Professional Documents
Culture Documents
SAMARINDA-BERAU
DI KECAMATAN KELAY KABUPATEN BERAU
BERDASARKAN PENGAMATAN REGIONAL
Disusun Oleh :
Ilham Wahyudi
1409085019
Teknik Geologi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu
peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan
berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara
umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor
pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material
sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya
material tersebut.
Bila kita memperhatikan lokasi tempat proses-proses geologi berlangsung,
maka akan tampak bahwa proses-proses geologi dapat terjadi di semua tempat di
permukaan bumi. Oleh karena itu, bencana geologi dapat juga terjadi di berbagai
tempat di permukaan bumi. Meskipun demikian, macam-macam proses geologi atau
bencana geologi yang terjadi di suatu setting lingkungan sangat ditentukan oleh
kondisi geologi dan geomofologi yang ada di lingkungan tersebut.
B. TUJUAN
BAB II
DASAR TEORI
A. MANAJEMEN BENCANA
1. Pra Bencana Pra bencana merupakan tahapan bencana pada kondisi sebelum
kejadian meliputi:
3. Pasca Bencana Tahapan yang dilakukan setelah bencana terjadi dan setelah
proses tanggap darurat dilewati (Ramli, 2011: 37), antara lain:
1. Fisiografi
2. Geologi Regional
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Muara Wahau, Skala 1 : 250.000
(S.Supriatna dan H.Z. Abidin, 1995) dan berdasarkan inpretasi Peta
Adiministrasi Jalan Poros Samarinda-Berau yang berada di kecamatan Kelay
masuk dalam 4 formasi, yaitu : Kelompok Embaluh, Formasi Telen,
Ultramafik, dan Formasi Sembakung
1. Kelompok Embaluh : Konglomerat dengan fragmen utamanya batuan
silikaan, perselingan batulumpur dan batulanau termalihkan yang
bersisipan batugamping kristalin, batupasir kuarsa sebagian termalihkan
2. Formasi Telen, Perselingan barusabak yang berwarna hitam dan merah,
rijang yang berwarna merah dan kelabu dan batupasir malih, sebagian
besar sudah terkuakkan dan sangat tergerus serta terbreksikan ,
3. Ultramafik, batuan ultramafic terserpentimitkan dan terbreksikan, gabbro,
setempat berlapis, gabromikro dan basal
4. Formasi sembakung, perselingan batupasir, batulempung, batulanau,
serpih dan lensa batugamping, formasi ini setara dengan batupasir
kayanniut dan Formasi Marah dan menutupi tidak selaras diatas kelompok
Embaluh.
http://myblogjhafet.blogspot.co.id/2015/10/makalah-mitigasi-bencana.html