You are on page 1of 14

PROPOSAL ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

PRAKTIK PROFESI NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG ANGGREK RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN

OLEH:

1. Achnan Sujatmiko, S.Kep 8. Rossiyana Ika Dewi, S.Kep


2. Ahmad Firdaus davids, S.Kep 9. Mareta Ayuning Tyas, S.Kep
3. Ahmad Rofiq Singgih S.M, S.Kep 10. M. Yusuf Supriadi, S. Kep
4. Ainul Mufida, S.Kep 11. Siti Elma A, S.Kep
5. Dewi Romayanti, S.Kep 12. Susilowati, S.Kep
6. Lia Avivi N, S.Kep 13. Tatang Faishal Zuhri, S.Kep
7. Luluk Hani’atul Ummah, S.Kep
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA HUSADA
BOJONEGORO
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Role Play Discharge Planning ini telah disetujui dan diterima
untuk memenuhi tugas Praktek Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Cendekia Husada Bojonegoro Departemen Managemen Keperawatan di Ruang
Anggrek RSUD Dr. Soegiri Lamongan pada :
Hari :
Tanggal :

Ketua Kelompok,

Ainul Mufidah, S.Kep


NIM. 015901005

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik


Manajemen Keperawatan Manajemen Keperawatan
Ruang Anggrek STIKES ICSADA Bojonegoro

Sumarlin, S.Kep,Ns Bayu Akbar K, S.Kep.Ns


NIP. 196906291992032007 NUPN. 9907147711

Supervisor Ruang Anggrek


RSUD Dr.Soegiri Lamongan

Harto, S.Kep, Ns
NIP. 197204081995031002
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
dirasakan sebagai fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon
yang ada harus bersifat kondusif dan belajar langkah-langkah kongkrit
dalam pelaksanananya Salah satunya adalah persiapan pasien pulang
(discharge planning). (Nursalam, 2002).
Begitu pula di ruang Anggrek RSUD Dr. Soegiri Lamongan,
penerapan Discharge planning sudah dilakukan dengan cukup baik, akan
tetapi belum dilakukan secara optimal. Berdasarkan pengamatan dan
observasi yang kami lakukan di ruang Anggrek RSUD Dr. Soegiri
Lamongan, discharge planning dilakukan dengan memberikan penjelasan
tentang penyakit dan penatalaksanaan terhadap respon dari penyakit klien
sesuai dengan standar dengan memberikan penyuluhan kesehatan terkait
dengan kondisi kesehatan klien dan menjelaskan kapan jadwal untuk
kontrol. Namun masih ada beberapa poin yang belum dilakukan terkait
dengan discharge planning sehingga menyebabkan pelaksanaan discharge
planning di ruang Anggrek RSUD Dr. Soegiri Lamongan belum terlaksana
secara optimal.
Perencanaan pulang (discharge planning) merupakan komponen
yang terkait dengan rentang perawatan. Rentang keperawatan sering pula di
sebut dengan keperawatan yang berkelanjutan yang artinya perawatan yang
selalu di butuhkan pasien dimanapun pasien berada. Rentang keperawatan
kontinu adalah integrasi keperawatan yang berfokus pada pasien yang terdiri
atas mekanisme pelayanan keperawatan yang membimbing dan
mengarahkan pasien sepanjang waktu.
Perencanaan pulang merupakan bagian terpenting dari program
keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. hal
ini merupakan suatu proses yang menggambarkan kerjasama antara tim
kesehatan, keluarga klien dan orang yang penting bagi klien.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perwat
dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah dengan melakukan proses
discharge planning sesuai dengan standart. Dengan adanya anggaran dan
faktor pengelolaan yang optimal mampu menjadi wahana bagi peningkatan
efektivitas pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan diharapkan
Ruang Anggrek RSUD Dr. Soegiri Lamongan mampu melaksanakan
discharge planning sesuai dengan standar keperawatan.

2. Tujuan khusus
a. Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan.
b. Mengidentifikasi masalah pasien.
c. Memprioritaskan masalah pasien yang utama.
d. Membuat perencanaan pasien pulang yaitu mengajarkan pada
pasien yang harus di lakukan dan dihindari selama dirumah.
e. Melakukan evaluasi pada pasien selama dilakukan penyuluhan
f. Mendokumentasikan.

C. Manfaat
1. Bagi pasien
a. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan
dirumah
b. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien.
c. Membantu pasien memiliki pengetahuan, ketrampilan dan
sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan
pasien
2. Bagi perawat
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
b. Perawat pasien dan keluarga dapat bekerjasama dengan baik.
c. Meningkatkan kepercayaan klien atau keluarga pada perawat
3. Bagi institusi
a. Terciptanya model asuhan keperawatan profesional.
b. Terlaksananya standart discharge planning untuk
meningkatkan kepuasan pasien.
4. Bagi mahasiswa
a. Terjadi pertukaran informasi antara mahasiswa dan pasien
sebagai penerimaan pelayanan.
b. Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana pada
penyembuhan pasien
c. Memantau kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan
perawatan di rumah.
BAB 2
KONSEP DASAR TEORI

A. Pengertian
Perencanaan pulang (discharge planning) merupakan komponen
yang terkait dengan rentang perawatan. Rentang keperawatan sering pula
disebut dengan perawatan yang berkelanjutan yang artinya perawatan yang
selalu dibutuhkan pasien dimanapun pasien berada. Rentan keperawatan
kontinu (continuum of care) adalah intregasi sistem keperawatan yang
berfokus pada pasien, terdiri atas mekanisme pelayanan keperawatan yang
membimbing dan mengarahkan pasien sepanjang waktu (Chasta, 1990).
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan
sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk
memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan
social sebelum dan sesudah pulang (Carpenito, 1990). Menurut Hurts (1996)
perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis, agar tim kesehatan
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien melakukan
perawatan mandiri di rumah. Perencanaan pulang didapatkan dari proses
interaksi dimana perawat professional, pasien dan keluarga berkolaborasi
untuk memberikan dan mengatur kontunitas keperawatan yang diperlukan
oleh pasien dimana perencanaan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu
pencegahan, terapeutik , rehabilitasi, serta perawatan rutin yang sebenarnya
(Swenberg, 2000).
Perencaan pulang merupakan bagian penting dari program
keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masu rumah sakit. Hal
ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antara
tim kesehatan, keluarga, klien, dan orang yang penting bagi klien (Nur
Salam, 2005).
B. Tujuan
Menurut Jipp dan Siras (1986), perencanaan pulang bertujuan :
1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan social.
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga.
3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien.
4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain.
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan ketrampilan
serta sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan
pasien.
6. Melaksanakan rentang perawatan antar-rumah sakit dan masyarakat.
Rorden dan Traft (1993) mengungkapkan bahwa perencanaan pulang
bertujuan untuk :
a. Membantu pasien dan keluarga untuk dapat memahami permasalahan
dan upaya pencegahan yang harus ditempuh sehinga dapat
mengurangi angka kambuh dan penerimaan kembali di rumah sakit.
b. Terjadi pertukaran informasi antara pasien sebagai penerima
pelayanan dengan perawat dari pasien masuk sampai keluar rumah
sakit.

C. Manfaat
Menurut Spath (2003) perencanaan pulang mempunyai manfaat:
1. Dapat memberikan kesempatan untuk memperkuat pengajaran kepada
pasien yang dimulai dari rumah sakit.
2. Dapat memberikan tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk
menjamin kontinunitas perawatan pasien.
3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada
penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan
perawat baru.
4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan malakukan perawatan
dirumah.

D. Prinsip-Prinsip
1. Pasien merupakan focus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan
kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan
masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga
kemungkinan masalah yang timbul di rumah dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja
sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang
ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang
disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersdia maupun
fasilitas yang teredia di masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sitem pelayanan kesehatan
setiap klien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus
dilakukan.

E. Jenis-Jenis
Chesea (1982) mengklasifikasikan jenis pemulangan pasien sebagai berikut:

1. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti, keadaan pulang ini


dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi.
Pasien untuk sementara dirawat dirumah namun harus ada pengawasan
dari pihak rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan
akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien
perlu dirawat kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan
kembali.
3. Judical discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan
pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang,
tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerja sama dengan
perawat puskesmas teerdekat.

F. Hal-Hal Yang Harus Diketahui Pasien sebelum Pulang


1. Instruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus
dijalankan serta masalah-masalah atau komplikasi yang dapat terjadi.
2. Informasi tertulis tentang perawatan yang harus dilakukan di rumah.
3. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan.
4. Jelaskan masalah yang mungkin timbul dan cara mengantisipasinya.
5. Pendidikan kesehatan yang ditunjukkn kepada keluarga maupun pasien
sendiri dapat digunakan metode ceramah, demonstrasi dan lain-lain.
6. Informasi tentang nomor telepon layanan perawatan, dokter, dan
pelayanan keperawatan, serta kunjungan rumah apabila pasien
memerlukan.
Menurut Neylor (2003) beberapa tindakan keperawatan yang
dapat diberikan kepada pasien sebelum pasien diperbolehkan pulang
antara lain:
1. Pendidikan kesehatan: diharapkan bisa mengurangi angka kambuh
atau komplikasi dan meningatkan pengetahuan pasien serta keluarga
tentang perawatan pasca laparatomi. Pendidikan kesehatan terkait
dengan parawatan pasca operatif yang perlu diberikan pada pasien
dengan pasca laparatomi (Long, 1996) meliputi:
a. Kontrol (waktu dan tempat)
b. Lanjutan perawatan (luka operasi, pemasangan gips, dan lain lain).
c. Diet/nutrisi yang harus dikonsumsi.
d. Aktivitas, istirahat, dan kotrol.
e. Perawatan diri (kebersihan dan mandi).
2. Progran pulang bertahap: bertujuan untuk melatih pasien untuk
kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat antara lain apa yang
harus dilakukan pasien di rumah sakit dan apa yang PP
harus dilakukan
dibantu PA
oleh keluarga.
3. Rujukan: intregitas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan
langsung Keadaan
antara perawat
Pasien: komunitas atau praktik mandiri perawat
Klinissakit
dengan rumah dan pemeriksaan penunjang
sehingga dapat mengetahui perkembangan paisen
Tingkat ketergantungan pasien
di rumah.

Perencanaan pulang
G. Alur Discharge Planning

Dokter dan Tim


Lain - Lain
Kesehatan

Program HE:
Kontrol dn obat /
perawatan
Gizi
Aktivitas & istirahat
Perawatan diri

Monitor (Sebagai program


service safety) oleh:
Keluarga dan petugas
Penyelesaian Administrasi

Keterangan:
 Tugas Perawat Primer
 Membuat rencana discharge planning
 Membuat leaflet
 Memberikan konseling
 Memberikan pendidikan konseling
 Menyediakan format discharge planning
 Mendokumentasikan discharge planning

 Tugas Perawat Associate


 Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat perawatan dan saat
perawatan diakhiri).
BAB 3
PERENCANAAN KEGIATAN

A. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Susilowati, S.Kep
Perawat Primer : Siti Elma A, S.Kep
Perawat Associate : Ahmad Rofiq Singgih, S.Kep
Supervisor : Harto, S.Kep, Ns
Pembimbing Klinik : Sumarlin, S.Kep, Ns
Pembimbing Akademik : Bayu Akbar Khayudin, S.Kep, Ns

B. Mekanisme Kegiatan
Topik : DHF
Sasaran : Keluarga pasien
Hari/ Tanggal : Kamis, 21 April 2016
Waktu : 10.00 WIB
Materi : Pencegahan DHF
Metode :
1. Penjelasan
2. Diskusi
3. Tanya jawab
Media :
1. Status klien
2. Sarana dan prasarana perawatan
3. Leaflet

C. Mekanisme Pelaksanaan Discharge Planning


Tahap Kegiatan Tempat Waktu Pelaksana

Persiapan 1. Karu meminta PP Ners 10 PP 1


untuk Station menit
mempersiapkan
discharge planing.
2. PP 1 sudah siap
dengan status klien
dan format
discharge planning.
3. Menyebutkan
masalah klien.
4. Menyebutkan hal-
hal yang perlu
diajarkan pada klien
dan keluarga.
5. Kepala ruangan
memeriksa
kelengkapan
administrasi.
Pelaksanaan 1. PP 1 menyampaikan Bed 20 Karu
pendidikan Pasien menit
PP
kesehatan,
melakukan PA
demonstrasi dan re-
Pasien
demonstrasi:
 Diet & keluarga
 Aktivitas dan
istirahat
 Minum obat
teratur
 Jadwal
minumobat
 Perawatan diri
2. PP1 menanyakan
kembali pada
pasien/keluarga
tentang materi yang
telah disampaikan
3. Tanda tangan PP1
4. PP1 mengucapkan
terima kasih.
5. Pendokumentasian.

D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Persiapan klien, peralatan, status, kartu dan lingkungan.
b. Penyusunan struktur tim pelaksana discharge planning
2. Evaluasi proses
Proses pelaksanaan discharge planning/ perencanaan pulang
berlangsung benar.
3. Evaluasi Hasil
a. Terdokumentasinya pelaksanaan perencanaan pasien pulang
b. Pasien dan keluarga dapat mengetahui tentang
1). Rencana untuk kontrol
2). Obat yang harus diminum di rumah
3). Pencegahan DHF
4). Aktivitas dan istirahat
5). Diit
6). Perawatan diri
7). Hasil pemeriksaan penunjang apa saja yang harus dibawa
saat kontrol
8). Hal-hal yang perlu di selesaikan sebelum pasien pulang

DAFTAR PUSTAKA

Chesca. (2000). Perencanaan Pulang Pasien. Makalah Kuliah Untuk Perawat. Jakarta.

Keliat. (2005). Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Di Rumah Sakit. Jakarta:
EGC.

Long, B. (2006). Perawatan Medikal Bedah III. Bandung: Pajajaran.

Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan, Edisi II. Aplikasi Dalam Praktek


Keperawatan Profesional. Jakarta: Salmba Medika.

Swenberg alih bahasa Suharyati. (2000). Pengantar Kepemimpinan Dan Manajemen


Keperawatan Untuk Perawat Klinis. Jakarta: EGC.

You might also like