Professional Documents
Culture Documents
i|K o m u n i t a s A k a r T u l i M a l a n g
Tuna Rungu atau Tuli??
Tuna rungu dan Tuli adalah dua istilah yang mirip, tetapi
memiliki definisi yang berbeda. Tuna rungu diartikan
sebagai hearing impired atau kerusakan pendengaran yang
dibuat oleh dunia kedokteran. Hal tersebut berarti bahwa
tuna rungu adalah kondisi seseorang yang memiliki
kerusakan alat pendengaran dan menderita gangguan pada
pendengaran.
Tuli adalah kondisi dimana seseorang tidak bisa
mendengar yang disandang sejak lahir atau karena suatu
kejadian tertentu yang mengakibatkan seseorang tidak bisa
mendengar dan tidak dapat disembuhkan dengan bantuan
medis tetapi penyandangnya tidak menderita sakit. Lebih
spesifik lagi Tuli diartikan sebagai suatu identitas dan
kebanggaan atas penggunaan bahasa isyarat yang
menunjukkan kemajuan dan kemampuan berpikir yang luas
dengan tidak ada perasaan minder atas cara komunikasi
yang berbeda.
Dari kedua penjelasan tersebut, maka penggunaan
istilah yang benar adalah Tuli, karena Tuli bukanlah suatu
penyakit, dan merupakan identitas yang dibanggakan oleh
penyandang Tuli atas penggunaan bahasa isyarat sebagai
bentuk kesetaraan dengan hearing.
1|K o m u n i t a s A k a r T u l i M a l a n g
Budaya Tuli vs Budaya Hearing
2|K o m u n i t a s A k a r T u l i M a l a n g
Etika Berkomunikasi
Etika berkomunikasi dengan Tuli dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Yang sebaiknya Anda lakukan:
Gunakan bahasa isyarat yang sesuai dengan
kebutuhan Tuli.
Gunakanlah metode komunikasi yang
paling mudah (Bahasa Isyarat,
Oral/Membaca bibir, atau Tulisan).
Bila tidak paham dengan apa yang
dikatakan, sebaiknya meminta Tuli untuk
mengulangi.
Berilah perhatian secara penuh ketika
berkomunikasi (fokus).
b. Yang tidak boleh Anda lakukan:
Jangan tertawa atau tersenyum ketika
mereka berbicara, karena dapat membuat
mereka tidak nyaman.
Jangan memotong pembicaraan.
3|K o m u n i t a s A k a r T u l i M a l a n g
Bahasa Isyarat
Komunikasi Tuli dilakukan dengan menggunakan
bahasa isyarat. Di Indonesia terdapat dua jenis bahasa
isyarat yang digunakan yaitu Sistim Isyarat Bahasa
Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO).
SIBI merupakan sistim bahasa isyarat yang dibuat oleh
pemerintah Indonesia tanpa melibatkan penyandang Tuli,
sementara BISINDO adalah bahasa isyarat yang dibuat
oleh teman-teman Tuli, sementara untuk bahasa isyarat
secara internasional menggunakan American Sign
Language (ASL).
Fungsi dari isyarat alfabet baik SIBI maupun BISINDO
adalah untuk mengeja kata-kata yang belum ada isyaratnya,
sementara pada percakapan sehari-hari terdapat isyarat-
isyarat untuk masing-masing kata. Terdapat beberapa
perbedaan untuk bahasa isyarat yang dipakai oleh
penyandang Tuli, hal ini terjadi dikarenakan beragamnya
asal wilayah dari penyandang Tuli. Analoginya adalah
seperti bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Bahasa isyarat
yang digunakan di Malang adalah isyarat Malang.
4|K o m u n i t a s A k a r T u l i M a l a n g
SIBI
(Sistim Isyarat Bahasa Indonesia)
5|K o m u n i t a s A k a r T u l i M a l a n g
BISINDO
(Bahasa Isyarat Indonesia)
6|K o m u n i t a s A k a r T u l i M a l a n g
Let’s Improve Our Dissability Awareness
7|K o m u n i t a s A k a r T u l i M a l a n g