You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit diare sering disebut dengan gastroenteritis, yang masih merupakan masalah
masyarakat indonesia. Dan diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada
anak di negara berkembang. Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang
tidak normao atau bentuk tinja yang encer dengan frekuwensi yang lebih banyak dari
biasanya.( Mansjoer Arief dkk, 1999).

Diare terutama diare akut sampai saat ini masih merupaka masalah kesehatan, tidak saja di
negara sedang berkembang tetapi juga di negara maju. Diperkirakan oleh WHO ada sekitar 4
miliyar kasus diae akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta per tahun (Soewono, 2002).
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian
balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sementara UNICEF (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa
untuk urusan anak-anak) memperkirakan bahwa setiap 30 detik ada satu anak meninggal
dunia karena diare.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari diare?


2. Bagaimana etiologi dari diare ?
3. Bagaimana patofisiologi dari diare?
4. Bagaimana mekanisme diare?
5. Bagaimana Manifestasi klinis dari diare ?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari diare?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari diare?
8. Apa saja komplikasi dari diare?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan diare?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari diare


2. Mengetahui etiologi dari diare
3. Mengetahui patofisiologi dari diare
4. Mengetahui mekanisme diare
5. Mengetahui Manifestasi klinis dari diare
6. Mengetahui pemeriksaan diagnostik dari diare
7. Mengetahui penetalasanaan dari diare
8. Mengetahui komplikasi dari diar
9. Mengetahui gambaran umum tentang asuhan keperawatn pada anak dengan
gangguan diare

Page 1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair/setengah padat, dapat
disetai frekuensi yang meningkat.

Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3x sehari.

Penularan diare karena infeksi melalui tranmisi fekal oral langsung dari penderita diare atau
melalui nakanan/minuman yang terkontaminasi bakteri pathogen berasal dari tinja
manusia/hewan bahkan muntahan penderita dan juga dapat melalui udara atau melalui
aktifitas seksual kontak oral-genetalia atau oral-anal.(Sudoyo Aru,dkk 2009).

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti
biasanya ditandai dengan peningkatan volume, kenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali
dehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan tanpa lendir darah.(Aziz,2006).

Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan: (Sudoyo Aru,dkk 2009)

a. Lama waktu diare:


- Akut : berlangsung kurang dari 2 minggu
- Kronik : berlangsung lebih dari 2 minggu
b. Mekanisme patofisiologis: osmotik atau sekretorik dll
c. Berat ringan diare: kecil atau besar
d. Penyebab infeksi atau tidak: infeksi atau non infeksi
e. Penyebab organik atau tidak: organik atau fungsional

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden
paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang
kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insiden penyakit pada
anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk.
Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enterik menyebar terutama
klien tidak menyadari adanya imfeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari
pola makan dan perawatannya.

Page 2
Riwayat pertumbuhan dan Perkembangan

1) Pertumbuhan
 Kenaikan BB karena umur 1-5 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg(rata-rata 2kg),
PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.
 Kenaikan lingkar kepala: 12 cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan
seterusnya.
 Tumbuh gigi 8 buah: tambahan gigi susu, gerahan pertama dan gigi taring,
seluruhnya berjumlah 14-16 buah
 Erupsi gigi: gerahan pertama menyusul gigi taring

2) Perkembangan

 Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.

Fase Oral (usia 0-1 tahun):

Mulut merupakan sumber kenikmatan utama. Dua macam aktivitas oral di sini, yaitu
menggigit dan menelan makanan, merupakan prortotype bagi banyak ciri karakter yang
berkembang di kemudian hari. Kenikmatan yang dperoleh dari inkorporasi oral dapat
dipindahkan ke bentuk-bentuk inkorporasi lain, seperti kenikmatan setelah memperoleh
pengetahuan dan harta. Misalnya, orang yang senang ditipu adalah orang yang mengalami
fiksasi pada taraf kepribadian inkorporatif oral. Orang seperti itu akan mudah menelan apa
saja yang dikatakan orang lain.

 Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson

Trust vs Mistrust (kepercayaan vs kecurigaan)

Tahap ini berlangsung pada masa oral, pada umur 0-1 tahun atau 1,5 tahun (infancy). Bayi
pada usia 0-1 tahun sepenuhnya bergantunga pada orang lain, perkembangan rasa percaya
yang dibentuk oleh bayi tersebut berdasarkan kesungguhan & kualitas penjaga (yang
merawat) bayi tersebut. Apabila bayi telah berhasil membangun rasa percaya terhadap si
penjaga, dia akan merasa nyaman & terlindungi di dalam kehidupannya. Akan tetapi, jika
penjagaannya tidak stabil dan emosi terganggu dapat menyebabkan bayi tersebut merasa
tidak nyaman dan tidak percaya pada lingkungan sekitar. Kegagalan mengembangkan rasa
percaya memyebabkan bayi akan merasa takut dan yakin bahwa lingkungan tidak akan
memberikan kenyamanan bagi bayi tersebut, sehingga bayi tersebut akan selalu curiga pada
orang lain.

Page 3
2.2 Etiologi

1. Diare Akut
Virus :Rotavirus,Adenovirus, Norwalk virus.
Parasit :Protozoa,Giardia,Lambdia,Entamoeba hystolitica,Trikomonashominis,
Isospora sp, Cacing (A lumbricoides, A. Duodenale, N. Americanus, T. trichiura
O. vermicularis, S. Strecolaris, T. saginata, T. sollium).
Bakteri : yang memproduksi enterotoksin (S aureus, C perfringens, Ecoli, V cholera, C
difficile) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa usus (Shingella, Salmonella SP,
Yersinia)
2. Diare Kronik
Umumnya diare kronik dapat dikelompokkan dalam 6 kategori pathogenesis terjdinya:
- Diare osmotic
- Diare sekretorik
- Diare karena gangguan motilitas
- Diare inflamatorik
- Malabsorbsi
- Infeksi kronik

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan Diare:

a. Faktor infeksi: Bakteri (Shingella, Shalmonela, Vibrio cholera), Virus: (Enterovirus),


Parasit(cacing), Kandida(Candida Albicans).
b. Faktor parental: Infeksi bagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak.)
c. Faktor malabsorbsi: Karbohidrat,lemak,protein.
d. Faktor makanan: Makana basi, beracun,terlampau banyak lemak,sayuran dimasak kuran
matang.
e. Faktor psikologis: Rasa takut dan cemas.

Page 4
2.3 Patofisiologi

Infeksi Malabsorbsi KH, Makanan basi, Psikologis takut,


Protein, lemak alergi cemas
 Internal
 Parenteral
Makanan tidak
diserap
Aktivitas tonus
 Internal
meningkat
 Parenteral Tekanan osmotik
gangguan pada villi
cairan usus
usus
meningkat

Absorbsi aktif Na
Volume usus
dari lumen ususn
meningkat
menurun sekresi
hiperperistaltik
aktif NaCl&air dari
mukosa ke lumen
meningkat
Diare MK: Gangguan pola
tidur

Kehilangan cairan
MK:
&elektrolit di
vaskuler - Defisit volume
Pengeluaran Na Iritasi anus
cairan meningkat
- Risiko syok
hipovelemik
MK:
Na HCO3 plasma
Kulit di parianal meningkat - Gangguan
Saluran cerna rasa
terakumulasi toksin nyaman
Metabolisme
Lama kontak anaerob - Gangguan
dengan cairan dan integritas
Terjadi anoreksia, kulit
bakteri
mual, muntah
Asam laktat
meningkat
Kulit lembab
MK: Gangguan
pemenuhan nutrisi, Asidosis
Pertum. Bakteri gangguan tumbang
meningkat
Asam lambung
Infeksi otak Suhu tubuh tinggi
meningkat
Iritasi kulit (kejang)
MK: gangguan
nutrisi
Nafsu makan
MK: Risiko kerusakan MK: Risiko cedera &kecemasan
menurun
integritas kulit

Page 5
2.4 Mekanisme Diare

Infeksi Makanan Psikologi Malabsorbsi

KH, Lemak, Protein

Berkembang di usus Toksin tak dapat di Cemas


serap
Meningkatnya
tekanan osmotik
Hipersekresi air &
elektrolit Hiperperistaltik

Pergeseran air &


Peningkatan isi usus elektrolit ke usus
Penyerapan
makanan di usus
menurun

Diare

Page 6
2.5 Manifestasi Klinis

Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai mual dan
muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung, dan perut
berbunyi.

1. Diare akut
- Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset
- Onset yang tak terduga dari buang air besar encer,gas-gas dalam perut,rasa
tidak enak,nyeri perut.
- Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
- Demam
2. Diare kronik
- Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
- Penurunan BB dan nafsu makan
- Demam indikasi terjadi infeksi
- Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia,denyut lemah

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

1) Laboratorium
 Feses kultur: Bakteri,virus,parasit,candida
 Serum elektrolit: Hiponatremi,hipernatremi,hipokalemi
 AGD: asidosis metabolic (Ph menurun,pO2 meningkat,pcO2
meningkat,HCO3 menurun)
 Faal ginjal: UC meningkat (GGA)
2) Radiologi: mungkin ditemukan bronchopneumi

Page 7
2.7 Penatalaksanaan

1. WHO telah menetapkan 4 unsur utama dalam penanggulangan diare akut yaitu:

a. Pemberian cairan, berupa upaya rehidrasi oral (URO) untuk mencegah maupun
mengobati dehidrasi.
b. Melanjutkan pemberian makanan seperti biasa, terutama ASI selama diare dan
dalam masa penyembuhan.
c. Tidak menggunakan antidiare, sementara antibiotik maupun antimikroba hanya
untuk kasus tersangka kolera, disentri, atau terbukti giardiasis atau amubiasis.
d. Pemberian petunjuk yang efektif bagi ibu dan anak serta keluarganya tentang upaya
rehidrasi oral di rumah, tanda-tanda untuk merujuk dan cara mencegah diare di masa
yang akan datang.

2. Dasar pengobatan diare akut adalah rehidrasi dan memperbaiki keseimbangan cairan dan
elektrolit. Oleh karena itu langkah pertama adalah tentukan derajat dehidrasi.

Tanda Derajat Dehidrasi


Tidak Dehidrasi Dehidrasi Sedang Dehidrasi Berat
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah Lesu, tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Normal, tidak haus Kehausan ingin Malas minum atau
minum banyak tidak dapat minum
Turgor Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat
lambat

Kemudian lakukan upaya rehidrasi seperti yang dilakukan terhadap dehidrasi karena kolera.

A. Pada penderita diare tanpa dehidrasi: (Terapi A)

 Berikan cairan (air tajin, larutan gula garam, oralit) sebanyak yang diinginkan hingga
diare stop, sebagai petunjuk berikan setiap habis BAB
o Anak < 1 tahun: 50- 100 ml
o Anak 1-4 tahun: 100-200 ml
o Anak > 5 tahun: 200-300 ml
o Dewasa: 300-400 ml
 Meneruskan pemberian makanan atau ASI bagi bayi

Page 8
B. Pada penderita diare dengan dehidrasi ringan-sedang (Terapi B)

1. Oralit diberikan 75 ml/kg BB dalam 3 jam, jangan dengan botol.


2. jika anak muntah (karena pemberian cairan terlalu cepat), tunggu 5-10 menit lalu
ulangi lagi, dengan pemberian lebih lambat (satu sendok setiap 2-3 menit).

C. Pada penderita diare dengan dehidrasi berat (Terapi C)

1. Diberikan Ringer Laktat 100 ml yang terbagi dalam beberapa waktu.


2. Setiap 1-2 jam pasien diperiksa ulang, jika hidrasi tidak membaik tetesan
dipercepat.
Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (pasien orang tua) harus kembali diperiksa.
Umur Pemberian pertama 30 Pemberian kemudian 70
ml/kg ml/kg
Bayi (< 12 bulan) Dalam 1 jam Dalam 5 jam
>12 bulan Dalam 30 menit 2,5 jam

2.8 Komplikasi

Menurut Broyles (1997) komplikasi diare adalah: dehidrasi, hipokalemia, hipokalsemia,


disritmia jantung (yang disebabkan oleh hipokalemia dan hipokalsemia), hiponatremia, dan
shock hipovolemik.

Page 9
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN DIARE

3.1. Data Pengkajian Pasien

a. Identitas

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden
paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang
kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insiden penyakit pada
anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk.
Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enterik menyebar terutama
klien tidak menyadari adanya imfeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari
pola makan dan perawatannya.

b. Keluhan Utama

BAB lebih dari 3x/hr dan encer

c. Riwayat Penyakit Sekarang

BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi
encer,frekuensi lebih dari 3x,waktu pengeluaran: 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari(diare
berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakaian antibiotok atau kortikosteroid jangka


panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan,
ISPA,ISK,OMA campak.

e. Riwayat Nutrisi

Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang
diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. Kekurangan gizi pada anak usia
toddler sangat rentan. Cara pengolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi
makanan, kebiasaan cuci tangan.

f. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.

g. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat
tinggal.

Page
10
h. Riwayat pertumbuhan dan Perkembangan

1) Pertumbuhan
 Kenaikan BB karena umur 1-5 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg(rata-rata 2kg),
PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.
 Kenaikan lingkar kepala: 12 cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan
seterusnya.
 Tumbuh gigi 8 buah: tambahan gigi susu, gerahan pertama dan gigi taring,
seluruhnya berjumlah 14-16 buah
 Erupsi gigi: gerahan pertama menyusul gigi taring

2) Perkembangan

 Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.

Fase Oral (usia 0-1 tahun):

Mulut merupakan sumber kenikmatan utama. Dua macam aktivitas oral di sini, yaitu
menggigit dan menelan makanan, merupakan prortotype bagi banyak ciri karakter yang
berkembang di kemudian hari. Kenikmatan yang dperoleh dari inkorporasi oral dapat
dipindahkan ke bentuk-bentuk inkorporasi lain, seperti kenikmatan setelah memperoleh
pengetahuan dan harta. Misalnya, orang yang senang ditipu adalah orang yang mengalami
fiksasi pada taraf kepribadian inkorporatif oral. Orang seperti itu akan mudah menelan apa
saja yang dikatakan orang lain.

 Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson

Trust vs Mistrust (kepercayaan vs kecurigaan)

Tahap ini berlangsung pada masa oral, pada umur 0-1 tahun atau 1,5 tahun (infancy). Bayi
pada usia 0-1 tahun sepenuhnya bergantunga pada orang lain, perkembangan rasa percaya
yang dibentuk oleh bayi tersebut berdasarkan kesungguhan & kualitas penjaga (yang
merawat) bayi tersebut. Apabila bayi telah berhasil membangun rasa percaya terhadap si
penjaga, dia akan merasa nyaman & terlindungi di dalam kehidupannya. Akan tetapi, jika
penjagaannya tidak stabil dan emosi terganggu dapat menyebabkan bayi tersebut merasa
tidak nyaman dan tidak percaya pada lingkungan sekitar. Kegagalan mengembangkan rasa
percaya memyebabkan bayi akan merasa takut dan yakin bahwa lingkungan tidak akan
memberikan kenyamanan bagi bayi tersebut, sehingga bayi tersebut akan selalu curiga pada
orang lain.

Page
11
g. Pemeriksaan Fisik

1) Pengukuran panjang badan,berat badan menurun,lingkar lengan mengecil,lingkar


kepala,lingkar abdomen membesar.

2) Keadaan umum: klien lemah,gelisah,rewel,lesu,kesadarn menurun.

3) Kepala: ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1
tahun lebih.

4) Mata: cekung,kering,sangat cekung.

5) Sistem Pencernaan: dispnes, pernafasan cepat >35x/mnt, nafsu makan


menurun,mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan
haus, minum sedikit atau kelihatan tidak bisa minum.

6) Sistem Pernafasan: dispnea, pernafasan cepat > 40x/mnt karena asidosis metabolic
(kontraksi otot pernafasan).

7) Sistem Kardiovaskuler: nadi cepat >120x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare
sedang.

8) Sistem Integumen: warna kulit pucat, turgor menurun > 2dtk, suhu meningkat >
37,5˚ C,akral hangat,akral dingin (waspada syok), capillary refil time memanjang >
2dtk, kemerahan pada daerah perianal.

9) Sistem Perkemihan: urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/24 jam),
frekuensi berkurang dari sebelum sakit.

10) Dampak Hospitasilisasi: semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang
berupa perpisahan,kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang
ditunjukkan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.

3.2 Diagnosa Keperawatan


1.Diare b.d proses infeksi, inflamasi diusus
2.Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
3.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilangan cairan
melalui diare dan asupan yang tidak adekuat
4.Kerusakan integritas kulit b.d iritasi akibat diare
5.Ansietas b.d perpisahan orang tua, lingkungan tidak familier, prosedur yang
menimbulkan stress

Page
12
3.3 Intervensi Keperawatan

NO. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1. Diare b.d proses infeksi, NOC NIC
inflamasi diusus  Bowel elimination Diarhea Management
Definisi: Pasase feses yang  Fluid Balance - Tentukan riwayat
lunak dan tidak berbentuk  Hydration diare
Batasan karakteristik  Electrolyte and - Evaluasi profil
 Tingkat Acid base Balance pengobatan
ketidaknyama terhadap adanya
nan Setelah dilakukan asuhan efek samping pada
 Tingkat nyeri keperawatan selama 2x24 gastrointestinal
 Keparahan jam diharapkan dengan: - Ajari keluarga
gejala pasien (ibu) cara
Faktor yang berhubungan Kriteria Hasil: penggunaan obat
 Fisiologis  Fases berbentuk, antidiare secara
- Inflamasi BAB sehari sekali- tepat
gastrointestin tiga hari - Instrukskan
al  Menjaga daerah anggota keluarga
- Iritasi rectal dari iritasi pasien untuk
gastrointestin  Tidak mengalami mencatat warna,
al diare volume, frekuensi,
- Kram  Menjelaskan dan konsistensi
- Malabsorpsi penyebab diare dan tinja
Parasit rasional tindakan - Evaluasi
 Psikologis  Mempertahankan kandungan nutrisi
- Ansietas turgor kulit dari makanan
- Tingkat yang sudah di
stress tinggi konsumsi
 Situasional sebelumnya
- Pemaparan - Berikan makanan
pada dalam porsi kecil
kontamin dan lebih sering
- Pemaparan serta tingkatkan
pada toksin porsi secara
- Program bertahap
pengobatan - Identifikasi faktor
yang bisa
menyebabkan
diare (misal,
medikasi, bakteri,
dan pemberian
makanan lewat
selang)
- Anjurkan pada
pasien untuk
menghindari
makanan yang
mengandung
laktosa

Page
13
- Amati turgor kulit
secara berkala
- Monitor tanda dan
gejala diare
- Ukur diare/output
pencernaan
- Timbang pasien
secara berkala
- Beritahu dokter
jika terjadi
peningkatan
frekuensi atau
suara perut
- Konsultasikan
dengan dokter jika
tanda dan gejala
diare menetap
- Monitor persiapan
makanan yang
aman

Page
14
2. Kekurangan volume NOC NIC
cairan b.d kehilangan  Fluid Balance Fluid management
cairan aktif  Hydration - Pantau adanya
Definisi : Penurunan cairan  Nutritional Status: tanda dan gejala
intravaskular,dan atau Food and Fluid overhidrasi yang
intraselular. Ini mengacu Intake memburuk atau
pada dehidrasi, kehilangan dehidrasi (misal,
cairan saja, tanpa perubahan Setelah dilakukan asuhan ronki basah di
kadar natrium. keperawatan selama 2x24 lapangan paru
Batasan karakteristik jam diharapkan dengan: terdengar,
 Haus poliuria, atau
 Kelemahan Kriteria Hasil: oliguria,
 Kulit kering  Mempertahankan perubahan
 Membran mukosa urine output sesuai perilaku kejang,
kering dengan usia dan saliva berbusa dan
 Peningkatan BB,BJ urine kental, mata
konsentrasi urine normal, HT normal cekung, atau
 Peningkatan suhu  Tekanan edema, napas
tubuh darah,nadi,suhu dangkal dan cepat)
 Penurunan berat
tubuh dalam - Timbang berat
batasan normal badan harian dan
badab tiba-tiba
 Tidak ada tanda- pantau gejala
 Penurunan turgor
tanda dehidrasi, - Berikan cairan
kulit
Elastisitas turgor yang sesuai
Faktor yang berhubungan
kulit baik, - Tingkatkan
- Kehilangan
membran mukosa intake/asupan
cairan aktif
lembab, tidak ada cairan per oral
- Kegagalan
rasa haus yang (misal,
mekanisme
berlebuhan memeberikan
regulasi
cairan oral sesuai
preferensi pasen,
tempatkan [cairan]
di tempat yang
mudah dijangkau,
memberikan
sedotan, dan
menyediakan air
segar), yang
sesuai
- Jaga pencatatan
intake/asupan dan
output yang akurta
- Pantau adanya
tanda dan gejala
retensi cairan
- Monitor tanda-
tanda vital, yang
sesuai
- Monitor
manifestasi dari

Page
15
ketidakseimbanga
n elektrolit
- Monitor
kehilangan cairan
(misal,
perdarahan,
muntah, diare,
keringat, takipnea)

Page
16
3. Ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi kurang dari  Nutrional Status: Nutrition management
kebutuhan tubuh b.d  Nutrional Status: - Identifikasi adanya
kehilangan cairan melalui Food and Fluid alergi atau
diare dan asupan yang Intake intoleransi
tidak adekuat  Nutrional Status: makanan yang
Definisi: Asupan nutrisi nutrient intake dimiliki pasien
tidak cukup untuk  Weight control - Tentukan apa yang
memenuhi kebutuhan Setelah dilakukan asuhan menjadi
metabolik keperawatan selama 2x24 pereferensi
Batasan karakteristik: jam diharapkan dengan: makanan bagi
 Nyeri abdomen pasien
 Menghindari Kriteria Hasil - Tentukan jumlah
makanan  Adanya kalori dan jenis
 Berat badan 20% peningkatan berat nutrisi yang
atau lebih dibawah badan sesuai dibutuhkan untuk
berat badan ideal dengan tujuan memenuhi
 Diare  Mampu persyaratan gizi
 Penurunan berat mengidentifikasi - Ciptakan
badan dengan kebutuhan nutrisi lingkungan yang
asupan makanan  Tidak ada tanda- optimal pada saat
adekuat tanda malnutrisi mengkosumsi
 Bising usus  Menunjukkan makanan (misal,
hiperaktif peningkatan fungsi bersih, berventilasi,
pengecapan dan santai, dan bebas
 Ketidakmampuan
menelan dari bau yang
memakan makanan
 Tidak terjadi menyengat)
 Membran mukosa
penurunan berat - Monitor adanya
pucat
badan yang berarti mual muntah
 Kelemahan otot
- Timbang berat
pengunyah
badan pasien
 Kelemahan otot
- Monitor
untuk menelan
pertumbuhan dan
perkembangan
Faktor yang berhubungan
- Lakukan
- Faktor biologis
pengukuran
- Faktor ekonomi
antropometrik pada
- Gangguan
komposisi tubuh
psikososial
(misal, indeks
- Ketidakmampuan
massa tubuh,
makan
pengukuran
- Ketidakmampuan pinggang, dan
mencerna makanan liputan kulit)
- Ketidakmampuan
mengabsorpsi
nutrien
- Kurang asupan
makanan

Page
17
4. Kerusakan integritas kulit NOC NIC
b.d iritasi akibat diare Tissue Integrity: Skin and Mucous Pressure
Definisi : Kerusakan pada Membranes Management
epidermis atau dermis. Hemodyalis akses - Berikan
Batasan karakteristik: pakaianyang
 Benda asing Setelah dilakukan asuhan tidak ketat
menusuk keperawatan selama 2x24 jam pada pasien
permukaan kulit diharapkan dengan: - Balikkan
 Kerusakan posisi pasien
integritas kulit Kriteria Hasil: minimal
Faktor yang berhubungan  Integritas kulit yang baik setiap 2 jam,
 Eksternal bisa dipertahankan sesuai jadwal
- Agens (sensasi, khusus
farmaseutikal elastisitas,temperatur, - Monitor
- Cedera kimiawi hidrasi, pigmentasi) mobilitas dan
(mis, luka bakar,  Tidak ada luka/lesi pada aktivitas
kapsaisin, kulit pasien
metilen, klorida,  Perfusi jaringan baik - Gunakan alat
agens mustard)  Mampu melindungi kulit pengkajian
- Faktor dan mempertahankan risiko yang
mekanik(mis, kelembaban kulit dan ada untuk
daya gesek, perawatan alami memonitor
tekanan, faktor risiko
imobilitas fisik) pasien (misal,
- Hipertermia skala braden)
- Hipotermia - Monitor
- Kelembapan status nutrisi
- Terapi radias pasien
- Usia ektrem - Monitor
 Internal sumber
- Gangguan tekanan dan
metabolisme gesekan
- Gangguan
pigmentasi
- Gangguan
sensasi(akibat
cedera medula
spinalis,
diabetes
melitus,dll)
- Gangguan
sirkulasi
- Gangguan turgor
kulit
- Gangguan
volume cairan
- Imunodefisiensi
- Nutrisi tidak
akdekuat

Page
18
- Perubahan
hormonal
- Tekanan pada
tonjolan tulang

Page
19
5. Ansietas b.d perpisahan NOC: NIC:
orang tua, lingkungan tidak  Anxiety control Anxiety
familier, prosedur yang  Coping Reduction(penurunan
menimbulkan stress  Impulse control kecemasan)
Definisi: perasaan tidak - Gunakan pendekatan
nyaman atau kekhawatiran Setelah dilakukan asuhan yang tenang dan
yang samar disertai respons keperawatan selama 2x24 menyakinkan
otonom (sumber sering kali jam diharapkan dengan: - Jelaskan semua
tidak spesifik atau tidak prosedur termasuk
diketahui oleh individu) : sensasi yang akan
perasaan takut yang Kriteria Hasil: dirasakan yang
disebabkan oleh antisipasi  Klien mampu mungkin akan dialami
terhadap bahaya. Hal ini mengidentifikasi dan klien selama prosedur
merupakan isyarat mengungkapkan (tindakan)
kwewaspadaan yang gejala cemas - Dorong keluarga untuk
memperingatkan individu  Mengidentifikasi, mendampingi klien
akan adanya bahay dan menunjukkan tehnik dengan cara yang tepat
memampukan individu untuk untuk mengontrol - Berikan objek yang
bertindak menghadap cemas menunjukkan perasaan
ancaman.  Vital sign dalam aman
Batasan karakteristik: batas normal - Lakukan usapan pada
 Agitasi  Postur tubuh, punggung/leher
 Gelisah ekspresi wajah, dengan cara yang tepat
 Mengekspresikan bahsa tubuh dan - Intruksikan pada
kekhawatiran karena tingkat aktivitas keluarga pasien (ibu)
perubahan dalam menunjukkan untuk menggunakan
peristiwa hidup berkurangnya teknik relaksasi
 Ketakutan kecemasan - Monitor tanda-tanda
 Distres vital
 Diare - Kaji untuk tanda
 Mual verbal dan non verbal
 Nyeri abdomen kecemasan
 Gangguan perhatian - Identifikasi pada saat
Faktor yang berhubungan: terjadi perubahan
tingkat kecemasan
 Perubahan dalam
(status kesehatan,
lingkungan, pola
interaksi status peran)
 Ancaman pada status
terkini
 Kebutuhan yang tidak
dipenuhi
 Pajanan pada toksin
 Stresor

Page
20
3.4 Implementasi

No. Implementasi
Dx
1. - Menentukan riwayat diare
- Mengevaluasi profil pengobatan terhadap adanya efek samping pada
gastrointestinal
- Mengajari keluarga pasien (ibu) cara penggunaan obat antidiare secara tepat
- Mengintruksikan anggota keluarga pasien untuk mencatat warna, volume,
frekuensi, dan konsistensi tinja
- Mengevaluasi kandungan nutrisi dari makanan yang sudah di konsumsi
sebelumnya
- Memberikan makanan dalam porsi kecil dan lebih sering serta tingkatkan porsi
secara bertahap
- Mengidentifikasi faktor yang bisa menyebabkan diare (misal, medikasi, bakteri,
dan pemberian makanan lewat selang)
- Menganjurkan pada pasien untuk menghindari makanan yang mengandung
laktosa
- Mengamati turgor kulit secara berkala
- Memonitor tanda dan gejala diare
- Mengukur diare/output pencernaan
- Menimbang pasien secara berkala
- Memberitahu dokter jika terjadi peningkatan frekuensi atau suara perut
- Mengkonsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala diare menetap
- Memonitor persiapan makanan yang aman

2. - Memantau adanya tanda dan gejala overhidrasi yang memburuk atau dehidrasi
(misal, ronki basah di lapangan paru terdengar, poliuria, atau oliguria, perubahan
perilaku kejang, saliva berbusa dan kental, mata cekung, atau edema, napas
dangkal dan cepat)
- Menimbang berat badan harian dan pantau gejala
- Memberikan cairan yang sesuai
- Meningkatkan intake/asupan cairan per oral (misal, memeberikan cairan oral
sesuai preferensi pasen, tempatkan [cairan] di tempat yang mudah dijangkau,
memberikan sedotan, dan menyediakan air segar), yang sesuai
- Menjaga pencatatan intake/asupan dan output yang akurta
- Memantau adanya tanda dan gejala retensi cairan
- Memonitor tanda-tanda vital, yang sesuai
- Memonitor manifestasi dari ketidakseimbangan elektrolit
- Memonitor kehilangan cairan (misal, perdarahan, muntah, diare, keringat,
takipnea)

- Mengidentifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien


3.
- Menentukan apa yang menjadi pereferensi makanan bagi pasien
- Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratan gizi

Page
21
- Menciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkosumsi makanan (misal,
bersih, berventilasi, santai, dan bebas dari bau yang menyengat)
- Memonitor adanya mual muntah
- Menimbang berat badan pasien
- Memonitor pertumbuhan dan perkembangan
- Melakukan pengukuran antropometrik pada komposisi tubuh (misal, indeks
massa tubuh, pengukuran pinggang, dan liputan kulit)

4. - Memberikan pakaianyang tidak ketat pada pasien


- Balikkan posisi pasien minimal setiap 2 jam, sesuai jadwal khusus
- Memonitor mobilitas dan aktivitas pasien
- Menggunakan alat pengkajian risiko yang ada untuk memonitor faktor risiko
pasien (misal, skala braden)
- Memonitor status nutrisi pasien
- Memonitor sumber tekanan dan gesekan

5. - Menggunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan


- Menjelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan yang
mungkin akan dialami klien selama prosedur (tindakan)
- Memberikan dorongan kepada keluarga untuk mendampingi klien dengan cara
yang tepat
- Memberikan objek yang menunjukkan perasaan aman
- Melakukan usapan pada punggung/leher dengan cara yang tepat
- Mengintruksikan pada keluarga pasien (ibu) untuk menggunakan teknik relaksasi
- Memonitor tanda-tanda vital
- Mengkaji tanda verbal dan non verbal kecemasan
- Mengidentifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat kecemasan

Page
22
3.5 Evaluasi

No. Evaluasi
Dx
1,2 S :
3,4 - Ibu mengatakan anaknya sudah mulai membaik
5 - Ibu mengatakan diare anaknya sudah mulai berkurang
- Ibu mengatakan anaknya sudah mau makan

O : TTV:
- N: 100x/menit
- S: 36.6˚C
- RR: 60x/menit
- BB:9.3O Kg
A : masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

Page
23
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diare adalah suatu penyakit dimana penderita mengalami rangsangan buang air besar terus-
menurus dan tinja atau fese yang memiliki kandungan air berlebihan. Di dunia ke-2, diare
adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5
juta orang per tahun.

Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukui diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari
proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air.

Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa virus tetapi juga seringkali akibat dari racun
bakteria.

Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme
dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Corhn.

B. Saran

Sebagai seorang perawat kita harus dapat mengaplikasikan secara langsung teori yang kita
dapat dari perkuliahan dalam menerapkan suhan keperawatan langsung sesuai dengan
kebutuhan pasien. Dan harus bisa memberi penyuluhan kepada masyarakat terutama kepada
orang tua yang mempunyai anak. Agar selalu memelihara kesehatan dan mencegah timbulnya
diare dengan jalan menjaga kebersihan baik fisik dan psikologis, serta memperhatikan gizi
anak.

Page
24
DAFTAR PUSTAKA

Susilaningrum, Rekawati, dkk.2013. Asuhan Keperawatan bayi dan anak. Salembamedika:


Jakarta

Diagnosis Keperawatan Nanda Definisi&Klasifikasi 2015-2017. Edisi.10

NIC-NOC 2015-2017 Edisi.5 dan Edisi.6

Page
25

You might also like