Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWAT dan berkat rahmat dan
Penulisan makalah ini merupakan suatu tahap dalam pemenuhan tugas praktik
klinik di RS.Polri Bayangkara Jambi yang mana makalah ini juga dimaksudkan sebagai bahan
Dalam menyelesaikan makalah ini , penulis dibantu oleh banyak pihak yang tidak dapat
disebut satu persatu yang dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan, dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami dalam menjalani pembuatan makalah seminar
ini , dan untuk lebih lanjut kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk hasil yang lebih baik dimasa yang akan dating.
Demikianlah makalah ini kami sampaikan semoga berguna bagi para pembaca dan
Penulis
MAKALAH SEMINAR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.J DENGAN FRAKTUR TERTUTUP
JAMBI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
DOSEN PEMBIMBING
JAMBI
T/A 2012/2013
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWAT dan berkat rahmat dan
Penulisan makalah ini merupakan suatu tahap dalam pemenuhan tugas praktik
klinik di RS.Polri Bayangkara Jambi yang mana makalah ini juga dimaksudkan sebagai bahan
Dalam menyelesaikan makalah ini , penulis dibantu oleh banyak pihak yang tidak dapat
disebut satu persatu yang dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan, dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami dalam menjalani pembuatan makalah seminar
ini , dan untuk lebih lanjut kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk hasil yang lebih baik dimasa yang akan dating.
Demikianlah makalah ini kami sampaikan semoga berguna bagi para pembaca dan
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
selain tu Indonesia juga terletak direntetan gunung berapi mulai dari aceh hingga ke Maluku.
Akhir akhir ini berbagai bencana sepertinya belum bisa lepas dari Negara kita mulai dari
kebakaran pabrik petrokimia , banjir , tanah longsor, gempa bumi dan tsunami , letusan gunung
berapi bahkan yang lebih up to date adalah terbakarnya kilang minyak di plumpang Jakarta utara,
hal menggambarkan bahwa masih rentannya masyarakat menjadi korban bencana. Bencana yang
pernah kita kenal ada dua macam yaitu , bencana yang bersifat umum (menyangkut orang
banyak) dan bencana yang hanya terjadi pada satu atau beberapa orang saja atau sering kita sebut
sebagai kecelakaan. Tidak seorangpun yang dapat memprediksikan akan terjadi kecelakaan ,
pada umumnya kecelakaan terjadi secara mendadak dan seringnya kita sebagai tenaga kesehatan
tidak cukup siap untuk menolong korban walaupun berpuluh – puluh teori sudah kita pelajari.
Kita tentu masih ingat tentang gawat darurat , bahkan kata kata itu sudah menjadi kata kata
setiap hari yang sering kita ucapkan walaupun belum tentu benar dalam mengartikannya .
penanganan atau tindakan dengan segera untuk menghilangkan ancaman nyawa korban .
sebenarnya dalam tubuh kita terdapat berbagai organ dan semua itu terbentuk dari sel sel , sel
tersebut akan tetap hidup bila pasokan oksigen tidak terhenti , dan kematian tubuh itu akan
timbul jika sel tidak bia mendapatkan pasokan oksigen . pada kasus kegawat daruratan yang kita
ketahui seperti Asma bronchial , Gangguan system integument luka bakar, gangguan system
perkemihan cronik kidney desease , brain injury, cidera kepala , Fraktur, trauma abdomen
bahkan gangguan pada ventilasi yang merupakan kasus kasus yang sering kita ketemui dapat
mengancam jiwa korban hingga dapat menyebabkan kematian apabila tidak dalakukan tindakan
penangan segera . Kematian ada dua macam yaitu mati klinis dan mati biologis , mati klinis
adalah apabila seorang penderita henti nafas dan henti jantung , waktunya 6-8 menit setelah
terhentinya pernafasan dan sirkulasi tubuh sedangkan mati biologis adalah mulai terjadinya
kerusakan sel sel otak dan waktunya dimulai 6 sampai dengan 8 menit setelah berhentinya
Fraktur menurut FKUI (2000) adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas pada tulang.
Pengertian fraktur pada anggota tubuh , disesuaikan menurut anatominya , misalnya, Radius .
dari pengertian diatas, fraktur radius sinistra merupakan suatu gangguan integritas tulang yang
ditandai dengan rusaknya atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dikarenakan tekanan yang
Penyebab fraktur bias terjadi terdiri dari beberapa hal , yaitu fraktur akibat peristiwa
trauma yakni sebagian fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba tiba berlebihan yang dapat
berupa pemukulan , penghancuran , perubahan pemuntiran atau penarikan . fraktur bias juga
disebabkan oleh akibat peristiwa kelelahan atau teknan, retak dapat terjadi pada tulang seperti
halnya pada logam dan benda lain akibat takanan berulang ulang . penyebab lain yaitu fraktur
atau memperbaiki bagian bagian yang patah ke dalam bentuk semula , imobilisasi untuk
mempertahankan bentuk dan memperbaiki fungsi bagian tulang yang rusak. Dengan sedemikian
rumitnya penanganan fraktur tersebut maka peran perawat adalah memberikan asuhan
keperawatan gawat darurat pada pasien yang mengalami fraktur secara komprehensif sehingga
pasien mendapatkan perawatan yang optimal. Oleh sebab itu penanganan pada pasien yang
mengalami fraktur memerlukan pengawasan dan perhatian serta secara teratur dan diharapkan
kerja sama antara keluarga pasien dan tenaga kesehatan (perawat dan dokter).
Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengambil kasus ini dengan judul “
JAMBI”.
Dari paparan diatas , maka permasalahannya adalah bagaimana asuhan keperawatan pada
klien Tn.J dengan Fraktur Tertutup Radius Sinistra di Ruang Instalasi Gawat Darurat RS.Polri
Bayangkara Jambi.
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara umum proses keperawatan pada klien dengan fraktur tertutup
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada klien dengan fraktur tertutup radius sinistra di Ruang IGD
b. Dapat mengetahui dan merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan
c. Dapat menyusun rencana asuhan keperawatan dengan fraktur tertutup radius sinistra di Ruang
d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan dengan fraktur tertutup radius sinistra di Ruang IGD
e. Dapat mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan dengan fraktur tertutup radius
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang
Fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang
yang berlebihan
Fraktur pada anggota tubuh disesuaikan manurut anatominya , jadi fraktur tertutup
Radius sinistra adalah suatu gangguan integritas tulang yang ditandai dengan rusaknya atau
terputusnya kontinuitas jaringan tulang dikarenakan tekanan yang berlebihan yang terjadi pada
Derajat I:
Luka < 1 cm
Kontaminasi minimal
Derajat II :
Laserasi > 1 cm
Kontaminasi sedang
Derajat III :
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit , otot dan neurovascular serta
2.3 Etiologi
Tulang bersifat relatif rapuh namun mempunyai cukup kakuatan dan gaya pegas untuk
menahan tekanan.
Sebagian fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba berlebihan yang dapat berupa
langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan jaringan lunak juga pasti akan ikut
rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur lunak juga pasti akan ikut rusak . pemukulan
biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. Penghancuran
kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.
2. Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan
Retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain akibat tekanan
berulang ulang . Keadaan ini paling sering dikemukakan pada tibia , fibula atau metatarsal
terutama pada atlet , penari atau calon tentara yang berjalan baris berbaris dalam jarak jauh.
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yuang normal kalau tulang tersebut lunak (misalnya oleh
2.4 Patofisiologi
menurut black dan matassarin (1993) serta Patrick dan woods (1989). Ketika patah tulang, akan
terjadi kerusakan dikorteks, pembuluh darah dan sumsum tulang dan jaringan lunak. Akibat dari
hal tersebut adalah terjadi pendarahan, kerusakan tulang dan jaringan sekitarnya. Keadaan ini
menimbulkan hematom pada kanal medulla antara tepi tulang dibawah periostium dengan
Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi fraktur sebagaiman yang tlah dikemukakan oleh para
ahli :
a. Fraktur komplit
Adalah patah atau kontinutitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua
bagian dan garis patahnya menyebrang dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai kerteks.
b. Fraktur inkomplit
Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah tidak menyebrang, sehingga
2. Menurut black dan matassarin (1993) yaitu fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar,
meliputi :
a. Fraktur tertutup yaitu Fraktur tanpa adanya komplikasi, integritas kulit masih utuh, tidak ada
b. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena danya hubungan denga
lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi. Fraktur terbuka dibagi menjadi 3
grade yaitu :
c) Derajat III: kerusakan/robekan lebih dari 6-8 cm dengan kerusakan pembuluh darah, saraf, otot
dan kulit.
a. Gren stick yaitu pada sebelah sisi dari tulang, sering terjadi pada anak-anak dengan tulang
lembek
4. Black dan matassarin (1993) mengklasifikasikan lagi fraktur berdasarkan kedudukan fragmen
yaitu :
1. Nyeri
Nyeri yang dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme otot,
2. Bengkak/edema
Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada daerah fraktur da
3. Memar
Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah dijaringan sekitarnya.
4. Penurunan sensansi
5. Gangguan fungsi
Terjadi karena ketidak stabilan tulang yang fraktur, nyeri atau spasme otot.
6. Mobilitas abnormal
Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian yang ada kondisi normalnya tidak ada pergerakan.
2.7 Komplikasi
Komplikasi akibat fraktur yang mungkin terjadi menurut doenges (2000) antara lain :
1. Shock
2. Infeksi
3. Nekrosis divaskuler
5. Mal union
mengembalikan atau memperbaiki bagian-bagian yang patah kedalam bentuk semula, imobilisasi
untuk mempertahankan bentuk dan memperbaiki bagian fungsi tulang yang rusak. Jenis-jenis
Adalah tindakan non bedah untuk mengembalikan posisi, panjang dan bentuk. Close reduksi
2. Open reduksi
Adalah perbaikan bentuk tulang dengan tindakan pembedahan sering dilakukan dengan internal
fixsasi menggunakan kawat , screlus, pins, plate, intermedullary rods atau nail. Kelemahan
tindakan ini adlah kemungkinan infeksi dan komplikasi berhubungan denga nastesia. Jika
dilakukan open reduksi internal fiksasi pada tulang maka akan ada indikasi untuk melakukan
ROM.
3. Traksi
Alat traksi diberikan dengan kekuatan tarikan pada anggota yang fraktur untuk meluruskan
a. Skin traksi
Skin traksi adalah menarik bagian tulang yang fraktur dengan menempelkan plaster lansung pada
kulit untuk mempertahankan bentuk, membantu menimbulkan spasme otot pada bagian yang
b. Skeletal traksi
Adalah traksi yang digunakan untuk meluruskan tulang yang cedera dan sendi panjang untuk
c. Maintenance traksi
Merupakan lanjutan dari traksi, kekuatan lanjutan dapat diberikan secara langsung pada tulang
a. Pengkajian
1. Pengkajian primer
a. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan nafas oleh adanya penumpukan secret akibat kelemahan reflek
batuk
b. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan nafas, timbulnya pernapasan yang sulit dan/ tak teratur,
c. Circulation
TD dapat normal atau meningkat, hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung
normal pada tahap dini, distrimia, kulit dan membrane mukosa pucat, dingin, sianosis, pada
tahap lanjut.
2. Pengkajian skunder
a. Akitivitas/istirahat
2) Keterbatasan mobilitas
b. Sirkulasi
2) Hipotensi
3) Tachikardi
c. Neorosensori
1) Kesemutan
3) Kelemahan
d. Kenyamanan
e. Keamanan
1) Laserasi kulit
2) Perdarahan
3) perubahan warna
4) pembekakan local
b. Diagnosa keperawatan
1. Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jaringan sekitar fraktur, kerusakn rangka neuro muskuler
c. Perencanaan
1. Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jaringan sekitar fraktur, kerusakn rangka neuro muskuler
Tujuan : kerusakan mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakuakn tindakan keperawatan.
kriteria hasil :
Intervensi :
1) Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan
6) Kolaborasi fisioterapi
Tujuan :
kriteria hasil :
2) Tampak rileks
Intervensi :
Tujuan :
kriteria hasil :
Intervensi :
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama pasien : Tn.J
Umur : 39 Th
A. Airway : Jalan nafas bebas tidak ada sumbatan, karena pada saat Os masuk ke
ruang IGD pada pengkajian Jalan nafas , tidak terlihat adanya sumbatan jalan nafas baik berupa
B. Breathing : Pada pola pernafasan Os terlihat sesak d/d Respirasi diatas normal , yaitu 29 X/i
C. Circulation : Tidak adanya perdarahan , akral hangat , N: 80 X/i , Sianosis (-) , CRT( > 2
detik )
3. Resiko Tinggi Trauma b/d Kekurangan Integritas Tulang , kelemahan tonus otot
3. TINDAKAN KEPERAWATAN YANG DILAKUKAN ( Untuk mengatasi masalah dari
pengkajian primer )
Tinggikan Ekstremitas yang sakit , berikan penyangga pada daerah yang sakit
3. Resiko tinggi trauma b/d kekurangan integritas tulang , kelemahan tonus otot
( Meliputi pengkajian riwayat kesehatan dan pengkajian fisik head toe toe )
b. Riwayat kesehatan sekarang : OS Masuk ke Ruang IGD dengan keluhan nyeri pada lengan kiri
akibat cidera , kesadaran Compos Mentis (CM ) GCS : 14 E: 4 M: 5 V:5 , Dengan lengan kiri
tidak bisa digerakkan akibat nyeri , OS Masih merasakan nyeri dan tampak maringis ketika
1. Kepala : Tidak luka, Lecet , Kulit kepala bersih , tidak terdapat benjolan ,
2. Leher : Tidak ada pembengkakan , distensi vena jugularis (-) , Jakun normal ,
3. Dada : Struktur : simetris antara dada kiri dan kanan , tidak terjadi jejas ( trauma dada (-
7. Ekstremitas atas : Terdapat cidera pada lengan bawah kiri , tangan kiri sulit untuk
digerakkan ,
6. PEMERIKSAAN PENUNJANGAN
Rontgen
7. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Berdasarkan hasil Pengkajian Sekunder dan pemeriksaan
penunjang )
Bantu klien dalam rentang gerak pada daerah yang sakit ( ROM)
Kaji karakteristik nyeri, lokasi, durasi, intensitas nyeri dan sakala nyeri
9. MONITORING KLIEN ( Monitor atau pengkajian berkelanjutan yang dilakukan dan hasil yang
didapat )
10. EVALUASI HASIL TINDAKAN (Hasil yang didapat saat akhir perawatan )
Klien tampak lebih tenang dengan tangan kiri atau os.ulna /radius yang telah terbidai dan telah
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari asuhan keperawatan pada Tn.J dengan Fraktur tertutup radius sinistra
merupakan terputusnya jaringan dan kontinuitas tulang radius sebelah kiri pada klien . sedangkan
penyebab dari fraktur tersebut adalah kecelakaan mesin kerja yang mengenai bagian lengan
bawah sebelah kiri klien. Adapun tanda dan gejala dari fraktue tersebut adalah klien merasakan
nyeri hebat dan sulit untuk menggerakkan bgaian fraktur tersebut yaitu bagian lengan bawah
sebelah kiri.
Dari asuhan keperawatan yang diberikan pada Klien Tn.J maka penulis dapat mengambil
kesimpulan:
1. Pengkajian
Pengkajian pada Tn.J ditemukan data Nyeri Akut, Kerusakan Mobilitas fisik , Resiko Trauma
2. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian Tn.J dapat dirumuskan 3 diagnosa keperawatan yaitu, Nyeri Akut b/d
Kerusakan mobilitas fisik b/d fraktur , terputusnya kontinuitas jaringan , Resiko Tinggi Trauma
3. Perencanaan
Pada tahap perencanaan telah disusun masalah menurut prioritas sesuai dengan data kondisi klien
dengan berpedoman kepada kebutuhan dasar manusia manurut Abraham maslow dan tingkat
kpentingannya .
4. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan pada klien Tn.J sesuai dengan rencana yang telah disusun dan
5. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan , ada beberapa masalah teratasi sesuai dengan tujuan ,
kriteria hasil seperti masalah nyeri, gangguan mobilitas dan resiko trauma.
B. Saran
a. Meningkatkan mutu pendidikan baik tiap tiap perawatnya dimana dalam hal ini tidak hanya
dibutuhkan skill dalam tiap tindakan yang akan dilakuakn namun intelegensi tiap tindakan
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWAT dan berkat rahmat dan
Penulisan makalah ini merupakan suatu tahap dalam pemenuhan tugas praktik
klinik di RS.Polri Bayangkara Jambi yang mana makalah ini juga dimaksudkan sebagai bahan
Dalam menyelesaikan makalah ini , penulis dibantu oleh banyak pihak yang tidak dapat
disebut satu persatu yang dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami dalam menjalani pembuatan makalah seminar
ini , dan untuk lebih lanjut kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk hasil yang lebih baik dimasa yang akan dating.
Demikianlah makalah ini kami sampaikan semoga berguna bagi para pembaca dan
Penulis
MAKALAH SEMINAR
JAMBI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
DOSEN PEMBIMBING
JAMBI
T/A 2012/2013