You are on page 1of 13

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
• Nama : Ny. S

• Usia : 22 tahun

• No RM : 225188

• Pekerjaan : Ibu rumah tangga

• Agama : Islam

• Alamat : Sukaluyu, Cianjur

• Tgl masuk : 15 Agustus 2017 Pukul 07.31 melalui Unit IGD Kebidanan

Anamnesis

Keluhan Utama : Keluar darah dari jalan lahir sejak 2 jam setelah melahirkan.

Riw. Penyakit Sekarang :

P1A0 mengaku sudah melahirkan spontan pada tgl 15.08.2016 jam 17.30 ditolong oleh bidan,
bayi sehat, plasenta lahir dan perdarahan normal. Pasien mengaku keluar darah dari jalan
lahir berwarna merah dan bergumpal sekitar jam 19.30 kemudian di observasi oleh bidan.
Pasien merasakan pusing dan lemas. Nyeri ulu hati dan pandangan kabur disangkal.

Riw .Penyakit Dahulu : Hipertensi (-), Diabetes Militus (-), Astma (-).

Riw. Penyakit Keluarga : Perdarahan setelah melahirkan (-),Hipertensi (-),

Diabetes Militus (-), Astma (-).

Riw. Pengobatan : Sebelum melahirkan tidak sedang mengkonsumsi obat

apapun.

Riw. Menstruasi :

 Menarche : Usia 12 tahun, teratur, tidak sakit

 Lamanya haid : 7 hari

 Siklus : 28 hari

1
Riw. Perkawinan :

 Pernikahan ke-1, selama 2 tahun.

 Awal menikah saat usia 20 tahun.

Riw. Kontrasepsi : (-)

Riw. Psikososial : - Pola makan & istirahat teratur

- Menyangkal konsumsi rokok dan alkohol

Riw. Alergi : Suhu (-), Makanan (-), Obat (-).

Riw. Persalinan :

Riw. Persalinan

Tahun Partus Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Anak


Partus Kehamilan Persalinan

Hamil ini Di RS 9 bulan Spontan Bidan - JK : L (hidup)


(kelahiran skrg)
BB : 2700gr

PB : 49cm

Status Generalis

• Keadaan umum : Baik

• Kesadaran : Compos Mentis

• Tanda Vital :

– Tekanan darah : 110/80 mmHg

– Suhu : 36,9oC

– Pernapasan : 24 kali/menit

– Nadi : 69 kali/menit

– BB/TB : 68 kg/ 154 cm

Pemeriksaan Fisik Generalis

2
Status Generalis
a. Kepala
- Normochepali
b. Mata
- Konjungtiva anemis (+/+)
- Sklera ikterik (-/-)
- Pupil bulat dan isokor
- Refleks pupil (+/+)
- Pandangan kabur (-)
c. Telinga
- Normotia
- Liang telinga lapang
- Membran timpani intake
- Otorea (-)
- Pendengaran dalam batas normal
d. Hidung
- Septum deviasi (-)
- Sekret (-)
- Mukosa hiperemis (-)
e. Mulut
- Bibir : Sianosis (-),
- Lidah : Kotor (-), hiperemis (-), tremor (-)
- Tonsil : T1│T1
- Faring : Hiperemis (-)
f. Leher
- Tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid
- KGB : Tidak ada pembesaran KGB
g. Dada (Thoraks)
- Mammae simetris (+)
- Retraksi papila mammae (-/-)
- Areola hiperpigmentasi (+/+)
- Peu d’orange (-/-), Nipple discharge (-/-), Dimpling (-/-)
- Jantung (Cor)
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di linea midclavicularis sinistra IC 5
Perkusi : Batas atas jantung linea parasternalis sinistra IC 2, batas bawah kanan
jantung linea parasternalis sinistra IC 4, batas bawah kiri jantung linea
midclavicularis sinistra IC 5
Auskultasi : BJ S1 S2 normal, regular, murmur (-), gallop (-)
- Paru (Pulmo)
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Vocal fremitus kiri dan kanan seimbang
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara nafas bronkovesikuler, ronki (-), wheezing (-)
h. Perut (Abdomen)
- Asites (-)
i. Ekstremitas Atas
- Simetris (+), deformitas (-), krepitasi (-)
- CRT < 2detik
- Akral hangat, edema (-/-)

3
j. Ektremitas Bawah
- Simetris (+), deformitas (-), krepitasi (-)
- CRT < 2detik
- Akral hangat
- Edema (-/-)

Status Obstetri

 Abdomen :
TFU 2 jari di bawah umbilikus, nyeri tekan perut bawah (+)

 Inspeksi genitalia eksterna :


o Vulva/vagina tidak ada kelainan, keluar darah + 300cc.
o Portio tebal lunak, Ǿ 3cm, keluar darah (+).

Pemeriksaan Penunjang Hematologi

Hematologi Lengkap

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Haemoglobin 7.1 12-16 g/dL

Hematocrit 41.0 37-47 %

Leukosit 13.3 4,8-10,8 10^3/µL

Eritrosit 4.0 4,2-5,4 10^6/µL

MCV 97.6 80-94 fL

MCH 31.2 27,31 Pg

MCHC 32.0 33-37 %

Trombosit 266 150-450 10^3/µL

MPV 7.8 8-12 fL

Differential

Neutrophil % 87.5 40-70 %

Limfosit % 9.8 26-36 %

Monosit % 1.8 3,4-9,0 %

4
Eosinophil % 0.8 1-3 %

Basophil % 0.1 <1 %

Absolut

Neutrophil # 11.61 1,8-7,6 10^3/µL

Limfosit # 1.29 1,00-1,43 10^3/µL

Monosit # 0.24 0,16-1,0 10^3/µL

Eosinophil # 0.11 0-0,2 10^3/µL

Basophil # 0.02 0-0.2 10^3/µL

Kimia Klinik

GDS 86 <160 mg/dL

AST (SGOT) 45 15-37 U/L

ALT (SGPT) 11 14-59 U/L

Ureum 17.1 10-50 Mg%

kreatinin 0.7 0.5-10 Mg%

Elektrolit

Na 141.0 135-148 mEg/L

K 3.51 3.50-5.30 mEg/L

Calcium Ion 1.10 1.15-1.29 Mmol/L

Resume

P1A0 mengaku sudah melahirkan spontan pada tgl 15.08.2016 jam 17.30 ditolong oleh bidan,
bayi sehat, plasenta lahir dan perdarahan normal. Pasien mengaku keluar darah dari jalan
lahir berwarna merah dan bergumpal sekitar jam 19.30 kemudian di observasi oleh bidan.
Pusing (+) lemas (+)

Pemeriksaan fisik :

• Tanda Vital :

– Pernapasan : 24 kali/menit

– Nadi : 69 kali/menit

• Pemeriksaan Fisik Generalis


5
– Mata : Conjungtiva palpebra anemis (+/+)
• Status Obstetri

– Inspeksi genitalia eksterna :

o Vulva/vagina tidak ada kelainan, keluar darah + 300cc.


o Portio tebal lunak, Ǿ 3cm, keluar darah (+).

Pemeriksaan penunjang hematologi :

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Haemoglobin 7.1 12-16 g/dL

Leukosit 13.3 4,8-10,8 10^3/µL

Eritrosit 4.0 4,2-5,4 10^6/µL

Diagnosa
P1A0 Post Partum 2 jam dengan HPP e.c sisa plasenta + Anemia.

Penatalaksanaan
• Informed concent
• Pasang InfusRL 20 tetes/menit
• Check analizer,protein urine
• Observasi KU, TTV, Perdarahan
• Uterotonika
• Antibiotik
• Pengeluaran plasenta secara manual/digital
• Rencana USG
• Rawat inap

Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : ad bonam

Follow up

6
Tanggal dan
Catatan Instruksi
waktu

S : Pusing (+), gerakan janin (+)

O : KU : Sakit sedang, Kesadaran :


P : - 500 cc RL melalui infus
CM, TD : 130/100 mmHg, TFU : 30
cm, DJJ : 145 dpm, Pemeriksaan - Cefotaxim 2x1
15/8/2017 Dalam : V/v tidak ada kelainan,
(07:31 WIB) - Misoprostol 1/4 tab /fornix 1x
Portio lunak, pembukaan 1jari,
- Observasi KU, TTV, DJJ dan
His (+), ketuban (+)
cairan infus
A : G1P0A0 gravida 40 – 41 minggu
dengan KPD

S : Lemas(+)

O : KU : Sakit sedang, Kesadaran :


CM, TD: 120/70. P : - Cefadroxil
16/8/2017
A : P1A0 Post Partum Spontan 2 - Asam Mefenamat
(13.00 WIB)
jam dengan HPP e.c sisa - Matergin
plasenta + Anemia

7
PEMBAHASAN DAN ANALISIS KASUS

1. Penegakan Diagnosis pada kasus ini

Berdasarkan anamnesis :

• Melahirkan spontan pada tgl 15.08.2016 jam 17.30 ditolong oleh bidan, bayi
sehat, plasenta lahir dan perdarahan normal.

• Mengaku keluar darah dari jalan lahir berwarna merah dan bergumpal sekitar
jam 19.30 kemudian di observasi oleh bidan.

Berdasarkan pemeriksaan fisik :

• Tanda Vital :

– Pernapasan : 24 kali/menit

– Nadi : 69 kali/menit

• Pemeriksaan Fisik Generalis

– Mata : Conjungtiva palpebra anemis (+/+)


• Status Obstetri

– Inspeksi genitalia eksterna :

– Vulva/vagina tidak ada kelainan, keluar darah + 300cc.


– Portio tebal lunak, Ǿ 3cm, keluar darah (+).

Berdasarkan pemeriksaan hematologi :

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Haemoglobin 7.1 12-16 g/dL

Leukosit 13.3 4,8-10,8 10^3/µL

Eritrosit 4.0 4,2-5,4 10^6/µL

Berdasarkan teori :

8
Perdarahan post partum atau paska persalinan (PPP) adalah perdarahan >500 cc
(pada persalinan pervaginam) dari traktus genitalia setelah bayi lahir. 1

Klasifikasi :
1. PPP primer: perdarahan paska persalinan yang terjadi dalam 24 jam pertama.
Penyebab tersering adalah atonia, sisa plasenta, robekan jalan lahir. Dalam kasus yang
jarang, bisa karena inversi uteri. Jika perdarahan <500 cc, namun telah menyebabkan
syok hipovolemia, tetap dikatakan perdarahan paska persalinan primer. 2
2. PPP sekunder: perdarahan paska persalinan yang terjadi setelah 24 jam, namun masih
dalam 6 minggu awal setelah persalinan. Penyebab tersering adalah akibat sisa
plasenta. Perdarahan dikatakan masif jika darah yang hilang ≥ 1000, 1500, atau 2500
cc.2

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen
tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. Istilah anemia menunjukan rendahnya
hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal.3

Diagnosis : Perdarahan post partum Sisa plasenta bisa diduga bila kala uri atau kala III
berlangsung tidak lancar atau setelah melakukan plasenta manual atau menemukan adanya
kotiledon yang tidak lengkap pada saat melakukan pemeriksaan plasenta dan masih ada
perdarahan dari ostium uteri eksternum pada saat kontraksi rahim sudah baik dan robekan
jalan lahir sudah terjahit. Untuk itu, harus dilakukan eksplorasi ke dalam rahim dengan cara
manual/digital atau kuret dan pemberian uterotonika. Anemia yang ditimbulkan setelah
perdarahan dapat diberi transfusi darah sesuai dengan keperluannya.2

2. Penyebab dari Kasus ini

Secara umum etiologi PPP terdapat faktor 4T, Tonus, Tissue, Trauma, Trombus.1
1. Tonus – Atonia Uteri
Atonia uteri adalah lemahnya kontraksi uterus sehingga perdarahan dari
tempat implantasi plasenta tidak dapat tertutup. Sebelum terjadi atonia dapat pula
terjadi hipotonus, kedua hal ini terjadi oleh akibat dari anestesi, distensi berlebihan
(gemeli, anak besar, hidramnion), partus lama, partus presipitatus (partus cepat),
persalinan karena induksi oksitosin, multiparitas, korioamnionitis, pernah atonia
sebelumnya.1
9
2. Tissue – Sisa Plasenta & Retensio Plasenta
Tersisanya plasenta dalam kavum uteri pasca plasenta lahir pada kala III. Sisa
plasenta tersebut dapat berupa kotiledon atau selaput ketuban tersisa, plasenta
susenturiata, plasenta akreta, inkreta, perkreta.2
Retensio plasenta adalah keadaan plasenta masih belum bisa dilahirkan setelah
setengah jam anak lahir. Hal ini karena adhesi kuat antara plasenta dan uterus.
Terdapat beberapa jenis perlekatan plasenta1:
- Plasenta akreta: implantasi hingga desidua basalis lapisan Nitabuch.
Predisposisi: plasenta previa, bekas SC, kuret berulang, multiparitas.
- Plasenta inkreta: plasenta menembus hingga miometrium.
- Plasenta perkreta: vili korialis menembus perimetrium.
Jika plasenta belum terlepas sama sekali, maka tidak akan ada perdarahan.
Jika sebagian sudah terlepas, maka akan timbul perdarahan. Pada pasien dengan
kontraksi baik, robekan sudah dijahit, namun masih ada perdarahan, perlu
dicurigai retensio atau sisa plasenta, harus segera dilakukan eksplorasi manual
plasenta dengan digital/kuret dan pemberian uterotonika.1
3. Trauma – Perdarahan karena Robekan
Hal ini terjadi oleh karena episiotomi yang melebar; robekan pada perineum,
vagina dan serviks; dan ruptur uteri.2
Inversio Uteri adalah keadaan dimana endometrium turun dan keluar ke
ostium uteri eksternum, bisa komplit atau inkomplit. Faktor penyebab diantaranya
adalah atonia uteri, serviks terbuka lebar, tekanan pada fundus uteri dari atas
(manuver Crede), dan tekanan intraabdomen yang keras (batuk).2
4. Trombus – Gangguan Koagulasi
Hal ini jarang terjadi tetapi bisa memperburuk keadaan, misalnya pada kasus
trombofilia, sindroma HELLP, preeklamsia, solusio plasenta, kematian janin dalam
kandungan dan emboli air ketuban.2

Etiologi Anemia
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya

10
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.3

3. Faktor resiko dari kasus ini

Terdapat faktor predisposisi :



Predisposisi antepartum: riwayat perdarahan pascasalin atau manual plasenta, solusio
plasenta, plasenta previa, hipertensi, IUFD, overdistensi uterus, gangguan darah ibu.

Predisposisi intrapartum: persalinan seksio sesarea atau buatan, partus lama, partus
presipitatus, induksi atau augmentasi persalinan, infeksi korion, distosia bahu,
grandemulti paritas, gangguan koagulopati.

Predisposisi postpartum: laserasi jalan lahir (ruptur perineum, episiotomi luas,
robekan porsio) retensi plasenta, sisa plasenta, inversio uteri, ruptur uteri.4

4. Penatalaksanaan Kasus Ini

Penatalaksanaan Umum4:
a. Informed consent
b. Stabilisasi ABC (posisikan semi ekstensi, bebaskan jalan nafas, O2 jika perlu,
resusitasi cairan).
c. Tentukan ada syok atau tidak. Jika ada, berikan transfusi darah, infus cairan, oksigen
dan kontrol perdarahan. Jika tidak ada syok atau keadaan umum optimal, segera
lakukan pemeriksaan untuk mencari etiologi.
d. Hentikan sumber perdarahan.
e. Monitor tanda-tanda vital.

Penatalaksanaan Khusus :
• Sisa Plasenta

11
Dilakukan kuretase dengan pemberian uterotonika dan transfusi darah bila diperlukan. Jika
terjadi pada masa nifas, berikan uterotonika, antibiotik spektrum luas dan kuretase. Jika
kuretase tidak berhasil, lakukan histerektomi.

Pada kasus ini, karena serviks masih terbuka di lakukan pengeluaran plasenta secara manual
digital oleh bidan dengan langkah:
1) Perbaikan keadaan umum ibu, observasi TTV.
2) Pasang oksigen 3-5 L/menit
3) Memakai sarung tangan steril
4) Kosongkan kandung kemih, dengan DC
5) Perbaikan kontraksi uterus dengan pemberian uterotonika oksitosin 2ml + 1ampul
metilergometrin dalam 500mL RL (20 tetes/menit)
6) Desinfeksi genetalia eksterna
7) Tangan kiri melebarkan genetalia eksterna,tangan kanan dimasukkan secara obstetri
sampai servik
8) Lakukan eksplorasi di dalam cavum uteri untuk mengeluarkan sisa plasenta
9) Lakukan pengeluaran plasenta secara manual
10) Setelah plasenta keluar semua diberikan antibiotik cefotaxim 5ml IV dan infus
metronidazol 500ml untuk mencegah infeksi
11) Observasi tanda-tanda vital dan perdarahan

Daftar Pustaka

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Bilstrap LC, Wenstrom KD, editors.
2014, William Obsetrics. 24th Ed, USA:The McGraw-Hills Companies, Inc.

Handayani, Irma, 2010, Kumpulan Contoh Seminar Kasus Retensio Plasenta.

Proverawati, A. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Nua Medika: Yogyakarta.

12
World Health Organization, 2013, Buku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan, Edisi Pertama, Kerjasama WHO-POGI-IDI-IBI.

13

You might also like