You are on page 1of 6

Ciri-Ciri Ascomycota

By Nuri Permata On 17/05/2014 In Biologi Tagged Fungi 2 Comments

Ciri-ciri Ascomycota antara lain bersifat uniseluler/multiseluler, hifa bersekat,


membenituk tubuh buah askokarp/tidak, hidup saproba/parasit/simbiosis
mutualisme, reproduksi secara vegetatif. Kelompok jamur Ascomycota memiliki ciri
utama, yaitu menghasilkan askospora sebagai hasil reproduksi generatif.
Askospora dihasilkan oleh alat reproduksi generatif, yaitu askus. Askus memiliki
bentuk struktur seperti kantong. Ascomycota ada yang bersel satu dan ada yang
bersel banyak. Ascomycota multiseluler memiliki hifa yang bersekat. Pada beberapa
jenis Ascomycota, hifa bercabang-cabang membentuk miselium dan tersusun
kompak menjadi tubuh buah makroskopis yang disebut askokarp atau askokarpus.
Bentuk askokarp bervariasi, antara lain berbentuk botol, bola, dan mangkok. Pada
askokarp terdapat banyak askus yang di dalamnya terdapat askospora.
Cara Hidup Ascomycota
Ascomycoa hidup sebagai pengurai bahan organik terutama Jan tumbuhan atau
sisa-sisa organisme di dalam tanah maupun di laut. Ascomycota bersel satu atau
ragi hidup pada bahan yang mengandung gula atau karbohidrat, misalnya singkong
yang menghasilkan tapai atau sari anggur untuk membuat minuman anggur merah
(wine). Beberapa jenis ada yang hidup sebagai parasit pada organisme lain. Jamur
morel (Morchella esculenta) hidup bersimbiosis mutualisme dengan tumbuhan
membentuk mikorhiza. Ascomycota yang hidup pada permukaan sel mesofil daun
dapat melindungi tumbuhan dari serangan hama serangga dengan cara
mengeluarkan racun. Sekitar 30.000 spesies atau separuh dan jumlah spesies
Ascomycota yang ada ditemukan hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk
lichen (lumut kerak).
Daur Hidup Ascomycota
Dalam daur hidupnya, Ascomycota uniseluler maupun multiseluler dapat
bereproduksi secara vegetatif (vegetatif) dan generatif (generatif).
a. Reproduksi vegetatif Ascomycota

 Ascomycota uniseluler, bereproduksi secara vegetatif dengan pembelahan sel


atau pelepasan tunas dari sel induk. Tunas yang terlepas akan menjadi sel jamur
baru. Namun, bila tidak terlepas maka sel tunas akan membentuk
rantai pseudohifa (hifa semu).

a. reproduksi vegetatif pembentukan tunas b. reproduksi generatif (pembenrukan askospora)

 Ascomycota multiseluler, bereproduksi vegetatif dengan dua cara, yaitu fragmentasi hifa dan
pembentukan spora vegetatif konidiospora. Hifa dewasa yang terputus akan tumbuh menjadi hifa
jamur baru. Hifa haploid (n) yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor (tangkai konidia). Pada
ujung konidiofor akan terbentuk spora yang diterbangkan angin yang disebut konidia. Konidia memiliki
jumlah kromosom yang haploid (n). Konidia pada jamur Ascomycota berwarna warni, antara lain
berwarna oranye, hitam, biru, atau kecokelatan. Bila kondisi lingkungan menguntungkan, maka konidia
akan berkecambah menjadi hifa yang haploid. Hifa akan bercabang cabang membentuk miselium
yang haploid (n).
daur hidup Ascomycota multiseluler meliputi reproduksi vegetatif (pembentukan konidospora)
dan generatif (pembentukan askospora)
b. Reproduksi generatif Ascomycota

 Ascomycota uniseluler. Reproduksi Ascomycota uniseluler diawali dengan konjugasi atau penyatuan
dua sel haploid (n) yang berbeda jenis. Hasil penyatuan tersebut menghasilkan zigot yang diploid (2n).
Zigot tumbuh membesar menjadi askus yang diploid. Inti (nukleus) diploid di dalam askus membelah
secara meiosis menghasilkan 4 inti yang haploid. Di sekitar empat inti tersebut terbentuk dinding sel
sehingga terbentuk 4 askospora yang haploid di dalam askus. Bila askus sudah masak, maka askus
akan pecah mengeluarkan askospora. Askospora tumbuh menjadi sel jamur baru yang haploid.

 Ascomycota multiseluler. Reproduksi generatif jamur Ascomycota multiseluler adalah sebagai


berikut.

1) Hifa (+) dan hifa (-) yang masing-masing berkromosom haploid berdekatan. Hifa (+) membentuk
askogonium (alat reproduksi betina), sedangkan hifa (-) membentuk anteridium (alat reproduksi jantan).
2) Askogonium membentuk saluran menuju anteridium; disebut trikogin. Melalui trikogin terjadi
proses plasmogami (peleburan sitoplasma). Askogonium akan menerima nukleus haploid dan anteridium
sehingga askogonium memiliki kumpulan inti dan keduanya (dikariotik).
3) Askogonium tumbuh menjadi hifa dikariotik yang bercabang-cabang dan tergabung dalam askokarp
(tubuh buah).
4) Ujung-ujung hifa pada askokarp membentuk askus dikariotik.
5) Di dalam askus terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga terbentuk inti yang diploid (2n).
6) Inti diploid di dalam askus membelah secara meiosis menghasilkan 4 nukleus yang haplold (n).
7) Masing-masing nukleus haploid membelah secara mitosis sehingga di dalam askus terdapat 8
nukleus. Selanjutnya, di sekitar nukleus terbentuk dinding sel dan terbentuk askospora yang haploid (n).
8) Bila askus telah masak, maka askospora akan tersebar secara serentak. Hal ini terjadi karena jika
satu askus pecah berakibat pada pecahnya askus lain.
9) Askospora yang jatuh di tempat yang cocok akan berkecambah menjadi hifa baru yang haploid (n).
Hifa haploid akan tumbuh bercabang-cabang membentuk miselium yang haploid (n).
Contoh Ascomycota
Anggota jamur dalam divisi Ascomycota disebut fungi kantong (sac fungi). Para ahli mikologi telah
mendeskripsikan sekitar 60.000 fungi kantong, baik yang uniseluler maupun multiseluler.

1. Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur bersel satu dan memiliki dinding askus yang tipis,
dikenal sebagai khamir. Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk pembuatan minuman beralkohol,
tapai, dan pengembang adonan roti. Jamur ini dapat mengubah gula menjadi alkohol dan karbon
dioksida (CO2) melalui proses fermentasi (respirasi anaerob). Gas CO2 yang terbentuk menjadikan
adonan roti mengembang.
2. Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum digunakan untuk pembuatan antibiotik pen isilin
dengan cara mengekstraksi biakan cair. Penisilin digunakan untuk membasmi bakteri, antara
lain Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, dan Staphylococcus sp.
3. Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti digunakan dalam pembuatan keju (Gambar 5.13).
4. Kapang biru (blue mold) yang tumbuh pada buah jeruk merupakan jamur Penicillium yang hidup
saproba (Gambar 5.14).
5. Neurospora crassa dan Neurospora sitophila merupakan jamur oncom yang memiliki spora berwarna
oranye (Gambar 5.15).
6. Morchella esculenta, jamur yang memiliki tubuh buah mengandung banyak air dan enak dimakan
(Gambar 5.16). Jamur ini sering ditemukan di bawah pohon buah-buahan.
7. Claviceps purpurea merupakan jamur Ascomycota berwarna ungu yang biasa disebut ergot, bersifat
parasit pada gandum hitam (rye). Bila jamur ini ikut tergiling bersama gandum dan tercampur dalam
tepung, lalu dikonsumsi manusia, maka akan menimbulkan penyakit gangren. Gejala yang dialami
antara lain kejang saraf, rasa panas terbakar, halusinasi, dan kegilaan temporer (sementara).

1. Tuber melanosporum (truffle) merupakan jamur yang hidup bersimbiosis dengan akar tumbuhan
membentuk mikorhiza. Truffle sangat disukai oleh ahli pencicip kuliner karena memiliki cita rasa yang
enak. Pencari truffle biasanya menggunakan bantuan anjing yang memiliki penciuman tajam untuk
menemukannya.
2. Candida albicans hidup parasit pada jaringan epitel yang lembap, misalnya saluran pernapasan,
saluran pencernaan, dan alat kelamin wanita (penyebab keputihan).
3. Trichophyton mentagrophytes menyebabkan penyakit kurap pada kulit tubuh dan kulit kepala.
4. Aspergillus flavus pada umumnya hidup saproba pada makanan dan biji-bijian. Koloni Aspergillus
flavus menghasilkan spora berwarna cokelat kehijauan atau kehitaman dan menyekresikan senyawa
aflatoksin yang bersifat racun bagi manusia.

Ringkasan
Ciri-ciri Ascomycota antara lain bersifat uniseluler/multiseluler, hifa bersekat, membenituk tubuh buah
askokarp/tidak, hidup saproba/parasit/simbiosis mutualisme, reproduksi secara vegetatif (pembelahan
sel, fragmentasi, konidiospora) dan generatif (menghasilkan askospora).

By Nuri Permata On 17/05/2014 In Biologi Tagged Fungi

http://www.sridianti.com/ciri-ciri-ascomycota.html

KEUNTUNGAN ADANYA JAMUR


Keuntungan yang diperoleh dari kehadiran jamur ialah perannya sebagai dekomposer. Berbagai material
organik akan diuraikan menjadi nutrien-nutrien sederhana yang dibutuhkan kelompok produsen. Dengan
demikian, bumi terhindar dari tumpukan sampah materi organik.

Kemampuan jamur dalam mengurai berbagai jenis substrat disebabkan jamur memiliki berbagai enzim
ekstraseluler. Masing-masing jenis jamur dapat menghasilkan enzim yang sama atau yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, jamur melakukan kerjasama dengan jamur dari jenis yang lain sehingga proses penguraian
dapat berlangsung dengan efektif.

Berikut ini adalah berbagai jenis jamur beserta manfaatnya.


 Rhizopus oryzae : Bermanfaat dalam fermentasi kedelai menjadi tempe (bahan makanan).
 Aspergillus oryzae : Bermanfaat dalam fermentasi kedelai untuk kecap (bahan makanan).
 Aspergillus niger : Bermanfaat dalam produksi asam nitrat (pengawet makanan) dan produksi enzim
amiloglukosidase (industri makanan).
 Penicillium chrysogenum : Bermanfaat dalam produksi antibiotik penisilin (industri farmasi).
 Penicillium camemberti : Bermanfaat dalam pematangan keju camembert (bahan makanan).
 Penicillium roqueforti : Bermanfaat dalam pematangan keju roquefort (bahan makanan).
 Saccharomyces cerevisiae : Bermanfaat dalam fermentasi minuman anggur (minuman beralkohol).
 Neurospora sitophila : Bermanfaat dalam fermentasi oncom dari ampas tahu (bahan makanan).
 Monascus purpureus : Bermanfaat dalam fermentasi angkan (pewarna makanan).
 Trichoderma viridae : Biokontrol hama jamur pada tanaman (agen biokontrol).
 Beauveria bassiana : Bermanfaat dalam bikontrol hama serangga tanaman (agen biokontrol).
 Metarhizium anisopliae : Bermanfaat dalam biokontrol hama serangga tanaman (agen biokontrol).
 Candida lipolytica : Bermanfaat dalam produksi asam nitrat (pengawet makanan) dan produksi enzim lipase
(industri farmasi).
 Candida flareri : Bermanfaat dalam produksi riboflavin (industri farmasi).
 Cephalosporium sp. : Bermanfaat dalam produksi cephalosporin (industri farmasi).
 Penicillium griseofulvin : Bermanfaat dalam produksi antifungal griseofulvin (industri farmasi).
 Trichoderma polysporum : Bermanfaat dalam produksi imunosupresan cyclosporin (industri farmasi).
 Ganoderma sp. : Bermanfaat sebagai obat tradisional serbuk ganoderma (senyawa antikanker).
Berikut ini beberapa jenis jamur beserta kerugian yang ditimbulkannya.
 Ustilago maydis : Menyerang tanaman jagung.
 Aspergillus flavus : Kontaminan pada kacang (racun aflatoksin).
 Aspergillus parasiticus : Kontaminan pada kacang (racun aflatoksin).
 Tinea versicolor : Infeksi kulit oleh jamur (dermatomikosis).
 Tinea capitis : Infeksi pada kulit, rambut, dan kuku (dermatophytes).
 Histoplasma capsulatum : Infeksi sistemik pada paru-paru.
 Rhizopus sp. : Kontaminan pada makanan (roti).
 Aspergillus sp. : Kontaminan pada makanan.
 Penicillium sp. : Kontaminan pada makanan.
 Cladosporium sp. : Kontaminan pada makanan.
 Cladosporium sp. : Tumbuh pada dinding yang lembab.
 Alternaria citrii : Pembusukan buah jeruk.
 Zygosaccharomyces nusbaumeri : Tumbuh pada cairan madu.
 Pichia membranaefaciens : Tumbuh pada permukaan bir dan anggur.
 Debaryomyces : Tumbuh pada keju dan sosis.
 Candida lipolytica : Tumbuh pada butter.

You might also like