Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
Lesi yang khas, vegetasi, berupa massa trombosit dan fibrin dengan berbagai bentuk
dan ukuran dimana banyak mikroorganisme dan sel-sel radang di dalamnya. Katup
jantung paling sering terkena akan tetapi infeksi dapat terjadi pada lokasi septal
defect atau pada korda tendinae atau pada endokardium. Banyak spesies bakteri dan
Istilah akut dan sub akut sering digunakan pada endokarditis infektif.
Endokarditis infektif akut ditandai oleh toksisitas yang tinggi dan berkembang dalam
bebeapa hari sampai beberapa minggu yang menimbulkan kerusakan katup dan
minggu sampai beberapa bulan dengan toksisitas yang sedan dan jarang
II. EPIDEMIOLOGI
Insiden EI relatif stabil dari tahun 1950 sampai 1987 kira-kira 4,2 per
100.000 pasien per tahun. Pada awal tahun 1980 insiden EI setipa tahun per 100.000
1
populasi adalah 2,0 di United Kingdom dan Wales, dan 1,9 di Netherland.
Insidenyang tinggi ter jadi dari tahun 1984 sampai 1999. 5,9 dan 11,6 episode per
Endokarditis infektif biasanya terjadi lebih sering pada laki-laki; Rasio jenis
pada usia lebih dari 30 tahun dan melebihi dari 14,5 samp-ai 30 kasus per 100,000
orang pertahun pada orang yang berusia usia 60 tahun sampai usia 80 tahun. Dari 36
penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, prolaps katup mitral, penyakit
predisposisi tidak adapt diidentifikasi pada 25 sampai 47 persen pasien. Sifat dari
sebelum ditemukan antibiotik dan di awal era antibiotik menjadi 47-69 tahun
Demam rematik yang menjadi penyebab penyakit jantung rematik pada anak dan
orang dewasa muda sudah sangat menurun jumlahnya di Negara maju. Penyakit
katup jantung didapat muncul sebagai resiko EI dengan semakin panjangnya usia
harapan hidup. Selain itu, di usia-usia akhir kehidupan, banyak pasien yang
2
beresiko mengalami endokarditis. Semakin bertambahnya usia harapan hidup pada
penduduk juga memunculkan penyakit jantung degenerativf sebagai factor resiko EI..
KELOMPOK PASIEN
ANAK-ANAK
ditemuakn 1,7 dan 1,2 per 100.000 anak laki-laki dan anak perempuan yang berusia
mengenai katup tricuspid pada jantung yang normal dan menimbulkan kematian yang
cukup tinggi. Kemungkinan sebagian besar episode infeksi tersebut timbul karena
kateter intravena dan kateter jantung kanan yang terinfeksi serta pembedahan
jantung.
Sebagian besar anak yang menderita EI yang terjadi setelah masa neonatus
disebabkan oleh kelainan jantung struktural. Pada beberapa seri penelitian penyakit
Kelainan jantung bawaan khususnya yang melibatkan katup aorta, ventricular septal
defect, tetralogy of Fallot, dan kelainan jantung sianotik lainnya ditemukan pada 75
sampai 90 persen kasus. Dari anak- nak-anak yang mengalamiu endokarditis infektif
Pada anak-anak tersebut infeksi seringkali mengenai katup prostetik (katup buatan),
valve conduit (konduktor katup), atau synthetic patch (penambal katup sintetik).
3
Septal atrial defect sekunder (bukan bawaan) tidak berkaitan dengan resiko EI, juga
Sejak tahun 1990, prolaps katup mitral dikenal menjadi predisposes EI pada
anak-anak. Hal tersebut biasanya terjadi jika prolaps disertai murmur regurgitasi,
dan merupakan kelainan jantung yang menjadi pemicu pada 15 persen dan 5 persen
endokarditis katup pada orang dewasa dan hasil ekokardiografnya sama dengan
III. ETIOLOGI
Mikroorganisme Penyebab
Streptokokkus viridans
hemolisis alfa jika tumbuh pada agar darah domba. Distribusi endokarditis katup
4
mikrogram/ml) dan akan membunuh streptokokkus viridians jika penisilin
bovis tipe I sering disertai polip atau keganasan yang mengandung koloni kuman.
Streptokokkus pneumoniae
Biasanya menyerang katup aorta dan sangat progresif menimbulkan destruksi katup,
abses miokard dan CHF akut. Biasanya diagnosis terlambat dan baru ditegakkan
ketika sudah terjadi komplikasi pada jantung atau ketika sudah terbentuk emboli
sistemik. Gambaran klinis EI yang disebabkan oleh S pneumonia yang peka terhadap
penisilin sama dengan S pneumonia yang resisten terhadap penisilin. 50 persen pasien
memerlukan pembedahan untuk mengatasi katup yang rusak, gagal jantung atau
demam yang menetap. Angka kematiannya 35 persen dan disebabkan oleh gagal
jantung kiri.
Enterokokkus
persen kasus EI enterokokkus. Termasuk flora saluran cerna dan adapt menginfeksi
5
saluran kemih, menyebabkan 5 sampai 15 persen kasus endokarditis katup demikian
pula endokarditis katup prostetik Kasus pada wanita muda terjadi karena infeksi
saluran kemih sedangkan pada pasien usia lanjut khususnya laki-laki infeksi juga
melalui saluran kemih dan akan menyerang katup normal atau katup yang abnormal
aktif pada dinding sel kuman dengan streptomisin atau gentamisin. Kombinasi yang
sinergis tersebut penting untuk penanganan EI yang optimal. Akan tetapi ada
atas.
Stafilokokkus
epidermidis adalah pathogen yang penting karena adapt menginfeksi peralatan yang
dipasang pada tindakan medis dan pasien yang dirawat di rumah sakit. Stafilokokkus
6
FUNGI
Ada beberapa jenis fungi yang menjadi etiologi dari Endokarditis Infektif seperti :
1. Candida Albicans
2. Non-albicans Candida
3. Aspergillus
4. Cryptococcus Neoformans
IV. PATOFISIOLOGI
(1) efek kerusakan setempat yang ditimbulkan oleh infeksi dalam jantung,
(2) pembentukan emboli oleh serpihan atau fragmen vegetasi yang mengandung
(3) adanya sumber infeksi hematogen di tempat yang jauh selama bakteremia
Akibat dari EI dalam jantung mulai dari efek ringan berupa vegetasi yang
terinfeksi tanpa kerusakan jaringan hingga efek berat jika infeksi menimbulkan
kerusakan setempat atau meluas di luar daun katup jantung. Distorsi atau perforasi
daun katup, rupture korda tendinae, dan perforasi atau fistel antara pembuluh darah
besar dengan rongga jantung atau antar rongga jantung itu sendiri akibat infeksi yang
yang mengenai katup aorta atau katup prostetik dapat meluas ke jaringan disekitar
7
katup dan menimbulkan abses dan demam persisten karena infeksi tidak responsif
gambaran EKG abnormal, dan aritmia atau perikarditis purulen. Vegetasi yang besar
khususnya pada katup mitral dapat mengakibatkan stenosis katup fungsional dan
katup aorta berkembang lebih cepat daripada jika mengenai katup mitral. Akan tetapi
infeksi atau infark dijumpai pada 11 sampai 43 persen pasien. Akan tetapi bukti-
bukti emboli pada otopsi lenih sering yaitu 45 sampai 55 persen. Emboli paruyang
persisten (menetap) pada EI dengan atau tanpa emboli yang mengandung kuman
menimbulkan abses berukuran kecil sampai ambses besar dan bermanifestasi sebagai
tanda dan gejala local atau sebagai demama persisten selama pengobatan. EI yang
daripada EI yang disebabkan oleh bakteri yang tidak virulen misalnya streptokokkus
viridians. Abses yang trebentuk di tempat yang jauh biasanya ukurannya kecil
Infeksi di tempat yang jauh penting diperhatikan jika terapi yang diperlukan lebih
8
dari sekedar antibiotik yang diindikasikan untuk EI atau atau apabila infeksi tersebut
V. GAMBARAN KLINIS
Demam adalah gejala dan tanda yang paling sering pada pasien EI. Demam
bisa tidak ada atau hanya sedikit pada pasien usia lanjut atau pada pasien CHF. Pasien
yang sangat lemah, atau pada pasien gagal ginjal kronik dan kadang kadang pada
endokarditis katup dan lesi tersebut menjadi predisposisi terhadap EI. Bising jantung
sering kali tidak dapat didengar pada pasien EI trikuspidalis. Demikian pula pada
endokarditis katup akut yang disebabkan oleh S. aureus bising jantung terdengar
hanya pada 30 sampai 45 persen pasien pada evaluasi awal tetapi akhirnya
penyakit makin memberat-penerj). Bising baru atau bisng yang berubah (perubahan
bising tidak ada kaitannya dengan heart rate atau cardiac output akan tetapi murmur
regurgitasi adalah pertanda gangguan fungsi katup jantung) agak jarang pada
endokarditis katup subakutc dan lebih sering ditemukan pada EI akut dan
endokarditis katup prostetik. Bising jantung juga adalah tanda penting . CHF.
Pembesaran limfa ditemukan pada 15 sampai 50 persen pasien dan lebih sering pada
Manifestasi perifer klasik sudah agak jarang ditemukan sekarang dan tidak
ada pada EI yang hanya mengenai katup trikuspidalis. Petekiae sebagai gejalayang
9
paling sering ditemukan pada konjungtiva palpebra, mukosa bukal dan mukosa
langit-langit, serta ekstremitas. Gejala tersebut tidak spesifik untuk EI bahkan petekie
tampak merah kehitam-hitaman, berbentuk garis, atau berbentuk lidah api pada nail
bed jari tangan dan jari kaki. Lesi di bagian distal mungkin berkaitan dengan trauma
sedangkan lesi di bagian yang lebih proksimal disebabkan oleh EI into sendiri. Osler
nodes berukuran kecil, berupa nodul kecil subkutan di ujung jari tangan atau kadang-
kadang di bagian proksimal jari tangan, dan menetap selama beberapa jam sampai
beberapa hari. Gejala tersebut juga bukan gejala patognomonik EI. Janeway lesion
adalah eritema kecil atau macula hemoragik yang tidak terasa nyeri pada telapak
tangan dan telapak kaki dan disebabkan oleh emboli septic. Roth spots, yaitu
perdarahan berbentuk oval pada retina dengan bagian tengah yang pucat agak jarang
ditemukan pada EI. Roth spots sering ditemukan pada pasien penyakit kolagen-
ditemukan pada EI. Misalnya artralgia dan mialgia, kadang-kadang arthritis dimana
ditemukan radang cairan synovial dan back pain (nyeri punggung) tanpa infeksi
korpus vertebra, disc space, atau sendi sakroiliaka. Pada pasien yang mengalami
arthritis atau back pain, infeksi setempat harus ditelusuri karena apabila ada infeksi
atau distorsi katup atau rupture korda tendinae. Fistel intrakardiak, miokarditis atau
10
emboli arteri koroner kadang-kadang mengakibatkan CHF, JIka disfungsi katup tidak
dikoreksi dengan pembedahan maka CHF khususnya yang disertai insufisiensi aorta
pada glomerulus ditemukan pada <15 pasien EI. Azotemia pada glomerulonefritis
dapat terjadi atau berkembang ketika memulai terapi EI akan tetapi akan membaik
jika antibiotik yang diberikan efektif. Glomerulonefritis fokal dan infark ginjal karena
azotemia. Disfungsi ginjal pada pasien EI paling sering disebabkan oleh gangguan
hemodinamika atau toksisitas terapi antibiotik (nefritis interstisial atau atau kerusakan
VI. DIAGNOSIS
buasa atau gejala umum) akan tetapi jika gejala tersebut terlokalisasi maka
disebabkan oleh komplikasi EI, bukan karena infeksi dalam jantung. Oleh karena itu
jika dokter benar-benar ingin menegakkan diagnosis EI dengan benar maka maka
dugaan harus cukup kuat.Diagnosis harus ditelusuri jika seorang pasien dating dengan
demam dengan satu atau lebih tanda utama EI yaitu: ada lesi pada jantung atau
kelainan gambaran pemeriksaan jantung , ada bakteremia, ada fenomena emboli, dan
katup jantung prostetik selalu beresiko mengalami endokarditis katup prostetik, maka
jika ada demam atau disfungsi katupprostetik maka mencurigakan adanya EI. Pada
11
pasien yang beresiko mengalami endokarditis maka berbagai penyakit yang
dialaminya dan berbagai tindakan medis yang telah dijalaninya akan menimbulkan
dengan teliti untuk sampai ke diagnosis yang benar. Bahkan walaupun penyakit
tersebut khas endokarditis maka diagnosis pasti ditegakkan jika hasil biakan darah
positif atau biakan vegetasi atau emboli positif (atau berdasarkan hasil pemeriksaan
histology atau PCR dimana ditemukan DNA mikroorganisme). Ada banyak hasil
kultur negative dengan gejala yang menyerupai EI yaitu: myxoma atrial, demam
ekokardiografi harus dilakukan sehingga dapat diketahui ada tidaknya kriteia major
atau criteria minor. JIka ditemukan dua kriteia major atau atau satu criteria major plus
tiga criteria minor atau lima criteria minor maka dapat ditegakkan diagnosis “pasti
endokarditis” sedangkan jika ditemukan satu criteria major plus satu criteria minor
atau tiga criteria minor maka diagnosanya adalah “kemungkinan besar endokarditis”.
Jika digunakan dengan benar selama evaluasi lengkap, yaitu tidak hanya pada
pemeriksaan awal, maka criteria tersebut sensitive dan spesifik untuk EI. Tidak
criteria diagnosis tersebut digunakan sebagai pedoman pengobatan, maka pasien yang
12
termasuk dalam kelompok “kemungkinan besar endokarditis” harus diobati seperti
pasien EI. Dengan adanya syarat satu criteria minor atau tiga criteria minor untuk
diagnosis “kemungkinan besar endokarditis” maka diagnosis tidak akan luput dan
pasien yang diobati tersebut benar-benar terinfeksi, bukan pasien yang tidak
terinfeksi.
darah) untuk mendukung diagnosis endokarditis, maka biakan darah yang berulang-
ulang hasilnya harus selalu positif atau organism yang ditemukan pada beberapa hasil
kultur darah yang positif harus satu jenis saja. Hal tersebut telah disatukan dalam
kriteria diagnosis.
Mikroba penyebab EI dapat ditemukan dari darah atau dari vegetasi yang
diambil melalui pembedahan, atau dari material emboli. Untuk mengetahui ada
tidaknya bakteremia tidak perlu mengambil kultur darah vena atau darah arteri karena
sudah nyata ada demam. Pada pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan
antibiotik sebelumnya sekitar 95 samoppai 100 persen pasien hasil kultur darahnya
positif dan satu dari dua biakan pertama adalah positif pada 95 persen pasien. Terapi
antibiotik sebelumnya adalah penyebab utama hasil kultur negative pada EI,
Sekitar 35 persen pasien EI hasil kultur negatif disebabkan karena pasien sudah
13
dosis terapeutik maka waktu yang dibutuhkan agar kultur kembali menjadi positif
berkaitan dengan lamanya terapi tersebut dan kepekaan organism yaitu sekitar
Dianjurkan mengambil tiga set darah vena dengan lokasi pungsi yang berbeda
dalam 24 jam untuk mengevaluasi paisen yang diduga endokarditis. Setiap set terdiri
dari dua tabung yaitu satu tabung berisi medium aerob dan tabung kedua berisi
VI. TERAPI
Kondisi sakit berat harus distabilisasi Pasien dengan terapi suportif untuk
gagal jantung, edema dengan pulmonal dan curah jantung yang rendah. Pemeriksaan
kultur darah serial hans dilakukan sebelum pemberian terapi antibiotik, setelah itu
terapi antibiotik secara empiris dapat diberikan pada pasien yang sakit secara akut.
Pada kasus subakut dianjurkan untuk menunggu hasil pemeriksaan kultur darah, agar
pemberian terapi antibiotik dapat secara langsung diberikan sesuai hasil kultur dan
minggu. Karditis infektif akibat streptococcus viridans dapat diterapi dengan regimen
minggu ditambah sediaan amino glikosid efektif untuk pasien dewasa. Tindakan
pembedahan dianjurkan apabila terapi dengan antibiotik tidak berhasil dan terjadi
bakteremia persisten akibat kuman patogen yang tidak biasa dan sulit untuk
14
disembuhkan. (endokarditis fungal), abses anulus katup atau miokardium, ruptur daun
katup jantung, insufisiensi katup dengan gagal jantung akut ataupun refrakter,
komplikasi emboli berulang yang serius, atau penyakit katup jantung prostetik
refrakter.
VII. KOMPLIKASI
• Komplikasi ini bisa diperkirakan akan terjadi apabila terdapat kerusakan katup
Ruptur kordal, ruptur daun katup, perforasi katup, obstruksi vegetasi pada katup
• Disinilah pentingnya metode TTE untuk evaluasi awal agar tindakan bisa
cepat dilakukan
15
• Terapi antibiotik inadekuat
• Organisme resisten
VIII. PENCEGAHAN
dengan katup jantung prostetik atau pernah menderita infeksi endokarditis, pasien
anak yang menderita penyakit jantung bawaan sianotik yang belum mendapatkan
pengobatan, atau pasien yang diobati dengan materi prostetik dalam jangka waktu 6
bulan, atau pasien defek residual atau dekat dengan lokasi yang mem materi prostetik,
atau pada pasien yang telah melakukan ansplantasi tetapi mengalami lesi valvular.
Pada pasien dengan risiko tinggi ini, pemberian antibiotik profilaksis diperlukan
sebelum dan selama prosedur tindakan gigi yang melibatkan manipulasi jaringan gusi
atau regio uga diperlukan pada prosedur invasif periapikal, hal pada saluran
sebagian besar kasus, dire amoksisilin oral 50 mglkg (dosis maksimum 2 g) diminum
30-60 menit sebelum prosedur dilakukan. Klindamisin atau azi tromisin adalah
16
regimen alternatif yang diberikan pada pasien yang alergi terhadap preparat B-lactam.
direkomendasikan.
17
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK PKMRS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ENDOKARDITIS
18
MEGAWATI ANANDA HASBI PUTRI
C111 13 318
Pembimbing :
Supervisor:
KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
19