Professional Documents
Culture Documents
2 Memeriksa persediaan sediaan 2.1 Kartu stok/buku kontrol kadaluarsa obat dibaca
farmasi dan perbekalan
kesehatan yang mendekati
waktu kadaluarsa
2.2 Jenis dan jumlah barang yang mendekati waktu
kadaluarsa dicatat
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam pencatatan (dalam buku defecta) sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan yang dibutuhkan guna melengkapi persediaan dan kelancaran
distribusi. Pekerjaan dilakukan secara perorangan, di tempat pelayanan komuniti farmasi.
Unit ini meliputi skil pencatatan dan ketelitian memeriksa tanggal kadaluarsa sediaan
farmasi. Seluruh pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan peraturan dan prosedur operasi
standar yang ditentukan.
PANDUAN PENILAIAN :
DEPDIKNAS RI 20
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam menghitung dan mencatat jenis dan jumlah sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan
5.2. Kesalahan dalam mencocokkan jumlah pada kartu stok dengan keadaan sebenarnya
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 21
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
2 Memesan sediaan farmasi dan 2.1 Kebutuhan sediaan farmasi dan perbekalan
perbekalan kesehatan kesehatan ditulis dalam surat pesanan
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam pemesanan kebutuhan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan yang telah disetujui oleh apoteker. Pekerjaan ini dilakukan secara perorangan
dan dilakukan di tempat pelayanan komuniti farmasi, meliputi obat bebas, bebas terbatas,
obat keras dan perbekalan kesehatan. Pemesanan dilakukan kepada distributor/PBF
menggunakan surat pesanan yang berlaku di tempat kerja. Seluruh pekerjaan pemesanan
dilakukan sesuai dengan peraturan dan prosedur operasi standar yang berlaku.
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan komuniti
DEPDIKNAS RI 22
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
3.2. Spesialite
3.3. Penggunaan surat pesanan
3.4. Peraturan undang-undang terkait
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam Penulisan surat pesanan
5.2. Kesalahan dalam memilih PBF
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 23
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
2 Memeriksa sediaan farmasi dan 2.1 Sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
perbekalan kesehatan diperiksa keadaan fisiknya
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam menerima sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di
tempat pelayanan komuniti farmasi. Pekerjaan ini dilakukan secara perorangan atau
berkelompok. Semua sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang diterima dicocokkan
dengan surat pesanan (jenis dan jumlah), faktur pembelian serta diperhatikan tanggal
kadaluarsa. Pelaksanaan pekerjaan ini dikerjakan sesuai prosedur operasi standar yang telah
ditentukan.
DEPDIKNAS RI 24
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian:
2.1 Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam mencocokkan jumlah dan jenis barang dengan surat pesanan
5.2. Kesalahan dalam mencocokkan jumlah dan jenis barang dengan faktur
5.3. Kesalahan dalam membaca tanggal kadaluarsa
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 25
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
2 Menyimpan sediaan farmasi dan 2.1 Sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
perbekalan kesehatan sesuai dikelompokan sesuai dengan golongannya
dengan golongannya
2.2 Sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
disimpan sesuai dengan golongan obat
bebas, dan obat bebas terbatas, golongan
obat keras, psikotropika, golongan obat
generik dan golongan obat tradisional
3 Menyimpan sediaan farmasi dan 3.1 Sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
perbekalan kesehatan sesuai ditempatkan sesuai dengan bentuk
bentuk sediaanya sediaanya ( contoh injeksi, topikal, tetes
mata, tetes hidung, tablet/kapsul)
4 Menyimpan sediaan farmasi dan 4.1 Sifat fisika dan kimia sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan sesuai perbekalan kesehatan yang terkait dengan
sifat fisika dan kimianya penyimpanan diperiksa
DEPDIKNAS RI 26
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL
Unit kompetensi ini berlaku dalam rangka menyimpan , mengamankan dan menjamin
kualitas sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan sisitem yang telah
ditentukan. Pekerjaan ini dilakukan secara perorangan di tempat pelayanan komuniti
farmasi, dan berdasarkan prosedur operasi standar yang berlaku di tempat kerja,. Unit ini
meliputi skil untuk menggolongkan sediaan farmasi sesuai dengan penggolongan, bentuk
sediaan, atau sifat fisika dan kimianya, kemudian menyimpan dalam tempat yang sesuai,
menurut sistem FEFO atau FIFO.
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam penataan
5.2. Ruang/tempat penyimpanan tidak memenuhi syarat
5.3. Kesalahan membaca tanggal kadaluarsa dan syarat penyimpanan
DEPDIKNAS RI 27
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 28
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
2 Menyimpan faktur pembelian, dan 2.1 Faktur pembelian dan resep disimpan
resep pada tempat yang sudah ditentukan
4 Menyiapkan, mengisi dan 4.1 Kartu stok disusun berdasarkan SOP yang
menyimpan kartu stok telah ditentukan
BATASAN VARIABEL
Unit kompetensi ini berlaku dalam melakukan penyimpanan resep,faktur pembelian dan
mencatat pemasukan/ pengeluaran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan. Pekerjaan
dilakukan secara perorangan, di tempat pelayanan komuniti farmasi. Pelaksanaan
kegiatan meliputi pengarsipan dokumen-dokumen antara lain surat pesanan, faktur, dan
resep, serta dilakukan menurut prosedur operasi standar yang berlaku. Unit ini meliputi
skil untuk pengelompokan dan pengarsipan dengan benar dan baik. Penyimpanan resep
dilakukan minimal 3 tahun untuk kemudian dilakukan pemusnahan.
DEPDIKNAS RI 29
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Pengelompokkan yang tidak beraturan
5.2. Penyimpanan yang tidak benar
5.3. Pencatatan yang salah pada kartu stok
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 30
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
Deskripsi : Unit ini berkaitan dengan jumlah biaya obat yang harus
dikeluarkan oleh pasien
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam menentukan biaya obat dan perbekalan kesehatan yang
dikeluarkan oleh pasien (khusus untuk obat dengan resep dokter, dilakukan dibawah
pengawasan apoteker). Pekerjaan dilakukan perorangan, di tempat pelayanan komuniti
farmasi dan mengacu pada daftar harga yang berlaku. Pelaksanaannya meliputi
identifikasi jenis dan jumlah sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan , serta menghitung
jumlah biaya yang harus dikeluarkan pasien. Unit ini meliputi skil penghitungan biaya
sesuai dengan prosedur operasi standar yang berlaku.
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang rumah sakit dan
DEPDIKNAS RI 31
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
pelayanan komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam menghitung jenis dan jumlah obat
5.2. Kesalahan dalam menghitung biaya
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 32
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam menyiapkan dan meracik obat dibawah pengawasan
apoteker. Pekerjaan ini dilakukan secara perorangan atau berkelompok, di tempat
pelayanan komuniti farmasi. Pelaksanaannya meliputi penyiapan bahan obat, alat-alat
yang digunakan, menimbang, meracik,serta mengemas. Semua alat yang digunakan harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan. Unit ini meliputi skil untuk mengukur,
menimbang, meracik, mengemas dan menggunakan alat-alat lain yang diperlukan dalam
menyiapkan suatu sediaan farmasi. Pekerjaan dilakukan menurut prosedur operasi standar
yang ditentukan.
DEPDIKNAS RI 33
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam menyiapkan bahan/obat yang akan diracik
5.2. Kesalahan dalam penimbangan
5.3. Kesalahan dalam mengemas
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 34
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam penulisan etiket, menempelkan pada kemasan obat
serta memberikan label, dibawah pengawasan apoteker. Pekerjaan dilakukan secara
perorangan di tempat pelayanan komuniti farmasi. Pelaksanaannya meliputi membaca
resep, menyiapkan etiket, menulis tanggal, nama pasien, cara pakai, yang sesuai dengan
resep, serta pemberian/penempelan label apabila diperlukan. Unit ini meliputi skil untuk
membaca dan mengerti arti suatu resep dan menulis pada etiket sesuai yang tertera/
dimaksudkan dalam etiket. Semua pekerjaan dilaksanakan menurut prosedur operasi
standar yang berlaku.
PANDUAN PENILAIAN :
DEPDIKNAS RI 35
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan menulis etiket resep dokter (nama pasien, aturan pakai)
5.2. Kesalahan menempelkan etiket pada kemasan obat
5.3. Kesalahan menempelkan label pada kemasan obat
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 36
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
Deskripsi : Unit ini berkaitan dengan kemampuan menulis copy resep dari
dokter, dibawah pengawasan apoteker
2 Menulis copy resep 2.1 Copy resep ditulis pada blanko copy resep
atau dibelakang tanda pembayaran yang sah
(kuitansi)
3 Memaraf copy resep 3.1 Copy resep yang sudah ditulis diparaf oleh
penulis
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam menulis copy resep dari dokter, dibawah pengawasan
apoteker. Pekerjaan ini dilakukan secara perorangan di tempat pelayanan komuniti
farmasi. Unit ini dilakukan dengan menggunakan lembar copy resep yang berlaku, dan
dikerjakan menurut prosedur operasi standar yang ditentukan. Unit kompetensi ini
meliputi skil membaca dan mengerti resep serta menuliskan dalam copy resep dan
memarafnya.
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan komuniti
DEPDIKNAS RI 37
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan penulisan copy resep
5.2. Kesalahan dalam hal copy resep tidak ditandatangani oleh apoteker
5.3. Kesalahan membaca resep
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 38
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam memberikan informasi tentang keluarga berencana
kepada masyarakat, yang dilakukan oleh asisten apoteker yang telah memperoleh
pendidikan/pelatihan khusus tentang KB. Pekerjaan dilakukan secara perorangan atau
berkelompok di tempat pelayanan komuniti farmasi. Pekerjaan ini meliputi penjelasan
tentang manfaat dan perlunya mengikuti KB, macam-macam obat dan cara penggunaan
alat KB. Unit ini meliputi skil untuk memberi penjelasan dtentang macam dan
penggunaan obat/alat KB. Semua pekerjaan dilakukan sesuai prosedur operasi standar
yang berlaku.
PANDUAN PENILAIAN :
DEPDIKNAS RI 39
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam memberikan informasi
5.2. Kesalahan dalam pencatatan
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 40
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam melakukan pelayanan obat bebas, bebas terbatas dan
perbekalan kesehatan kepada masyarakat. Pekerjaan dilakukan secara perorangan di
tempat pelayanan komuniti farmasi. Pelaksanaannya meliputi pendistribusian sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan kepada pasien dengan mengacu pada peraturan dan
perundang-undangan. Unit ini meliputi skil untuk memberikan pelayanan sediaan farmasi
serta menghitung/ memberikan keterangan tentang biaya yang harus dibayar oleh
konsumen. Semua pekerjaan dilakukan sesuai prosedur operasi standar yang yelah
ditentukan.
PANDUAN PENILAIAN
DEPDIKNAS RI 41
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam mengambil dan menyerahkan obat bebas/bebas
terbatas/perbekalan kesehatan
5.2. Kesalahan dalam menghitung biaya obat
5.3. Kesalahan dalam memberikan informasi
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 42
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
1 Pencatatan sediaan obat yang 1.1 Sediaan obat yang akan dibuat diinventaris
akan dibuat
2 Penyiapan bahan obat 2.1 Bahan obat yang diperlukan, dihitung dan
kemasan/wadah dan etiket disiapkan
3. Pembuatan sediaan obat 3.1 Sediaan obat dibuat sesuai dengan SOP
yang ditentukan
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam pembuatan sediaan obat guna keperluan di tempat
pelayanan komuniti farmasi, dibawah pengawasan apoteker. Pekerjaan dilakukan secara
perorangan atau berkelompok. Pelaksanaannya meliputi merencanakan, menyiapkan,
meracik, mengemas sediaan farmasi serta memberikan etiket dan label. Unit ini meliputi
skil menimbang, menggunakan alat-alat lain yang diperlukan untuk meracik suatu sediaan
farmasi, serta memahami tentang penggunaan etiket dan label. Pekerjaan ini dilakukan
menurut prosedur operasi standar yang telah ditentukan.
PANDUAN PENILAIAN :
1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya :
1.1. Menyiapkan dan meracik sediaan farmasi FAR.FK.01.007.01
1.2. Menulis etiket dan menempelkan pada kemasan sediaan farmasi
FAR.FK.01.008.01
1.3. Mencatat kebutuhan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan FAR.FK.01.001.01
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan komuniti
DEPDIKNAS RI 43
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam pengambilan penghitungan dan pengukuran bahan obat
5.2. Kesalahan dalam menulis dan menempel etiket
5.3. Kesalahan dalam memberikan label
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 44
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam membuat rencana pengadaan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan yang efisien dengan kualitas yang terjamin. Pekerjaan dilakukan
secara perorangan di tempat pelayanan komuniti farmasi. Pelaksanaan meliputi
perencanaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dengan memperhatikan prioritas
berdasarkan pada kondisi tempat kerja. Unit ini meliputi skil untuk perencanaan dalam
jangka waktu tertentu dan menentukan prioritas. Semua pekerjaan mengikuti prosedur
operasi standar yang berlaku.
DEPDIKNAS RI 45
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
4. Standar Fungsional Apoteker th. 1999 mengenai definisi Apoteker dan definisi
Pekerjaan Kefarmasian
5. Undang-undang narkotika no. 22 tahun 1997
6. Registrasi dan izin kerja asisten apotik SK Menkes No. 679/Menkes/SK/V/2003
7. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotik SK MenKes RI no.
1027/MenKes/SK/IX/2004
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan
komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam penyusunan obat yang diperlukan, formula dan cara pembuatan
obat
5.2. Kesalahan dalam menentukan jenis dan jumlah kebutuhan obat/perbekalan
kesehatan
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 46
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
DEPDIKNAS RI 47
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam rangka pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan yang efisien dengan kualitas yang terjamin. Pekerjaan dilakukan secara
perorangan di tempat pelayanan komuniti farmasi. Pelaksanaan meliputi komunikasi,
negosiasi dengan distributor/PBF, pengadaan dengan mempertimbangkan prioritas dan
kondisi tempat kerja. Unit ini meliputi skil untuk bernegosiasi dengan PBF dan
melakukan penentuan sediaan farmasi berdasarkan prioritas serta memilih sediaan farmasi
yang berkulitas. Semua pekerjaan dilakukan menurut prosedur operasi standar yang
berlaku.
DEPDIKNAS RI 48
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
4. Standar Fungsional Apoteker th. 1999 mengenai definisi Apoteker dan definisi
Pekerjaan Kefarmasian
5. Standar Pekerjaan Kefarmasian (ISFI)
6. Standar Kompetensi Farmasis (ISFI)
7. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotik SK MenKes RI no.
1027/MenKes/SK/IX/200
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian:
2.1 Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2 Kompetensi diuji secara perorangan
2.3 Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan
komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam menentukan seleksi/pemilihan PBF/distributor
5.2. Kesalahan dalam transaksi pengadaan
5.3. Kesalahan dalam bernegoisasi
5.4. Keterlambatan kedatangan barang
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 49
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
1 Memesan dan membeli obat 1.1 Jenis obat narkotika/psikotropika yang akan
golongan narkotika dan dipesan dipelajari
psikotropika
1.2 Formulir diisi dan ditandatangani apoteker
penanggung jawab, serta dicap apotik
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam membuat rencana pengadaan dan pelaporan obat
narkotika dan psikotropika untuk keperluan di tempat pelayanan komuniti farmasi.
Pekerjaan dilakukan secara perorangan. Pelaksanaan meliputi perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, penggunaan, pelaporan, dan pengarsipan resep. Seluruh
pekerjaan dilakukan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. Unit ini meliputi
skil untuk merencanakan, mengadakan dan menyimpan untuk menjaga kualitas dan
keamanan obat golongan narkotika dan psikotropika. Pelaksanaan dilakukan sesuai
dengan prosedur operasi standar yang berlaka.
DEPDIKNAS RI 50
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan
komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam menulis surat pesanan
5.2. Kesalahan dalam pencocokan barang dengan surat pesanan/faktur
5.3. Kesalahan dalam penyimpanan
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 51
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam memeriksa legalitas dan kelengkapan resep dokter di
tempat pelayanan komuniti farmasi, dan dilakukan secara perorangan. Pelaksanaan
meliputi verifikasi kelengkapan resep : tanggal, nama dan nomer izin praktek, alamat dan
tandatangan dokter, nama dan umur pasien. Seluruh pekerjaan dilakukan sesuai prosedur
operasi standar. Unit ini meliputi skil membaca dan mengerti apa yang tertulis pada resep
dokter termasuk jenis/macam dan jumlah obat yang tertera dalam resep, serta
macamsediaan farmasi yang tersedia di tempat kerja. Semua pekerjaan dilakukan sesuai
dengan prosedur operasi standar yang berlaku.
3. Standar Fungsional Apoteker th. 1999 mengenai definisi Apoteker dan definisi
Pekerjaan Kefarmasian
4. Standar Pekerjaan Kefarmasian (ISFI)
5. Kode etik apoteker
6. Standar Kompetensi Farmasis (ISFI)
7. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotik SK MenKes RI No.
DEPDIKNAS RI 52
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
1027/MenKes/SK/IX/2004
PANDUAN PENILAIAN :
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam menginterpretasikan resep
5.2. Kesalahan dalam menentukan kebutuhan obat/perbekalan kesehatan
KOMPETENSI KUNCI
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan penyerahan obat yang diminta
dokter kepada pasien disertai dengan pemberian informasi
DEPDIKNAS RI 53
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam rangka menyerahkan obat permintaan dokter kepada
pasien. Pekerjaan dilakukan secara perorangan di tempat pelayanan komuniti farmasi.
Pelaksanaan meliputi kesesuaian sediaan farmasi, nama pasien harus sama dengan yang
tertulis pada resep, diikuti dengan penyerahan obat disertai pemberian informasi, antara
lain cara pakai, penyimpanan, dan kemungkinan efek samping. Unit ini meliputi skil
untuk membaca dan mengerti resep, menginformasikan tentang obat yang diterima
pasien. Semua pekerjaan dilakukan sesuai dengan prosedur standar yang berlaku.
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
DEPDIKNAS RI 54
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan
komuniti
3. Pengetahuan yang diperlukan :
3.1. Farmakologi
3.2. Farmasetika
3.3. Farmakoterapi
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam membaca resep
5.2. Kesalahan dalam meracik obat
5.3. Kesalahan dalam memberikan informasi kepada pasien
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 55
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
3 Melakukan emberian etiket dan 3.1 Etiket dan label ditulis sesuai SOP yang
label telah ditentukan
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam memberikan pelayanan narkotika dan psikitropika
kepada pasien berdasarkan permintaan dokter, yang dikerjakan secara perseorangan, di
tempat pelayanan komuniti farmasi. Pelaksanaan meliputi, klarifikasi resep, penyiapan,
peracikan pengemasan dan penyerahan kepada pasien disertai penjelasan yang perlu.
Unit ini meliputi membaca dan mengerti suatu resep, obat golongan narkotika dan
psikotropika, guna dan efek sampingnya, serta memberi penjelasan kepada pasien, dan
pelaporan penggunaannya kepada instansi terkait. Semua pekerjaan dilakukan menurut
prosedur operasi standar yang berlaku.
DEPDIKNAS RI 56
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan
komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam membaca resep
5.2. Kesalahan dalam menghitung dosis
5.3. Kesalahan dalam menimbang/mengukur volume
5.4. Kesalahan dalam memberikan informasi
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 57
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
DEPDIKNAS RI 58
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
3 Analisis data dan obat pasien 3.1 Data tentang pasien di analisis
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam melakukan pelayanan kesehatan masyarakat meliputi
penyakit kronis dan degeneratif di tempat pelayanan komuniti farmasi. Pekerjaan
dilakukan secara perorangan. Pelaksanaan meliputi pengumpulan data pasien, obat yang
sudah dikonsumsi, lama penggunaan, serta penjelasan-penjelasan yang sesuai dengan
penyakit dan obatnya. Unit ini meliputi skil untuk berkomunikasi dan menganalisa obat
yang dudah digunakan oleh pasin, menjelaskan semua yang berkaitan dengan penyakit
yang diderita pasien, serta mendokumentasikan. Semua pekerjaan dilakukan sesuai
dengan prosedur operasi standar yang berlaku.
DEPDIKNAS RI 59
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
Pekerjaan Kefarmasian
3. Standar Pekerjaan Kefarmasian (ISFI)
4. Kode etik apoteker
5. Standar Kompetensi Farmasis (ISFI)
6. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotik SK MenKes RI no.
1027/MenKes/SK/IX/2004
PADUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan
komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam menyusun rekam farmasi pasien
5.2. Kesalahan dalam memberikan informasi
DEPDIKNAS RI 60
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 61
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL :
PANDUAN PENILAIAN :
DEPDIKNAS RI 62
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan
komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Peserta KB tidak taat dalam keikutsertaanya dalam program KB
5.2. Timbulnya efek samping pada peserta KB
5.3. Kesalahan dalam memberikan penjelasan
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 63
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
DEPDIKNAS RI 64
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
Unit kompetensi ini berlaku dalam rangka melakukan pelayanan kefarmasian dalam
kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan
penyakit kronis. Pekerjaan dilakukan secara perorangan. Pelaksanaan dilakukan di
rumah pasien, memberikan konseling, sampai pada memotivasi pasien untuk
meningkatkan kualitas hidup.Unit ini meliputi berkomunikasi dengan pasien tentang arti
hidup, hidup sehat dan bermanfaat, serta pola hidup sehat, termasuk skil ubtuk
memotivasi pasien. Pekerjaan dilakukan sesuai prosedur operasi standar yang berlaku.
DEPDIKNAS RI 65
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan
komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesalahan dalam memberikan penjelasan kepada pasien
5.2. Ketaatan pasien untuk menjaga pola makan
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 66
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL
Unit kompetensi ini berlaku dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat dengan
mengumpulkan, mencatat dan mengevaluasi rekam farmasi masyarakat. Pekerjaan
dilakukan secara perorangan di tempat pelayanan komuniti farmasi. Pelaksanan
termasuk berkomunikasi dengan pasien tentang masalh pasien yang berkaitan dengan
obat yang digunakan dan membuat dokumentasinya. Semua pekerjaan dilakukan sesuai
prosedur operasi standar yang berlaku.
DEPDIKNAS RI 67
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan
komuniti
5. Aspek kritis
5.1. Tidak tersedianya data yang lengkap
5.2. Pengetahuan yang terbatas
5.3. Kesalahan dalam membuat dokumen
KOMPETENSI KUNCI
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan informasi 3
2 Mengkomunikasikan ide dan informasi 2
3 Merencanakan dan mengatur kegiatan 2
4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5 Menggunakan konsep dan teknik matemetika 1
6 Memecahan persoalan / masalah 3
7 Menggunakan teknologi 2
Kode : FAR. FK02. 011. 01
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan pelayanan kepada pasien yang
berhubungan dengan pekerjaan konseling tentang obat
DEPDIKNAS RI 68
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
kepada pasien
BATASAN VARIABEL :
Unit Kompetensi ini berlaku untuk memberikan konseling kepada pasien di tempat
pelayanan komuniti farmasi, dan dikerjakan secara perorangan, sampai kepada
pembuatan dokumentasi. Pelaksanaan dimulai dari mendengarkan keluhan pasien,
berdiskusi, sampai memberikan solusi yang dapat meringankan/ menyembuhkan
keluhan pasien. Unit ini meliputi skil untuk mendengarkan dan aktif memberi
penjelasan kepada pasien dan memahami keluhan pasien. Semua pekerjaan dilakukan
sesuai prosedur operasi standar yang berlaku.
PANDUAN PENILAIAN :
DEPDIKNAS RI 69
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
2. Kondisi pengujian
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan
komuniti
5. Aspek kritis
5.1. Persiapan dan pelaksanaan
5.2. Kemampuan berkomunikasi
5.3. Kesalahan memberikan informasi
5.4. Tidak tersedianya tempat untuk melakukan konseling
KOMPETENSI KUNCI
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan monitoring penggunaan obat oleh
pasien berdasarkan resep dokter yang diterima
DEPDIKNAS RI 70
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam pelayanan kepada pasien yang berhubungan dengan
memonitor pengunaan obat berdasarkan resep yang diberikan oleh dokter. Pekerjaan
dilakukan secara perorangan di tempat pelayanan komuniti farmasi. Pelaksanaannya
meliputi identifikasi dan menganalisa resep yang pernah digunakan oleh pasien dan
memonitor serta mendokumentasikan. Semua pekerjaan dilakukan sesuai dengan
prosedur operasi standar yang berlaku. Unit ini meliputi skil untuk menganalisis semua
pengobatan yang sudah diterima oleh pasien dan mencatatnya.
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
DEPDIKNAS RI 71
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
5. Aspek kritis
5.1. Persiapan dan pelaksanaan
5.2. Kemampuan menginterview
5.3. Kemampuan berkomunikasi
5.4. Dokumentasi
KOMPETENSI KUNCI
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan pelayanan kepada pasien yang
berhubungan dengan efek samping obat yang digunakan
DEPDIKNAS RI 72
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL :
PANDUAN PENILAIAN :
DEPDIKNAS RI 73
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
FAR.FK.02.012.01
2. Kondisi pengujian
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan
komuniti
5. Aspek kritis
5.1. Persiapan dan pelaksanaan
5.2. Kemampuan melakukan wawancara
5.3. Kemampuan berkomunikasi
5.4. Dokumentasi
KOMPETENSI KUNCI
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan pelayanan kepada pasien yang
berhubungan dengan pemberian informasi tentang obat dan
atau perbekalan kesehatan kepada masyarakat yang
memerlukan
DEPDIKNAS RI 74
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku untuk melaksanakan PIO kepada pasien tentang efek obat,
interaksi dan semua hal yang berkaitan dengan kesehatan pasien serta informasi tentang
perbekalan kesehatan. Pekerjaan ini dilakukan secara perorangan di tempat pelayanan
komuniti farmasi. Pelaksanaannya mulai dari mendengarkan pertanyaan pasien, dan
menjawab pertanyaan tersebut. Semua pekerjaan dilakukan sesuai dengan prosedur
operasi standar yang berlaku.
DEPDIKNAS RI 75
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan
komuniti
5. Aspek kritis
5.1. Persiapan dan pelaksanaan
5.2. Melakukan interview
5.3. Melakukan komunikasi
5.4. Membuat dokumentasi
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 76
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan jaminan keamanan, efektivitas dan
efisiensi pengobatan mandiri yang dilakukan masyarakat
dalam penggunaan obat dan atau produk kesehatan lain
DEPDIKNAS RI 77
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
BATASAN VARIABEL :
PANDUAN PENILAIAN :
DEPDIKNAS RI 78
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan
komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Kebenaran informasi yang berhubungan dengan obat
KOMPETENSI KUNCI
Kode : FAR.FK03.001.01
DEPDIKNAS RI 79
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
Unit kompetensi ini berlaku dalam menanamkan rasa tanggung jawb dan kesadaran
pada setiap farmasis untuk ikut mengembangkan pendidikan dan pelatihan bagi
farmasis generasi mendatang. Pekerjaan dilakukan secara perorangan atau kelompok di
tempat pelayanan komuniti farmasi. Pelaksanan meliputi semua aspek asuhan
kefarmasian dan menejerial di tempat kerja. Pelaksanaan meliputi menentukan visi,
misi, menentukan cara pembelajaran/ pelatihan dan mengevaluasi hasil pelatihan.
Pekerjaan dilaksanakan sesuai prosedur operasi standar yang berlaku.
DEPDIKNAS RI 80
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan
komuniti
5. Aspek Kritis :
5.1. Keberhasilan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
5.2. Ketepatan mengobservasi kebutuhan masyarakat dan dunia kerja farmasis
KOMPETENSI KUNCI :
DEPDIKNAS RI 81
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
dikembangkan
DEPDIKNAS RI 82
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
Kode : FAR.FK.03.002.01
Deskripsi Unit : Unit ini berkaitan dengan seluruh aspek penelitian dan
pengembangan mengenai praktek kefarmasian.
BATASAN VARIABEL :
Unit kompetensi ini berlaku dalam melakukan penelitian dan pengembangan mengenai
praktek kefarmasian ditinjau dari sisi manajerial dan asuhan kefarmasian. Pekerjaan ini
dilakukan secara perorangan atau berkelompok di tempat pelayanan komuniti farmasi.
Pelaksanan meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan publikasi hasil (apabila
dimungkinkan) penelitian/pengembangan. Unit ini meliputi skil untuk membuat suatu
rencana penelitian/ pengembangan, melaksanakan, publikasihasil penelitian. Pekerjaan
sesuai dengan prosedur operasi standar yang berlaku.
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi pengujian:
2.1. Pengetahuan dan ketrampilan dapat diuji di lingkungan tempat kerja
2.2. Kompetensi diuji secara perorangan
2.3. Pengujian harus sesuai dengan standar yang berlaku di bidang pelayanan
komuniti
DEPDIKNAS RI 83
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi
5. Aspek Kritis :
5.1. Kesungguhan dalam melakukan penelitian dan pengembangan
5.2. Kemauan dalam membuat/menulis publikasi
KOMPETENSI KUNCI
DEPDIKNAS RI 84