You are on page 1of 23

Evaluasi Program Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang

Periode Desember 2016 - November 2017

Rudy Setiady
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
setiadyrudy@hotmail.com

Abstrak

Indonesia masuk lima besar negara dengan jumlah Lansia terbanyak di dunia. Jumlah Lansia di
Indonesia berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2015 berjumlah 21.500.193
jiwa atau 8,43% dari total penduduk. Angka harapan hidup (life expectancy) Indonesia telah
meningkat secara nyata. Hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 menunjukkan bahwa penduduk
Indonesia memiliki harapan untuk hidup hingga mencapai usia 70,7 tahun. Dalam aspek
kesehatan diketahui semakin bertambah tua umurnya, maka Lansia yang mengalami keluhan
kesehatan akan semakin banyak. Sebanyak 37,11% penduduk pra Lansia (45-59 tahun) pernah
mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir, sementara Lansia (60-69 tahun) sebesar
48,39%, Lansia risiko tinggi (70 tahun atau ≥ 60 tahun dengan masalah kesehatan) sebesar
57,65% yang mengeluhkan kondisi kesehatannya. Angka kesakitan Lansia tahun 2014 sebesar
25,05%. Peningkatan populasi Lansia di Indonesia yang dapat menimbulkan permasalahan
terkait aspek medis, psikologis, ekonomi, dan sosial sehingga diperlukan peningkatan pelayanan
kesehatan terhadap lanjut usia tersebut yang mulai diberikan pada pra lanjut usia (usia 45-59
tahun). Tujuan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan program Upaya Kesehatan Usia
Lanjut di Puskesmas Rengasdengklok, Karawang pada periode Agustus 2016 sampai Juli 2017
berdasarkan Strategi Puskesmas Santun Lansia dengan menggunakan pendekatan sistem.
Metode yang digunakan adalah dengan cara membandingkan cakupan program upaya
kesehatan usia lanjut terhadap target yang sudah direncanakan selama periode Agustus 2016
sampai Juli 2017 dengan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan
diinterpretasikan dengan pendekatan sistem. Setelah dievaluasi didapatkan dua prioritas
masalah dari cakupan pemeriksaan kesehatan dengan besar masalah 72,2% dan cakupan
penimbangan dengan besar masalah 69,1%. Disarankan untuk menambah jumlah kader terlatih,
menjaring Lansia dengan kunjungan rumah yang lebih aktif ke rumah Lansia yang tidak datang
ke posbindu, serta pencatatan dan pelaporan kegiatan dibuat lebih lengkap lagi.

Kata kunci: evaluasi program, Lansia, cakupan


Pendahuluan

Salah satu indikator keberhasilan WHO menilai persentase lanjut usia yang
pembangunan kesehatan di Indonesia mengalami keterbatasan fisik ditemukan
adalah peningkatan Umur Harapan Hidup lebih dari 10% pada kelompok usia 65-74
(UHH). Dengan semakin meningkatnya usia tahun dan lebih dari 30% pada kelompok
harapan hidup penduduk, menyebabkan usia ≥75 tahun.3
jumlah penduduk lanjut usia terus
Indonesia masuk lima
meningkat dari tahun ke tahun. Angka
besar negara dengan jumlah Lansia
harapan hidup (life expectancy) Indonesia
terbanyak di dunia. Jumlah Lansia di
telah meningkat secara nyata. Hasil Sensus
Indonesia berdasarkan Survei Sosial
Penduduk (SP) 2010 menunjukkan bahwa
Ekonomi Nasional (Susenas)
penduduk Indonesia memiliki harapan
2015 berjumlah 21.500.193 jiwa
untuk hidup hingga mencapai usia 70,7
atau 8,43% dari total penduduk.3 Badan
tahun. Hal tersebut jauh lebih baik dari
Pusat Statistik (2013) memproyeksikan,
angka harapan hidup tiga atau empat
jumlah penduduk lanjut usia (60+)
dekade sebelumnya, yaitu di bawah 60
diperkirakan akan meningkat menjadi 27,1
tahun.1 Menurut Undang-Undang Nomor 13
juta jiwa pada tahun 2020, menjadi 33,7
Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
juta jiwa pada tahun 2025 dan 48,2 juta
Usia yang dimaksud dengan Lanjut Usia
jiwa tahun 2035. Angka kesakitan Lansia
(Lansia) adalah seseorang yang telah
tahun 2014 sebesar 25,05%, berarti bahwa
mencapai usia 60 tahun ke atas.2
sekitar satu dari empat Lansia pernah
Menurut World Health Organization mengalami sakit dalam satu bulan
(WHO) pada tahun 2013 perkiraan jumlah terakhir.dengan lanjut usia yang tinggal di
lanjut usia di seluruh dunia mencapai 8% daerah pedesaan lebih tinggi dari pada yang
dari seluruh populasi dunia dan tinggal di perkotaan. Persentase kejadian
diprediksikan akan meningkat tiga kali lipat disabilitas fisik pada lanjut usia di Indonesia
pada tahun 2050 diamana negara–negara menurut Susenas pada tahun 2012
berkembang merupakan penyumbang ditemukan sebanyak 14,86% dari seluruh
terbesar pada populasi lanjut usia tersebut. lanjut usia di Indonesia. Berdasarkan
penemuan tersebut didapatkan meningkatkan derajat kesehatan Lansia
peningkatan persentase kejadian disabilitas untuk mencapai Lansia sehat, mandiri, aktif,
sebanyak 2,98% dari hasil sensus oleh produktif dan berdaya guna bagi keluarga
badan pusat statistik RI pada tahun 2010 dan masyarakat. Mengingat kondisi dan
sebanyak 11,88%.4,5 permasalahan lanjut usia seperti diuraikan
di atas, maka penanganan masalah lanjut
Dengan bertambahnya umur, fungsi
usia harus menjadi prioritas, karena
fisiologis mengalami penurunan akibat
permasalahannya terus berpacu dengan
proses penuaan sehingga penyakit tidak
pertambahan jumlahnya.7
menular banyak muncul pada lanjut usia.
Selain itu masalah degeneratif menurunkan
daya tahan tubuh sehingga rentan terkena
Materi dan Metode
infeksi penyakit menular. Hasil Riset
Materi
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, Materi yang dievaluasi dalam
penyakit terbanyak pada lanjut usia adalah program ini terdiri dari laporan hasil
Penyakit Tidak Menular (PTM) antara lain kegiatan bulanan Puskesmas mengenai
hipertensi, artritis, stroke, Penyakit Paru program Upaya Kesehatan Usia Lanjut di
Obstruktif Kronik (PPOK) dan Diabetes wilayah kerja Puskesmas Kotabaru,
Mellitus (DM).6 Karawang periode Desember 2016 sampai
dengan November 2017, yang dilaksanakan
Untuk mewujudkan Lansia sehat,
oleh 8 Posbindu dari 4 desa binaan
mandiri, berkualitas dan produktif harus
Puskesmas Kotabaru.
dilakukan pembinaan kesehatan sedini
Metode
mungkin selama siklus kehidupan manusia Evaluasi program ini
sampai memasuki fase lanjut usia dengan dilaksanakan dengan cara membandingkan
memperhatikan faktor-faktor risiko yang cakupan program upaya kesehatan usia
harus dihindari dan faktor-faktor protektif lanjut terhadap target yang sudah
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan direncanakan selama periode Desember
kesehatan Lansia. Tujuan umum kebijakan 2016 sampai dengan November 2017
pelayanan kesehatan Lansia adalah dengan pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data dan kesimpulan dengan
pendekatan sistem. Data dibandingkan sampai September 2017; Laporan penerapan
dengan tolok ukur yang telah ditentukan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
dengan menggunakan pendekatan sistem (LMKM) di Puskesmas Medangasem,
sehingga ditemukan masalah pada program Kabupaten Karawang pada bulan Oktober
upaya kesehatan usia lanjut. Usulan dan 2016 sampai dengan September 2017;
saran diberikan berdasarkan penyebab dari Pencatatan dan pelaporan program ASI
masing-masing unsur keluaran sebagai eksklusif di Puskesmas Medangasem,
pemecahan masalah, dengan menggunakan Kabupaten Karawang pada bulan Febuari
pendekatan sistem. dan Agustus 2016 ; Laporan bulanan
kegiatan penyuluhan perorangan dan
kelompok di Puskesmas Medangasem,
Kabupaten Karawang pada bulan Oktober
Tolok ukur 2016 sampai dengan September 2017.
Tolok ukur terdiri dari variabel
masukan, proses, keluaran, lingkungan, Data Umum
umpan balik, dan dampak. Digunakan Puskesmas Medangasem terletak di

sebagai pembanding atau target yang harus Jalan Raya Medangasem, Desa

dicapai dalam program Upaya Kesehatan Medangasem, Kecamatan Jayakerta,


Kabupaten Karawang.
Usia Lanjut.
Luas wilayah kerja puskesmas : ± 1.713
Sumber Data Ha dengan kondisi fisik dataran rendah,
Sumber data dalam evaluasi ini didominasi oleh sebagian besar persawahan.
berupa data sekunder yang berasal dari : Puskesmas Medangasem mempunyai
Profil kesehatan UPTD Puskesmas wilayah kerja 3 (tiga) desa, terdiri dari 13
Medangasem tahun 2016; Data Geografi dusun, 57 RT dan 19 RW.
dari Puskesmas Medangasem tahun 2016; Jumlah penduduk di wilayah kerja
Data Demografi dari Puskesmas Puskesmas Medangasem pada Tahun 2016
Medangasem tahun 2016; Laporan bulanan adalah 31.822 jiwa dan meliputi 12.672
bayi usia 0 – 6 bulan yang mendapatkan ASI Kepala Keluarga.
eksklusif di Puskesmas Medangasem,
Kabupaten Karawang periode Oktober 2016
Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang 3. Sarana
ada pada wilayah kerja Puskesmas -Sarana yang tersedia untuk program
Medangasem, antara lain : adalah proyektor in focus, layar proyektor,
Puskesmas: 1 leaflet, materi presentasi power point yang
Posyandu: 24 disusun oleh koordinator bidan, poster, alat
Balai Pengobatan 24 Jam: 1 tulis, formulir wawancara ibu hamil,
Praktik Dokter Umum: 2 konseling menyusui kit, box bayi, buku
Praktik Dokter Gigi: 1 pedoman tenaga pelaksanaan gizi. Terdapat
Praktik Bidan: 9 ruangan khusus yang digunakan untuk
Gedung Perawatan: 1 kegiatan Pojok ASI di Puskesmas
Medangasem namun kondisinya kurang
Ruang Laboratorium: 1
nyaman dan fasilitasnya tidak lengkap

Data Khusus
Masukan 4.Metode
1.Tenaga Penyuluhan
Perorangan
-Dikepalai oleh seorang kepala puskesmas,
Penyuluhan perorangan diberikan oleh
dikelola oleh seorang tenaga pelaksana gizi,
petugas kesehatan Puskesmas kepada setiap
bidan desa yang berjumlah 5 , petugas
ibu dan/atau anggota keluarga dari bayi yang
konselor ASI berjumlah berjumlah 2 orang,
bersangkutan sejak pemeriksaan kehamilan
dan kader ASI yang berjumlah 6 orang(2
sampai dengan periode pemberian ASI
orang tiap desa).
eksklusif selesai. Informasi dan edukasi ASI
eksklusif paling sedikit mengenai :
2.Dana -Keuntungan dan keunggulan pemberian
ASI
a.Dana Anggaran Umum atau Pendapatan
-Gizi ibu, persiapan dan mempertahankan
dan Belanja Daerah (APBD) Tingkat II :
menyusui
Tersedia
-Akibat negatif dari pemberian makanan
b.Bantuan Operasional Kesehatan : Tersedia
botol secara parsial terhadap pemberian ASI
-Mengajarkan teknik menyusui yang benar
Kelompok (dilakukan di posyandu dan kelas kesehatan dan ditanda tangani oleh kepala
ibu hamil setiap bulan) puskesmas.
-Membahas mengenai berbagai manfaat ASI -Sarana pelayanan kesehatan melakukan
Eksklusif bagi ibu dan bayi serta metode pelatihan untuk staf sendiri atau lainnya.
penyimpanan serta pemberian ASI -Setiap sarana pelayanan kesehatan
Eksklusif dengan baik. mengirimkan perwakilan anggota atau
-Memberikan motivasi kepada peserta ASI staffnya untuk mengikuti pelatihan konselor
Eksklusif untuk meneruskan pemberian ASI ASI.
Eksklusif hingga bayi berusia enam bulan -Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui
dan melanjutkan sampai usia dua tahun manfaat ASI dan langkah keberhasilan
didampingi dengan MPASI menyusui. Memberikan konseling apabila
-Mengajarkan teknik memberi ASI yang ibu penderita infeksi HIV positif.
benar -Dilakukan melalui kegiatan penyuluhan
perorangan oleh bidan KIA dan penyuluhan
kelompok oleh bidan desa dibantu oleh
Dilakukan penggalangan Kelompok
kader ASI di tiap desa kepada setiap ibu
Pendukung Ibu Menyusui
dan/atau keluarga dari bayi yang
-(KPIM) oleh konselor dan Pembina KP-Ibu
bersangkutan sejak pemeriksaan kehamilan
Menyusui (bidan, kader posyandu, tokoh
sampai dengan periode pemberian ASI
agama, tokoh masyakat). Merujuk ibu
eksklusif selesai.
kepada kelompok tersebut setelah keluar
-Melakukan kontak dan menyusui dini bayi
dari fasilitas pelayanan kesehatan.
baru lahir (1 jam setelah lahir).
-Tenaga Kesehatan dan penyelenggara
Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan melakukan
Menyusui, yang terdiri dari :
inisiasi menyusu dini terhadap bayi yang
-Sarana pelayanan kesehatan mempunyai
baru lahir kepada ibunya paling singkat
kebijakan tentang penerapan 10 langkah
selama 1 (satu) jam. Inisiasi Menyusu Dini
menuju keberhasilan menyusui dan
dilakukan oleh Bidan Desa, Bidan PONED
melarang promosi PASI.
dengan memberikan pengarahan pada ibu
-Setiap sarana pelayanan kesehatan
yang baru saja melahirkan untuk meletakkan
mempunyai kebijakan tertulis yang
diketahui oleh seluruh anggota petugas
bayi secara tengkurap di dada atau perut ibu -Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang
sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu. dari sarana pelayanan kesehatan.
-Membantu ibu melakukan teknik menyusui
yang benar (posisi peletakan tubuh bayi dan Insisiasi menyusu dini(IMD) adalah
pelekatan mulut bayi pada payudara). proses menyusu dimulai secepatnya segera
-Dilakukan melalui kegiatan penyuluhan setelah lahir. IMD dilakukan dengan cara
perorangan oleh bidan KIA dan penyuluhan kontak kulit ke kulit antara bayi dengan
kelompok oleh bidan desa dibantu oleh ibunya segera setelah lahir dan berlangsung
kader ASI di tiap desa kepada setiap ibu minimal satu jam atau proses menyusu
dan/atau keluarga dari bayi yang pertama selesai (apabila menyusu pertama
bersangkutan sejak pemeriksaan kehamilan terjadi lebih dari satu jam).
sampai dengan periode pemberian ASI
eksklusif selesai. Hanya memberikan ASI Pojok ASI adalah sesuai dengan
saja tanpa minuman pralaktal sejak bayi Peraturan Menteri Kesehatan Republik
lahir Indonesia Nomor 15 Tahun 2013, harus
disediakan satu ruangan khusus untuk
-Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi menyusu atau memerah susu di sarana
Tenaga Kesehatan dan penyelenggara umum. Ruangan pojok ASI eksklusif ini
Fasilitas Pelayanan Kesehatan melakukan juga boleh digunakan untuk tujuan
rawat gabung dengan membiarkan ibu dan mempromosikan program ASI eksklusif dan
bayinya bersama terus menerus kepada bayi juga sebagai ruangan konseling ASI ekslusif
yang memenuhi syarat. Pada rawat gabung /
Pelatihan kader adalah mengenai ASI
rooming-in bayi diletakkan di box bayi yang
eksklusif dilakukan minimal satu kali
berada di dekat ranjang ibu sehingga mudah
pertahun. Pelatihan boleh dilakukan oleh
terjangkau atau dilakukan bedding-in, yaitu
dokter, bidan, konselor ASI eksklusif atau
bayi dan ibu berada bersama-sama di
bagian promosi kesehatan.
ranjang ibu.
-Melaksanakan pemberian ASI sesering dan Pencatatan dan Pelaporan adalah
semau bayi dilakukan dengan Sistem Pencatatan dan
-Tidak memberikan dot/ kempeng. Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
Proses -Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan
1. Perencanaan (planning) Menyusui, yang terdiri dari :
Perencanaan tertulis mengenai : Setiap sarana pelayanan kesehatan
Penyuluhan mempunyai kebijakan tertulis yang
-Perorangan diketahui oleh seluruh anggota petugas
Akan dilakukan pada setiap hari kerja kesehatan dan ditanda tangani oleh kepala
oleh bidan kepada ibu dan/atau anggota puskesmas.
keluarga dari bayi yang bersangkutan saat
pemeriksaan kehamilan sampai dengan Sarana pelayanan kesehatan mempunyai
periode pemberian ASI eksklusif selesai kebijakan tentang penerapan 10 langkah
melalui wawancara di UPTD Puskesmas menuju keberhasilan menyusui dan
Medangasem jam 08.00-14.00. melarang promosi PASI.
Sarana pelayanan kesehatan melakukan
-Kelompok pelatihan untuk staf sendiri atau lainnya.
Akan diadakannya penyuluhan mengenai Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui
ASI Eksklusif dan cara menyusui yang manfaat ASI dan langkah keberhasilan
benar kepada ibu hamil dan ibu yang menyusui. Memberikan konseling apabila
mempunyai bayi usia 0-6 bulan, akan ibu penderita infeksi HIV positif.
dilaksanakan sebanyak satu bulan sekali di Melakukan kontak dan menyusui dini
posyandu dan di dalam kelas ibu hamil yang bayi baru lahir (1 jam setelah lahir).
dibantu oleh kader ASI, dengan target 25 Setiap persalinan yang dibantu oleh
kali kelas ibu hamil per tahun. tenaga kesehatan akan dilakukan upaya
Inisiasi Menyusu Dini oleh bidan desa atau
-Dilakukan penggalangan Kelompok bidan PONED yang mendampingi
Pendukung Ibu Menyusui (KPIM) oleh persalinan.
konselor dan Pembina KP-Ibu Menyusui Membantu ibu melakukan teknik
(bidan, kader posyandu, tokoh agama, tokoh menyusui yang benar (posisi peletakan
masyakat). Merujuk ibu kepada kelompok tubuh bayi dan pelekatan mulut bayi pada
tersebut setelah keluar dari fasilitas payudara).
pelayanan kesehatan.
Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi jadwal konselor ASI seminggu sekali pada
Setiap persalinan yang dibantu oleh hari rabu pukul 08.00-14.00
tenaga kesehatan akan dilakukan upaya
rawat gabung oleh bidan desa, atau bidan -Pelatihan kader
PONED yang mendampingi persalinan. Akan dilakukan penjadwalan pelatihan
Melaksanakan pemberian ASI sesering kader setahun sekali oleh konselor ASI
dan semau bayi mengenai program ASI Eksklusif yang
Tidak memberikan dot/ kempeng. disediakan oleh petugas Program Gizi dan
Menindak lanjuti ibu-bayi setelah disesuaikan dengan anggaran operasional
pulang dari sarana pelayanan kesehatan. yang tersedia.

-Inisiasi Menyusu Dini(IMD) -Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan
Dilakukan pengarahan terlebih dahulu
Dilakukan setiap bulan pada saat bayi
kepada ibu dan suami/keluarga sebelum
berkunjung ke posyandu oleh bidan desa di
proses persalinan tentang apa yang harus
KMS kemudian direkapitulasi pada register
dilakukan dan diperhatikan selama proses
bayi pada kunjungan bulan Februari dan
IMD berlangsung. dilakukan dengan cara
Agustus.
kontak kulit ke kulit antara bayi dengan
ibunya segera setelah lahir dan berlangsung
Pelaporan
minimal satu jam atau proses menyusu
Dilakukan pelaporan 2 kali dalam
pertama selesai (apabila menyusu pertama
setahun pada bulan Februari dan Agustus
terjadi lebih dari satu jam).
pada laporan tahunan Puskesmas kepada
Dinas Kesehatan
-Pojok ASI
Akan disediakan suatu ruangan tertutup
2.Pengorganisasian (organizing)
yang khusus buat ibu menyusui di
Dibuat bagan pengorganisasian program
Puskesmas beroperasi setiap hari 24 jam
ASI eksklusif, tenaga pelaksana gizi sebagai
dengan beberapa kursi, meja,wastafel, sabun
koordinator program (programmer),
cuci tangan. Juga terdapat seorang konselor
kemudian programmer melakukan
ASI yang berada di ruang pojok ASI dengan
koordinasi dengan konselor ASI untuk
kemudian melimpahkan tugas kepada
pelaksana program. Terdapat struktur Memberikan motivasi kepada peserta ASI
tertulis dan pembagian tugas yang teratur Eksklusif untuk meneruskan pemberian
dalam melaksanakan tugasnya: hingga 6 bulan dan melanjutkan hingga
usia 2 tahun dengan didampingi MPASI

Dilakukan penyuluhan mengenai ASI


Eksklusif sebanyak dua pulu lima kali dalam
setahun di posyandu dan di dalam kelas ibu
hamil yang dibantu oleh kader ASI.

Tidak adanya Kelompok Pendukung Ibu


Bagan 2. Bagan Pengorganisasian Program
Menyusui (KPIM) oleh konselor dan
ASI Eksklusif Puskesmas Medangasem
Pembina KP-Ibu Menyusui (bidan, kader
posyandu, tokoh agama, tokoh
3.Pelaksanaan (actuating) masyakat).Merujuk ibu kepada kelompok
-Penyuluhan tersebut setelah keluar dari fasilitas
Perorangan pelayanan kesehatan
Dilakukan pada setiap hari kerja oleh
bidan kepada ibu hamil dan ibu yang Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan
mempunyai bayi berusia 0 – 6 bulan melalui Menyusui, yang terdiri dari :
wawancara di UPTD Puskesmas Sarana pelayanan kesehatan mempunyai
Medangasemjam 08.00 – 14.00. Namun kebijakan tentang penerapan 10 langkah
tidak terdapat pelaporan dan pencatatan menuju keberhasilan menyusui dan
mengenai hal tersebut. melarang promosi PASI.
Puskesmas Medangasem belum
Kelompok mempunyai kebijakan tertulis yang
Membahas mengenai berbagai manfaat diketahui oleh seluruh anggota petugas
ASI Eksklusif bagi ibu dan bayi serta kesehatan dan ditandatangani oleh kepala
metode penyimpanan serta pemberian ASI puskesmas tentang 10 LMKM
Eksklusif yang baik.
Sarana pelayanan kesehatan melakukan Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang
pelatihan untuk staf sendiri atau lainnya. dari sarana pelayanan kesehatan.
Sudah diadakan pelatihan terhadap staf Tindak lanjut berupa wawancara dan
sebagai konselor ASI. penyuluhan perorangan dan kelompok pada
Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui ibu yang membawa bayi nya yang berusia 0
manfaat ASI dan langkah keberhasilan – 6 bulan ke posyandu
menyusui. Memberikan konseling apabila
ibu penderita infeksi HIV positif. -Inisiasi Menyusu Dini(IMD)
Kurangnya pengarahan tentang proses
Melakukan kontak dan menyusui dini
IMD yang benar. Yang harusnya dijelaskan
bayi baru lahir (1 jam setelah lahir).
terlebih dahulu kepada ibu dan
Setiap persalinan yang dibantu oleh
suami/keluarga sebelum proses persalinan
tenaga kesehatan telah dilakukan upaya
tentang apa yang harus dilakukan dan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) oleh bidan
diperhatikan selama proses IMD
desa atau bidan PONED yang mendampingi
berlangsung
persalinan.
Pencatatan data IMD belum sesuai
Membantu ibu melakukan teknik
dengan definisi IMD yaitu insiasi menyusu
menyusui yang benar (posisi peletakan
dini dilakukan dengan cara kontak kulit ke
tubuh bayi dan pelekatan mulut bayi pada
kulit antara bayi dengan ibunya segera
payudara).
setelah lahir dan berlangsung minimal satu
Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi
jam
Setiap persalinan yang dibantu oleh tenaga
kesehatan telah dilakukan upaya rawat
gabung oleh bidan desa atau bidan PONED -Pojok ASI
yang mendampingi persalinan. Terdapat ruangan khusus yang
Melaksanakan pemberian ASI sesering digunakan untuk kegiatan Pojok ASI di
Puskesmas Medangasem namun kondisinya
dan semau bayi
kurang nyaman dan fasilitasnya tidak
Tidak memberikan dot/ kempeng. lengkap.
Setiap persalinan yang dibantu oleh Pelatihan kader mengenai ASI
tenaga kesehatan tidak diberikan eksklusif. Terdapat pelatihan kader ASI
yang dilakukan oleh konselor ASI di
dot/kempeng. Puskesmas Medangasem terakhir tahun
2016
-Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan Keluaran
Dilakukan setiap bulan pada saat bayi Cakupan ASI eksklusif
berkunjung ke posyandu oleh bidan desa di
KMS kemudian direkapitulasi pada register
bayi pada kunjungan bulan Februari dan
Agustus ke dinas kesehatan.

Pelaporan
Dilakukan pelaporan 2 kali per tahun yaitu
Februari dan Agustus pada laporan tahunan
Puskesmas kepada Dinas Kesehatan

4.Pengawasan (controlling)
-Pertemuan / Rapat (Lokakarya Mini
Cakupan Penyuluhan Kelompok
Bulanan)
Tiap bulan diadakan 1 kali rapat di
Puskesmas Medangasem dan dipimpin oleh
kepala Puskesmas untuk mengetahui apakah
program berjalan sesuai dengan rencana.
Penilaian mengenai seluruh hasil
kegiatan yang digunakan untuk menentukan
program tahun depan, diadakan 1 tahun
sekali.
Melalui Pencatatan dan pelaporan yang
dilakukan melalui SP2TP.
Cakupan IMD Sosial Ekonomi:
-Keadaan sosial ekonomi masih rendah
yaitu dengan mayoritas mata
pencaharian sebagai petani yaitu
54,06%.
-Rendahnhya social ekonomi membuat
ibu kurang mampu membeli makanan
bernutrisi dan makanan bergizi sehingga
membuat ASI ibu tidak lancar
-Sebagian besar ada ibu menyusui yang
kembali bekerja menjadi buruh tani
Lingkungan
dan TKW, sehingga mereka tidak
Lingkungan Fisik
mempunyai kesempatan untuk
-Lokasi Puskesmas : di tiap desa sudah
menyusui secara ASI ekslusif.
terdapat masing-masing bidan desa,
sehingga mudah dijangkau oleh warga desa.
Sosial Budaya:
-Transportasi: sarana transportasi tersedia -Masih banyaknya kepercayaan masyarakat
adalah angkutan umum dan sepeda motor. yang salah seputar ASI Eksklusif sehingga
memberikan susu formula atau makanan
-Fasilitas Kesehatan lain : tersedia.
tambahan sebelum usia 6 bulan terhadap
bayi terutama bila ASI tidak bisa keluar atau
dianggap berkurang produksinya. Adanya
Lingkungan Non Fisik
mitos bahwa susu kuning (kolostrum) harus
-Pendidikan: -Tingkat pendidikan
dibuang, serta menambahkan madu dan kopi
masyarakat yaitu mayoritas penduduk
kepada bayinya untuk mencegah kejang
dengan pendidikan SD 35,54% dan tidak
(step) pada bayi.
sekolah 35,37%.
-Tingkat pengetahuan manfaat -ASI saja dianggap tidak cukup memenuhi
pemberian dan bagaimana cara pemberian nutrisi bagi bayi hingga usia 6 bulan
ASI eksklusif masih kurang. sehingga diberi MP-ASI sebelum waktunya.
-Nutrisi dan gizi ibu yang kurang serta cara Pembahasan Masalah
menyusu yang salah membuat ASI ibu tidak Masalah Menurut Variabel Keluaran
lancar.

-Kurangnya dukungan keluarga terhadap ibu


untuk dapat memberikan ASI Eksklusif,
baik dukungan dari suami, orang tua ibu,
serta mertua dari ibu menyusui

Umpan Balik Masalah Menurut Variabel Masukan


1.Pencatatan dan pelaporan bulanan
lengkap, sesuai dengan waktu yang
ditentukan akan dapat digunakan sebagai
masukan dalam evaluasi Program Gizi.

2.Rapat kerja yang membahas laporan


kegiatan setiap bulannya untuk
mengevaluasi program yang telah
dijalankan.

Dampak
1.Dampak langsung : memenuhi status gizi
bayi usia 0-6 bulan bayi: Belum dapat
dinilai
2.Dampak tidak langsung : mengurangi
angka kesakitan dan kematian anak: Belum
dapat dinilai
Masalah Menurut Variabel Proses
Masalah Menurut Variabel Lingkungan

Perumusan Masalah Masalah menurut unsur lain :


Masalah Menurut Variabel Keluaran : -Masukan :
Belum banyaknya warga masyarakat yang
Masalah Menurut Keluaran mengunakan sarana fasilitas Pojok ASI dan
-Cakupan ASI ekslusif periode Oktober ruangan yang tidak nyaman dan fasilitas
2016 sampai dengan September 2017 tidak lengkap
sebesar 55.66% dari tolak ukur 90%.
Proses :
-Cakupan Inisiasi Menyusu Dini periode
- Perencanaan
Oktober 2016 sampai dengan September
Belum ada perencanaan kebijakan
2017 sebesar 76,97% dari tolok ukur 100 %
sepuluh langkah menuju keberhasilan
menyusui
Belum dilakukan pembentukan KPIM -Lingkungan :
dan merujuk ibu kepada kelompok Tingkat pengetahuan manfaat pemberian
tersebut setelah keluar dari fasilitas dan bagaimana cara pemberian ASI
pelayanan kesehatan eksklusif masih kurang

-Pelaksanaan Rendahnya social ekonomi menbuat ibu


Puskesmas belum menerapkan sepuluh kurang mampu membeli makanan bernutrisi
langkah menuju keberhasilan menyusui. dan makanan bergizi sehingga membuat ASI
Hanya point pelatihan staf sebagai konselor tidak lancer
ASI dan IMD yang sudah sesuai tolok ukur.
Namun pelaksanaan tidak terdapat pada Sebagian besar ada ibu menyusui yang
perencanaan. kembali menjadi buruh tani dan TKW
sehingga mereka tidak mempunyai
Tidak ada data penyuluhan perorangan. kesempatan untuk menyusui secara ASI
ekslusif
Kurangnya pengarahan tentang proses IMD
yang benar. Yang seharusnya Dijelaskan ASI saja dianggap tidak cukup memenuhi
terlebih dahulu kepada ibu dan nutrisi bagi bayi hingga usia 6 bulan
suami/keluarga sebelum proses persalinan. sehingga diberi MP-ASI sebelum waktunya.

Pencatatan data IMD belum sesuai dengan Masih banyak mitos yang beredar di
definisi IMD yaitu insiasi menyusu dini masyarakat tentang susu kuning(kolostrum)
dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit harus dibuang serta pemberian madu dan
antara bayi dengan ibunya segera setelah kopi dengan alasan untuk mencegah kejang.
lahir dan berlangsung minimal satu jam
Kurangnya dukungan keluarga seperti
Pelatihan kader ASI yang dilakukan oleh
suami, orangtua ibu menyusui, dan mertua
konselor ASI di Puskesmas Medangasem
ibu menyusui untuk melaksanakan
terakhir tahun 2016
pemberian ASI Eksklusif
Penyelesaian Masalah harus dibuang serta pemberian madu dan
kopi dengan alasan untuk mencegah kejang.
Masalah 1 : 8.Kurangnya dukungan keluarga seperti
suami, orangtua ibu menyusui, dan mertua
Cakupan ASI Ekslusif periode Oktober 2016
ibu menyusui untuk melaksanakan
sampai dengan September 2017 sebesar
pemberian ASI Eksklusif
55,66% dari tolak ukur 90%

Penyelesaian Masalah:
1.Dibuatnya ruang pojok ASI yang
Penyebab masalah:
terstandar dan nyaman. terdapat seorang
1.Belum banyak ibu yang menggunakan konselor ASI yang berada di ruang pojok
ruangan pojok ASI di Puskesmas ASI dengan jadwal konselor ASI seminggu
Medangasem, karena ruangan kurang sekali
nyaman dan fasilitas tidak lengkap 2.Penggalangan Kelompok Pendukung Ibu
2.Belum dilakukan pembentukan Kelompok Menyusui (KPIM) yang dilatih oleh
Pendukung Ibu Menyusui (KPIM) dan Pembina KP-Ibu Menyusui seperti bidan,
merujuk ibu kepada kelompok tersebut kader ASI, kader posyandu, tokoh agama,
setelah keluar dari fasilitas pelayanan dan tokoh masyarakat untuk memberikan
kesehatan. teladan baik menyusui dan mempromosikan
3.Tidak ada data penyuluhan perorangan. ASI Eksklusif, serta meningkatkan
4.Banyak ibu menyusui yang bekerja dukungan keluarga (suami, orang tua, dan
sebagai buruh tani dan TKW mertua) ibu menyusui dalam memberikan
5.Tingkat pengetahuan manfaat pemberian ASI Eksklusif.
dan bagaimana cara pemberian ASI eksklusif 3.Melakukan pencatatan data dan pelaporan
masih kurang rutin mengenai penyuluhan perorangan
6.ASI saja dianggap tidak cukup memenuhi tentang ASI Eksklusif yang telah
nutrisi bagi bayi hingga usia 6 bulan dilaksanakan
sehingga diberi MP-ASI sebelum waktunya 4.bagi ibu menyusui yang bekerja menjadi
7.Masih banyak mitos yang beredar di buruh tani dilakukan edukasi kepada ibu
masyarakat tentang susu kuning(kolostrum) menyusui mengenai alat pompa ASI dan
cara penyimpanan ASI. Dan bagi ibu
menyusui yang bekerja menjadi TKW
diberikan edukasi tentang pentingnya ASI Penyebab Masalah:
ekslusif, disarankan untuk tidak bekerja 1.tidak adanya pencatatan dan pelaporan
terlebih dahulu minimal sampai bayi usia 6 data IMD dari bidan praktek swasta yang
bulan atau memilih orang lain yang dapat berada di wilayah kerja puskesmas
dipercaya untuk menjadi ibu susu medangasem
5.Memberikan sertifikat penghargaan
2.Belum ada kebijakan tertulis yang
kepada ibu dan bayi yang berhasil
diketahui oleh seluruh staf puskesmas dan
memberikan ASI Eksklusif secara lengkap.
ditanda-tangani oleh kepala puskesmas
6.Menyelenggarakan promosi ASI Eksklusif
tentang sepuluh langkah menuju
melalui Komunikasi Informasi Edukasi
keberhasilan menyusui, yang dimana salah
untuk membentuk opini positif tentang ASI
satu pointnya adalah tentang IMD
7.Memanfaatkan potensi budaya, kegiatan
sosial kemasyarakatan, dan kegiatan 3.Pencatatan data IMD belum sesuai dengan
keagamaan dalam memberikan penyuluhan definisi IMD yaitu insiasi menyusu dini
dengan melibatkan tokoh agama/ tokoh dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit
masyarakat. antara bayi dengan ibunya segera setelah
8.Memberikan penyuluhan kepada seluruh lahir dan berlangsung minimal satu jam
anggota keluarga untuk mendukung
4.Kurangnya pengetahuan ibu tentang
keberhasilan program ASI Eksklusif
proses IMD yang benar
misalnya melalui pertemuan keluarga
dengan para suami, mertua, dan orangtua ibu
menyusui
Penyelesaian Masalah:
1.Bekerjasama dengan bidan praktek swasta
yang berada di wilayah kerja puskesmas
Masalah 2 :
medangasem dalam pencatatan dan
Cakupan Inisiasi Menyusu Dini sebesar
pelaporan data IMD
76,97% dari tolok ukur 100 %
2.Membuat kebijakan tertulis yang diketahui
oleh seluruh staf puskesmas dan ditanda-
tangani oleh kepala puskesmas tentang
sepuluh langkah menuju keberhasilan
menyusui, yang dimana salah satu pointnya  Sistem pencatatan dilakukan setiap
adalah tentang IMD bulan oleh masing-masing bidan
3.Dilakukan pencatatan data IMD dan desa kepada programmer ASI dan
menerapkan IMD yang sesuai dengan pelaporan dilakukan 2 kali per tahun
definisi IMD yaitu insiasi menyusu dini pada bulan Februari dan bulan
dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit Agustus.
antara bayi dengan ibunya segera setelah
lahir dan berlangsung minimal satu jam Saran
4.Dilakukan pengarahan proses IMD yang Saran untuk Puskesmas Medangasem:
benar. Dilakukan pengarahan terlebih  Membuat kebijakan tertulis yang
dahulu kepada ibu dan suami/keluarga diketahui oleh seluruh staf
sebelum proses persalinan tentang apa yang puskesmas dan ditanda-tangani oleh
harus dilakukan dan diperhatikan selama kepala puskesmas tentang sepuluh
proses IMD berlangsung langkah menuju keberhasilan
menyusui. yang dimana salah satu
Kesimpulan pointnya adalah tentang IMD
Dari hasil penilaian Program ASI Eksklusif  Merencanakan dan pengembangan
yang dilakukan dengan pendekatan sistem di penyuluhan kelompok mengenai
Puskesmas Medangasem untuk periode manfaat ASI baik dalam posyandu
Oktober 2016 sampai dengan September dan kelas ibu hamil.
2017 didapatkan:  Dibuatnya ruang pojok ASI yang
 Cakupan ASI ekslusif periode sesuai standart peraturan pemerintah,
Oktober 2016 sampai dengan serta terdapat konselor ASI yang
September 2017 sebesar 55.66% dari berada di ruang pojok ASI dengan
tolak ukur 90%. jadwal konselor ASI seminggu sekali
 Cakupan penyuluhan kelompok ASI  Menjadwalkan pelatihan kader
ekslusif(kelas ibu hamil) 100% dari sesuai dengan perencanaan
tolok ukur 100%.  Dilakukan pengarahan proses IMD
 Cakupan Inisiasi Menyusui Dini yang benar. Dilakukan pengarahan
sebesar 76,97% dari tolok ukur 44% terlebih dahulu kepada ibu dan
suami/keluarga sebelum proses
persalinan tentang apa yang harus Pembangunan Nasional; 2014. h.
dilakukan dan diperhatikan selama 149-52)
proses IMD berlangsung 2. Ferdiansyah R. Acara puncak pecan
asi sedunia (pas) tahun 2014.
 Penggalangan Kelompok Pendukung [online]. 8 September 2014.
Ibu Menyusui (KPIM) yang dilatih Available from :
oleh Pembina KP-Ibu Menyusui http://gizi.depkes.go.id/acara-
seperti bidan, kader ASI, kader puncak-pekan-asi-sedunia-tahun-
posyandu, tokoh agama, dan tokoh 2014. 16 oktober 2017
masyarakat untuk meningkatkan 3. Departemen Kesehatan Republik
dukungan keluarga (suami, orang Indonesia. Pedoman
tua, dan mertua) ibu menyusui dalam penyelenggaraan pelatihan konseling
memberikan ASI Eksklusif. menyusui dan pelatihan fasilitator
konselling menyusui. Jakarta:
Departemen Kesehatan; 2009. h. 5-7.
Apabila saran penyelesaian masalah ini
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
dapat diterima dan dilaksanakan dengan
Rekomendasi praktik pemerian
baik oleh petugas-petugas kesehatan, maka
makan berbasis bukti pada bayi dan
diharapkan dapat membantu keberhasilan
batita di indonesia untuk mencegah
program ASI Eksklusif di Puskesmas
malnutrisi. [online]. 2015. Available
Medangasem dan masalah-masalah yang
from : http://www.idai.or.id/wp-
sama untuk program ini tidak akan terulang
content/uploads/2015/07/merged_do
untuk periode berikutnya.
cument.pdf. 15 oktober 2017
5. Ramdha Z, Hadju V, Salam A.
Gambaran pemberian asi eksklusif
Daftar Pustaka
dan kejadian kep pada anak usia 6 –
1. Kementerian Perencanaan dan 23 bulan bulan di pulau barrang
Pembangunan Nasional. Rancangan lompo kota Makassar. [online].
awal rencana pembangunan jangka Maret 2015. Available from :
menengah nasional 2015 – 2019. http://repository.unhas.ac.id/bitstrea
Jakarta : Badan Perencanaan m/handle/123456789/11321/ZHYLV
IA%20RAMDHA%20K21110286.p
df?sequence=1. 15 oktober 2017
6. Departemen kesehatan Republik
Indonesia. Profil kesehatan dasar
indonesia 2014. [online]. 2014.
Available from :
http://www.depkes.go.id/resources/d
ownload/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-
indonesia-2014.pdf. 19 oktober
2017.
7. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Peraturan pemerintah
republic Indonesia nomor 33 tahun
2012 tentang pemberian air susu ibu
eksklusif. [online]. 2012. Diunduh
dari :
http://www.ippi.or.id/content/elibrar
y/dasarhukum/BUKU-PP-NO-33-
2012_ASI__.pdf. 20 oktober 20167.
8. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Infodatain : pusat data dan
informasi kementerian kesehatan ri.
[online]. 2014. Diunduh dari :
http://www.depkes.go.id/resources/d
ownload/pusdatin/infodatin/infodatin
-asi.pdf. 22 oktober 2017

You might also like