Professional Documents
Culture Documents
Buku ini merupakan Laporan Manual O & P pekerjaan “DD dan LARAP Tanggul Bengawan
Solo Kota Surakarta” yang disusun dalam rangka memenuhi kewajiban PT. Rayakonsult
Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Program, Satker Balai Besar Wilayah Sungai
Bengawan Solo.
1. BAB I : Pendahuluan,
2. BAB II : Lingkup Kegiatan Operasi Sungai,
3. BAB III : Operasi dan Pemeliharaan,
4. BAB IV : Lingkup Kegiatan Pemeliharaan Sungai,
5. BAB V : Biaya Operasional dan Pemeliharaan
Akhir kata PT. Rayakonsult menyampaikan terima kasih kepada Pejabat Pembuat Komitmen
Perencanaan dan Program, Satker Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo atas
kerjasama, bantuan, dan kepercayaan yang diberikan, serta kepada semua pihak yang telah
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................. iv
DAFTAR TABELv
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................I-1
3.1. Pendahuluan..............................................................................................III-12
4.1 Pendahuluan.....................................................................................................IV-13
ii
4.3.1. Tanggul Saluran / Sungai Yang Putus.....................................................IV-18
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA
BAB I. PENDAHULUAN
identifikasi serta inventarisasi status tanah / lahan yang terkena dampak rencana
peninggian tanggul tersebut.
Tujuan pekerjaan DD dan LARAP Tanggul Bengawan Solo Kota Surakarta ini adalah
:
1. Menyusun desain rencana peninggian tanggul Sungai Bengawan Solo di Kota
Surakarta berdasar data banjir terkini;
2. Memperoleh informasi tentang status tanah / lahan dan segala sesuatu yang
berada di dalamnya yang terkena dampak rencana peninggian tanggul;
3. Menyusun rencana pemindahan penduduk dan atau ganti rugi lahan yang akan
digunakan dalam peninggian tanggul;
4. Menyusun dokumen rencana pengadaan tanah.
Jadi O & P sungai adalah upaya – upaya yang dilaksanakan untuk mengoptimalkan
nilai sungai sekaligus menjaga kelestarian sungai.
Lokasi Studi
WC/MCK UMUM
HYDRANT / LEDENG UMUM
LINGKUNGAN KUMUH
TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH
Trase Trase
tanggul tanggul
Mercu
Mercu Elevasi banjir rencana
Berm belakang
Berm depan
Muka air rendah
Berm
Bantaran Bantaran
Tanggul Tanggul
Daerah sungai
Ruang cakup pengelolaan sungai seperti terlihat pada Tabel LINGKUP KEGIATAN
OPERASI SUNGAI-1 di bawah ini
Dalam melaksanakan pengelolaan sungai, langkah – langkah yang tepat perlu
dilaksanakan sehingga dapat dicapai / dipenuhi fungsi dan kegunaan / manfaat
sungai sebagai milik umum (public properties), "menjamin" kesejahteraan umum,
pelestarian dan pengembangan lahan serta memberikan rasa aman kepada
masyarakat.
Lain-lain
Registrasi sungai-sungai,
Pengelolaan Sungai registrasi daerah-daerah
sungai
Persetujuan penggunaan
potensi sungai
Penyusunan peraturan-
peraturan untuk pedoman
dalam daerah
pemeliharaan sungai
Lain-lain
Yang dimaksud dengan air sungai tidak hanya berupa air permukaan yang
mengalir di dalam alur sungai, tetapi termasuk juga air permukaan di dalam
danau – danau, rawa – rawa serta air bawah permukaan yang mengalir di
bawah dasar sungai yang meresap ke bawah dasar sungai, selanjutnya disebut
air bawah permukaan dasar sungai (river bed water). Namun dalam beberapa
hal adalah tidak mudah membedakan akhir air bawah permukaan dasar sungai
dengan air tanah pada umumnya. Bila air yang tersimpan dalam lapisan kerikil
atau pasir diambil dengan memakai saluran atau bak tampung, hal tersebut
dinamakan pengambilan air bawah permukaan dasar sungai.
2) Hubungan akhir jumlah air yang diambil dan jumlah bangunan sadapnya
7) Pengaruhnya terhadap bangunan sadap yang sudah ada dan cara – cara
penyadapannya
Penggunaan tanah – tanah milik pemerintah yang ada di dalam daerah sungai
dinamakan "pemanfaatan sungai terarah", sedang penggunaan tanah – tanah
milik perorangan dinamakan "pemanfaatan sungai untuk kepentingan
perseorangan".
"Pemanfaatan sungai terarah" ialah penggunaan tanah yang ada di dalam alur
sungai, misalnya untuk lahan pertanian atau lapangan atletik atau olah raga
lainnya; dan persetujuan penggunaannya diberikan / disahkan oleh
"Administrator Sungai / Satker / Satker" sepanjang tidak ada pengaruh yang
negatif terhadap fungsi sungai.
Dalam "pemanfaatan sungai terarah" terdapat dua hal yang perlu mendapat
perhatian, yaitu pemanfaatan dengan tetap memelihara keaslian bentuk atau
dimungkinkannya perubahan keaslian bentuk permukaan tanah.
1). Adanya kepastian bahwa fungsi sungai tidak terganggu, misalnya pada
waktu banjir air sungai masih dapat mengalir secara lancar tanpa banyak
hambatan.
Pemberian izin tidak diberikan bila suatu lokasi pada sungai akan dipakai
sebagai tempat penimbunan bahan – bahan bangunan, tempat pengambilan
tanah, pasir atau tempat pembuangan bahan – bahan bangunan.
Bangunan – bangunan yang dimaksud dalam hal ini ialah bangunan yang
didirikan baik di dasar sungai, maupun yang didirikan melintang di atas sungai
atau di bawah dasar sungai seperti jembatan gantung, kawat transmisi
tegangan tinggi dan sipon. Bangunan – bagunan tersebut disebut "bangunan
legal" (authorized structures).
Hal – hal yang perlu diperhatikan sebelurn memberikan izin pembuatan suatu
"bangunan legal" adalah sama dengan untuk pernbuatan bangunan perbaikan
dan pengaturan sungai, yaitu :
Bila tanggul juga berfungsi sebagai jalan atau bila tanggul bersilangan dengan
oprit jembatan di mana tanggul juga perlu mempunyai oprit, maka kemiringan
lereng tanggul harus tidak boleh lebih kecil dari rencana yang ditetapkan.
Dengan demikian bila kemiringan memanjang tanggul menanjak oleh adanya
oprit, maka lebar dasar tanggul harus disesuaikan (Gambar LINGKUP
KEGIATAN OPERASI SUNGAI-5).
Gelagar
jembatan
(Lebar sungai 50 m)
Pasangan
Pasangan
Batu kali
batu kali
Tanggul
Tanggul
Sedimen yang ada di sungai dieksploitasi untuk memenuhi keperluan bahan dasar
bangunan yaitu :
Pasir
Sirtu
Kerikil
Batu kali
Berbagai ragam pemanfaatan fungsi dan potensi sungai yang mungkin dapat
dikembangkan didalam suatu jaringan sungai, memerlukan upaya – upaya
pengaturan yang bersifat rutin ataupun berkala.
Upaya – upaya pengaturan tersebut dimaksudkan agar berbagai jenis penggunaan
sungai berlangsung secara tertib dan teratur, dengan tetap memperhatikan
kelestarian fungsi dan potensi sungai yang bersangkutan.
Upaya – upaya pengaturan inilah yang selanjutnya dikenal dengan istilah operasi
sungai, yang menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintah.
Pelaksanaan tanggungjawab operasi mencakup tugas – tugas sebagai berikut :
Diketahui bahwa volume air yang tersedia di sungai sangat dipengaruhi oleh
musim. Pada waktu musim penghujan terjadi kelebihan air, tetapi sebaliknya
pada musim kemarau, debit dan mutu air sungai lebih rendah daripada
kebutuhan sehingga seringkali menyebabkan konflik diakhir para pemakai air
sungai.
Peruntukan dari air yang tersedia di sepanjang aliran sungai harus diatur
berdasarkan kriteria bahwa kepentingan masyarakat umum perlu
didahulukan daripada keperluan – keperluan lainnya.
Karena air yang akan dialirkan dan dialokasikan untuk setiap kebutuhan
harus dijaga agar selalu memenuhl baku mutu tertertu melalui upaya
pengendalian dan pemantauan kualitas air sungai pada setiap waktu.
Pengaturan penggunaan alur sungai, tanah bakhirn dan daerah retensi banjir
untuk berbagai keperluan perlu direncanakan dengan membedakan jenis – jenis
penggunaannya menurut keadaan muka air sungai (air tinggi / banjir dan air
normal).
Pada ruas – ruas tertentu seringkali dijumpai adanya lahan bakhirn dan daerah
retensi (penampungan air sementara).
Dalam kondisi air normal, bakhirn sungai dan daerah retensi dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan, akhir lain untuk pertanian, olahraga atau rekreasi.
Agar daerah retensi dapat dibudidayakan secara intensif, tetapi fungsi utamanya
dapat dipertahankan, perlu dilakukan upaya pengaturan penggunaannya.
Sungai merupakan salah satu sumber bahan galian dalam bentuk pasir, sirtu,
kerikil dan batu yang sangat diperlukan untuk menunjang kelangsungan kegiatan
pembangunan fisik diberbagai sektor.
Kegiatan pengambilan bahan galian ini mempunyai dampak yang cukup besar
terhadap proses kerusakan sungai, bangunan – bangunan di sungai dan
lingkungan sekitarnya.
Survai indentifikasi potensi bahan galian disungai, berupa desain ruas – ruas
sungai yang dapat ditambang, larang tambang serta rencana
pengamanannya.
3.1.Pendahuluan
Yang dimaksud dengan Operasi dan Pemeliharaan pada pekerjaan DD dan LARAP
Tanggul Bengawan Solo adalah pemeliharaan pada tanggul seperti yang tertulis
dalam KAK.
3.2.Pemeliharaan Tanggul
A. Cara / Jenis Pemeliharaan
Pemeliharaan tanggul meliputi :
(a) Pemeliharaan Permukaan Tanggul
(b) Pemeliharaan Pasangan Batu Kosong pada Lereng Tanggul
(c) Pemeliharaan Pasangan Blok Beton Kosong pada Lereng Tanggul
(d) Pemeliharaan Pelat Beton pada Lereng Tanggul
(e) Pemeliharaan Mercu dan Berm Tanggul
(f) Pembersihan Tanggul dan Bakhirn
Bila terdapat batu yang lepas dari susunan pasangannya atau kedudukan
pasangan batu kosong tersebut sudah tidak teratur lagi, pasangan batu
kosong tersebut perlu segera diperbaiki dan batu – batu yang lepas perlu
diganti. Hal tersebut adalah untuk mencegah timbulnya kerusakan yang
lebih besar.
diganti dan yang sudah bergeser dari tempatnya semula perlu segera
dikembalikan agar kerusakan yang lebih luas dapat dicegah.
Oleh beberapa sebab dapat terjadi retak – retak pada mercu atau berm
tanggul. Melalui retakan tersebut air hujan dapat masuk kedalam tubuh
tanggul yang akhirnya dapat melemahkan stabilitas tanggul. Oleh karena
itu retak – retak tersebut perlu segera diperbaiki. Cara perbaikannya ialah
dengan menguras retakan tersebut dengan bentuk “V” yang kemudian diiisi
dengan tanah yang memenuhi syarat dan dipadatkan sesuai dengan
persyaratan pula. Dalam pemeliharaan mercu dan berm tanggul senantiasa
diperhatikan kemiringan lintang tanggul, agar air hujan dapat mengalir
keluar mercu atau berm tanggul dan tidak tergenang di atasnya.
Selain itu dalam beberapa hal bocoran – bocoran tanggul tidak dapat
segera diketahui selama banjir. Oleh karena itu pembersihan tanggul dan
bakhirn perlu dilaksanakan sebagaimana mestinya. Bilamana diketahui
adanya kebocoran tanggul, penyebab bocoran tersebut perlu segera diteliti
dan penanganan darurat untuk mengatasi bocoran tersebut perlu segera
dilaksanakan. Pohon – pohon yang terdapat pada tanggul perlu ditebang
dan tiang – tiang listrik dan tiang – tiang telepon supaya dipindahkan ke
tempat lain.
Bila letak tanggul berbatasan dengan lahan yang digarap, misalnya sawah
atau tegalan, kaki tanggul perlu dijaga agar jangan sampai tergarap. Pada
waktu banjir ada kemungkinan ranting – ranting pohon dan sampah
menyangkut di bakhirn. Ranting – ranting dan sampah tersebut segera
dibersihkan sehingga pada waktu datang banjir yang berikutnya aliran air
banjir tetap lancar.
mengganti bagian yang lepas atau pecah atau menyusun kembali batu –
batu kosong atau blok – blok betonnya yang tergeser.
Tanggul saluran / sungai dapat putus jika air meluap melalui atas tanggul ada
bocoran besar, pada umumnya tanggul putus terjadi pada musim penghujan
karena air yang masuk ke saluran terlalu banyak. Hal ini dapat terjadi karena
terlambat menutup pintu sehingga air banjir masuk ke saluran.
Pada sungai yang besar terjadi tanggul putus sangat sulit untuk diatasi. Usaha
– usaha yang dapat dilakukan adalah memperkecil akibat dari tanggul
tersebut.
(a) Cari alur dan arahkan genangan air ke suatu tempat yang dapat
menyalurkan ke saluran pembuang terdekat.
(b) Bila air surut, kumpulkan masyarakat untuk bergotong royong menutup
tanggul yang ambrol tersebut (darurat).
(c) Buat pancang bambu utau kayu di depan tanggul yang putus setelah itu
ditutup dengan karung yang berisi pasir.
Bila daerah kerja Saker Dinas PU / penjaga pintu air mencakup dua
kecamatan atau lebih, laporannya tetap kepada Kepala Desa yang terdapat
dalam daerah kerja Saker sungai/penjaga pintu air tersebut dengan tembusan
kepada Kecamatan – kecamatannya dan Ranting Dinas PU.
Oleh sebab itu bencana banjir perlu ditanggulangi agar kerugian dan kerusakan serta
korban jiwa dapat ditekan hingga ke tingkat yang paling rendah. Kegiatan yang
dilaksanakan selama banjir sedang berlangsung dan segera sesudah banjir berlalu
disebut kegiatan penanggulangan bencana banjir.
Apabila luapan atau jebolan sudah terjadi dan air banjir sudah memasuki daerah –
daerah yang diamankan, maka kegiatan bencana banjir segera beralih kepada usaha
– usaha untuk memperkecil kerugian yang timbul, yaitu dengan kegiatan yang berupa
penyelamatan dan pengungsian dengan sebanyak – banyaknya dapat
menyelamatkan harta benda penduduk yang dapat dibawa serta, termasuk manusia,
ternak dan lain – lain. Dengan usaha – usaha penyelamatan dan pengungsian
tersebut secara tertib dan terarah serta tepat waktu, maka kerugian yang mungkin
timbul dapat ditekan serendah – rendahnya.
Sebagaimana halnya, banjir di bagian hulu biasanya arus banjimya deras, daya
gerusnya besar, tetapi durasinya pendek, sedang di bagian hilir arusnya tidak deras
(karena landai), tetapi durasi banjirnya panjang.
Agar penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan secara efektif, maka setiap
kondisi banjir sepanjang sungai haruslah dipelajani secara seksama, sehingga
program penanggulangannva dapat dipersiapkan secara lebih mantap.
Dengan persiapan – persiapan yang baik, pembentukan regu – regu yang memadai
baik jumlahnya maupun keterampilannya, perencanaan pengungsian yang matang,
peralatan dan bahan yang tersedia dalam jumlah yang memadai dan dalam
jangkauan yang memadai pula, tersedianya jalan – jalan inspeksi serta jalan
pengungsian dan tersedianya jaringan informasi yang memenuhi persyaratan, maka
usaha penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan sebaik – baiknya
dan dengan demikian kerugian serta korban jiwa dapat ditekan pada tingkat yang
paling rendah.
Kegiatan pra banjir adalah kegiatan yang dilaksanakan selama banjir sedang
berlangsung, kegiatannya dititik beratkan pada usaha pengamanan, agar air
barljir senantiasa berada di dalam sungai serta daerah – daerah
penampungan sementara yang telah ditentukan dan sejauh mungkin
dihindarkan terjadinya luapan – luapan baik melalui tanggul – tanggul atau
melalui sistem pengamanan / pengendalian banjir yang dapat menjurus
kepada timbulnya bencana banjir. Kegiatan – kegiatan tersebut membutuhkan
tenaga yang cukup memadai baik ketrampilannya maupun jumlahnya serta
dilengkapi dengan peralatan serta bahan yang memadai, agar dapat bekerja
Adapun pra kondisi yang biasanya dapat diketahui sebelumnya adalah akhir
lain pada lokasi tanggul yang telah tergerus oleh banjir sebelumnya, retakan –
retakan pada tanggul dan penurunan tubuh tanggul karena pondasinya
mengalami penurunan.
Sedang pra kondisi yang tidak dapat diketahui sebelumnya adalah akhir lain
adanya lubang – lubang yang melintang tubuh tanggul yang dibuat binatang
kecil, kerusakan struktur tubuh atau pondasi tanggul yang disebabkan piping
(erosi dalam) dan pada saat terendam air lereng tanggul longsor, terseretnya
tanggul yang terletak pada tebing sungai yang longsor dan terjadi limpasan
karena debit banjir jauh melampaui debit rencananya.
Untuk lebih cepat menditeksi adanya kelemahan – kelemahan di saat debit air
membesar ini hanyalah dengan mengadakan perondaan secara terus
menerus selarna terjadi banjir.
Agar dalam kegiatan banjiran ini perbaikan tanggul dapat dilaksanakan secara
tepat dan cepat, maka diperlukan adanya kesiapan sebagai berikut:
pondasi tanggul akan kropos dan tubuh tanggul dapat runtuh. Dan
bersamaan dengan runtuhnya bagian tanggul tersebut, maka air banjir
akan melimpas dan sekaligus akan membobolkan tanggul, walaupun
debit banjir masih lebih rendah dari debit-rencananya.
Gerusan pada lereng depan tanggul khususnya pada bagian hulu sungai
yang arusnya deras mudah terjadi pada kaki – kaki / lereng tanggul, baik
kaki / lereng tanggul yang tidak dilindungi, maupun yang dilindungi.
Apabila durasi banjir berlangsung lama, maka gerusan berlangsung lama
pula dan dapat mengakibatkan sebagian atau bahkan seluruh
penampang tanggul habis tergerus.
Longsor pada lereng belakang tanggul dapat terjadi akibat munculnya air
rembesan di lererg belakang tanggul atau akibat bidang gelincir yang
terjadi oleh retakan memanjang tanggul yang labil karena basah berisi air.
Gejala longsornya tebing sungai, biasanya terjadi pada saat muka air
banjir bergerak turun, karena banjir mulai surut.
Pada waktu banjir melalui retak melintang ini biasanya air sungai dapat
mengalir dan menggerus dinding retakan membesar dan akhirnya
menjebolkan tanggul.
1). Seandainya karena sesuatu sebab muka air sungai naik melampaui
mercu tanggul, maka akan terjadi limpasan. Limpasan semacam ini
akan dapat menggerus lereng belakang tanggul dan akhirnya dapat
membobolkan tanggul tersebut.
3). Selain itu dapat pula dibuat semacam dinding ganda yang diakhirnya
diisi lempung.
1). Guna mengatasi bocoran yang terjadi baik pada tanggul maupun
pada pondasinya, pada prinsipnya dilaksanakan dengan dua cara,
yaitu pertama dengan penutupan bocoran dari depan tanggul dan
yang kedua dengan mengempang air bocoran di belakang tanggul.
bocoran dan diberi pemberat dengan karung pasir. Cara ini disebut
perapat lereng depan (water side slope covering method). Disamping
hamparan dari bahan anyaman ranting, akhir – akhir ini sebagai
bahan perapat digunakan pula bahan kanvas atau lembaran vinil.
4). Selain itu terdapat pula cara yang sangat darurat yaitu dengan
urugan tanah dibelakang tanggul yang bocor. Guna mengurangi
volume tanah urugan, biasanya sebelum dilakukan pengurugan
dipasang dinding dari anyaman bambu untuk membatasi tanah
urugan tersebut. Selanjutnya guna mengatasi bocoran pondasi
biasanya dilaksanakan dari belakang tanggul. Adapun caranya
adalah dengan membentuk empang melingkari munculnya bocoran
diatas dataran di belakang kaki tanggul yang disebut pengempangan
melingkar (hooping work). Empang dapat dibuat dari tumpukan
karung pasir yang membentuk lingkaran atau dari drum besar yang
dipasang sekeliling munculnya air bocoran. Biasanya empang yang
terbuat dari drum diisi dengan kerikil dan diberi pemberat karung
pasir
± 0.5 - 1 m (1 Lapis)
Muka Air Banjir
(2 Lapis)
(3 Lapis)
(Tampak Depan)
Karung Pasir
Tiang Pancang
Tanah
Papan
Tiang Pancang Kayu
Patok
Tali
Anyaman Bambu
(Penampang Melintang)
Bocoran
Kawat
(Situasi)
Bocoran
Talang
1). Pada waktu banjir lereng depan tanggul dapat tergerus oleh
gelombang atau arus sungai. Gerusan tersebut dapat menimbulkan
longsor, untuk longsor yang kecil pengamanan yang paling efektif
adalah dengan melindungi lokasi tersebut dengan hamparan
anyaman ranting. Cara ini disebut perlindungan depan (straw mat
work). Akan tetapi untuk longsor yang sangat besar maka
pengamanannya adalah dengan memancang sebaris batang kayu
atau bambu di lereng belakang tanggul tepat di belakang lereng
4). Pada lokasi yang airnya cukup deras, maka dahan pohon semacam
ini dipasang berjajar dan rapat sepanjang permukaan lereng yang
dikawatirkan akan tergerus.
Pada tanggul yang dibangun dari bahan pasir – kerikil, maka cara
mengatasi retakan dengan pemancangan turap baja sepanjang kaki
tanggul yang retak – retak. Selanjutnya diatas turap pancang diletakkan
bronjong kawat silinder berjajar menutup permukaan lereng yong retak –
retak.
Tipe 4 kaki
Tipe 3 kaki
Tipe 4 kaki
±1m
(Penampang)
(Tampak Atas)
Retak-retak
Karung Pasir Pemberat
3. Grouting
4. Sekat membran
Dalam menjalankan tugas sehari – hari, Kepala Saker Dinas PU diberi fasilitas
kendaraan berupa sepeda motor. Adapun kegiatan – kegiatan yang memerlukan
dukungan sepeda motor diakhirnva adalah sebagai berikut :
Untuk kelancaran tugas dan mobilisasi kerja seperti tersebut diatas, Saker Bina
Operasi dan Pemeliharaan dan Penjaga Pintu Air (PPA) perlu juga dilengkapi
dengan alat transportasi. Selain itu hubungan dengan Kantor Balai dan Dinas PU
serta Instansi terkait lainnya menggunakan kurir. Berdasarkan kenyataan
tersebut, kurangnya alat komunikasi membuat hubungan / koordinasi dengan
Instansi lain menjadi lambat.
(a) Mendapatkan manfaat dari adanya sarana dan prasarana sungai tersebut
(b) Menjamin kelestarian perangkat operasional, seperti pintu – pintu air dan
bangunan serta bangunan fasilitas yang lain
bisa lancar, maka diusulkan setiap Satker PU serta Kepala Satuan Kerja
masing-masing diberi 1 (satu) pesawat telepon / telepon genggam (HP).
V.1. Umum
Kegagalan atau keruntuhan suatu bangunan prasarana pengendali banjir tidak hanya
menimbulkan bencana di daerah hilir bangunan, namun dapat merupakan kerugian
besar atas hilangnya aset yang telah dibangun dengan dana investasi yang relatif
besar. Kegagalan atau keruntuhan bangunan air tersebut seringkali sebagai akibat
dari tidak memadainya bahkan tidak adanya kegiatan O & P bangunan prasarana
pengendali banjir karena terbatasnya atau tidak tersedianya dana.
Perhitungan dan perencanaan biaya O & P prasarana pengendali banjir untuk setiap
tahunnya dapat dilakukan dengan cara membuat daftar atau melakukan inventarisasi
terhadap komponen – komponen pokok yang perlu mendapatkan perbaikan,
pemeliharaan dan perawatan secara kontinyu, termasuk jenis dan metode
pemeliharaan dan atau perbaikan yang akan dilakukan. Sedangkan evaluasi biaya
yang dibutuhkan tak terduga sebagai berikut :
1. Biaya Langsung
Biaya langsung adalah segala biaya yang disediakan dan akan digunakan
langsung untuk keperluan operasi dan pemeliharaan prasarana pengendali
banjir, antara lain untuk :
Biaya perawatan/pemeliharaan rutin bangunan air tersebut.
Biaya untuk Operasi dan Pemeliharaan Peralatan.
Biaya untuk kegiatan pemantauan dan pengamatan, termasuk pembacaan
dan perawatan sistem instrumentasi.
Biaya untuk Upah dan Gaji karyawan, termasuk biaya untuk pengawasan.
Biaya pembelian / penggantian peralatan dan bahan – bahan.
Biaya untuk pekerjaan perbaikan dan atau rehabilitasi.
Biaya untuk program pelatihan personil O&P.
2. Biaya Tak Langsung
Adalah segala biaya yang disediakan untuk menunjang kelancaran pekerjaan
dan atau kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan O & P prasarana
pengendali banjir, yang antar lain terdiri dari :
Biaya Umum
Biaya Perjalanan Dinas
Biaya untuk cadangan / rencana pengembangan / rehabilitasi, dll.
Depresiasi.
3. Biaya Tak Terduga
Biaya tak terduga adalah dana yang dialokasikan khusus untuk mengantisipasi
segala kejadian diluar perhitungan yang dapat menimbulkan kerusakan sehingga
mengganggu kelancaran kegiatan O&P prasarana pengendali banjir baik
sebagian (parsial) maupun secara keseluruhan. Kejadian diluar perhitungan
tersebut diantaranya adalah bencana alam dan vandalisme.
Antisipasi besar – kecilnya biaya tak terduga ini antara lain bisa diperkirakan dari
berbagai faktor, antara lain seperti :
Perencanaan biaya O & P untuk jangka panjang dapat disusun berdasarkan atas
data base serta asumsi – asumsi program pelayanan dan pengembangan untuk
jangka panjang serta prakiraan tingkat inflasi. Data base tersebut dapat dibuat
berdasarkan pengalaman operasional tahunan serta data aktual biaya pokok
rutin O & P bangunan air yang sudah berjalan ditambah pengalaman dari
bangunan air lain yang sejenis.