada para tutor atas bimbingannya hingga tersusunnya makalah ini. Tidak lupa juga
kami ucapkan terima kasih kepada pihak- pihak lain yang membantu penulis dalam
kesempurnaan, saran dan kritik merupakan hal yang diharapkan oleh penulis.