You are on page 1of 14

EnviroScienteae 10 (2014) 157-170 ISSN 1978-8096

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR SASIRANGAN MELALUI KOMBINASI METODE


FILTRASI DAN FITOREMIDIASI SISTEM LAHAN BASAH BUATAN
MENGGUNAKAN TUMBUHAN AIR YANG BERBEDA

Untung Santoso1), Emmy Sri Mahreda2), Fathurrazie Shadiq3), Danang Biyatmoko4)


1)
Program Studi Magister Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
2)
Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat
3)
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
4)
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat

Keywords: Constructed Wetlands, Eichornia crassipes (Mart) Solms, filtration,


fitoremidiation

Abstract

This study aimed to analyze the effect of a combination of filtration methods and fitoremidiasi
Constructed wetland systems using different water plants to test the parameters of wastewater
treatment sasirangan, analyze the effectiveness and efficiency. The method used is an
experimental method. The results showed that the combination of filtration methods and
fitoremidiasi artificial wetland systems using different water plants able to improve the
quality of effluent sasirangan, where the best result is to use water hyacinth plants (Eichornia
crassipes (Mart) Solms) with effectiv level and the highest efficiency for each the parameters
include the effective Cr concentration 0.147 mg/L and an efficiency of 29.41%, the
concentration of Cd metal with the effectiveness of 0.0981 mg/L and an efficiency of 83.07%,
with a BOD concentration of the effectiveness of 101.81 mg/L and an efficiency of 59.84%,
the concentration of COD with the effectiveness of 4866.99 mg/L and an efficiency of
91.32%, the effectiveness of the TSS concentration 140.62 mg/L and an efficiency of 60.61%.

Pendahuluan analisis Cr pada limbah sasirangan


diketahui bahwa konsentrasi Cr sebesar
Kain Sasirangan merupakan salah 1,54 mg/L, penelitian Maulidia, 2013
satu kain khas tradisional Suku Banjar dari mengenai logam Cd didapat 0,027 mg/L,
Provinsi Kalimantan Selatan. Industri penelitian Andi Mizwar, 2012 konsentrasi
sasirangan di Kalimantan Selatan umumnya BOD sebesar 277 mg/L, penelitian Irawati
merupakan industri rumah tangga yang et al., 2011 terhadap konsentrasi COD
pengolahannya masih bersifat tradisional. sebesar 554 mg/L, nilai TSS sebesar 862
Melihat sifat kegiatan industri tersebut, mg/L, dan kekeruhan didapatkan 74,7
sebagian besar para pengrajin tersebut NTU.
belum melakukan upaya pengolahan Mengantisipasi potensi dampak
terhadap limbah yang dihasilkan dan tersebut, maka perlu upaya minimasi
langsung membuang ke badan perairan. limbah sasirangan baik itu dari aspek
Berdasarkan Peraturan Gubernur kebijakan pemerintah dalam rangka
Kalimantan Selatan No.36 Tahun 2008, menekan jumlah air limbah yang dihasilkan
Standar baku mutu limbah cair yang maupun dari aspek ilmu pengetahuan dan
ditetapkan, yaitu kandungan logam teknologi guna mendapatkan berbagai
Kromium (Cr), tidak boleh melebihi 1,0 alternatif teknologi pengolahan limbah
mg/L. Berdasarkan penelitian Mawaddah yang efektif dan efisien. Penelitian
(2002) dan Mujaiyanah (2008) mengenai sebelumnya umumnya menggunakan
Santoso U, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 157-170 158

proses pengolahan proses koagulasi, filtrasi (BLH) Kabupaten Banjar. Penelitian


dan adsorpsi (Muis, 2011), biomaterial dilaksanakan mulai Oktober 2013 sampai
seperti kitosan dan arang aktif (Utami, Februari 2014.
2007; Irawati, at al., 2011), serasah Peralatan yang digunakan adalah
tumbuhan galam (Mujaiyanah, 2008) atau desain Sistem Lahan Basah Buatan terdiri
pada industri tekstil lain menggunakan dari 16 buah dan peralatan pendukung
metode biologi lumpur aktif (Ginting, 2007; lainnya. Bahan yang digunakan adalah
Habibi, 2012; Suharto 2011), dan sampel limbah cair sasirangan, Tumbuhan
pemanfaatan tumbuhan air (Puspita, et al., eceng gondok, kayu apu, kiambang yang
2011; Setyorini, 2011). Namun penelitian- telah diaklimatisasi 2 minggu, media filter
penelitian tersebut belum menunjukkan hasil berupa karbon aktif, genteng yang
yang optimal. dihaluskan, pasir, dan ijuk, dan bahan-
Salah satu alternatif sistem bahan lainnya.
pengolahan limbah cair sasirangan adalah Metode penelitian yang digunakan
Sistem Lahan Basah Buatan (Constructed metode eksperimental, dengan Rancangan
Wetlands) dengan memanfaatkan tumbuhan Acak Kelompok (RAK) dengan 5
air yang dikombinasikan dengan filtrasi. perlakuan dan 3 kelompok. Penelitian ini
Tumbuhan air yang sering digunakan antara dilakukan dengan tahapan pembuatan
lain adalah eceng gondok (Eichhornia Sistem Lahan Basah Buatan (Constructed
crassipes), kayu apu (Pistia stratiotes), Wetlands).
kiambang (Salvinia molesta), (Polprasert,
1996; Setyorini, 2011).
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh kombinasi metode
filtrasi dan fitoremidiasi sistem lahan basah
buatan menggunakan tumbuhan air yang
berbeda terhadap paramater uji pada
pengolahan limbah cair sasirangan, (F0) (F1)
menganalisis tingkat efektifitas dan
efisiensi, dan menganalisis pengaruh
kombinasi metode filtrasi dan fitoremidiasi
sistem lahan basah buatan menggunakan
tumbuhan air yang berbeda terhadap waktu
retensi.
(F3) (F4) (F5)

Metode Penelitian Keterangan :


F0. Air limbah sasirangan tanpa pengolahan
F1. Sistem lahan basah buatan dengan filter tanpa
Sampel air limbah cair sasirangan tumbuhan
diambil di Kampung Sasirangan Jl. F2. Sistem lahan basah buatan dengan tumbuhan
Seberang Mesjid Kelurahan Seberang eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart)
Mesjid, Kota Banjarmasin. Penelitian Solms)
F3. Sistem lahan basah buatan dengan tumbuhan
dilakukan di Rumah Kaca Laboratorium kayu apu (Pistia stratiotes Linn).
Dasar FMIPA Universitas Lambung F4. Sistem lahan basah buatan dengan tumbuhan
Mangkurat Banjarbaru, sedangkan kiambang (Salvinia molesta D.mitch.)
pemeriksaan sampel air limbah di
Laboratorium Balai Besar Teknik Gambar 1. Desain Sistem Lahan Basah
Kesehatan Lingkungan Pengendalian Buatan (Constructed Wetlands)
Penyakit (BBTKL–PP) Banjarbaru dan
Laboratorium Badan Lingkungan Hidup
159 Santoso U, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 157-170

Data yang diperoleh akan dianalisis dan Surat Keputusan No.51/MENLH/1995


menggunakan Sidik Ragam (Anova). Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Apabila hasil anova berbeda nyata akan Kegiatan Industri.
dilanjutkan dengan uji beda nilai tengah
Duncan (DMRT) menurut Steel dan Torrie
(1994). Untuk melihat efektifitas sistem Hasil Dan Pembahasan
lahan basah buatan dengan tumbuhan air
pada masing-masing perlakuan diperoleh Kromium (Cr)
dengan cara membandingkan hasil
perlakuan dengan Peraturan Gubernur Hasil pengukuran konsentrasi
Kalimantan Selatan No.36 Tahun 2008 Kromium, Efektifitas dan Efisiensi pada
tentang Baku Mutu Limbah Cair (BMLC) pengolahan limbah cair sasirangan.
Bagi Kegiatan Industri, Hotel, Restoran,
Rumah Sakit, Domestik dan Pertambangan

Tabel 2. Konsentrasi Kromium, Efektifitas dan Efisiensi pada sampel air limbah sasirangan
Setelah perlakuan
Kelompok Kromium Efektifitas Efisiensi
Perlakuan
(Retensi Waktu) (mg/L) (mg/L) (%)
H5 0,51
Kontrol 1 H10 0,51
- -
(F0) H15 0,51
Rerata 0,51c
H5 0,49
Kontrol Filter H10 0,48
0,033 6,67
(F1) H15 0,46
Rerata 0,47c
H5 0,44
Eceng
H10 0,40
Gondok 0,147 29,41
H15 0,25
(F2)
Rerata 0,36a
H5 0,46
Kayu Apu H10 0,41
0,090 17,65
(F3) H15 0,39
Rerata 0,42b
H5 0,44
Kiambang H10 0,41
0,107 20,98
(F4) H15 0,36
b
Rerata 0,40
Baku Mutu Limbah Industri Tekstil Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 1,0 mg/L
036 Tahun 2008
Keterangan: Huruf superskrip yang berbeda pada kolom yang sama berbeda sangat nyata (p<0,05)

Hasil penelitian ini menerima mg/L dan efisiensi sebesar 29,41%, disusul
hipotesis H0 dan menolak hipotesis H1, perlakuan dengan tumbuhan kiambang (F4)
dimana terdapat pengaruh yang sangat dengan efektifitas penurunan sebesar 0,107
nyata pada kombinasi filtrasi dan mg/L dan efisiensi sebesar 20,98%, kayu
fitoremidiasi terhadap penurunan apu (F3) dengan efektifitas penurunan
konsentrasi logam Cr dari air limbah sebesar 0,090 mg/L dan efisiensi sebesar
sasirangan. Penurunan konsentrasi logam 17,65% dan terakhir perlakuan Kontrol
Cr dengan hasil terbaik terjadi pada Filter (F1) dengan efektifitas penurunan
perlakuan kombinasi filtrasi dan sebesar 0,033 mg/L dan efisiensi sebesar
fitoremidiasi tumbuhan eceng gondok (F2), 6,67%.
dengan efektifitas penurunan sebesar 0,147
Santoso U, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 157-170 160

0.60
konsentrasi Cr (mg/L) y = 0,51
R² = #N/A
0.40 y = -0,015x + 0,5067
y = -0,035x + 0,49 R² = 0,9643
0.20 R² = 0,9423
y = -0,04x + 0,4833
R² = 0,9796
0.00 y = -0,095x + 0,5533
H5 H10 H15 R² = 0,8995
Waktu (hari)
Kontrol 1 Kontrol 2 E. Gondok Kayu Apu Kiambang
Gambar 2. Grafik perubahan konsentrasi Cr pada sampel air limbah sasirangan setelah
perlakuan

Eceng gondok (Eichornia crassipes) Tabel 3. Konsentrasi Kromium, Efektifitas


mampu menurunkan konsentrasi kromium dan Efisiensi pada sampel air
paling tinggi, yaitu dengan efisiensi 29,41 limbah sasirangan
%. Hal ini dimungkinkan karena Setelah perlakuan
penyerapan oleh Eichornia crassipes terjadi Kelompok
Kadmium Efektifitas Efisiensi
dalam dua cara, yaitu secara aktif dan Perlakuan (Retensi
(mg/L) (mg/L) (%)
Waktu)
secara pasif. Penyerapan secara pasif yaitu H5 0,1181
dengan bantuan sinar matahari dan secara Kontrol 1 H10 0,1181
pasif dengan cara transpirasi. Penyerapan - -
(F0) H15 0,1181
aktif tergantung pada anion dan kation yang Rerata 0,1181d
terdapat pada tumbuhan. Proses ini melalui Kontrol
H5 0.09
senyawa pembawa (zat khelat) agar ion H10 0.07
Fillter 0,0447 37,93
logam terserap (Susilaningsih, 1992). H15 0.06
(F1)
Rerata 0,0733c
Eichornia crassipes akan mendepositkan H5 0,03
logam berat ke dinding sel dalam vakuola Eceng
H10 0,02
dan berikatan dengan senyawa organik Gondok 0,0981 83,07
H15 0,01
(F2)
lainnya. Struktur spons yang dimiliki oleh Rerata 0,0200a
Eichornia crassipes juga mampu menyerap H5 0,07
unsur-unsur pencemar dalam air limbah. Kayu Apu H10 0,05
H15 0.05 0,0615 52,07
(F3)
Rerata 0,0566b
Kadmium (Cd)
H5 0,06
Kiambang H10 0,05
Hasil Pengukuran konsentrasi 0,0681 57,66
(F4) H15 0,04
Kadmium, Efektifitas dan Efisiensi pada Rerata 0,0500 b
pengolahan limbah cair sasirangan. Baku Mutu Limbah Industri Tekstil dalam Surat
0,05 mg/L
Keputusan No.51/MENLH/1995
Keterangan: Huruf superskrip yang berbeda pada
kolom yang sama berbeda sangat
nyata (p<0,05)

Setelah dilakukan perlakuan terjadi


penurunan terhadap konsentrasi logam Cd
air limbah. Pada hari ke 5 (H5) konsentrasi
logam Cd air sampel limbah sasirangan
pada perlakuan kombinasi metode filtrasi
dan fitoremidiasi eceng gondok telah
memenuhi Baku, yaitu 0,03 mg/L dari yang
161 Santoso U, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 157-170

disyaratkan sebesar 0,05 mg/L. Hal ini eceng gondok telah mampu memperbaiki
berarti pada hari ke 3 atau ke 4 perlakuan kualitas air limbah dan memenuhi baku
kombinasi metode filtrasi dan fitoremidiasi mutu yang ditetapkan.

0.1500
konsentrasi Cd (mg/L)

y = 0,1181
R² = #N/A
0.1000 y = -0,015x + 0,1033
R² = 0,9643
0.0500 y = -0,01x + 0,0767
R² = 0,75
y = -0,01x + 0,07
0.0000 y = -0,01x + 0,04 R² = 1
H5 H10 H15 R² = 1
Kontrol 1 Kontrol 2
Waktu (hari)
E. Gondok Kayu Apu Kiambang

Gambar 3. Grafik perubahan konsentrasi Cr pada sampel air limbah sasirangan setelah
perlakuan
berpengaruh nyata (p<0,05). Hal ini
Hasil penelitian ini menerima H0 dan menunjukkan kombinasi metode filtrasi dan
menolak H1, dimana perlakuan kombinasi fitoremidiasi mampu menurunkan
metode filtrasi dan fitoremidiasi konsentrasi BOD air limbah sasirangan.
berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap Hasil penelitian ini menerima
penurunan konsentrasi logam Cd dari air hipotesis H0 dan menolak H1, dimana
limbah sasirangan. Penurunan konsentrasi terdapat pengaruh sangat nyata (p<0,01)
logam Cd dengan hasil terbaik pada pada kombinasi filtrasi dan fitoremidiasi
perlakuan kombinasi metode filtrasi dan sistem lahan basah buatan. Penurunan
fitoremidiasi tumbuhan eceng gondok (F2), konsentrasi BOD dengan hasil terbaik
dengan efektifitas penurunan sebesar terjadi pada perlakuan kombinasi metode
0,0981 mg/L dan efisiensi sebesar 83,07%, filtrasi dan fitoremidiasi tumbuhan eceng
kemudian disusul perlakuan dengan gondok (F2) dengan efektifitas penurunan
tumbuhan kiambang (F4) dengan efektifitas sebesar 101,01 mg/L dan efisiensi sebesar
penurunan sebesar 0,0681 mg/L dan 59,84%, kemudian berikutnya perlakuan
efisiensi sebesar 57,66%, kayu apu (F3) dengan tumbuhan kiambang (F4) dengan
dengan efektifitas penurunan sebesar efektifitas penurunan sebesar 87,00 mg/L
0,0615 mg/L dan efisiensi sebesar 52,07% dan efisiensi sebesar 51,54%, kayu apu (F3)
dan terakhir perlakuan filtrasi saja (Kontrol dengan efektifitas penurunan sebesar 64,98
Filter) engan efektifitas penurunan sebesar mg/L dan efisiensi sebesar 38,50% dan
0,0447 mg/L dan efisiensi sebesar 37,93%. terakhir perlakuan filtrasi saja dengan
efektifitas penurunan sebesar 44,88 mg/L
Biological Oxygen Demand (BOD) dan efisiensi sebesar 26,59

Hasil Pengukuran konsentrasi BOD,


Efektifitas dan Efisiensi pada pengolahan
limbah cair sasirangan.
Hasil analisis menggunakan Sidik
Ragam (Anova) menunjukkan perlakuan
kombinasi metode filtrasi dan fitoremidiasi
berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap
penurunan konsentrasi BOD air limbah
sasirangan, sedangkan kelompok, yaitu
waktu hari pengambilan sampel air limbah
Santoso U, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 157-170 162

Tabel 4. Konsentrasi BOD, Efektifitas dan Chemical Oxygen Demand (COD)


Efisiensi pada sampel air limbah
sasirangan setelah perlakuan Hasil Pengukuran konsentrasi COD,
Perlakuan Kelompok BOD Efektifitas Efisiensi Efektifitas dan Efisiensi pada pengolahan
(Retensi (mg/L) (mg/L) (%) limbah cair sasirangan.
Waktu)
Hasil penelitian ini menerima
H5 168,80 hipotesis H0 dan menolak hipotesis H1,
Kontrol 1 H10 168,80 dimana terdapat pengaruh yang sangat
- -
(F0) H15 168,80
nyata pada kombinasi filtrasi dan
Rerata 168,80d
H5 135,00 fitoremidiasi terhadap penurunan
Kontrol H10 120,90 konsentrasi COD air limbah sasirangan.
Filter H15 115,85 44,88 26,59 Penurunan konsentrasi COD dengan hasil
(F1) Rerata 123,916c terbaik terjadi pada perlakuan kombinasi
metode filtrasi dan fitoremidiasi tumbuhan
H5 90,75
Eceng
H10 58,56 eceng gondok (F2), dengan efektifitas
Gondok 101,01 59,84 penurunan sebesar 4866,99 mg/L dan
H15 54,05
(F2)
Rerata 67,786a efisiensi sebesar 91,32%, kemudian
H5 110,65 berikutnya perlakuan dengan tumbuhan
Kayu Apu H10 105,45 kiambang (F4) dengan efektifitas
H15 95,36 64,98 38,50
(F3) penurunan sebesar 4791,16 mg/L dan
Rerata 103,820b
efisiensi sebesar 89,90%, kayu apu (F3)
H5 106,65 dengan efektifitas penurunan sebesar
Kiambang H10 80,31
87,00 51,54
4540,45 mg/L dan efisiensi sebesar 85,20%
(F4) H15 58,43 dan terakhir perlakuan filtrasi saja Dengan
a
Rerata 81,796 efektifitas penurunan sebesar 3557,36 mg/L
Baku Mutu Limbah Industri Tekstil
Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan 60 mg/L
dan efisiensi sebesar 66,75%.
Nomor 036 Tahun 2008
Keterangan: Huruf superskrip yang berbeda pada
kolom yang sama berbeda sangat
nyata (p < 0,05)

200.00
y = 168,8
konsentrasi BOD (mg/L)

R² = #N/A
y = -9,575x + 143,07
100.00 R² = 0,9307
y = -7,645x + 119,11
R² = 0,967
y = -24,11x + 130,02
R² = 0,9972
0.00 y = -18,35x + 104,49
H5 H10 H15 R² = 0,8406

Kontrol 1
WaktuE. (hari)
Kontrol 2 Gondok Kayu Apu Kiambang
Gambar 4. Grafik perubahan konsentrasi BOD pada sampel air limbah sasirangan setelah
perlakuan
163 Santoso U, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 157-170

Tabel 5. Konsentrasi COD, Efektifitas dan Total Suspended Solid (TSS)


Efisiensi pada sampel air limbah
sasirangan Hasil Pengukuran konsentrasi TSS,
Setelah perlakuan Efektifitas dan Efisiensi pada pengolahan
Kelompok
COD Efektifitas Efisiensi limbah cair sasirangan.
Perlakuan (Retensi Hasil penelitian menerima hipotesis H0 dan
(mg/L) (mg/L) (%)
Waktu)
menolak hipotesis H1, dimana terjadi
H5 5329,40
H10 5329,40
pengaruh nyata (p<0,05) pada kombinasi
Kontrol
- - filtrasi dan fitoremidiasi air limbah
(F0) H15 5329,40
sasirangan. Penurunan konsentrasi TSS
Rerata 5329,40c
dengan hasil terbaik terjadi pada perlakuan
H5 2006,79
Kontrol kombinasi filtrasi dan fitoremidiasi
H10 1832,52
Filter 3557,36 66,75 tumbuhan eceng gondok (F2), dengan
H15 1476,82
(F1) efektifitas penurunan sebesar 140,62 mg/L
Rerata 1772,04b
dan efisiensi sebesar 60,61%, disusul
H5 890,51
Eceng perlakuan dengan tumbuhan kiambang (F4)
H10 357,53
Gondok
H15 139,20
4866,99 91,32 dengan efektifitas penurunan sebesar
(F2) 119,30 mg/L dan efisiensi sebesar 51,42%,
Rerata 462,41a
H5 1254,25 kayu apu (F3) dengan efektifitas penurunan
Kayu Apu H10 873,98 sebesar 114,86 mg/L dan efisiensi sebesar
4540,45 85,20
(F3) H15 238,61 49,51% dan terakhir perlakuan filtrasi saja
a
Rerata 788,95 (Kontrol Filter) dengan efektifitas
H5 1065,52 penurunan sebesar 90,02 mg/L dan efisiensi
Kiambang H10 400,56
4791,16 89,90 sebesar 38,81%.
(F4) H15 148,64
Rerata 538,24a
Baku Mutu Limbah Industri Tekstil
Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan 150 mg/L
Nomor 036 Tahun 2008
Keterangan: Huruf superskrip yang berbeda pada
kolom yang sama berbeda sangat
nyata (p<0,05)

6000.00
konsentrasi COD (mg/L)

y = 5329,4
R² = 0
4000.00 y = -264,98x + 2302
R² = 0,9624
y = -507,82x + 1804,6
2000.00 R² = 0,9794
y = -458,44x + 1455,1
R² = 0,9366
0.00 y = -375,66x + 1213,7
R² = 0,9448
H5 H10 H15
Kontrol 1 Waktu E.(hari)
Kontrol 2 Gondok Kayu Apu Kiambang
Gambar 5. Grafik perubahan konsentrasi COD pada sampel air limbah sasirangan setelah
perlakuan
Santoso U, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 157-170 164

Tabel 6. Konsentrasi TSS, Efektifitas dan


Efisiensi pada sampel air limbah
sasirangan setelah perlakuan
Kelompok
TSS Efektifitas Efisiensi
Perlakuan (Retensi
(mg/L) (mg/L) (%)
Waktu)
H5 232.00
Kontrol 1 H10 232.00
- -
(F0) H15 232.00
Rerata 232,00b
H5 197.95
Kontrol H10 135.68
Filter 90,02 38,81
(F1) H15 92.30
Rerata 141,97a
H5 144.73
Eceng
Gondok H10 88.06 140,62 60,61
(F2) H15 41.36
Rerata 91,38a
H5 198.28
Kayu Apu H10 103.61
114,86 49,51
(F3) H15 49.52
Rerata 117,14a
H5 195.59
Kiambang H10 93.80
119,30 51,42
(F4) H15 48.71
Rerata 112,43a
Baku Mutu Limbah Industri Tekstil 50 mg/L
Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan
Nomor 036 Tahun 2008
Keterangan: Huruf superskrip yang berbeda pada
kolom yang sama berbeda sangat
nyata (p < 0,05)

400.00

y = 232
TSS (mg/L)

y =R²-52,825x
= #N/A + 247,63
200.00 y = -74,38x + 265,9
R² = 0,9895
R² = 0,9758
y = -73,44x + 259,58
R² = 0,9527
0.00 y = -51,685x + 194,75
H5 H10 H15 R² = 0,9969

Kontrol 1 Kontrol 2 Waktu (hari)


E. Gondok Kayu Apu Kiambang
Gambar 6. Grafik perubahan konsentrasi TSS pada sampel air limbah sasirangan setelah
perlakuan
165 Santoso U, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 157-170

Kesimpulan mengandung timbal (Pb) dan


kromium (Cr) dengan menggunakan
Kombinasi metode filtrasi dan kangkung air (Ipomoea aquatica).
fitoremidiasi sistem lahan basah buatan Jurnal Teknik Lingkungan. Vol 2.
menggunakan tumbuhan air yang berbeda No 2. Universitas Diponegoro.
mampu memperbaiki kualitas limbah cair Semarang.
sasirangan dan memenuhi baku mutu yang Baker, A.J.M, 1999. Metal
ditetapkan sehingga air limbah aman untuk hyperaccumulator plants: a
dibuang ke lingkungan. biological resource for exploitation
Kombinasi metode filtrasi dan in the phytoextraction of metal-
fitoremidiasi sistem lahan basah buatan polluted soils. URL:
terbaik adalah menggunakan tumbuhan http://lbewww.epfl.ch/COST837/
eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart) WG2_abstracts.html
Solms) dengan tingkat efektifas dan Barko, J.W., Hardni, D.G., dan Matthews,
efisiensi paling tinggi untuk masing-masing M.S, 1982. Growth and morphology
parameter meliputi konsentrasi logam Cr of submerged macrophytes in
dengan efektifitas 0,147 mg/L dan efisiensi relation to linght and temperature.
sebesar 29,41%, konsentrasi logam Cd Can. J. Bot. 60:877-887.
dengan efektifitas 0,0981 mg/L dan Batianoff, G.N., R.D. Reeves dan R.L.
efisiensi sebesar 83,07%, konsentrasi BOD Specht, 1990. Stackhousia tryonii
dengan efektifitas 101,81 mg/L dan Bailey: A nickel-accumulating
efisiensi sebesar 59,84%, konsentrasi COD serpentine-endemic species of
dengan efektifitas 4866,99 mg/L dan central Queensland. Aust. J. Bot.
efisiensi sebesar 91,32%, konsentrasi TSS 38:121-130.
dengan efektifitas 140,62 mg/L dan Brown S.L, Chaney RL, Angle JS, Baker
efisiensi sebesar 60,61%, dan kekeruhan JM. 1995a. Zinc and cadmium
dengan efektifitas 180,50 ntu dan efisiensi uptake by hyperaccumulator Thlaspi
sebesar 85,14%. caerulescens grown innutrient
Pada pengolahan limbah cair solutionn. Soil Sci Soc Am J
sasirangan melaui kombinasi metode filtrasi 59:125-133
dan fitoremidiasi sistem lahan basah buatan Budi, Setiawan, Rosyidin, Nurimaniwathy,
menggunakan tumbuhan air yang berbeda 2007. Reduksi warna dan BOD
diperoleh waktu retensi terbaik dalam limbah tekstil menggunakan
memperbaiki kualitas air limbah, tumbuhan Karbon-TiO2. Prosiding PPI -
eceng gondok untuk logam Cr hari ke 5, PDIPTN 2007.
logam Cd hari ke 5, BOD hari ke 10, COD Chaney, R.L. et al, 1995. Potential use of
hari ke 15, TSS hari ke 15. metal hyperaccumulators. Mining
Environ Manag 3:9-11.
Chaney, R.L. et al, 1998. Improving metal
Daftar Pustaka hyperaccumulators wild plants to
develop commercial phytoextraction
Alaert, G., diterjemahkan oleh Santika, S., system: approaches and progress. Di
1984, “ Metoda penelitian air”, dalam: Proc Symp
Penerbit Usaha Nasional, Surabaya. Phytoremediation, Inc Conf
Alamsyah S, 2007. Merakit sendiri alat Biochemistry of Trace Elements.
penjernih air untuk rumah tangga. Berkly, CA, 23-26 Jun 1997
Kawan Pustaka. Jakarta. Collins, C.D, 1999. Strategies for
Agusetyadevy, Imbar, Sri Sumiyati dan minimizing environmental
Endro Sutrisno, 2013. contaminants. Trends Plant Sci.
Fitoremediasi limbah yang 4:45.
Santoso U, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 157-170 166

Crites, R. dan George Tchobanoglaus, Chemical Contaminants in Drinking


1998. Small and decentralized Water, Cincinnati, October 10-11.
wastewater management systems: Getzen and Ward, 1969. Model for the
Wetlands and aquatic treatment adsorption of weak electrolytes of
systems, Mc Graw-Hill, Singapore. solids as a function of pH
Dinas Perindustrian dan Perdagangan I.carboxylic acid-charcoal systems.
Provinsi Kalimantan Selatan, 2010. J Colloid Int. Sci. 31, 441-453
Daftar Sentra dan Potensi Komoditi (1969).
Industri Kecil dan Menengah Tahun Gwozdz, E.A., R. Przymusinski, R.
2005-2008. Banjarmasin. Rucinska, and J. Deckert, 1997.
Ebbs S, Kochian L, Lasat M, Pence N, Plant cell responses to heavy metals:
Jiang T, 2000. An integrated molecular and physiological aspects.
investigation of the Acta Physiol. Plant. 19:459-465.
phytoremediation of heavy metal Haberl, R., and Langergraber, H., 2002,
and radionuclide contaminated soils: Constructed wetlands: a chance to
from laboratory to the field. Di solve wastewater problems in
dalam: Wise DL, Trantolo DJ, developing countries. Wat. Sci.
Cichon EJ, Inyang HI, Stottmeister Technol. 40:11–17
U (ed). Bioremediation of
Cotaminated Soils. New York: Habibi, Islam, 2012. Tinjauan instalasi
Marcek Dekker Inc. hlm 745-769. pengolahan air limbah industri
Eddy, Syaiful, 2010. Kemampuan enceng tekstil pt. sukun tekstil kudus.
gondok sebagai agen fitoremediasi Proyek Akhir. Fakultas Teknik
air tercemar timbal (Pb). Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta.
Universitas PGRI Palembang. Yogyakarta.
Effendi, H., 2003, Telaah kualitas air : Bagi Halverson, Nancy V., 2004, Review of
pengelolaan sumber daya dan constructed subsurface flow vs.
lingkungan. perairan, Penerbit surface flow wetlands, U.S.
Kanisius, Yogyakarta. Department of Energy, Springfield,
Fajar Lubis, Ramadhan, 2013. Krisis air di USA.
kota; Masalah dan upaya Hammer, M.J., 1986, Water and
pemecahannya (perbandingan wastewater technology si version,
dengan upaya pemecahannya di John Wiley & Sons, Singapore.
Jepang). Pusat Penelitian Hammer, D.A., dan Bastian, R.K., 1989.
Geoteknologi. LIPI Wetlands ecosystems: natural water
Feller, A.K., 2000. Phytoremediation of purifiers? Dalam Hammer, D.A.
soils and waters contaminated with (Ed). Constructed Wetlands for
arsenicals from former chemical Wastewater Treatment. Municipal,
warfare installations. Di dalam: Industrial and Agricultural. Lewis
Wise DL, Trantolo DJ, Cichon EJ, Publishers, Michigan. hlm 5-10.
Inyang HI, Stottmeister U (ed). Haslam, S.M.1978. River Plants.
Bioremediation of Cotaminated Cambridge University Press,
Soils. New York: Marcek Dekker Cambridge. 396 hlm.
Inc. hlm 771-786. Hardini, R., Risnawati, I., Fauzi, A., dan
Froelich,E.M.,1978. Control of Syntetic Noer Komari. 2009. Pemanfaatan
Organic Chemicals by Granular rumput alang-alang (Imperata
Activated Carbon: Theory, cylindrica) sebagai biosorben Cr
Application and Reactivation (IV) pada limbah industri sasirangan
Alternatives. Presented at the dengan metode teh celup. Jurnal
Seminar on Control of Organic
167 Santoso U, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 157-170

Sains dan Terapan Kimia. Vol 3. Lusianty, S.W. dan Soerjani, M., 1974.
No 1. 57-72. Pertumbuhan massal tumbuhanair
dan pengaruhnya terhadap kuantitas
Herdiansyah, 2003. Adsorpsi Cr(VI) pada dan kualitas air; Tropical Pest
air hitam. FMIPA Unlam Biology Programe. Bogor:
Banjarbaru. Indonesian Journal of BIOTROP.
Chemistry. 3 (3), 169-175. Marschner, H. dan V. Romheld, 1994.
Hidayati, N., 2001. Environmental Strategies of plants for aquisition of
degradation and biological iron. Plant Soil. 165:261-274.
reclamation of mined land: case of Martin, C.D., Moshiri, G.A. dan Miller,
gold mining in Jampang-West Jawa. C.C., 1993. Mitigation of landfill
Dalam Prosiding Workshop leachate incorporating in-series
Vegetation Recovery in Degraded constructed wetlands of a closed-
land Areas. Kalgoorlie, Western loop design. Dalam Moshiri, G.A.
Australia, 27 Okt-3 Nov 2001. hlm (Ed.). Constructed Wetlands for
58-66 Water Quality Improvement. Lewis
Husain, 1997. Pemanfaatan arang kayu Publishers, Boca Raton, Florida.
galam sebagai karbon aktif untuk 533 hlm.
bahan penyerap limbah sasirangan. Mawaddah S., 2002. Analisis kromium (Cr)
Skripsi P. S. Pend. Kimia. FKIP dalam limbah industri kain
Unlam. Banjarmasin. sasirangan. Skripsi. P.S. Kimia.
Irawati, Utami , Umi Baroroh Lili Utami FKIP UNLAM. Banjarmasin.
dan Hanifa Muslima, 2011. McGrath SP, Shen ZG, Zhao FJ., 1997.
Pengolahan limbah cair sasirangan Heavy metal uptake and chemical
menggunakan filter arang aktif changes in rhizosphere of Thlaspi
cangkang kelapa sawit berlapiskan caerulescens and Thlaspi
kitosan setelah koagulasi dengan ochroleucum grown in
FeSO4. Sains dan Terapan Kimia, contaminated soils. Plant Soil
Vol.5, No. 1 (Januari 2011), 34 - 44 188:153-159.
Junaidi dan Bima Patria Dwi Hatmanto, Metcalf & Eddy, 1993. Wastewater
2006. Analisis teknologi pengolahan engineering treatment disposal
limbah cair pada industry tekstil reuse. McGraw-Hill Company.
(studi kasus pt. Iskandar indah Muis, Abdul, 2011. Pengolahan Limbah
printing textile Surakarta). Jurnal Cair Kain Sasirangan Dengan
PRESIPITASI Vol.1 No.1 Proses Koagulasi, Filtrasi dan
September 2006, ISSN 1907-187X. dsorpsi. Tesis. Program Studi
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Magister Sistem Teknik.
Hidup. No. KEP- Konsentrasi Teknologi Pengolahan
51/MENLH/10/1995. 1995. Tentang & Pemanfaatan Sampah/Limbah
Baku Mutu Limbah Cair bagi Kota. Fakultas Teknik. Program
kegiatan Industri. Jakarta. PascasarjanaUniversitas Gadjah
Khiji, S dan F.E Bareen. 2008. Mada. Yogyakarta.
Rhizofiltration of heavy metals from Mujaiyanah, 2008. Biosorpsi Cu (II), Cd
the tannery sludge by the anchored (II), Pb (II) dan Cr total pada limbah
hydrophyte, hydrocotyle umbellata cair sasirangan menggunakan kolom
l. African Journal of Biotechnology biomassa serasah tumbuhan galam
7 (20) : 3711-3717. (Melaleuca cajuputi powell) yang
Leady, B., 1997, Constructed subsurface teriobilisasi pada silika gel. Skripsi.
flow wetlands for wastewater FMIPA KIMIA UNLAM,
treatment, Purdue University. Banjarbaru.
Santoso U, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 157-170 168

Nichols, D.S., 1983. Capacity of natural AJM, Proctor J, Reeves RD (ed).


wetlands to remove nutrients from The vegetation of ultramafic
wastewater. J. Water Pollut. Control (serpentine) soils. Hampshire:
Fed. 55:495-505. Intercept Ltd. hlm 253-277.
Palar, H ., 1994. Pencemaran dan Reuther, C., 1998. Growing cleaner.
toksikologi logam berat. Rineka Phytoremediation goes commercial,
Cipta. Bandung but many question remain.URL:
http://sapphire.acnatsci.org/erd/ea/p
Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan hyto.html.
No. 4 Tahun 2007. Tentang Baku Sandy, Nurma Juwita, 2010. Profil protein
Mutu Limbah Cair (BMLC) Bagi tanaman kiambang (Salvinia
Kegiatan Industri, Hotel, Restoran, molesta) yang dikulturkan pada
Rumah Sakit, Domestik dan media modifikasi air lumpur
Pertambangan. Banjarmasin sidoarjo. Surabaya : ITS
Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Sanim, Bunasor, 2011. Sumberdaya air dan
No. 37 Tahun 2008. Tentang kesejahteraan publik. suatu tinjauan
Perubahan Peraturan Gubernur teoritis dan kajian praktis. IPB
Kalimantan Selatan No. 4 Tahun Press. Bogor.
2007 Tentang Baku Mutu Limbah Sanjaya I.I., 2008. Peningkatan nilai pH air
Cair. (BMLC) Bagi Kegiatan gambut menggunakan alat pengolah
Industri, Hotel, Restoran, Rumah air “Biomassa Filter” di Desa
Sakit, Domestik dan Pertambangan. Guntung Ujung Kecamatan Gambut
Banjarmasin. Kabupaten Banjar. Skripsi. Fakultas
Puspita, Upit Ratna., Asrul Sahri Siregar Kedokteran Universitas Lambung
dan Nuning Vita Hidayati, 2011. Mangkurat, Banjarbaru.
Kemampuan tumbuhan air sebagai Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 1995.
agen fitoremediator logam berat Fisiologi tanaman. UGM Press.
kromium (Cr) yang terdapat pada Yogyakarta.
limbah cair industri batik. Jurnal Salt, D.E., R.C. Prince, I.J. Pickering, I.
Berkala Perikanan Terubuk, Raskin, 1995. Mechanism of
Februari 2011. Vol. 39. No.1, ISSN cadmium mobility and accumulation
0126 – 4265. in Indian mustard. Plant Physiol.
Putra, M.R.A., 2011. Analisis peranan 109:1427-1433. (Abstrak)
industri kain sasirangan terhadap Sastrapradja, S. dan R. Bimantoro, 1981.
perekonomian kota banjarmasin dan Tumbuhan Air. LIPI. Bogor.
strategi pengembangannya.Tesis. Setyorini, Dyah, 2011. Integrasi
Departemen Ilmu Ekonomi Institut Pengolahan Limbah Industri Benang
Pertanian Bogor. Bogor. dan Tekstil Melalui proses ABR dan
Rahmansyah, Maman, 2009. Tumbuhan Wetland Menggunakan Eceng
akumulator untuk fitoremediasi Gondok (Eichhornia crassipes).
lingkungan Tercemar merkuri dan Thesis of Environment Engineering.
sianida penambangan emas. Jakarta ITS. Surabaya.
: LIPI Press Siregar, S.A., 2005, Instalasi pengolahan air
Reddy, K.R., dan De Busk, W.F., 1985. limbah, Kanisius, Yogyakarta.
Nutrient removal potential of Siswoyo, E. 2006. Fitoremidiasi logam
selected aquatic macrophytes. J. berat krom (Cr) menggunakan
Environ. Qual. 14:459-462 tanaman air kiapu (Pistia stratiotes).
Reeves, R.D., 1992. The Jurnal Teknik Lingkungan Edisi
hyperaccumulation of nickel by Khusus 1 : 291-300.
serpentine plants. Di dalam: Baker
169 Santoso U, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 157-170

Soerjani M., 2008. Lingkungan: Sumiyati, Sri, Mochtar Hadiwidodo, 2007.


Sumberdaya alam dan Pemanfaatan eceng gondok
kependudukan dalam pembangunan. (Eichhornia crassipes (Mart.)
UI-Press. Jakarta. Solms.) dalam penyisihan logam
Shutes, R.B., Ellis, J.B., Revitt, D.M. dan berat chrom (Cr) pada limbah
Zhang, T.T., 1993. The use of electroplating. Jurnal TEKNIK –
Thypa latifolia for heavy metal Vol. 28 No. 1 Tahun 2007, ISSN
pollution control in urban wetlands. 0852-1697.
Dalam Moshiri, G.A. (Ed.). Tangahu, B.V. dan Warmadewanthi,
Constructed Wetlands for Water I.D.A.A., 2001. Pengelolaan
Quality Improvement. Lewis Limbah Rumah Tangga Dengan
Publishers, Boca Raton, Florida. Memanfaatkan Tanaman Cattail
533 hlm. (Typha angustifolia) dalam Sistem
Sparling, J.H. 1966. Studies on the Constructed Wetland, Jurnal
relationship between water Purifikasi, Volume 2 Nomor 3, ITS
movement and water chemistry in – Surabaya.
mires. Can. J. Bot. 4:747-758 Tchobanoglous, G., 1991. Teknik sumber
Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie, 1993. daya air, Erlangga, Jakarta.
Prinsip dan prosedur statistika Tjitrosoepomo, Gembong, 2000.
(pendekatan biometrik) penerjemah Taksonomi tumbuhan
b. sumantri. Gramedia Pustaka (spermatophyta). Gadjah Mada
Utama, Jakarta. University Press. Yogyakarta.
Susilaningsih, D. 1992. Pemanfaatan Utami, Umi Baroroh Lili dan Radna
Tumbuhan hydrilla verticillata dan Nurmasari, 2007. Pengolahan
eichornia crassipes sebagai salah limbah cair sasirangan secara filtasi
satu usaha pengendalian melalui pemanfaatan arang kayu
pencemaran logam kromium (cr) ulin sebagai adsorben.
dari limbah pelapisan logam. Viobet, Bunga Rulita, Sri Sumiyati, dan
Skripsi. Fakultas Biologi. Endro Sutrisno, 2012.
Universitas Jenderal Soedirman, Fitoremediasi limbah mengandung
Purwokerto. 75 hal. timbal (Pb) dan nikel (Ni)
Surrency, D., 1993. Evaluation of aquatic menggunakan tanaman kiambang
plants for constructed wetlands. (Salvinia molesta). Program Studi
Dalam Moshiri, G.A. (Ed.). Teknik Lingkungan, Fakultas
Constructed Wetlands for Water Teknik Universitas Diponegoro.
Quality Improvement. Lewis Semarang.
Publishers, Boca Raton, Florida. Watini, 2009. pengaruh waktu kontak
533 hlm. eceng gondok (Eichornia crassipes)
Suwondo., Fauziah, Y., Syafrianti., terhadap penurunan kadar Cd dan
Wariyanti, S. 2005. Akumulasi Cr Pada air limbah industri batik
logam Cu (Cuprum) dan Zn (home industry batik di desa
(Zincum) di perairan sungai siak sokaraja lor). kota purwokerto.
dengan menggunakan eceng gondok Skripsi. Fakultas Kedokteran dan
(Eichornia crassipess Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas
BiogenesisVol.1(2): 51005. Jenderal Soedirman, Purwokerto. 63
http://biologifkip.unri.ac.id/ hal.
karya_tulis/wondo%2051- 56.pdf. Wolverton, B.C. and M.M. Mcknown.
Sugiharto, 1987, Dasar-dasar pengelolaan 1975. Water hyacinth for removal of
air limbah, UI-PRESS, Jakarta. phenol from polluted water. Journal
Aquatic Botany (10): 72721.
Santoso U, et al/EnviroScienteae 10 (2014) 157-170 170

Zhu, Y.L., E.A.H. Pilon-Smits, L. Jouanin


dan N. Terry. 1999. Overexpression
of glutathione synthetase in Indian
mustard enhances cadmium
accumulation and tolerance. Plant
Physiol. 119:73-79.
Zimmels, Y., Kirzhner, F.A., and
Malkovskaja, 2005, “Application of
Eichhornia crassipes and Pistia
stratiotes for treatment of urban
sewage in Israel”, Journal of
Environmental Management 81,
420-428.

You might also like