You are on page 1of 6

1

Arti Kesuksesan Sejati


Khutbah Idul Fitri 1438 H
Khutbah Pertama
‫الخطبة األولى‬
،ً‫ان للاِ َو ِب َح ْم ِد ِه بهك َْرةً َوأ َ ِص ْيال‬ َ ‫س ْب َح‬‫ َو ه‬،‫ َوا ْل َح ْم هد للِ َكثِ ْي ًرا‬،‫ للا أ َ ْكبَ هر َك ِب ْي ًرا‬،»‫للاه أ َ ْكبَ هر «تسعا‬
‫ للاه أ َ ْك َب هر َوللِ ا ْل َح ْم هد‬،‫ َوللاه أ َ ْك َب هر‬،‫ لَ ِإلهَ ِإلا للاه‬،‫للاه أ َ ْك َب هر للاه أ َ ْك َب هر‬.
‫س َع هك ال ش َْيء َر ْح َمةً َو ِع ْل ًما‬ ِ ‫ َوا ْل َح ْم هد للِ الاذِى َو‬،‫ق هك ال ش َْيء فَقَد َارهه ت َ ْق ِد ْي ًرا‬ َ َ‫ال َح ْم هد للِ الاذِى َخل‬
،‫ش َه هد أ َ ْن لَ ِإلهَ ِإلا للاه َو ْح َد هه لَ ش َِر ْيكَ لَهه‬ ْ َ ‫ َوأ‬،‫ام ِد ِه َح ْمدًا َك ِث ْي ًرا‬ ِ ‫ نَ ْح َم هد هه ِب َج ِم ْي ِع َم َح‬،‫َوت َ ْد ِب ْي ًرا‬
‫ َب َعثَهه ِبا ْل ههدَى‬،‫س ْولههه‬ ‫ع ْب هد للاِ َو َر ه‬َ ‫ش َه هد أ َ ان هم َح امدًا‬ ْ َ ‫ َوأ‬،‫ست َ ِط ْي ًرا‬ ْ ‫َان ش َُّر هه هم‬ َ ‫ش َها َدةً أَد ِاخ هر َها ِل َي ْوم ك‬ َ
َ‫ع ْب ِدك‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫ اللا هه ام‬،‫س َرا ًجا هم ِن ْي ًرا‬ ِ ‫ َودَا ِعيًا ِإلَى للاِ ِب ِإ ْذ ِن ِه َو‬،‫ش ْي ًرا َونَ ِذ ْي ًرا‬ ِ ‫ق َب‬ ِ ‫َو ِد ْي ِن ا ْل َح‬
‫ت‬ِ ‫غ ار َد‬ َ ‫ َو‬،‫ار‬ ‫ت اْأل َ ْن َو ه‬
ِ ‫علَ ْي ِه َما لَ َح‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫ َو‬،‫ار‬ ‫ب اللا ْي هل َوالنا َه ه‬ َ َ‫س ْو ِلكَ َو َخ ِل ْي ِلكَ هم َح امد َما ت َ َعاق‬ ‫َو َر ه‬
ْ َ ‫س ِل ْم ت‬
‫س ِل ْي ًما َك ِث ْي ًرا‬ َ ‫ َو‬،‫ار‬‫ج َوا ْلعه ام ه‬ ‫ َولباى ال هح اجا ه‬،‫ار‬ ‫ت ال ِث َم ه‬ ِ ‫ َوأ َ ْينَ َع‬،‫ار‬‫ش َج ه‬ ْ َ ‫ت اْأل‬ ِ َ‫ َوأ َ ْو َرق‬،‫ار‬ ‫اْأل َ ْط َي ه‬.
‫أ َ اما بَ ْع هد‬:
١:‫فَـ (ياأيها الناس التقوا ربكم إن زلزلة الساعة شيء عظيم )– الحج‬
،‫اإل ْن َع ِام‬ِ ‫ض ِل َو‬ ْ َ‫ َوأ َ ْولَ هك ْم ِم َن ا ْلف‬،‫سالَ ِم‬ ْ ‫إل‬ِ ‫علَى َما َهدَا هك ْم ِل‬ َ ‫شك ههر ْو هه‬ ْ ‫ َوا‬،‫اركَ َوت َ َعالَى‬ َ َ‫اتاقهوا للاَ تَب‬
ِ ‫ َو َج َعلَ هك ْم ِم ْن أ ه ام ِة ا ْلقه ْر‬.
‫آن‬
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd
Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt.
Ramadhan telah meninggalkan kita. Ada rasa haru dalam hati kita ketika meninggalkan Ramadhan
yang penuh berkah. Kata pepatah, idza zuqta halawat al-washilah la ‘arafta murrat al-qathi’ah – jika
engkau pernah merasakan nikmatnya bersatu, niscaya engkau akan merasakan pahitnya berpisah. Kita
sedih ditinggalkan Ramadhan, dan kita berharap agar Allah panjangkan umur kita sampai Ramadhan
yang akan datang, dalam keadaan yang lebih baik, sehat, dan penuh curahan rahmat Allah swt.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd


Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt.
Hari ini kita basahi lidah kita dengan takbir, tahmid, dan tahlil. Kita gemakan kebesaran Allah swt ke
segala penjuru angkasa dengan penuh sukacita – kadang dengan tetesan air mata – sebagai ekspresi
rasa harap kita akan rahmat-Nya, sebagai ekspresi rasa takut kita akan azab-Nya, dan sebagai ekspresi
rasa syukur kita atas nikmat-nikmat-Nya. Kita bersyukur bahwa Allah swt masih mempertemukan kita
dengan Ramadhan dan merayakan Idul Fitri bersama-sama. Padahal, banyak saudara kita yang tidak
bisa hadir di sini bersama kita, lantaran sakit, terhalang, atau karena telah mendahului kita.

Betapa indahnya kemanusiaan kita pada hari ini. Dengan lantunan takbir, tahmid, dan tahlil, dari lubuk
hati yang terdalam kita sadari betul bahwa selama ini yang kita besarkan adalah bukan Allah. Yang
kita besarkan selama ini adalah harta, kedudukan, popularitas, dan perkara keduniaan lainnya,
sehingga membuat ruhani kita menjadi tumpul dan tidak berkembang.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd


Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt.
Shalat Id yang baru saja kita lakukan merupakan simbolisasi dari kesuksesan kita menghidupkan
ibadah-ibadah di bulan Ramadhan. Oleh karena itu, pelajaran berharga dari Idul Fitri yang kita rayakan
hari ini merupakan akumulasi dari dari pelajaran-pelajaran ibadah puasa, shalat, dan zakat kita di bulan
Ramadhan. Selama 720 jam, Ramadhan sebagai suatu madrasah ruhaniah, spiritual training, telah
2

menggembleng kita untuk memahami prinsip kesuksesan hidup yang hakiki dan cara meraih
kesuksesan itu.

Apakah prinsip kesuksesan hakiki yang telah diberikan oleh Ramadhan kepada kita? Ada begitu
banyak prinsip kesuksesan yang telah diajarkan oleh Ramadhan.
Di antaranya adalah:

Yang pertama, kita disebut sukses manakala kita bisa menyesuaikan kehendak kita dengan kehendak
Allah swt.
Selama kita berpuasa, sejak Subuh hingga Maghrib, kita rela menahan lapar, haus, dan hal-hal lain
yang mengurangi nilai ibadah puasa kita. Kita teguh memegang prinsip. Kita tidak berani melanggar
pantangan puasa sampai datang waktu berbuka. Rasanya tidak ada waktu yang ditunggu-tunggu oleh
orang yang berpuasa, kecuali datangnya waktu Maghrib. Kesuksesan orang yang berpuasa adalah di
saat berbuka. Oleh karena itu, dalam sebuah hadits qudsi, Allah swt berfirman,

‫ وإذا لقي ربه فرح بصومه‬،‫ إذا أفطر فرح بفطره‬:‫للصائم فرحتان يفر هح ههما‬
‘Buat orang yang berpuasa, ia memiliki dua kegembiraan. Pertama, ketika berbuka, ia gembira dengan
saat berbukanya itu. Kedua, ketika ia berjumpa dengan Allah (nanti di hari Akhir) ia gembira dengan
ganjaran puasanya’. (Hadits, muttafaq alayh)

Waktu berbuka, yaitu Maghrib dan Idul Fitri sebagai akhir puasa, adalah simbol datangnya kesuksesan
jangka pendek, yaitu kesuksesan dunia. Sedangkan kesuksesan jangka panjang adalah di saat hari
Akhir berjumpa dengan Allah, dan kita mendapatkan ganjaran masuk surga melalui pintu ar-Rayyan,
yang tidak akan masuk surga melalui pintu itu kecuali buat orang-orang yang berpuasa.
Kesuksesan yang sejati adalah manakala kita bisa melakukan ketaatan kepada Allah. Hati kita akan
merasa damai di saat kita melakukan ketaatan. Buat seorang muslim, sukses akan datang dengan
sendirinya manakala ia sabar menjalani ketaatan itu, meskipun dihadapkan pada rintangan-rintangan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd


Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt.
Ada sebuah kisah menarik tentang dampak ketaatan kepada Allah swt.
Salah seorang sahabat Rasulullah ada yang bernama Said al-Khudri. Suatu hari ia mendatangi
Rasulullah, lalu berkata,
‫ وأقرأ القرآن فتخشع الشجرةه‬،‫ رأيتنى أصلي خلف شجرة‬،‫ رأيت الليلة رؤيا عجيبة‬،‫يا رسول للا‬
،‫ فرأيت الشجرةَ تسجد لسجودى‬،‫لصالتى حتى جاءت آيةه سجدة – أي سجدة تالوة – فسجدت‬
‫ واجع ْلها لى عندك لى‬،‫ واكتب لى بها أجرا‬،‫ اللهم اغفر لى بها وزرا‬:‫فسمعتها تقول وهي ساجدة‬
‫ وتقب ْلها منى كما تقبلتها من عبدك داود عليه السالم‬،‫ذخرا‬.
‘Duhai Rasulullah, semalam aku bermimpi aneh. Aku melihat diriku shalat di belakang sebuah pohon.
Lalu aku membaca al-Quran dalam shalatku dan pohon itu menjadi merunduk. Ketika aku sampai pada
satu ayat sajdah, yaitu ayat sujud tilawah, maka aku pun melakukan sujud. Lalu, aku melihat pohon itu
juga ikut bersujud lantaran sujudku. Ketika pohon itu bersujud, aku mendengar ia berkata, ‘Ya Allah,
ampunilah dosaku dengan sebab sujudku ini. Tuliskan pahala bagiku dengan sebab sujudku ini.
Jadikanlah sujudku ini sebagai tabungan akhiratku. Terimalah amalku ini sebagaimana Engkau telah
menerima amal hamba-Mu Dawud alayhissalam’.
Begitu mimpi Said al-Khudry.
Subhanallah, sebuah pohon yang tumbuh di masa Rasulullah ternyata mengetahui ketaatan Nabi
Dawud alayhissalam. Padahal, jarak antara Rasulullah dengan Nabi Dawud adalah ribuan tahun. Nabi
Dawud memang seorang Nabi yang Allah berikan suara yang indah. Jika ia membaca kitab Zabur
maka seluruh alam menjadi terpesona.
3

Begitulah, hadirin rahimakumullah, jika kita membiasakan diri untuk menyesuaikan kehendak kita
dengan kehendak Allah, melalui ketaatan kepada-Nya, maka nama kita akan harum sepanjang masa
melintasi zaman dan alam, dikenang oleh makhluk Allah swt.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd


Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt.
Yang kedua, kesuksesan tidak boleh membuat kita eforia, lupa diri, dan kebablasan.
Di saat kita menjalankan ibadah puasa, di saat rasa lapar dan haus mendera, rasanya terbersit hasrat
dalam hati kita untuk memuaskan nafsu makan dan minum kita nanti di saat berbuka. Namun, di saat
segala hidangan sudah dihamparkan dan datang waktu berbuka, seteguk minuman dan sesuap makanan
sudah melenyapkan hasrat kita itu. Sebutir kurma sudah mengenyangkan perut kita. Seteguk dua teguk
teh hangat-manis sudah menghangatkan tubuh kita. Kita pun menjadi kembali perkasa dan energik.
Kita tidak punya hasrat lagi untuk menghabiskan segala hidangan yang tersedia, kecuali sekedar
kebutuhan. Subhanallah… Itulah sunnatullah..

Hadirin rahimakumullah, itu artinya apa? Itu artinya bahwa ketika kita mendapatkan kesuksesan, kita
tidak boleh eforia, tidak boleh lupa diri, dan tidak boleh kebablasan.
Riset ilmiah sudah membuktikan bahwa orang-orang sukses adalah orang-orang yang mampu
menunda kesenangan sesaat untuk kesenangan yang lebih panjang. Orang yang memilih untuk
menabung uang dibanding menghabiskan uangnya, maka ia akan kaya dalam jangka panjang.
Bukankah ada pepatah yang mengatakan: Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya?
Dengan Ramadhan, Allah swt sengaja melatih kita untuk menunda kesenangan sesaat untuk
kesenangan yang lebih abadi. Dan Rasulullah saw sudah mencontohkan hal itu kepada kita, umatnya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd


Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt.
Ada kisah menarik, suatu hari Sayyiduna Umar bin Khattab r.a. datang ke rumah Rasulullah. Setelah
Umar mengucapkan salam dan diizinkan masuk, ia melihat Rasulullah sedang berbaring di atas tikar
kasar yang terbuat dari pelepah kurma, dan tikar itu menimbulkan bekas pada punggung Rasulullah.
Melihat keadaan yang mengharukan itu, Umar bin Khattab menangis.
Lalu terjadilah dialog antara Rasulullah dengan Umar.
‫ يا ابن الخطاب؟‬،‫ما يبكيك‬
‫ أنت‬،‫ وهذه خزانتك ل أرى فيها إل ما أرى‬،‫ هذا الحصير قد أثر فى جنبك‬،‫ ومالى ل أبكي‬،‫يا نبي للا‬
‫ وذاك كسرى وقيصر على سرير الذهب وفرش الحرير‬،‫نبي للا وصفةته‬.
‫ وإنا قوم أخرت لنا طيباتنا فى آخرتنا… ما‬،‫ أولئك عجلت لهم طيباتهم وهي وشيكة اإلنقطاع‬:‫فقال‬
‫مثلي ومثل الدنيا إل كراكب سار فى يوم صائف فاستظل فى شجرة ساعة ثم راح وتركها‬.
‘Mengapa engkau menangis, wahai putra al-Khattab?’, tanya Rasulullah.
Umar menjawab, ‘Duhai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis. Tikar kasar ini sudah membuat
punggungmu berbekas. Dan aku lihat hanya ini saja perabotan rumahmu. Padahal, engkau adalah Nabi
Allah dan manusia pilihan-Nya. Sementara di sana, yang namanya Kisra dan Kaisar duduk bertatahkan
permata, tidur berbantalkan sutra’.
Lalu Rasulullah berkata, ‘Orang-orang yang kau sebutkan barusan adalah mereka yang disegerakan
kesenangannnya oleh Allah, padahal itu adalah kesenangan yang akan berakhir. Sementara kita adalah
kaum yang Allah tunda kesenangannya untuk kesenangan akhirat kita. Perumpamaanku dengan dunia
adalah seumpama seorang musafir yang berjalan di musim panas. Lalu ia berteduh di bawah sebuah
pohon barang sejenak. Dia istirahat di bawahnya, lalu pergi meninggalkan pohon itu, melanjutkan
perjalanannya’.
4

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd


Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt.
Seorang Muslim yang sukses, jika ia kaya, maka kekayaaannya tidak membuat ia lupa berzakat,
bersedekah, dan berbagi dengan orang-orang yang nasibnya berada di bawahnya. Ia menjadi orang
dermawan. Jika ia pengusaha atau pebisnis, maka bisnisnya tidak membuatnya lupa mengingat Allah.
Ia menjadi pebisnis islami. Jika ia penguasa, maka kekuasannya tidak membuat ia bertindak zalim,
sewenang-wenang, dan mengkhianati kekuasaannya di hadapan Allah dan masyarakat. Ia menjadi
penguasa yang amanah.
Seorang Muslim yang sukses tidak bersikap eforia, lupa diri, dan kebablasan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd


Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt.
Yang ketiga, sukses adalah manakala kita mampu bersikap jujur.
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah swt berfirman,
‫ فإنه لي وأنا أجزي به‬،‫كل عمل ابن آدم له إل الصوم‬
‘Seluruh amal manusia adalah untuk dirinya, kecuali puasa. Puasa adalah untuk-Ku dan Aku sendiri
yang akan memberi ganjarannya’ (Hadits, muttafaq alayh)
Mengapa Allah mengkhususkan ibadah puasa untuk dirinya? Menurut Imam al-Qurthubi, itu karena
dua alasan.
‫ ما ل يمنع منه سائر العبادات‬،‫ أن الصوم يمنع من مالذ النفس وشهواتها‬:‫أحدها‬
‫ وما سواه من العبادات‬،‫ فصار مختصا به‬،‫ ل يظهر إل له‬،‫ أن الصوم سر بين العبد وبين ربه‬:‫الثانى‬
‫ظاهر قد يدخله الرياء‬.
Yang pertama, puasa mampu mencegah seseorang untuk memanjakan kesenangan diri dan hasratnya.
Sementara ibadah-ibadah yang lain tidak seperti itu.

Yang kedua, puasa adalah rahasia seorang hamba dengan Tuhannya. Tidaklah ia berpuasa melainkan
untuk-Nya. Oleh karena itulah, puasa menjadi istimewa dengan sebab ini. Sementara ibadah-ibadah
lainnya dapat dengan mudah dimasuki oleh unsur riya’.
Puasa membuat kita jujur, karena kita merasa diawasi oleh Allah swt. Itulah yang disebut
muraqabatullah. Orang lain bisa kita bohongi dengan puasa kita, namun Allah tidak. Dalam surat al-
Hadid: 4, Allah swt berfirman,
‫ َوللاه ِب َما ت َ ْع َمله ْو َن بَ ِص ْير‬،‫َو هه َو َم َع هك ْم أ َ ْي َن َما هك ْنت ه ْم‬
Dia selalu bersamamu di manapun kamu berada, dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd


Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt.
Ada sebuah kisah menarik. Suatu hari, Abdullah bin Umar (anaknya Umar bin Khattab) melakukan
perjalanan. Di tengah perjalanan, ia melihat seorang penggembala ternak. Maka terjadilah dialog di
antara mereka.
‫ تبيع من هذه الغنم واحدة؟‬:‫قال أبن عمر‬
‫ إنها ليست لي‬:‫قال الغالم‬
‫ قل لصاحبها أن الذئب أخذ منها واحدة‬:‫فقال‬
‫ فأين للا؟‬،‫ إذن‬:‫قال الغالم‬
Ibnu Umar berkata, ‘Maukah engkau menjual satu kambing saja?’
Penggembala itu menjawab, ‘Kambing-kambing ini bukan milikku’
Ibnu Umar berkata, ‘Katakan saja kepada pemiliknya bahwa satu ekor sudah dimakan serigala’.
Penggembala itu menjawab, ‘Kalau begitu, di manakah Allah?’
‫‪5‬‬

‫‪Mendengar jawaban penggembala kambing itu, Abdullah bin Umar menjadi kagum. Sepanjang‬‬
‫’?‪perjalanan ia mengulang-ulang ucapan, ‘Lalu dimanakah Allah‬‬

‫‪Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd‬‬


‫‪Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt.‬‬
‫‪Itulah potret muslim yang jujur. Ia sadar bahwa Allah selalu melihat apa yang ia lakukan. Dalam‬‬
‫‪jangka panjang, orang jujur akan mendapatkan kesuksesan. Tidakkah terbayang dalam ingatan kita,‬‬
‫‪bahwa Rasulullah saw, sebelum diangkat menjadi Rasul, sudah terkenal dengan kejujurannya? Jauh‬‬
‫‪sebelum Rasulullah diangkat menjadi Rasul, masyarakat sudah menyebutnya sebagai al-Amin (orang‬‬
‫‪yang dapat dipercaya).‬‬

‫‪Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd‬‬


‫‪Saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt.‬‬
‫‪Pada dasarnya kita cinta dengan kebenaran, kebaikan, ketaatan, dan keluhuran. Itulah fitrah kita yang‬‬
‫‪suci. Fitrah itulah yang perlu kita recharge (isi kembali) dalam ibadah puasa, agar kita memiliki energi‬‬
‫‪tambahan untuk mendapatkan kesuksesan dunia dan akhirat.‬‬

‫‪Semoga Allah swt menerima amal puasa kita dan amal-amal lain yang kita lakukan dalam bulan‬‬
‫‪Ramadhan, sehingga kita termasuk hamba-Nya yang kembali kepada kesucian fitrah kita, yaitu‬‬
‫‪kembali kepada Allah, dan berhasil memenangkan pertarungan melawan hawa nafsu.‬‬
‫العظيم…‬ ‫إن أحسن الكالم وأبين النظام كالم للا الملك المنان‪ ..‬بارك للا لي ولكم فى القرأن‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬
‫الخطبة الثانية‬
‫‪.‬للاه أ َ ْكبَ هر «سبعا»‪ ،‬للاه أ َ ْك َب هر للاه أ َ ْكبَ هر‪ ،‬لَ ِإل َه ِإلا للاه‪َ ،‬وللاه أ َ ْكبَ هر‪ ،‬للاه أ َ ْكبَ هر َوللِ ا ْل َح ْم هد‬
‫س ْولههه‪،‬‬ ‫ع ْب هدهه َو َر ه‬ ‫ش َه هد أَ ْن هم َح امدًا َ‬ ‫الر ِح ْي هم‪َ ،‬وأَ ْ‬ ‫الرحْ َم هن ا‬ ‫ش َه هد أ َ ْن لَ إِل َه إِلا هه َو ا‬ ‫ا ْل َح ْم هد للِ ا ْل َح ِك ْي ِم ا ْلعَ ِل ْي ِم‪َ ،‬وأ َ ْ‬
‫َام َل ْي ِن همتَالَ ِز َم ْي ِن إِلَى يَ ْو ِم ال ِد ْي ِن‬ ‫سالَ ًما ك ِ‬ ‫صالَةً َو َ‬ ‫علَ ْي ِه‪َ ،‬‬ ‫سلا َم َ‬ ‫‪.‬صلاى للاه َو َ‬
‫‪:‬أما بعد‬
‫)فَيَا ِعبَا َد للاِ‪( ،‬فاتقوا للا ما استطعتم – التغابون ‪١٦‬‬
‫ضى‬ ‫ان‪َ ،‬و هر ْمت ه ْم ِر َ‬ ‫ضت ه ْم هد هخ ْو َل ا ْل ِجنَ ِ‬ ‫غ ْي هرهه‪ ،‬إِ ْن أ َ َر ْ‬ ‫اتاقهوا للاَ َربا هك ْم‪َ ،‬وا ْعبهد ْهوهه َوأ َ ِط ْيعه ْوهه َو َو ِحد ْهوهه‪ ،‬فَالَ ِإلَهَ َ‬
‫ان‪،‬‬ ‫سالَ َم ِة ا ْل َع ِق ْي َد ِة ِم َن اْألَد َْر ِ‬ ‫ان‪َ ،‬و َ‬ ‫ان‪ ،‬فَ َعلَ ْي هك ْم ِبتَ ْو ِح ْي ِد ا ْل َم ِل ِك ال اديا ِ‬ ‫سالَ َمةَ ِم َن النِ ْي َر ِ‬ ‫طلَ ْبت ه هم ال ا‬ ‫الرحْ َم ِن‪َ ،‬و َ‬ ‫ا‬
‫ق ا ْلعهبه ْو ِديا ِة َواْ ِإل ْي َم ِ‬
‫ان‬ ‫‪.‬وتَحْ ِق ْي ِ‬‫َ‬
‫س َراجِ ا ْل همنِ ْي ِر‪ ،‬كَما َ أ َ َم َر هك ْم ِبذَ ِلكَ ا ْل َم ْو َلى‬ ‫ش ْي ِر‪َ ،‬وال ِ‬ ‫علَى ا ْل َهادِى ا ْلبَ ِ‬ ‫س ِل هم ْوا – َر ِح َم هك هم للاه – َ‬ ‫صلُّ ْوا َو َ‬ ‫أَلَ َو َ‬
‫ف ا ْل َخ ِب ْي هر‪ ،‬فَقَا َل ت َ َعا َلى قَ ْولً ك َِر ْي ًما‬ ‫إن للا ومالئكته يصلون على النبي‪ ،‬يا أيها الذين آمنوا ( ‪:‬اللا ِط ْي ه‬
‫)صلوا عليه وسلموا تسليما – األحزاب ‪٥٦‬‬
‫علَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬ ‫صلايْتَ َ‬ ‫علَى آ ِل هم َح امد‪َ ،‬ك َما َ‬ ‫ب قهله ْو ِبنَا هم َح امد َو َ‬ ‫علَى نَ ِب ِي َنا َو َح ِب ْي ِ‬ ‫س ِل ْم َوبَ ِار ْك َ‬ ‫ص ِل َو َ‬ ‫الل هه ام َ‬
‫علَى آ ِل إِ ْب َرا ِه ْي َم فِى‬ ‫علَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َ‬ ‫ار ْكتَ َ‬ ‫علَى آ ِل هم َح امد‪َ ،‬ك َما بَ َ‬ ‫علَى هم َح امد َو َ‬ ‫علَى آ ِل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪َ ،‬وبَ ِار ْك َ‬ ‫َو َ‬
‫ق‪،‬‬ ‫ار ْو ِ‬ ‫ع َم َر ا ْل َف ه‬ ‫ق‪َ ،‬و ه‬ ‫ش ِد ْي َن‪ :‬أ َ ِبى بَكْر ِ‬
‫الص ِد ْي ِ‬ ‫الرا ِ‬‫ض اللا هه ام ع َْن هخلَ َفا ِئ ِه ا‬ ‫ار َ‬ ‫ا ْلعَالَ ِم ْي َن إِناكَ َح ِم ْيد َم ِج ْيد‪َ ،‬و ْ‬
‫ص َحابَ ِة أَجْ َم ِع ْي َن‪َ ،‬وع َِن التاا ِب ِع ْي َن‪َ ،‬و َم ْن ت َ ِبعَ هه ْم‬ ‫ط ْي ِن‪َ ،‬وع َِن ال ا‬ ‫س ْب َ‬ ‫ع ِلي أ َ ِبى ال ِ‬ ‫ان ذِى النُّ ْو َر ْي ِن‪َ ،‬و َ‬ ‫عثْ َم َ‬‫َو ه‬
‫اح ِم ْي َن‬ ‫عناا َم َع هه ْم‪ِ ،‬ب َرحْ َم ِتكَ َيا أَ ْر َح َم ا‬
‫الر ِ‬ ‫سان ِإلَى َي ْو ِم ال ِد ْي ِن‪َ ،‬و َ‬ ‫‪ِ .‬ب ِإحْ َ‬
‫علَى‬ ‫َان فَاجْ َم ْع قهله ْو َبنَا َ‬ ‫ش ْيدًا‪،‬اللا هه ام َك َما َج َم ْعت َ َنا فِى َهذَا ا ْل َمك ِ‬ ‫صا ِل ًحا َر ِ‬ ‫ع َملَ َنا َ‬ ‫س ِع ْيدًا‪َ ،‬و َ‬ ‫اللا هه ام اجْ عَ ْل ِع ْي َدنَا َ‬
‫ش‬‫اح َ‬ ‫سالَ ِم‪َ ،‬و َجنِ ْب َنا ا ْل َف َو ِ‬ ‫سبه َل ال ا‬ ‫ص ِلحْ ذَاتَ بَ ْينِنَا‪َ ،‬وا ْه ِدنَا ه‬ ‫ف بَ ْي َن قهله ْو ِبنَا‪َ ،‬وأ َ ْ‬ ‫سنا ِة نَ ِب ِيكَ ‪َ ،‬وأ َ ِل ْ‬ ‫ِكتَا ِبكَ َو ه‬
‫ط َن‬ ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َ‬ ‫‪َ .‬وا ْل ِفت َ َن‪َ ،‬ما َ‬
6

Ya Allah, ya Tuhan kami, jadikanlah hari Raya kami ini sebagai hari kebahagiaan. Jadikan amal-amal
kami sebagai sebagai amal shalih yang mencerahkan hidup kami. Ya Allah, sebagaimana Engkau telah
kumpulkan kami di tempat ini, maka rekatkan pula hati kami untuk bersedia mengikuti tuntunan yang
Engkau tunjukkan dalam Kitab-Mu dan sunnah Rasul-Mu. Satukan hati kami, perbaiki persoalan-
persoalan yang terjadi di depan kami, tuntun kami menuju jalan keselamatan, jauhkan kami dari
keburukan dan marabahaya, baik yang sedang terjadi di depan mata atau yang masih tersembunyi dari
penglihatan kami.
ِ َ‫ َو هخ ْذ بِن‬،‫ضى‬
‫ َوإِلَى َما‬،‫اصيَتِ ِه ْم إِلَى ا ْلبِ ِر َوالت ا ْق َوى‬ َ ‫ب َوت َ ْر‬ ُّ ‫ َو َوفِ ْق هه ْم ِإلَى َما ت ه ِح‬، َ‫اللا هه ام َوفِقْ إِ َما َمنَا بِت َ ْوفِ ْي ِقك‬
‫اح ِم ْي َن‬ ‫ َيا أ َ ْر َح َم ا‬،ِ‫ح ا ْل ِبالَ ِد َوا ْل ِعبَاد‬
ِ ‫الر‬ ‫صالَ ه‬
َ ‫ َو‬، َ‫از ِد ْينِك‬ ‫ َوإِع َْز ه‬، َ‫فِ ْي ِه إِ ْعالَ هء َك ِل َم ِتك‬.
Ya Allah, ya Tuhan kami,
Berikan petunjuk-Mu kepada pemimpin-pemimpin kami. Tuntun mereka dalam membuat kebijakan
publik yang selaras dengan aturan-Mu. Ya Allah, pegang ubun-ubun mereka untuk selalu berada di
jalan kebenaran dan ketakwaan, untuk bersemangat meninggikan kalimat-Mu dan kejayaan agama-
Mu, dan berkomitmen untuk memperbaiki keadaan bangsa dan masyarakat.

ْ ‫اص ِر ْي َن َو‬
‫افتَحْ لَنَا فَ ِاناكَ َخ ْي هر ا ْل َفاتِ ِح ْي َن َوا ْغ ِف ْر َل َنا فَ ِاناكَ َخ ْي هر ا ْلغَافِ ِر ْي َن‬ ِ ‫ص ْرنَا فَ ِاناكَ َخ ْي هر النا‬
‫اَللا هه ام ا ْن ه‬
‫ظا ِل ِم ْي َن َوا ْلكَا ِف ِر ْي َن‬‫الر ِاز ِق ْي َن َوا ْه ِدنَا َونَ ِجنَا ِم َن ا ْلقَ ْو ِم ال ا‬ ‫ار هز ْقنَا فَ ِاناكَ َخ ْي هر ا‬
ْ ‫اح ِم ْي َن َو‬ ‫ َوا ْر َح ْمنَا فَ ِاناكَ َخ ْي هر ا‬.
ِ ‫الر‬
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan.
Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah
kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau
adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang zalim dan
kafir.

‫ َوا ْغ ِف ْر لَ َنا َو ِل َوا ِل َد ْينَا‬،‫الر ِح ْي هم‬


‫اب ا‬‫علَ ْينَا إِناكَ أ َ ْنتَ الت ا او ه‬ ‫َربانَا تَقَبا ْل ِمناا إِناكَ أ َ ْنتَ ال ا‬
َ ‫ َوت ه ْب‬،‫س ِم ْي هع ا ْلعَ ِل ْي هم‬
‫ َولَ ِم ْن‬،‫ َولَ ع َْن بَا ِبكَ َم ْط هر ْو ِد ْي َن‬،‫ اللا هه ام لَ ت َ هردانا َ َخائِ ِب ْي َن‬،‫اء ِم ْن هه ْم َوا ْل َم ِيتِ ْي َن‬ ِ ‫ األَحْ َي‬،‫س ِل ِم ْي َن‬
ْ ‫َو ِل َج ِم ْي ِع ا ْل هم‬
‫ ِب َرحْ َمتِكَ يَا أ َ ْر َح َم ا‬،‫ َرحْ َمتِكَ َمحْ هر ْو ِم ْي َن‬.
‫الر ِح ِم ْي َن‬
Ya, Allah, dengan rahmat-Mu
Terimalah amal-amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Mengetahui. Ampuni kami,
orangtua kami, dan saudara-saudara kami kaum muslimin, baik yang masih hidup maupun yang sudah
meninggal, karena Engkau yang Maha Pengampun dan Penyayang. Ya Allah, jangan Kau kecewakan
kami, jangan Kau tolak kami dari pintu-Mu, dan jangan jadikan kami terhalang mendapatkan kasih
sayang-Mu.

،‫ إن للا يأمر بالعدل واإلحسان وإيتاء ذى القربى وينهى عن الفخشاء والمنكر والبغي‬،‫عباد للا‬
‫ وللا يعلم ما تصنعون‬،‫ ولذكر للا أكبر‬،‫ فاذكروا للا يذكركم‬،‫يعظكم لعلكم تذكرون‬

You might also like