You are on page 1of 7

KAJIAN PROSEDUR

PEMERIKSAAN TTV DENGAN INFRARED THERMOMETER (NO


CONTACT THERMOMETER DIGITAL FOREHEAD) DAN
PENAMBAHAN PENGKAJIAN NYERI
DI RUANG MELATI 1 RSUD DR MOEWARDI

Disusun oleh :
Nivea Paula Dewi
P1337420614011

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN SEMARANG
2016
PROSEDUR PEMERIKSAAN TTV
DENGAN INFRARED THERMOMETER (NO CONTACT THERMOMETER
DIGITAL FOREHEAD) DAN PENAMBAHAN PENGKAJIAN NYERI

A. PENGERTIAN
 Pemeriksaan Tanda-tanda vital atau Vital Signs merupakan pengukuran
fungsi tubuh yang paling dasar untuk mengetahui tanda klinis dan berguna
untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit dan berfungsi dalam menentukan
perencanaan perawatan medis yang sesuai.
 Infrared thermometer (no contact thermometer digital forehead)

Termometer digital tanpa kontak lansung ke dahi (non contact forehead


thermometer) menjadikan termometer ini pilihan yang tepat untuk pengukuran yang
higienis. Termometer ini memberikan hasil pengukuran yang akurat dan seketika
(hanya 3 detik).
Keunggulan :
- Pengukuran temperatur tanpa kontak langsung
- Hasil pengukuran suhu yang akurat, teruji secara klinis
- Sinar penanda berwarna biru (blue tracking light) yang diarahkan pada area
pengukuran memudahkan pengukuran objek bahkan dalam keadaan gelap.
- Tersedia mode pengukuran temperatur tubuh dan temperatur objek.
- Memori 30 data hasil pengukuran
- Hasil pengukuran dapat ditampilkan dalam format °C / °F
- Alarm / Penanda demam dengan teknologi silent glow. Backlight merah menyala
ketika temperatur hasil pengukuran berada atau di atas level demam.
- Auto Power Off

B. TUJUAN
1. Mengetahui keadaan umum pasien
2. Mengetahui denyut nadi selama rentan waktu 1 menit
3. Mengetahui suhu tubuh pasien untuk menentukan tindakan keperawatan
4. Mengetahui keadaan hemodinamik pasien
5. Mengetahui jumlah dan sifat pernafasan dalam rentan 1 menit
6. Mengikuti perkembangan penyakit
7. Membantu menegakkan diagnosi

C. PROSEDUR/LANGKAH SOP
Persiapan alat :
1. Peralatan:
a. Tensi Meter
b. Infrared Termometer
c. Jam Tangan
2. Tahapan Kerja
a. Memberikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanya sebelum
tindakan dimulai
b. Menggunakan sarung tangan
c. Menanyakan keluhan utama melakukan penilaian sesuai dengan prosedur
d. Melakukan kegiatan sesuai perencanaan

Penilaian pernafasan
a. Menjelaskan prosedur kepada pasien bila hanya khusus menilai
pernafasan
b. Membuka baju pasien jika perlu untukmengobservasi gerakan dada
c. Letakan tangan pada dada, mendobservasikeadaan dan kesimetrisan gerak
pernafasan
d. Menentukan irama pernafasan
e. Menghitung pernafasan slama 1 menit atau 60 detik
f. Mendengarkan bunyi pernafasan, kemungkinana ada bunyi abnormal
g. Mencuci tangan

Penilaian denyut nadi radialis


a. Mengatur posisi pasien dengan nyaman dan rileks
b. Menekan kulit pada area arteri radialis dengan menggunakan 3 jari yang
kemudian meraba denyut nadi
c. Menekan arteri radialis kuat dengan menggunakan jari-jari 1 menit atau
60 detik, jika tidakteraba denyutan, jari-jari digeser kekanan atau kekiri
hingga denyut nadi dapat dirasakan
d. Denyut pertama akan terasa atau teraba kuat, jika denyut hilang rabalah,
tekanlah hinggadenyut terasa kuat kembali
e. Mencuci tangan

Penilaian tekanan darah


a. Menyiapkan posisi pasien
b. Menyingsingkan lengan baju pasien
c. Memasang manset 1 inchi ( 2,5 cm ) diatas nadi branchialis ( melakukan
palpasi nadi branchialis )
d. Mengatur tensi meter agar siapdipakai ( untuk tensi air raksa )
menghubungkan pipa tensi meter dengan pipa manset, menutup sekrup
balon manset, membuka kunci resevoir
e. Meletakan diafragma stotoskop diatas tempat denyut nadi tanpa menekan
nadi branchialis
f. Memompa balon manset ±180 mmHg
g. Mengendorkan pompa dengan cara membuka skrup balon manset hingga
melawati bunyi denyut nadi yang terdengar terakhir
h. Pada saat mengendurkan pompa perahtikan bunyi denyut nadi pertama (
syistol ) sampai denyut nadi terakhir ( diastol ) jatuh diangka berapa
sesuai dengan sekala yang ada di tensi meter
i. Jika pengukuran belum yakin, tunggu 30 detik dan lalu lengan ditinggikan
diatas jantung untuk mengalirkan darah dari lengan setelah itu ulangi lagi,
hingga merasa yakin dan mendapat hasil yang akurat
j. Melepaskan manset
k. Mengembalikan posisi pasien dengan senyaman mungkin
l. Mencuci tangan

Penilaian suhu pada dahi dengan infrared thermometer (no contact digital
thermometer forehead)
a. Mengatur posisi pasien
b. Tekan tombol power
c. Arahkan termometer ke dahi dengan jarak pengukuran antara 3-8 cm.
d. Dalam waktu ± 3 detik termometer akan bunyi “beep” yang menandakan
pengukuran suhu sudah keluar hasilnya
e. Menbaca hasil pengukuran suhu yang ditunjukan infrared termometer
dengan segera
f. Mencuci tangan

Pengkajian Nyeri, dengan PQRST :


Akronim PQRST ini digunakan untuk mengkaji keluhan nyeri pada pasien
yang meliputi :
 Provokes/palliates :
Apa yang menyebabkan nyeri? Apa yang membuat nyerinya lebih baik? apa
yang menyebabkan nyerinya lebih buruk? apa yang anda lakukan saat nyeri?
apakah rasa nyeri itu membuat anda terbangun saat tidur?
 Quality
Bisakah anda menggambarkan rasa nyerinya?apakah seperti diiris, tajam,
ditekan, ditusuk tusuk, rasa terbakar, kram, kolik, diremas? (biarkan pasien
mengatakan dengan kata-katanya sendiri.)
 Radiates
Apakah nyerinya menyebar? Menyebar kemana? Apakah nyeri terlokalisasi di
satu titik atau bergerak?
 Severity
Seberapa parah nyerinya? Dari rentang skala 0-10 dengan 0 tidak ada nyeri, 1
– 3 nyeri ringan, 4 – 5 nyeri sedang 6 – 9 nyeri yang sangat dan 10 adalah
nyeri hebat
 Time
Kapan nyeri itu timbul?, apakah onsetnya cepat atau lambat? Berapa lama
nyeri itu timbul? Apakah terus menerus atau hilang timbul? Apakah pernah
merasakan nyeri ini sebelumnya? Apakah nyerinya sama dengan nyeri
sebelumnya atau berbeda?

3. TahapTerminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
b. Berpamitan dengan klien
c. Membereskan alat-alat
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar/ catatan keperawatan

D. INDIKASI
1) Pada pasien yang baru masuk dan untuk dirawat
2) Secara rutin pada pasien yang dirawat
3) Sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan pasien

E. HASIL DAN DAMPAK PADA PASIEN


Tidak ada dampak negatif pada pengukuran suhu tubuh dengan infrared thermometer
(no contact thermometer digital forehead) dan penambahan pengkajian nyeri ada saat
melakukan pengukuran TTV. Justru dengan adanya pengkajian nyeri pada saat
pengukuran TTV akan lebih mengetahui status perkembangan kesehatan pasien
terutama pada bagian nyeri pasien serta pengukuran suhu dengan infrared
thermometer (no contact thermometer digtal forhead) lebih mudah, lebih cepat.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, pengukuran TTV dengan infrared thermometer (no
contact thermometer digtal forhead) lebih mudah dan lebih cepat sehingga tidak
memakan waktu yang banyak serta adanya penambahan pengkajian nyeri pada
pemeriksaan tanda – tanda vital menjadi lebih baik untuk melihat status
perkembangan pasien

G. SARAN
Setelah mengetahui mana yang baik saat melakukan pengukuran TTV ditambah
dengan pengkajian nyeri lebih baik tetap dilakukan dari pada tidak.

You might also like